Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK UJI TOKSISITAS

Oleh : Rizky Widyastari 1112096000025 Kelompok 8 A

PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

UJI TOKSISITAS Kamis, 13 Maret 2014

I. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui beberapa senyawa toksik (logam berat) 2. Mempelajari reaksi senyawa toksik dengan berbagai jenis penawarnya II. Dasar Teori Senyawa toksik berupa ion pencemar, seperti sianida, timbal, nikel, kadmium, merkuri, stibium, arsen, seng, tembaga, dan aluminium seringkali mencemari perairan dan bahkan mencemari air minum. Banyak kasus keracunan zat toksik dilaporkan yang telah banyak menelan korban. Satu di antara contohnya adalah kasus keracunan logam merkuri yang dikenal dengan kasus Minamata di Jepang. Karena beberapa logam seperti Al dan Zn merupakan bahan dasar untuk pembuatan kaleng sebagai packing makanan kaleng seperti kornet, sardin, dan buah. Sifat asam makanan dapat mencemari kaleng sehingga logam mudah larut dalam suasana asam. Toksisitas seperti ini tidak terjadi dalam ukuran waktu dekat tapi dalam waktu yang lama tapi berdampak negatif terhadap kesehatan. Toksisitas logam adalah terjadinya keracunan dalam tubuh manusia yang diakibatkan oleh bahan berbahaya yang mengandung logam beracun. Macam-macam logam beracun yaitu raksa/merkuri (Hg), kromium (Cr), kadmium (Cd), tembaga (Cu), timah (Sn), nikel (Ni), arsene (As), kobalt (Co), aluminium (Al), besi (Fe), selenium (Se), dan zink (Zn).Walaupun kadar logam dalam tanah, air, dan udara rendah, namun dapat meningkat apabila manusia menggunakan produk-produk dan peralatan yang mengandung logam, pabrik-pabrik yang menggunakan logam, pertambangan logam, dan pemurnian logam. Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3.Unsur-unsur logam berat adalah unsur yang mempunyai nomor atom dari 22 sampai 92dari perioda 4 sampai 7 (Miettinen, 1977).Sebagian logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg) merupakan zat pencemar yang berbahaya.Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk hidup (Palar, 1994). Tidak semua logam berat dapat mengakibatkan keracunan pada mahluk hidup, besi merupakan logam yang dibutuhkan dalam pembentukan pigmen darah dan zink merupakan kofaktor untuk aktifitas enzim (Wilson, 1988). Berbagai kompleks protein - logam dibentuk dalam tubuh.Contohnya, kompleks protein-logam yang dibentuk dengan timbal, bismut, dan raksa-selenium secara mikroskopik dapat terlihat sebagai badan inklusi dalam sel yang tercemar logam.Besi dapat bergabung dengan protein untuk membentuk feritin yang bersifat larut dalam air atau hemosiderin yang tidak larut dalam air. Kadmium dan beberapa logam lain, seperti tembaga dan zink bergabung dengan metalotionein, suatu protein dengan bobot molekul rendah.Kompleks protein kadmium (Cd) tidak begitu beracun, jika dibandingkan dengan Cd2+. Tetapi, dalam sel tubulus ginjal, kadmium-metalotionein melepaskan Cd 2+ dan menyebabkan keracunan.

Mekanisme Keracunan Logam : Memblokir atau menghalangi kerja gugus fungsi biomolekul yang esensial untuk proses biologi, seperti protein dan enzim Menggantikan ion-ion logam esensial yang terdapat dalam molekul terkait. Mengadakan modifikasi atau perubahan bentuk gugus aktif yang dimiliki oleh boimolekul. III. Alat dan Bahan Alat : 1. 2. 3. 4. 5.

Rak tabung reaksi Tabung reaksi 12 buah Gelas beaker 100 ml Gelas ukur 100 ml Pipet tetes

Bahan : 1. Ion CN, Pb, Ni, Cd, Hg, Sb, As, Zn, Cu, Al, dan Cr. 2. Air teh, air kopi, air kelapa, air jeruk nipis, jeruk manis, susu bubuk, susu kental, telur ayam, telur bebek, sprite, norit, air garam, madu, dan larutan penyegar. IV. Prosedur Kerja Disediakan 12 tabung reaksi yang bersih dan diberi nomor mulai dari 0, 1, 2, 3, sampai 10. Lalu masing-masing tabung reaksi diisi dengan 5 mL air teh kemudian ditambahkan berturut-turut mulai dari tabung reaksi nomor 1 sampai 10 sebanyak 3 tetes larutan CN, Pb, Ni, Cd, Hg, Sb, As, Zn, Cu, Al, dan Cr. Kemudian dikocok dan diamati apa yang terjadi, serta dibandingkan dengan tabung reaksi nomor 0 sebagai blanko.Buat tabel dengan ion pencemar sebagai kolom, lalu diberi tanda positif (+) jika terjadi reaksi dan negatif (-) jika tidak terjadi reaksi. Hasil reaksi yang terjadi dicatat perubahan warna, terbentuknya endapan, dan sebagainya. Percoban di atas diulangi dengan menggunakan air kopi, air kelapa, air jeruk nipis, jeruk manis, susu bubuk, susu kental manis, telur ayam, telur bebek, norit, madu, air teh, air kopi, air kelapa, jeruk nipis, dan jeruk peras. V. Hasil Pengamatan Logam SCN Pb Susu Kental Manis Coklat gelap Coklat Air Teh Coklat keruh, ada suspensi ++ Coklat pucat ++ Norit Hitam ++, larutan bening (agak lama) Hitam (lama) Jeruk Nipis Jeruk Peras Orange pucat -

Ni Cd

Coklat gelap -

Hijau muda -

Hg Zn Cu Al Cr Fe Blanko

Coklat Kuning kecoklatan Abu-abu tua Coklat

Coklat pucat +++ Keruh Coklat keruh, ada suspensi +++ Kuning keemasan Coklat gelap Coklat muda

Hitam +++ (cepat) Abu-abu gelap Hitam kehijauan Hitam Hitam

Hijau toska Kuning Kuning Putih Keruh

Hijau kebiruan Orange pucat Orange pucat Orange Terang

Ket : +++ : Pucat, lebih banyak ++ : Agak pucat, banyak : Tidak ada perubahan VI. Pembahasan Dari praktikum minggu ini mengenai uji toksisitas, praktikan dapat menentukan sampel yang dapat menetralisir toksik dari berbagai jenis logam. Berdasarkan tabel hasil pengamatan diatas, dapat dilihat sampel yang dapat menetralisir toksik pada logam-logam tersebut ditandai dengan munculnya endapan. Pada susu kental manis terdapat endapan Pb, sementara untuk logam SCN, Ni, Cu, Cr, dan Fe hanya dapat mengubah warna larutan saja dan tidak menghasilkan endapan. Sementara pada logam Cd, Hg, Zn, dan Al tidak ada perubahan yang berarti tidak dapat menetralisir toksik pada logam-logam tersebut. Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat, seperti air raksa (Merkuri), timbal, besi, perak. Susu merupakan protein yang memiliki sifat dapat mengalami denaturasi (berubah bentuk) jika bereaksi dengan logam berat. Logam berat ini akan membentuk ikatan dengan protein yang terdenaturasi sehingga mencegah penyerapan lebih lanjut logam berat ke dalam tubuh. Namun susu ini bukan menghilangkan bahaya logam berat, hanya mengurangi dampaknya saja. Pada kasus keracunan, tujuan utama penanganan adalah segera membuang racun yang belum terserap, mencegah penyerapan lebih lanjut, menetralisir racun yang sudah terlanjur ada di dalam tubuh, membuang racun yang sudah terlanjur beredar di dalam tubuh. Susu hanya bermanfaat pada kasus keracunan logam berat, seperti air raksa (Merkuri), timbal, besi, perak. Kemudian pada air teh, hanya logam Pb dan Cu yang mempunyai endapan. Untuk logam Cd, Hg, Zn, Cr, dan Fe menghasilkan warna yang berbeda dengan blanko. Sedangkan SCN, Ni, dan Al tidak ada perubahan. Riset membuktikan teh hijau atau hitam mencegah merkuri masuk ke aliran darah hingga 92%. Berbagai makanan seperti seafood mengandung merkuri, oleh karena itu disarankan setelah memakan seafood meminum teh. Norit dapat mengendapkan logam Pb, Cd, Cu, dan Fe yang berarti norit dapat menetralisir toksik dari keempat logam tersebut. Pada logam Al dan Cr hanya mengubah warna larutan, dan SCN, Ni, Hg, dan Zn tidak ada perubahan. Pemakaian karbon (activated charcoal) atau lebih dikenal sebagai Norit, pada kasus keracunan lebih bijaksana dibanding susu. Karbon memiliki sifat sebagai penyerap / adsorbent dengan

cara mengikat racun. Namun tidak semua racun dapat diserap oleh karbon. Material korosif, alkohol, kalium, besi, lithium adalah contohnya. Jika norit diperiksa dibawah Scanning Electron Microscopy, akan terlihat pori-pori dalam jumlah sangat banyak. Dengan gaya van der walls yang dimilikinya, pori-pori tersebut mampu menangkap zatzat beracun. Oleh karena itu norit sapat digunakan pada kasus keracunan obat, keracunan makanan, dan sebagainya. Pada jeruk nipis, endapan terbentuk pada penambahan logam Ni dan Cu. Sementara logam-logam lain tidak bereaksi. Jeruk nipis memiliki flavonoid yang berfungsi sebagai pengeluaran racun dalam tubuh. Pada jeruk peras endapan yang terbentuk hanya pada Pb. Pada logam Ni, Cu, Cr, dan Fe hanya terjadi perubahan warna. Logam Pb yang telah masuk ke dalam tubuh dapat mengikat gugus aktif yang esensial bagi tubuh. Namun dengan adanya suatu senyawa kimia tertentu yang mampu berikatan dengan suatu logam dan membentuk kompleks, maka dampak toksik logam dapat dihindarkan. Senyawa kimia ini disebut dengan chelating agent. Jeruk mempunyai gugus karboksilat dan hidroksil sehingga dapat dimanfaatkan sebagai chelating agent. Berdasarkan data diatas, jika diurutkan sampel yang dapat menetralisir toksik dari logam tersebut dari rendah-tinggi yaitu jeruk peras<susu kental manis<jeruk nipis<air teh<norit. VII. Kesimpulan 1. Sampel yang dapat menetralisir toksik dari logam tersebut dari rendah-tinggi yaitu jeruk peras<susu kental manis<jeruk nipis<air teh<norit. 2. Susu kental manis positif terhadap logam Pb. Air teh positif terhadap logam Pb dan Cu. Norit positif terhadap logam Pb, Cd, Cu, dan Fe. Jeruk nipis positif terhadap logam Ni dan Cu. Jeruk peras positif terhadap logam Pb VIII. Daftar Pustaka Toksisitas Logam http://id.wikipedia.org/wiki/Toksisitas_logam (diunduh pada 15/03/2014 pukul 20.23) Toksikologi Logam Berat http://dinajunivita.blogspot.com/2013/01/toksikologi-logam-berat.html (diunduh pada 15/03/2014 pukul 20.24) Anggapan Susu Dapat Menetralkan Racun http://michele-brown.blogspot.com/2011/11/anggapan-susu-dapat-menetralkanracun.html (diunduh pada 17/03/2014 pukul 23.00) Beberapa Cara Mengeluarkan Racun (Detoks) Tubuh Secara Alami https://www.facebook.com/note.php?note_id=207944855884754 (diunduh pada 17/03/2014 pukul 23.08) Informasi Tentang Lethal Dosis 50 (LD 50) http://bioassayanalysis.blogspot.com/2011/12/lethal-dosis-50-ld-50.html (diunduh pada 18/03/2014 pukul 22.16)

IX. Lampiran Tugas 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan senyawa toksik? 2. Jelaskan perbedaan antara logam dan logam berat? 3. Tuliskan reaksi yang terjadi antara ion-ion pencemar dengan berbagai jenis air penawarnya! 4. Apa yang dimaksud dengan toksisitas dan parameter apa yang digunakan untuk mengukur sifat racun senyawa logam? 5. Apa yang dimaksud dengan LD50 dan LC50? Jawab 1. Senyawa toksik adalah senyawa berbahaya yang dapat melemahkan syaraf-syaraf otak dan pembuluh darah, bahaya kesehatan terhadap manusia atau dapat menyebabkan kematian apabila zat tersebut masuk kedalam tubuh manusia 2. Logam (bahasa Yunani: Metallon) adalah sebuah unsur kimia yang siap membentuk ion (kation) dan memiliki ikatan logam, dan kadangkala dikatakan bahwa ia mirip dengan kation di awan elektron. Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3. Unsur-unsur logam berat adalah unsur yang mempunyai nomor atom dari 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7 (Miettinen, 1977). Sebagian logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg) merupakan zat pencemar yang berbahaya. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk hidup (Palar, 1994).

3.

4. Toksisitas logam adalah terjadinya keracunan dalam tubuh manusia yang diakibatkan oleh bahan berbahaya yang mengandung logam beracun. Toksisitas merupakan sifat relatif dari suatu zat kimia, dalam kemampuannya menimbulkan efek berbahaya atau penyimpangan mekanisme biologi pada suatu organisme. Sifat toksik dari suatu senyawa ditentukan oleh: dosis, konsentrasi racun di reseptor

tempat kerja, sifat zat tersebut, kondisi bioorganisme atau sistem bioorganisme, paparan terhadap organisme dan bentuk efek yang ditimbulkan. 5. Lethal Dosis (LD50)adalah dosis tertentu yang dinyatakan dalam miligram berat bahan uji per kilogram berat badan (BB) hewan uji yang menghasilkan 50 % respon kematian pada populasi hewan uji dalam jangka waktu tertentu. Lethal Concentration (LC50) adalah konsentrasi tertentu yang dinyatakan dalam mg/Lyang menghasilkan 50 % respon kematian pada populasi hewan uji dalam jangka waktu tertentu . X. Daftar Gambar

Norit

Teh

Jeruk nipis

Susu kental manis

Jeruk Peras

Anda mungkin juga menyukai