TINJAUAN PUSTAKA
A. Logam Berat
Logam berat adalah golongan logam yang memiliki pengaruh bila logam
ini masuk kedalam tubuh organisme hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam
berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada makhluk hidup. Dapat
dikatakan bahwa semua logam berat dapat menjadi bahan racun yang akan
meracuni tubuh makhluk hidup. Sebagai contoh logam adalah air raksa (Hg),
cadmium (Cd), timah hitam (Pb), dan cuprum (Cu). Namun demikian meski
semua logam berat dapat mengakibatkan racun atas makhluk hidup, sebagian dari
logam-logam tersebut tetap dibutuhkan oleh makhluk hidup. Kebutuhan tersebut
berada dalam jumlah yang sangat sedikit. Tetapi bila kebutuhan yang jumlahnya
sangat kecil tersebut tidak terpenuhi, maka akan berakibat fatal terhadap
kelangsungan, karena tingkat kebutuhan sangat dipentingkan, maka logam-logam
tersebut juga dinamakan dengan logam-logam atau mineral-mineral essensial
tubuh (Heryando Palar, 1994).
Logam atau mineral-mineral essensial adalah suatu logam atau mineral
yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh, mineral ini dapat masuk kedalam tubuh
melalui bahan makanan atau minuman yang dikonsumsi. Sebagai contoh dari
logam berat essensial adalah tembaga (Cu), seng (Zn), dan nikel (Ni). Bila logamlogam essensial ini masuk kedalam tubuh dalam jumlah yang berlebihan maka
akan berubah fungsi menjadi zat racun bagi tubuh. (Heryando Palar, 1994).
5
Sesuai dengan tingkat valensi yang dimilikinya, logam atau ion-ion chromium
yang telah membentuk senyawa, mempunyai sifat-sifat yang berbeda-beda sesuai
dengan tingkat ionitasnya. Senyawa yang terbentuk dari ion logam Cr2+ akan
bersifat basa, senyawa yang terbentuk dari ion Cr3+ bersifat amphoter dan
senyawa yang terbentuk dari ion logam Cr6+ akan bersifat asam (Heryando
Palar.2004).
2. Dampak Cr (VI)
Sebagai logam berat, krom termasuk logam yang mempunyai daya racun
tinggi. Daya racun yang dimiliki oleh logam krom ditentukan oleh valensi ionnya. Ion Cr6+ merupakan bentuk logam krom yang paling banyak dipelajari sifat
racunnya, bila dibandingkan dengan ion-ion Cr2+ dan Cr3+. Sifat racun yang
dibawa oleh logam ini juga dapat mengakibatkan terjadinya keracunan akut dan
keracunan kronis.
Keracunan yang disebabkan oleh senyawa-senyawa ion krom pada
manusia ditandai dengan kecenderungan terjadinya pembengkakan pada hati.
Tingkat keracunan krom pada manusia diukur melalui kadar atau kandungan
krom dalam urine, kristal asam khromat yang sering digunakan sebagai obat
untuk kulit. Akan tetapi penggunaan senyawa tersebut seringkali mengakibatkan
keracunan yang fatal.
Kegiatan industri di samping bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
ternyata mempunyai dampak samping berupa pencemaran lingkungan perairan
dan udara. Limbah cair yang dibuang ke perairan umumnya mengotori badan
limbah. Limbah fisik misalnya bau dan rasa, limbah akan mencemari lingkungan
apabila dibuang begitu saja (Tandjung, 1994)
Dalam badan perairan krom dapat masuk melalui dua cara yaitu secara
alamiah dan non alamiah. Masuknya krom secara alamiah dapat terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor fisika, seperti erosi atau pengikisan yang terjadi
pada batuan mineral. Disamping itu debu-debu dan partikel-partikel krom yang di
udara akan dibawa turun oleh air hujan. Masukan krom yang terjadi secara non
alamiah lebih merupakan dampak atau efektivitas yang dilakukan manusia.
Sumber-sumber krom yang berkaitan dengan aktivitas manusia dapat berupa
limbah atau buangan industri sampai buangan rumah tangga (Heryando Palar,
2004).
Dalam larutan berair Krom (Cr) dapat ditemukan sebagai Cr(III) yang
berbentuk kationik (Cr3+) dan Cr(VI) yang berbentuk anionik seperti HCrO4-,
CrO42-, Cr2O72-. Limbah cair Cr(VI) terutama berasal dari proses pewarnaan
dengan menggunakan bahan kimia seperti K2Cr2O7 untuk pewarnaan orange,
sehingga Cr(VI) telah dilaporkan antara lain bioabsorpsi oleh Muyani (2001)
tentang pemanfaatan sacharomyches ceriviceae sebagai bioabsorban Cr(III) dan
Cr(VI) dan Herdiansyah (2001) tentang adsorpsi ion Bikromat oleh Tanah
Gambut. Reduksi Cr(VI) menjadi Cr(III) dengan reduktor zat organik telah
dilaporkan oleh Kozuh, et al.(2000), Kim, et al.(2001),;dan Pettine, et al. (2002).
Fotoreduksi yang terkatalis yaitu reduksi yang diinduksi oleh energi cahaya dan
dipercepat oleh fotokatalis ZnO telah dilaporkan oleh Selli, et al., 1996 ; oleh
santoso, 2001, tentang kajian kinetika reduksi Cr(VI) oleh asam humat, bahwa
Kita mungkin lebih terbiasa dengan ion diKromat(VI) yang berwarna jingga,
Cr2O72-, dibandingkan dengan ion Kromat(VI) yang berwarna kuning, CrO42-.
Reaksi kesetimbangan pada pusat interkonversi adalah:
1. Bila asam sulfat encer ditambahkan pada larutan yang berwarna kuning
(CrO42-) maka larutan tersebut akan berubah menjadi berwarna jingga
(Cr2O72-). Bila ion hidrogen berlebih ditambahkan, maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah kanan.Hal ini sesuai dengan prinsip Le Chatelier
C. Sinar UV
Sinar ultra violet (UV) diketahui merupakan salah satu sinar dengan daya
radiasi yang dapat bersifat letal bagi mikroorganisme. Sinar UV mempunyai
panjang gelombang mulai 4 nm hingga 400 nm dengan efisiensi tertinggi untuk
pengendalian mikroorganisme adalah pada 365 nm. Karena mempunyai efek letal
terhadal sel-sel mikroorganisme, maka radiasi UV sering digunakan di tempattempat yang menuntut kondisi aseptik seperti laboratorium, ruang operasi rumah
sakit dan ruang produksi industri makanan dan minuman, serta farmasi.
( www.google.com\ Situs Web Kimia Indonesia Belajar Online.htm)
Salah satu sifat sinar ultra violet adalah daya penetrasi yang sangat rendah.
Selapis kaca tipis pun sudah mampu menahan sebagian besar sinar UV. Oleh
karena itu, sinar UV hanya dapat efektif untuk mengendalikan mikroorganisme
pada permukaan yang terpapar langsung oleh sinar UV, atau mikroba berada di
dekat permukaan medium yang transparan. Absorbsi maksimum sinar UV di
dalam sel terjadi pada asam nukleat, maka diperkirakan mekanisme utama
perusakan sel oleh sinar UV pada ribosom, sehingga mengakibatkan terjadinya
mutasi atau kematian sel (Atlas, 1997). (www.google.com\ Situs Web Kimia
Indonesia Belajar Online.htm)
D. Spektrofotometri
A = .b.c
A = Absorbansi
c = konsentrasi
b = tebal larutan
T = Io : It
Io
It
T = It+Ia+Ir
A = log
I
It
= log
T
Io
Rumus:
s tan dar
=
C
s tan dar
2) Kurva Standart :
A
C
sampel
sampel
A
Total
sampel
=
C
C
C
s tan dar + sampel
sampel
C Standart
C Standart = C Sampel
NH NH C6H5
C =0
NH NH C6H5
N = N C6H5
+ CrO42- C
N = N C6H5
C=0
+ Cr2+
N = O C6H5
+ Cr2+ + 4H2O
N = N C6H5
N = N C6H5
C O Cr
N N C6H5
2+
Abs sampel
x C baku x P sampel = .... mg / l (ppm) Cr
Abs baku
b. Konsentrasi Cr(VI) kontrol (mg/L) =