Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENCEMARAN LAUT

1. Pencemaran Air Laut

Laut adalah kumpulan air asin yang sangat besar yang memisahkan satu benua dari yang

lain dan juga sebuah pulau dari yang lain. Laut adalah kumpulan air yang besar dan luas yang

membanjiri dan membagi Bumi antara benua atau pulau. Laut yang merupakan wilayah perairan,

pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga bagian:

1. Permukaan laut

2. Di dalam laut

3. Dasar laut

Berdasarkan kedaulatan negara atau hukum internasional, ketiga bagian tersebut

merupakan satu kesatuan yang tunduk pada satu penguasaan, dalam hal perairan teritorial negara,

pengelolaan segala kepentingan pemeliharaan dan penguasaan pada dasarnya menjadi tanggung

jawab negara. dalam penyelenggaraan negara, memperhatikan hukum adat dan perjanjian

internasional yang berlaku maka tidak dipungkiri bahwa lautan memiliki banyak

fungsi/peran/manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena terdapat

kekayaan alam yang melimpah di dalam dan di atas lautan yang dapat kita manfaatkan.

Persoalan terbesar di laut adalah pencemaran. Definisi dari pencemaran laut adalah suatu

kondisi dimana materi atau energi dan unsur-unsur lain masuk ke lingkungan melalui aktivitas

manusia atau proses alam itu sendiri pada tingkat yang menyebabkan perubahan yang
menyebabkan lingkungan laut tidak berfungsi sebagaimana mestinya dari segi kesehatan,

kesejahteraan dan keamanan hayati. (8)

Menurut Undang – Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup pasal 1 ayat(14), Pencemaran laut adalah masuknya benda hidup, zat, energi

dan/atau komponen lain ke dalam laut sebagai akibat kegiatan manusia atau proses alam,

sehingga kualitas air laut menurun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan laut menjadi

tenang atau tidak berfungsi lagi sebagimana mestinya.

Laut adalah milik umum yang dikelola dan dilindungi oleh pemerintah (9). Pencemaran air

laut harus dikendalikan, karena terjadinya pencemaran air laut dapat mengurangi penggunaan air

laut sebagai kebutuhan utama dan salah satu faktor pembangunan berkelanjutan, pencemaran

dikendalikan bersama, tidak hanya oleh negara yang menjadi pemiliknya. Kekuatan dan

pemangku kepentingan yang menerapkan perlindungan lingkungan dalam pembangunan

berkelanjutan, namun masyarakat juga harus berpartisipasi dalam pengelolaan pencemaran air

laut, karena negara atau masyarakat merupakan faktor manusia yang dapat menyebabkan

pencemaran air laut dari beberapa faktor, salah satunya adalah limbah. Pengelolaan pencemaran

air laut menjadi penting karena air laut merupakan bagian dari kebutuhan manusia yang selalu

digunakan oleh manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup dan merupakan faktor

pembangunan yang terpenting.

Menurut Sukarsono, pencemaran dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu (10):

1. Pencemaran yang disebabkan oleh limbah industri (poluttion of industry);

2. Pencemaran limbah;

3. Pencemaran sedimen (pollution of sediments) dan

4. Pencemaran akibat pertanian (pollution of agriculture).


Pencemaran yang disebabkan oleh limbah industri biasanya mengandung logam

terberat.Hal ini karena logam berat sulit terurai dalam air. Pembuangan limbah industri yang

terus menerus dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi logam berat di badan air, sehingga

mencemari air dan kemudian terakumulasi dalam organisme akuatik.

2. Logam Berat

Logam berat adalah unsur kimia yang kepadatannya kurang lebih lima kali lebih berat

daripada berat air. Logam berat merupakan golongan logam yang memiliki kriteria-kriteria yang

sama dengan logam-logam lainnya Perbedaanya logam berat yang dimaksud terletak pada

pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam tubuh suatu

organisme hidup. Ikatan tersebut berkoordinasi dengan ligan dalam tubuh berbentuk –OH, -Coo-,

-OPO3H-, -C=O, -SH, -S-S-, -NH2 dan =NH. Sekitar 75% dari unsur-unsur yang terdapat dalam

tabel periodik unsur merupakan unsur logam. Unsur logam ini, hampir ditemukan di setiap

golongan kecuali pada golongan VII-A dan golongan VIII-A dari tabel periodik unsur. Unsur-

unsur logam tersebut (Palar, 2008) dikelompokkan pulaatas golongan-golongan sesuai dengan

karakteristiknya.

Connel dn Miller mendefinisikan logam berat sebagai unsur yang memiliki nomor atom

22-23 dan 40-50 serta unsur golongan laktanida dan aktinida, dan memiliki biokimia yang

khusus di pada organisme hidup. Menurut sifat yang dimiliki logam berat, unsur semacam ini

tidak mudah terurai sehingga senyawa logam dikatakan sebagai polutan dengan tingkat toksisitas

tinggi (11).

Logam berat atau dengan istilah heavy metal atau trace metal adalah sebutanuntuk

menamai kelompok metal dan metalloid dengan densita (berat jenis) mencapat 5g/cm3 (12).

Menurut klasifikasi beratnya, logam berat dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, Logam
berat dalam konsentrasi yangsangat rendah disebut sebagai logam renik. Logam berat (heavy

metals) merupakan sekelompok elemen-elemen logam yang dikategorikan berbahaya jika masuk

kedalam tubuh mahluk hidup. Logam-logam seperti merkuri (Hg), nikel (Ni), kromium(Cr),

kadmium (Cd), dan timbal (Pb) dapat ditemukan dalam lingkungan perairanyang tercemar

limbah (Nuhgroho, 2006).

Merujuk pada pandangan toksiologi, logam berat dapat dibagi menjadi dua jenis (13):

1. Logam berat esensial, di mana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat

dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat

menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan

lain sebagainya

2. Logam berat tidak esensial atau beracun, di mana keberadaannya dalam tubuh

masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg,

Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Logam berat tersebut dapat menimbulkan efek kesehatan

bagi manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam

tubuh. Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim,

sehingga proses metabolisme tubuh terputus.

Darmono juga membagi logam berdasarkan toksisitasinya menjadi 3 kelompok, yakni (14):

1. Toksisitas rendah, contohnya mangan (Mn) dan besi (Fe)

2. Toksisitas sedang, contohnya kromium (Cr), nikel (Ni), dan kobalt (Co).

3. Toksisitas tinggi, contohnya merkuri (Hg), kadmium (Cd), timbal (Pb), arsen (As),

tembaga (Cu), dan seng (Zn)

Logam berat berdasarkan sifat racunnya dapat dikelompokkan menjadi empat bagian (15):
1. Tidak beracun, yaitu logam yang tidak memiliki dampak buruk bagi kesehatan, seperti:

Na, Al, Sr, dan Ca.

2. Kurang beracun,yaitu ligam yang menimbulkan efek negatif bagi kesehatan manusia

dalam kadar yang rendah, seperti: Al, Bi, Co, Fe, Ca, Mg, Ni, K, Ag, Ti, dan Zn.

3. Moderat, yaitu logam yang mengakibatkan gangguan kesehatan yang masih bisa

disembuhkan baik dalam waktu singkat maupun waktu yang lama, seperti: Be, Cu, Au,

Li, Mn, Se, Te, Co, dan Rb.

4. Sangat beracun, yaitu logam yang dapat menyebabkan kematian, yaitu: g, Pb, Cd, Cr,

As.

Logam berat dapat menjadi penyebab pencemaran dan masuk ke laut melalui beberapa

cara seperti erosi bebaruan dan juga tanah, pelapukan, atau rembesan air perkotaan yang

mengalir ke laut berupa air hujan, limbah industri, limbah rumah tangga, atmosfer deposisi,

aktivitas pertanian, operasi pertambangan, dan sebagainya. Sementar itu, Sudarmaji (2006)

mengelompokkan sumber bahan pencemar logam berat menjadi 3, yaitu:

1. Sumber alami

Keberadaan logam berat dapat dijumpai secara alami, misalnya dalam bebatuan

maupun pada air hujan serta pada udara. Timbal (Pb) misalnya yang secara alami dapat

ditemukan dalam bebatuan sekitar 13 mg/kg, Merkuri (Hg) dapat dijumpai dari gas

gunung berapi dan penguapan dari air laut.

2. Sumber industri

Industri adalah salah satu penghasil logam berat yang paling

berpotensi mencemari lingkungan. Misalnya pada industri yang

memakai timbal (Pb) sebagai bahan baku, seperti industri pengecoran yang dapat
menghasilkan timbal konsentrat (primary lead) maupun secondary lead yang berasal

dari potongan logam (scrap), industri baterai yang banyak menghasilkan timbal

terutama lead antimony alloy dan lead oxides sebagai bahan dasarnya serta industri

kabel yang dapat menghasilkan logam Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik yang juga

membahayakan kehidupan mahkluk hidup.

3. Sumber

Hasil pembakaran dari bahan tambahan (aditive), Pb pada bahan bakar kendaraan

bermotor yang menghasilkan emisi Pb in organik. Logam berat Pb tersebut yang

bercampur dengan bahan bakar tersebut akan bercampur dengan oli dan melalui proses

di dalam mesin maka logam berat Pb akan keluar dari knalpot bersama dengan gas

buangan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai