Npm : 180301013
Berdasarkan sifat kimia dan fisikanya, tingkat atau daya racun logam berat
terhadap hewan air dapat diurutkan (dari tinggi ke rendah) sebagai berikut
merkuri (Hg), kadmium (Cd), seng (Zn), timbel ( Pb), krom (Cr), nikel ( Ni),
dan kobalt (Co). Daftar urutan toksisitas logam paling tinggi ke paling
rendah terhadap manusia yang mengonsumsi ikan adalah sebagai berikut:
Hg2+ > Cd2+ >Ag2+ > Ni2+ > Pb2+ > As2+ > Cr2+ > Sn2+ > Zn2+.
Pengelompokan logam berat didasarkan pada:
a. Bersifat toksik tinggi yang terdiri atas unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan
Zn.
b. Bersifat toksik sedang terdiri atas unsur Cr, Ni, dan Co.
c. Bersifat toksik rendah terdiri atas unsur Mn dan Fe.
a. Memblokir atau menghalangi kerja gugus fungsi biomolekul esensial untuk proses biologi,
seperti protein dan enzim
b. Menggantikan ion-ion logam esensial yang terdapat dalam molekul terkait
c. Mengadakan modifikasi atau perubahan bentuk gugus aktif yang dimiliki oleh biomolekul
Logam- logam berat pada umumnya bersifat racun sekalipun dalam konsentrasi rendah. B3
adalah isu lingkungan yang menjadi perhatian banyak pihak, utamanya bagi industri- industri di
tanah air. Masalah limbah logam berat sangat serius diperhatikan mengingat dampak yang
ditimbulkannya begitu nyata bagi kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia. Adapun
senyawa racun berdasarkan sumber bahan pencemar dapat dikategorikan sebagai berikut:
1.) Sumber dari Alam
a. Kadar Pb yang secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan sekitar 13 mg/kg. Khusus Pb
yang tercampur dengan batu fosfat dan terdapat di dalam batu pasir (sand stone) kadarnya lebih
besar yaitu 100 mg/kg. Pb yang terdapat di tanah berkadar sekitar 5–25 mg/kg dan di air bawah
tanah (ground water) berkisar antara 1–60 μg/L. Secara alami Pb juga ditemukan di air
permukaan. Kadar Pb pada air telaga dan air sungai adalah sebesar 1–10 μg/L. Dalam air laut,
kadar Pb lebih rendah daripada dalam air tawar. Laut bermuda yang dikatakan terbebas dari
pencemaran mengandung Pb sekitar 0,07 μg/L. Kandungan Pb dalam air danau dan sungai di
USA berkisar antara 1–10 μg/L. Secara alami, Pb juga ditemukan di udara yang kadarnya
berkisar antara 0,0001–0,001 μg/m3. Tumbuh-tumbuhan termasuk sayur-mayur dan padi-padian
dapat mengandung Pb, penelitian yang dilakukan di USA menunjukkan kadarnya berkisar antara
0,1–1,0 μg/kg berat kering.
b. Kadar cadmium (Cd) dalam strata lingkungan, Cd dan persenyawaannya ditemukan di banyak
lapisan lingkungan. Seperti pada daerah-daerah penimbunan sampah, aliran air hujan, dan air
buangan. Kadmium masuk ke dalam freshwater dari sumber yang berasal dari industri. Air
sungai dan irigasi untuk pertanian yang mengandung kadmium akan terjadi penumpukan pada
sedimen dan lumpur. Sungai dapat mentranspor kadmium pada jarak hingga 50 km dari
sumbernya. Kadmium dalam tanah bersumber dari alam dan sumber antropogenik. Kadmium
yang berasal dari alam berasal dari batuan atau material lain seperti glacial dan alluvium.
Kadmium yang terdapat dalam tanah berasal dari antropogenik, yaitu dari endapan
penggunaan pupuk dan limbah. Sebagian besar kadmium dalam tanah berpengaruh pada pH,
larutan materi organik, logam yang mengandung oksida, tanah liat, dan zat organik zat
anorganik. Rata-rata kadar kadmium alamiah di kerak bumi sebesar 0,1–0,5 ppm.
a. Industri pengecoran maupun pemurnian, menghasilkan timbel konsentrat (primary lead) dan
secondary lead yang berasal dari potongan logam (scrap).
b. Industri baterai banyak menggunakan logam Pb, terutama lead antimony alloy dan lead
oxides sebagai bahan dasarnya.
c. Industri bahan bakar banyak menggunakan Pb berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl lead
sebagai anti knock pada bahan bakar, sehingga baik industri maupun bahan bakar yang
dihasilkan merupakan sumber pencemaran Pb.
d. Industri kabel memerlukan Pb untuk melapisi kabel. Saat ini pemakaian Pb di industri kabel
mulai berkurang, walaupun masih digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au
e. Industri kimia menggunakan bahan pewarna. Pada industri ini, seringkali dipakai Pb karena
toksisitasnya relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan logam pigmen yang lain. Sebagai
pewarna merah pada cat biasanya dipakai red lead, sedangkan untuk warna kuning dipakai lead
chromate.
f. Limbah Industri pengecoran logam dan semua industri menggunakan Hg sebagai bahan baku
maupun bahan penolong seperti industri klor alkali, peralatan listrik, cat, termometer.
3.) Sumber dari Transportasi
Hasil pembakaran dari bahan tambahan (aditif) Pb pada bahan bakar kendaraan bermotor
menghasilkan emisi Pb anorganik. Logam berat Pb yang bercampur dengan bahan bakar
tersebut akan bercampur dengan oli dan melalui proses di dalam mesin sehingga logam berat
Pb akan keluar dari knalpot bersama dengan gas buang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.BAPEDAL, Keputusan Kepala Bapedal No. 3 Tahun 1995 Tentang: Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
1.Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UI-Press.
2.Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta, hal.
23–56.
3.Palar, H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.
4.Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.
5.Miller, R.L., Pinkerton, A.B., Hurlburt P.K., dan Abney K. D. 1995. Extraction of cesium and
strontium into hydrocarbon solvents using tetra-c-alkyl cobalt dicarbollide, Journal of Solvent
Extraction and Ion Exchange. vol. 13, no. 5, pp. 813–827
7.Widowati, W., Sastiono, A., dan Jusuf, R.R. 2008. Efek Toksik Logam. Yogyakarta: Penerbit
Andi, hal. 109–110, 119–120, 125–126.