Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA LINGKUNGAN


MINYAK DAN LEMAK

OLEH:

NAMA : MIFDHAL MEIYASSA


NO. BP : 2110941024
HARI/ TGL PRAKTIKUM : SELASA/ 27 SEPTEMBER 2022
KELOMPOK / SHIFT : 5 (LIMA) / IV (EMPAT)
REKAN KERJA : 1. AHLUL ZIKRI (2110941035)
2. REVI ANNISA DIVA (2110942006)
3. AL HADHRAMI ALMA (2110943006)
4. HANNA DIVANY P (2110943013)

ASISTEN:
GITA FATRISIA

LABORATORIUM AIR
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK-UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Tujuan dari praktikum sulfat ini adalah:

1. Mengetahui kadar sulfat dalam sampel air dengan menggunakan larutan salt
acid dan BaCl2;
2. Mengetahui metode analisis sulfat dengan menggunakan metode
spektrofotometri.

1.2 Metode Percobaan

Metode yang digunakan pada praktikum sulfat ini adalah spektrofotometri.

1.3 Prinsip Percobaan

Ion sulfat dalam air dengan penambahan kristal BaCl 2 akan membentuk koloid
tersuspensi (kekeruhan). Semakin tinggi konsentrasi sulfat cairan akan semakin
keruh. Kekeruhan yang terjadi diukur dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 420 nm.
Reaksi:
SO42- + Ba2+ BaSO4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sulfat

Sulfat (SO42-) tersebar luas di alam dan dapat terjadi di perairan alami pada
konsentrasi dari ribuan miligram per liter. Air limbah dari drainase tambang dapat
berkontribusi pada sejumlah besar sulfat melalui oksidasi pirit. Natrium dan
Megnesium Sulfat memberikan dan menjamin efek katarsis (Greenberg, 1992).
Ion sulfat adalah ion padat dengan rumus molekul SO 4 dan massa molekul 96,06
satuan massa atom. Sulfat terdiri dari atom sulfur pusat yang dikelilingi oleh
empat atom oksigen dalam susunan tetrahedron dari dua ion sulfat bermuatan
negatif. Ion sulfat adalah salah satu anion utama yang secara alami ada dalam air.
Sulfat merupakan salah satu ion penting dari air yang tersedia karena memiliki
efek penting pada manusia bila tersedia dalam jumlah banyak. (Erviana, dkk,
2018).

2.2 Sumber Sulfat

Sumber sulfur utama dalam air tanah adalah sumbangan dari atmosfer, kontribusi
mineral atau batuan, sumber air laut, danau, dan sumber vulkanik. Kontribusi
atmosfer meliputi presipitasi basah (H2SO4), deposit kering (SO2) dan aerosol atau
semburan air laut. Kontribusi mineral sulfur yakni berupa batuan sulfat evaporit
saat ini (modern) dan purba (contoh: gypsum dan anhydrit), barit dalam lapisan
dan patahan pengisi dalam batuan, pirit dan sulfida mineral lainnya (Ristin, 2017).

Ion sulfat adalah salah satu anion utama yang muncul di air alami atau alam.
Sulfat adalah salah satu ion penting dalam ketersediaan air karena efek pentingnya
bagi manusia saat ketersediaannya dalam jumlah besar. Untuk hal sulfat
direkomendasikan batas maksimal sulfat dalam air sekitar 250 mg/l untuk air yang
dikonsumsi manusia. sulfat dikenal sangat larut dalam air kecuali di dalam
Kalsium Sulfat, Stronsium Sulfat. Barium Sulfat sangat berguna dalam proses
gravimetri sulfat. Penambahan barium klorida pada suatu larutan yang
mengandung ion sulfat. Cara untuk medeteksi kandungan sulfat dalam air dapat
dilakukan dengan mempergunakan alat spektrofotometer (uji kuantitatif).
Pengujian dengan spektrofotometer akan mengukur absorban larutan melalui
intensitas warna larutan.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

Oleh karena itu, sampel yang akan digunakan harus jernih agar tidak mengganggu
proses pembacaan absorban pada spektrofotometer (Hanitiyo, 2015).

2.3 Dampak Sulfat

Senyawa sulfur dalam bentuk gas akan berdampak buruk bagi kesehatan jika
terhirup. Sulfur sendiri jika telah bereaksi dengan oksigen dan membentuk
senyawa sulfat, ketika terbawa oleh uap air ke angkasa, maka akan menyebabkan
terjadinya hujan asam. Berdasarkan hasil observasi, ditemukan bahwa keadaan air
laut di pesisir pantai tempat dimana PLTU tersebut beroperasi telah mengalami
perubahan fisik seperti meningkatnya suhu air, bebatuan dan pasir di dasar air
tampak kehitaman (Nurhidayah, 2018).

Berdasarkan dari segi biologis, di kawasan pesisir pantai tersebut tidak ditemukan
satupun hewan maupun tumbuhan seperti ikan-ikan kecil dan tumbuhan laut.
Selain itu, karena limbah buangan yang panas yang membuat air laut menjadi
hangat, oleh warga setempat digunakan sebagai tempat permandian. Masyarakat
tidak menyadari bahwa penyebab utama air hangat yang mereka gunakan sama
dengan penyebab rusaknya perairan tersebut, yaitu adanya limbah yang
mengandung bahan bahan kimia berbahaya yang diperoleh dari batu bara yang
mengandung sulfur. Selain itu, jika senyawa tersebut bereaksi dengan hidrogen di
udara, akan terbentuk senyawa H2SO4 (asam sulfat) yang menyebabkan terjadinya
hujam asam (Nurhidayah, 2018).

Permasalahan yang diakibatkan oleh adanya sulfat dalam air adalah bau dan
masalah korosi pada perpipaan yang diakibatkan dari reduksi sulfat menjadi
hidrogen sulfida dalam kondisi anaerobik. Efek laksatif pada sulfat ditimbulkan
pada konsentrasi 600-1.000 mg/l, apabila Mg+ dan Na+ merupakan kation yang
bergabung dengan SO42- , yang akan menimbulkan rasa mual dan ingin muntah
(Munfiah et al., 2013).

MIFDHAL MEIYASSA 2110941024


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

2.4 Metode Spektrofotometri

Spektofometri adalah penyerapan energi cahaya oleh spesi kimia, yang dapat
memberikan tingkat kecermatan yang besar dalam perincian dan pengukuran
kuantitatif. Metode ini hanya dapat menentukan senyawa yang berwarna
sedangkan senyawa tak berwarna dapat dibuat berwarna dengan mereaksikannya
dengan pereaksi yang menghasilkan senyawa berwarna. Sumber radiasi untuk
spektrofotometri UV-Vis adalah lampu hidrogen atau deuterium dan lampu
filamen. (Greenberg,1992).

Prinsip dari spektrofotometer adalah adanya interaksi antara radiasi


elektromagnetik dengan materi. Instrumen spektrofotometer dapat dikelompokkan
secara manual atau merekam : berkas tunggal dan berkas rangkap. Instrumen
berkas tunggal biasanya dijalankan dengan manual dan instrumen berkas rangkap
mencirikan perekaman otomatis terhadap spektra serapan (Al Hidayah, 2018).

Komponen penting dari instrumen spektrofotometer antara lain, (Al Hidayah,


2018):
1. Sumber cahaya sebagai sumber yang memberikan sinar UV maupun sinar
tampak. Lampu yang digunakan untuk sumber cahaya yaitu lampu wolfram,
lampu merkuri dan lampu deuterium (hidrogen).
2. Monokromator berfungsi untuk mengubah sinar polikromatis menjadi sinar
monokromatis sesuai yang dibutuhkan untuk pengukuran. Ada dua tipe dasar
dari monokromatik ini yaitu prisma dan grating disperse (hidrogen).
3. Sel (kuvet) sebagai tempat sampel dan standar saat dilakukan pengukuran.
Beberapa macam kuvet yaitu dari leburan silika (kuarsa) untuk
spektrofotometer sinar tampak dan kuvet dari gelas untuk spektrofotometer
untuk sinar UV.
4. Detektor untuk mengubah sinar menjadi energi listrik yang sebanding dengan
besaran yang dapat diukur. Detektor yangs sering digunakaan adalah
photomultiplier cell. Sinyal-sinyal yang telah diubah diperkuat oleh amplifier.

MIFDHAL MEIYASSA 2110941024


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
5. Rekorder
Kampus digunakan
Unand Limau Manis,untuk
Padangmerekam
25163 hasil pengukuran. Sinyal-sinyal
listrik yang datang dari detektor akan menjadi pengamatan berupa absorbansi
(A) atau transmitan (T) dari larutan yang dapat dibaca oleh rekorder.

2.5 Teknologi Pengolahan Sulfat

Sulfat dapat diolah dengan metode yang dinamakan reverse-osmosis. Osmosis


adalah perpindahan pelarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi yang lebih
rendah melalui membran semipermeabel. Membran semipermeabel harus dapat
ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut. Tekanan osmotik bersifat
koligaitf, di mana terjadinya perpindahan bergantung pada konsentrasi zat terlarut
dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri. Osmosis merupakan suatu fenomena
yang terjadi alami namun bisa dihambat secara buatan yang tentunya dengan
meningkatkan tekanan di bagian konsentrasi yang lebih tinggi ataupun pekat
sehingga nantinya akan melebihi bagian konsentrasi yang lebih encer, prinsip
inilah yang kemudian digunakan dalam reverse-osmosis (Ditya, 2020).

Reverse-osmosis (RO) adalah suatu metode pemurnian melalui membran semi


permeable di mana suatu tekanan tinggi diberikan melampaui tarikan osmosis
sehingga akan memaksa air melewati proses osmosis terbalik dari bagian yang
memiliki kepekatan tinggi ke bagian dengan kepekatan rendah. Selama proses ini
terjadi, kotoran dan bahan yang berbahaya akan dibuang sebagai air tercemar.
Molekul air dan bahan mikro yang lebih kecil dari pori-pori RO akan melewati
pori-pori membran dan hasilnya adalah air yang murni. RO menggunakan tekanan
untuk mendorong larutan pekat melewati membran RO menuju ke larutan yang
encer, RO digunakan untuk memisahkan elemen cairan dengan material yang
terlarut di dalamnya (Ditya, 2020).

2.6 Peraturan Terkait

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2021


Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,

MIFDHAL MEIYASSA 2110941024


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
ditetapkan
Kampus nilai
Unand baku
Limau mutuPadang
Manis, air sungai
25163 dan air danau terhadap kadar sulfat
sebagai berikut:

Tabel 2.1 Baku Mutu Air Sungai dan Air Danau

No Parameter Satuan Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas 4 Keterangan


1. Sulfat mg/L 300 300 300 400 -
Sumber: Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021

Peraturan ini membagi kualitas mutu air menjadi beberapa kelas, yaitu:
1. Kelas satu merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku
air minum, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.

2. Kelas dua merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk


prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air
untuk mengairi pertanaman, dan/atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

3. Kelas tiga merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk


pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi tanaman,
dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan
kegunaan tersebut.

4. Kelas empat merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk


mengairi pertanaman dan/atau untuk peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.

MIFDHAL MEIYASSA 2110941024


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan sulfat ini adalah:


1. Magnetic stirrer 1 set
Berfungsi untuk mengaduk larutan atau sampel yang bertujuan untuk
menghomogenkan larutan tersebut.
2. Gelas ukur 10 ml dan 50 ml masing-masing 1 buah
berfungsi untuk mengukur volume cairan atau larutan yang akan digunakan;
3. Kertas saring
berfungsi untuk memisahkan atau menyaring partikel padat yang terdapat pada
larutan yang akan diuji;
4. Beaker glass 100 ml 7 buah
berfungsi untuk mengukur dan mencampurkan bahan yang akan dianalisa
dalam praktikum dengan volume sedang;
5. 6 buah labu ukur 100 ml
berfungsi untuk mengencerkan suatu bahan ataupun larutan sampel;
6. Corong
berfungsi untuk memindahkan cairan dari suatu wadah ke wadah lain dan
membantu proses penyaringan dengan kertas saring;
7. Pipet tetes 2 buah
berfungsi untuk mengambil larutan sampel dalam jumlah kecil dan membantu
pemindahan sampel;
8. Spatula
berfungsi untuk mengambil dan memindahkan kristal BaCl2 yang akan diuji;
9. Kuvet spektro
berfungsi untuk menempatkan larutan yang akan diukur absorbsinya pada
spektrofotometer

MIFDHAL MEIYASSA 2110941024


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

10. Pinset
berfungsi untuk menjepit magnet.

3.2 Bahan dan Reagen

3.2.1 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:


1. Larutan standar sulfat dari K2SO4
Berfungsi sebagai larutan standar atau untuk pembuatan larutan standar sulfat
dengan berbagai variasi konsentrasi;
2. Kristal BaCl2
Berfungsi sebagai bahan yang akan mengendapkan ion sulfat dalam suasana
asam;
3. Sampel
Berfungsi sebagai bahan yang akan diuji kandungan sulfatnya.

3.2.2 Reagen

Reagen yang digunakan pada praktikum ini adalah:

Larutan Salt Acid


Berfungsi sebagai larutan buffer untuk menstabilkan pH larutan standar dan juga
larutan sampel yang akan diuji. Dilarutkan 240 gr NaCl dalam aquadest
tambahkan 20 ml HCl pekat, kemudian diencerkan dengan aquadest sampai
volume 1 L.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Larutan Sampel

Cara kerja untuk larutan sampel pada praktikum ini adalah:


1. 50 ml sampel air yang telah disaring diambil dan dimasukkan ke dalam
beaker glass, ditambahkan 10 ml larutan Salt Acid dan sedikit kristal BaCl2;
2. Larutan diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 5 menit;

MIFDHAL MEIYASSA 2110941024


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
3. Sampel
Kampus Unandair yang
Limau telahPadang
Manis, diaduk dimasukkan
25163 ke dalam kuvet spektro
untuk dianalisis nilai absorbansimya menggunakan spektrofotometer dengan
panjang gelombang 420 nm.

3.3.2 Larutan Standar

Cara kerja untuk pembuatan larutan standar pada praktikum ini adalah:
1. Dilakukan perhitungan dengan rumus pengenceran sehingga didapatkan
volume larutan standar untuk masing-masing konsentrasi sebanyak 0, 1, 2, 3,
4, dan 5 ml;
2. Kemudian dibuat larutan standar dengan konsentrasi 0, 10, 20, 30, 40, dan 50
ppm;
3. Disiapkan 6 buah labu ukur 100 ml dan masing-masing dimasukkan aquadest
hingga mencapai setengah labu ukur;
4. Masing-masing larutan induk tersebut dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml
dan diencerkan dengan aquadest sampai batas labu dan dihomogenkan;
5. Masing-masing larutan standar yang telah diencerkan diambil sebanyak 50 ml
dan dimasukkan ke beaker glass;
6. Ditambahkan 10 ml larutan Salt Acid dan sedikit kristasl BaCl2 ke dalam
larutan tersebut kemudian diaduk dengan magnetic stirrer selama 5 menit;
7. Larutan standar yang telah diaduk dimasukkan ke dalam kuvet spektro dan
dianalisis nilai absorbansinya menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 420 nm.

3.4 Rumus dan Perhitungan

Adapun rumus yang digunakan dalam praktikum sulfat yaitu:


1. Rumus Pengenceran;
V1 x M1 = V2 x M2
Keterangan:
V = Volume larutan
M = Molaritas konsentrasi larutan

MIFDHAL MEIYASSA 2110941024


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

MIFDHAL MEIYASSA 2110941024


BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

Hasil yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan adalah


Tabel 4.1 Hasil Analisis Larutan Standar
No Konsentrasi (mg/L) (x) Absorban (y)

1 0 0,070
2 10 0,076
3 20 0,079
4 30 0,095
5 40 0,124
6 50 0,141
Sumber: Data Hasil Praktikum Kimia Lingkungan 2022

0.16

0.14 y = 0,00146x + 0,06116


0.12 r2 = 0,90924
0.1
absorban

0.08

0.06

0.04

0.02

0
0 10 20 30 40 50 60

Konsentrasi (mg/L)

Gambar 4.1 Grafik Hubungan Konsentrasi Larutan Standar dengan Absorban

Tabel 4.2 Hasil Analisis Sampel


Larutan Absorban
Konsentrasi sampel 0,085
Sumber: Data Hasil Praktikum Kimia Lingkungan 2022
4.2 Perhitungan

4.2.1 Rumus Pengenceran

Larutan standar Sulfat dibuat dari larutan induk dengan konsentrasi 1000 ppm,
dengan satu kali pengenceran menjadi larutan standar dengan konsentrasi 0
ppm;10 ppm; 20 ppm; 30 ppm; 40 ppm dan 50 ppm.

Tabel 4.3 Larutan Standar Sulfat


No Konsentrasi (mg/L) (x) Absorban (y)

1 0 0,070
2 10 0,076
3 20 0,079
4 30 0,095
5 40 0,124
6 50 0,141
Sumber: Data Hasil Praktikum Kimia Lingkungan 2022

Contoh perhitungan :
Larutan standar 10 mg/L
V1. M1 =    V2 . M2
V1. 1000 mg/L =    100 mL. 10 mg/L
V1 =    1 mL
4.2.2 Konsentrasi Sampel

y = 0,00146x + 0,06116
Maka dapat dihitung konsentrasi sulfat untuk sampel, yaitu:
y = 0,00146x + 0,06116
0,085 = 0,00146x + 0,06116
x = 16,32 mg/L
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

4.3 Pembahasan

Kondisi eksisting dari sampel sulfat yang diambil dari Badan Air yang terletak di
Jl. Irigasi, Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Keadaan
cuaca pada saat pengambilan sampel cerah berawan dengan keadaan arus air
turbulen. Lokasi pengambilan sampel terletak pada koordinat 0ᵒ55’4’’ LS dan
100ᵒ25’41’’ BT dengan elevasi 87 meter di atas permukaan laut. Nilai DO yang
didapatkan yaitu 2,1 mg/L dan PH air sebesar 7,2. Berdasarkan praktikum yang
telah dilakukan didapatkan hasil konsentrasi sulfat pada sampel yang diperoleh
sebesar 16,32 mg/l.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang


Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, ditetapkan
nilai baku mutu air sungai dan air danau terhadap kadar sulfat yaitu 300 mg/L
untuk kelas 2. Berdasarkan hasil dari praktikum yang dilakukan, sampel
praktikum ini memiliki konsentrasi sulfat yang memenuhi syarat baku mutu sulfat
sehingga dapat digunakan sebagai prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman.

Kelebihan sulfat di perairan dapat merugikan makhluk hidup di perairan dan


sekitarnya. Kelebihan sulfat dapat merusak ekosistem perairan karena dapat
membunuh organisme yang ada di dalamnya. Kelebihan sulfat juga menimbulkan
bau dan air akan bersifat korosif sehingga mengurangi estetika dan dapat
membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Sulfat juga berbahaya bagi manusia.
Sulfat dapat menimbulkan luka dan iritasi pada kulit manusia. Sulfat juga
menyebabkan kebutaan apabila terkena mata. Selain itu, sulfat juga dapat
membakar mulut dan tenggorokkan, merusak lambung hingga kematian.

Pengendalian sulfat dapat dilakukan dengan menggunakan reverse osmosis.


Reverse Osmosis (RO) adalah suatu metode penyaringan yang dapat menyaring
berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi
tekanan pada larutan. Proses perpindahan larutan terjadi melalui sebuah membran
yang semipermeabel dan tekanan yang diberikan adalah tekanan hidrostatik.

MIFDHAL MEIYASSA 2110941024


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Membran
Kampus seleksi
Unand Limau itu harus
Manis, bersifat
Padang 25163 selektif atau bisa memilah yang
artinya bisa dilewati zat

pelarutnya. Reverse Osmosis (RO) dilakukan dengan cara memberikan tekanan


pada bagian larutan dengan konsentrasi tinggi menjadi melebihi tekanan pada
bagian larutan dengan konsentrasi rendah sehingga larutan akan mengalir dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses perpindahan larutan terjadi
melalui sebuah membran yang semipermeabel dan tekanan yang diberikan adalah
tekanan hidrostatik.

Peran sarjana Teknik Lingkungan adalah melakukan uji kandungan sulfat


sehingga dapat diketahui apakah perairan atau tanah yang diuji memiliki kadar
sulfat yang berlebihan atau tidak, sehingga apabila terbukti telah mengandung
sulfat yang berlebihan, maka dicari penanganannya serta pengolahannya untuk
mengatasi masalah tersebut. Peranan lainnya adalah dengan memberikan
sosialisasi pada masyarakat tentang sumber, baku mutu, teknologi yang dapat
digunakan dalam penentuan kadar dan pengolahan sulfat dan dampak yang dapat
ditimbulkan oleh sulfat.

MIFDHAL MEIYASSA 2110941024


KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

MIFDHAL MEIYASSA 2110941024


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum sulfat ini adalah sebagai berikut:
1. Konsentrasi sulfat yang didapatkan setelah praktikum ini adalah 16,32 mg/l.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 22 Tahun 2021 (Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup), baku mutu sulfat dalam air
limbah yaitu sebesar 300 mg/L, maka konsentrasi sulfat dalam sampel air
dibawah baku mutu;
2. Dampak akibat adanya sulfat dalam air adalah bau dan korosi yang diakibatkan
dari reduksi sulfat menjaadi hidrogen sulfida dalam kondisi anaerobik.
3. Ada berbagai teknologi yang dapat digunakan untuk mengolah sulfat di
perairan salah satunya adalah reverse osmosis.
4. Peran sarjana Teknik Lingkungan adalah melakukan uji kandungan sulfat
sehingga dapat diketahui apakah perairan atau tanah yang diuji memiliki kadar
sulfat yang berlebihan atau tidak, sehingga apabila terbukti telah mengandung
sulfat yang berlebihan, maka dicari penanganannya serta pengolahannya untuk
mengatasi masalah tersebut.
5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan adalah:


1. Praktikum selanjutnya harus lebih teliti saat melakukan percobaan sulfat dan
lebih memahami prosedur praktikum;
2. Masyarakat harus meningkatkan kesadaran untuk tidak membuang limbah
rumah tangga secara langsung ke badan air agar dapat menjaga lingkungan dan
tidak merusaknya;
3. Pemerintah sebaiknya secara berkelanjutan melakukan audit atau pengawasan
terhadap baku mutu perairan secara berkala serta menetapkan aturan yang ketat
dan sanksinya agar dapat mencegah kelebihan senyawa-senyawa di perairan;
4. Sarjana Teknik Lingkungan mampu mengaplikasikan ilmu yang didapatkan
dengan penelitian, pengembangan dan aplikasi teknologi tepat guna.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Melakukan
Kampus pemantauan
Unand Limau secara
Manis, Padang 25163berkala terhadap kadar sulfat di
lingkungan, dan melakukan

sosialisasi ke masing-masing industri untuk mengurangi penggunaan bahan-


bahan yang mengandung sulfat yang berbahaya bagi lingkung

MIFDHAL MEIYASSA 2110941024


DAFTAR PUSTAKA

Al Hidayah, H. N. (2018). Pengolahan Limbah Cair Industri Tempe Untuk


Menurunkan Kadar Chemical Oxygen Demand (COD) Dengan Metode
Koagulasi Menggunakan Koagulasi Poly Alumunium Chloride (PAC)
dan Alumunium Sulfat. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Ditya, D. J. (2020). Desain Sistem Desalinasi Menggunakan Metode Reverse


Osmosis di Wilayah Pesisir Pantai. Surabaya: Institut Teknologi
Sepuluh November.

Erviana, D., Budaya, A. W., Hariani, S., Winda, A., Sari, L. Y. (2018). Analisis
Kualitatif Kandungan Sulfat dalam Aliran Air dan Air Danau di
Kawasan Jakabaring Sport City Palembang. Jurnal Ilmu Kimia dan
Terapan, 2(2).

Greenberg Arnold E, dkk. (1992). Standard Methods for the Examination of


Water and Wastewater. Washington DC: Victor Graphics, Inc.

Hanitiyo, N. A. P. (2015). Penurunan Kadar SO4 Pada Air Sumur DIII Teknik
Kimia Stelah Melewati Demineralized Water Dengan Metode
Spektrofotometer. Semarang: Universitas Diponegoro.

Nurhidayah, Abd. Madjid, dkk. 2018. Analisis Sulfur (S) dan Besi (Fe) Pada
Limbah Cair Panas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kelurahan
Panau Kecamatan Palu Utara. Jurnal Akademika Kimia. 7(1):46-50.

Ristin, Pujiindiyati.2017. Kerentanan Sistem Air Tanah Terhadap Kontaminasi


dan Aplikasi Isotop Alam Nitrogen-15 dan Sulfur-34. Jurnal Ilmu dan
Budaya, Vol. 41, No.58

Anda mungkin juga menyukai