PENDAHULUAN
Prinsip pada praktikum kali ini adalah ion sulfat dalam air dengan penambahan
kristal BaCl akan membentuk koloid tersuspensi (kekeruhan). Semakin tinggi
2
konsentrasi sulfat cairan akan semakin keruh. Kekeruhan yang terjadi diukur
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm.
Reaksi :
SO42- + Ba2+ BaSO4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kondisi eksisting sampel air yang di ambil bersumber dari dari irigasi tepat nya di
Kelurahan Limau Manis, Kecamatan Pauh. Pada Jumat, 23 September 2022 pada
pukul 14.42 WIB keadaan cuaca cerah berawan. Berada pada koordinat 0°55'40"
Lintang Selatan dan 100°25'40" Bujur Timur dengan elevasi 88 meter di atas
permukaan laut. Aliran arusnya turbulen dengan pH 7,1 dan DO 6,4 mg/L. Aliran
irigasi ini biasa digunakan oleh masyarakat untuk aktivitas sehari-hari seperti
mencuci kendaraan bermotor dan mencuci baju.
Sulfat merupakan sejenis anion poliatom dengan rumus SO42- yang memiliki massa
molekul 96,06 satuan massa atom. Ion sulfat terdiri dari atom pusat sulfur yang
dikelilingi oleh empat atom oksigen dalam susunan tetrahedral. Ion sulfat
bermuatan negatif dua dan merupakan basa konjugat dari ion hidrogen sulfat
(bisulfat), HSO4- dan yang merupakan basa konjugat dari asam sulfat, H2SO4 (Fella,
2016).
Sulfat merupakan salah satu ion dari sekian banyak anion-anion utama yang
terdapat di dalam perairan alam. Sulfat di dalam lingkungan seperti air dapat berada
secara alamiah atau dari aktivitas manusia. Ion sulfat cukup sulit dihilangkan dari
air, sehingga untuk memisahkannya harus memakai metode membran
elektrodialisis dan cara mentedeksi ion tersebut dapat menggunakan metode uji
kualitatif maupun kuantitatif (Ananda, 2019).
Asam sulfat adalah asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada
semua perbandingan, yang merupakan salah satu produk utama industri kimia yang
memiliki banyak kegunaan dalam berbagai proses yaitu pelarut, pereaksi, suasana
asam, pengawetan, dan lain-lain. Ciri-ciri asam sulfat antara lain cair, bening, tidak
berbau. Asam sulfat memiliki bentuk cair sehingga asam sulfat sering digunakan
untuk pengawetan kayu secara rendaman, karena asam sulfat larut dalam air
(Listyorini, 2018).
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
Sulfur anorganik terutama terdapat dalam bentuk sulfat (SO 4), yang merupakan
bentuk sulfur utama di perairan dan tanah. Ion sulfat yang bersifat larut dan
merupakan bentuk oksidasi utama sulfur adalah salah satu anion terutama di
perairan, menempati urutan kedua setelah bikarbonat. Sulfat yang berikatan dengan
hidrogen membentuk asam sulfat dan sulfat yang berikatan dengan logam alkali
merupakan bentuk sulfur yang paling banyak ditemukan di danau dan sungai.
Reduksi anion sulfat menjadi hidrogen sulfida pada kondisi anaerob dalam proses
dekomposisi bahan organik menimbulkan bau yang kurang sedap dan
meningkatkan korosifitas logam. Proses reduksi yang dilakukan oleh bakteri
heterotrof ini banyak terjadi di dasar laut. Polusi sulfat di perairan diantaranya
berasal dari bahan-bahan kimia yang mengandung sulfat seperti pupuk ZA
(Amonium Sulfat), pestisida, dan lain-lain. Seperti halnya nitrat, sulfat juga sangat
mudah larut dalam air sehingga akan mudah pula terbawa air cucian dan aliran
permukaan (Hadiarti, 2015).
Konsentrasi sulfat yang tinggi didalam air (>250 mg/L) mempunyai efek patogen
terhadap manusia, terutama gangguan dalam proses pencernaan. Sulfat penting
dalam penyediaan air untuk umum maupun untuk industri, karena kecenderungan
air untuk mengandungnya dalam jumlah yang cukup besar untuk membentuk kerak
air yang keras pada ketel dan alat pengubah panas. Ion sulfat juga merupakan
sesuatu yang penting dalam penyediaan air untuk umum karena pengaruh
pencucian perut yang terjadi pada manusia apabila dalam konsentrasi yang cukup
besar. Alasan inilah yang menjadi dasar US Public Health Service Standart
menyatakan satu batas yang tinggi 200 mg/L dalam air yang akan digunakan untuk
konsumsi manusia (Fella, 2016).
DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut;
4. Kelas empat merupakan air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
mengairi pertanaman dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu
air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup telah ditetapkan baku mutu kadar
sulfat di perairan, dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Baku Mutu Air Nasional Menurut PP No. 22 Tahun 2021
Kelas
Parameter Satuan Keterangan
I II III IV
Sulfat (SO42- ) mg/L 300 300 300 400 (-)
Sumber: PP No. 22 Tahun 2022 Lampiran VI
DEFRI AF 2110947001
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan sulfat ini adalah:
1. Magnetic stirrer 1 set
Berfungsi untuk mengaduk larutan atau sampel yang bertujuan untuk
menghomogenkan larutan tersebut;
2. Gelas ukur 10 ml, dan 50 ml masing-masing 1 buah
Berfungsi untuk mengukur volume cairan atau larutan yang akan digunakan;
3. Beaker glass 100 ml 7 buah
Berfungsi untuk mengukur dan mencampurkan bahan yang akan dianalisa dalam
praktikum dengan volume sedang;
4. Labu ukur 100 ml 6 buah
Berfungsi untuk mengencerkan suatu bahan ataupun larutan sampel;
5. Corong
Berfungsi untuk memindahkan cairan dari suatu wadah ke wadah lain dan
membantu proses penyaringan dengan kertas saring;
6. Pipet tetes 1 buah
Berfungsi untuk mengambil larutan sampel dalam jumlah kecil dan membantu
pemindahan sampel;
7. Spatula
Berfungsi untuk mengambil dan memindahkan sampel yang akan diuji;
8. Kuvet Spektro
Berfungsi untuk menempatkan larutan yang akan di ukur absorbsinya pada
spektrofotometer;
9. Pinset
Berfungsi untuk menjepit atau mengambil magnet dalam magnetic stirrer.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
3.2.2 Reagen
Larutan Salt Acid. Berfungsi sebagai larutan buffer untuk menstabilkan pH larutan
standar dan juga larutan sampel yang akan diuji. Dilarutkan 240 gr NaCl dalam
aquadest tambahkan 20 ml HCl pekat, kemudian diencerkan dengan aquadest
sampai volume 1 L.
DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
Cara kerja untuk pembuatan larutan standar pada praktikum ini adalah:
1. Larutan standar dengan konsentrasi 0, 10, 20, 30, 40, 50 ppm. Kemudian
dilakukan perhitungan dengan rumus pengenceran sehingga didapatkan volume
larutan standar masing masing 0, 1, 2, 3, 4, 5 ml;
2. Masing-masing larutan induk tersebut dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml
dan diencerkan dengan aquadest sampai batas labu dan dihomogenkan;
3. Masing-masing larutan induk yang telah diencerkan diambil sebanyak 50 ml dan
dimasukkan ke beaker glass;
4. Ditambahkan 10 ml larutan Salt Acid dan sedikit kristal BaCl2 ke dalam larutan
tersebut kemudian di aduk dengan magnetic stirrer selama 5 menit;
5. Larutan standar yang telah diaduk dimasukkan ke dalam kuvet spektro dan
dianalisis nilai absorbansinya menggunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 420 nm.
3.4 Rumus
DEFRI AF 2110947001
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
Data yang diperoleh dari hasil praktikum sulfat ini adalah sebagai berikut:
4.2 Perhitungan
Pengenceran larutan induk menjadi larutan standar dalam labu ukur 100 mL
menggunakan rumus:
V1.M1 = V2.M2
V1.M1 = V2.M2
V1 = 0 ml
V1.M1 = V2.M2
V1 = 1 ml
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
V1.M1 = V2.M2
V1 = 2 ml
V1.M1 = V2.M2
V1 = 3 ml
V1.M1 = V2.M2
V1 = 4 ml
V1.M1 = V2.M2
V1 = 5 ml
DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
0,12
0,1
Absorban
0,08
0,06
0,04
0 10 20 30 40 50 60
konsentrasi mg/L
Berikut perhitungan konsentrasi sulfat sampel air (x) jika diketahui absorban y =
0,084 maka dapat diketahui kadar sulfat dalam sampel, yaitu:
y = 0,00109x + 0,06209
0,084 = 0,00109x + 0,06209
0,02191 = 0,00109
X = 20,1
Jadi, konsentrasi sulfat di dalam sampel sebesar 20,1 mg/L.
DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
4.3 Pembahasan
Konsentrasi sulfat yang tinggi didalam air (>300 mg/L) mempunyai efek patogen
terhadap manusia, terutama gangguan dalam proses pencernaan. Sulfat penting
dalam penyediaan air untuk umum maupun untuk industri, karena kecenderungan
air untuk mengandungnya dalam jumlah yang cukup besar untuk membentuk kerak
air yang keras pada ketel dan alat pengubah panas. Sulfat juga mempengaruhi
tulangan beton terhadap pengaruh unsur kimia yang dapat menyebabkan korosi.
Kandungan sulfat yang tinggi diperairan menyebabkan efek negatif seperti
berkurangnya DO dan berubah nya pH air, sehingga dapat menganggu biota di
perairan.
DEFRI AF 2110947001
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
DEFRI AF 2110947001
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan percobaan ini adalah:
1. Praktikan diharapkan memahami prinsip dan prosedur praktikum serta lebih
teliti lagi dalam melakukan percobaan agar tidak terjadi kesalahan;
2. Masyarakat harus menyadari pentingnya pengaruh kadar sulfat di dalam air
minum bagi lingkungan dan kesehatan;
3. Pemerintah sebaiknya secara berkelanjutan melakukan audit atau pengawasan
terhadap baku mutu perairan, agar sulfat tidak menyebabkan pencemaran pada
lingkungan dantidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan;
4. Sarjana Teknik Lingkungan sebaiknya memahami baku mutu dan fungsi sulfat
dalam air sehingga diharapkan mampu menemukan solusi dan teknologi yang
tepat untuk mengolah limbah sulfat di perairan.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163
DEFRI AF 2110947001