Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS SULFAT (SO42-) SECARA TURBIDIMETRI DENGAN

SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
Dian Anggraeni, NIM : 12231029

INTISARI
Pengujian Kandungan sulfat (SO42-) telah dilakukan pada 3 sampel air yang diambil dari
air sungai daerah turi, air sungai daerah degolan dan air sawah daerah candisari. Ion sulfat
(SO42-) dianalisis dengan metode turbidimetri (kekeruhan) dan diukur serapannya dengan alat
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 420 nm. Analisis data menggunakan metode
kurva kalibrasi dengan persamaan regresi linear y = 0,003x – 0,004 dan koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,980. Kandungan Sulfat (SO42-) pada sampel 1, 2, dan 3 masing-masing adalah
17,513; 12,385 dan 22,128 ppm. Berdasarkan Permenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990, yaitu
400 ppm untuk kualitas air bersih dan Permenkes No.429/MENKES/PER/IV/2010, yaitu 250
ppm untuk kualitas air minum, maka ketiga sampel air masih berada di bawah ambang batas.

Kata Kunci : sulfat (SO42-), spektrofotometer UV-Vis, kurva kalibrasi

1. PENDAHULUAN mg/l untuk air yang dikonsumsi manusia.


Menyebabkan Laxative apabila kadarnya
Sulfat merupakan sejenis anion poliatom berupa Magnesium dan Sodium. Senyawa
dengan rumus SO42- yang memiliki massa sulfat bersifat iritasi pada saluran
molekul 96,06 satuan massa atom. Ion sulfat pencernaan (saluran gastro intestinal),
terdiri dari atom pusat sulfur yang dikelilingi apabila dalam bentuk campuran Magnesium
oleh empat atom oksigen dalam susunan atau Natrium pada dosis yang tidak sesuai
tetrahedral. Ion sulfat bermuatan negatif dua aturan ( (Adinata, 2012).
dan merupakan basa konjugat dari ion Peningkatan kadar sulfat dapat ditentukan
hidrogen sulfat (bisulfat), HSO4-, yang dengan timbulnya bau, rasa tidak enak dari
merupakan basa konjugat dari asam sulfat, air serta masalah korosi pada perpipaan. Hal
H2SO4. Sulfat didalam lingkungan (air) dapat ini diakibatkan oleh reduksi sulfat menjadi
berada secara ilmiah dan atau dari aktivitas hidrogen sulfida dalam kondisi anaerobic.
manusia, misalnya dari limbah industri dan H2SO4 merupakan asam kuat yang
limbah laboratorium. Secara ilmiah sulfat selanjutnya akan bereaksi dengan logam-
biasanya berasal dari pelarutan mineral, logam yang merupakan bahan dari pipa yang
misalnya gips (CaSO4.2H2O) dan kalsium digunakan sehingga terjadi korosi.
sufat anhidrat ( CaSO4). Selain itu dapat Sementara itu, masalah bau disebabkan
juga berasal dari oksidasi senyawa organik karena terbentuknya H2S yang merupakan
yang mengandung sulfat adalah antara lain suatu gas yang berbau (Aprianti M. , 2008).
industri kertas, tekstil dan industri logam Pemantauan paparan sulfat sangat
(Aprianti M. , 2008). berpengaruh pada kualitas air yang nantinya
Ion sulfat adalah salah satu anion utama dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat.
yang muncul di air alami atau alam. Sulfat Oleh karena itu, konsentrasi sulfat perlu diuji
adalah salah satu ion penting dalam dan dianalisis. Tujuan dari pengujian ini
ketersediaan air karena efek pentingnya bagi adalah untuk menentukan penanganan yang
manusia saat ketersediaannya dalam jumlah efektif terhadap air limbah sebelum dialirkan
besar. Untuk hal tersebut direkomendasikan ke badan air.
batas maksimal sulfat dalam air sekitar 250
2. METODE PERCOBAAN koloid barium sulfat. Penambahan kristal
Alat BaCl2 bertujuan agar ion sulfat dalam
Peralatan yang digunakan pada sampel berikatan dengan ion Ba2+ dari
praktikum kali ini adalah alat-alat gelas, kristal sehingga terbentuk garam BaSO4.
alat-alat plastik, dan neraca analitik (Ohaus). Kelarutan garam ini sangat kecil dalam air
Alat analisis yang digunakan adalah sehingga akan mengendap dalam bentuk
spektrofotometri UV-Vis (Hitachi U-2010). endapan koloid putih. Pengukuran
spekrofotometri tidak dapat dilakukan jika
Bahan sulfat berada dalam bentuk endapan. Oleh
Bahan yang digunakan pada karena itu, ditambahkan reagen kondisi
praktikum ini adalah kristal BaCl2 (Merck), (buffer) untuk menstabilkan koloid yang
Natrium sulfat anhidrat (Merck), asam asetat terbentuk sehingga garam BaSO4 berada
glasial (Merck), MgCl2 . 6H2O (Merck), dalam bentuk koloid tersuspensi. Semakin
KNO3 (Merck), CH3COONa . 3H2O tinggi konsentrasi sulfat dalam sampel maka
(Merck), akuades, sampel limbah air akan semakin keruh pula larutan yang
permukaan sesuai SNI 6989.59:2008. terbentuk.

Cara Kerja SO42- + BaCl2 → ↓ putih BaSO4 + 2Cl-


Pengujian sulfat pada limbah air
permukaan dilakukan dengan membuat Larutan ini kemudian diukur dengan
larutan penyangga pH (Buffer) dan larutan menggunakan spektrofotometer UV-Vis
induk sulfat 100 ppm dari larutan induk pada panjang gelombang 420 nm. Batas
sulfat 1000 ppm. Selanjutnya dibuat larutan kadar sulfat terlarut yang terdapat dalam air
deret standar dari larutan induk 100 ppm yang dapat diukur adalah 1-40 mg/L pada
dengan variasi konsentrasi 0 ppm; 10 ppm; panjang gelombang 420 nm (SNI 06-2426-
20 ppm dan 30 ppm. Larutan deret standar 1991).
dan sampel di masukkan ke dalam Sebelum pengukuran absorbansi
erlenmeyer lalu ditambahkan 4 ml larutan dilakukan, terlebih dahulu harus diketahui
penyangga pH (Buffer) dan 0,1 gram BaCl2. panjang gelombang optimum dan waktu
Larutan diaduk dengan magnetik stirer kestabilan warna dari suspensi koloid yang
hingga didapat kekeruhan yang konstan. akan diukur. Panjang gelombang optimum
Larutan deret standar dan sampel yang telah adalah panjang gelombang yang
selesai dipreparasi, diukur absorbansinya memberikan nilai absorbansi tertinggi.
dengan spektrofotometer UV-Vis pada Panjang gelombang maksimalnya adalah
panjang gelombang 420 nm. 420 nm.
Analisis data pada pengujian ini
3. HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan metode kurva kalibrasi, seperti
pada Tabel 1 dan Gambar 1.
Praktikum kali ini adalah analisa sulfat
(SO42-) secara turbidimetri dengan Tabel 1.Absorbansi Larutan Standar
spektrofotometer UV-Vis. Pada metode Standar Konsentrasi Absorbansi
turbidimetri (kekeruhan) ini digunakan 1 0 0
reagen kondisi (buffer) dan kristal barium
2 10 0,033
klorida. Prinsipnya yaitu terbentuknya
3 20 0,065
koloid BaSO4 berupa larutan keruh karena
anion sulfat akan bereaksi dengan barium 4 30 0,12
klorida dalam suasana asam membentuk
Konsentrasi Vs Absorbansi demikian, sampel limbah air ini tetap tidak
0.15
baik untuk dikonsumsisebelum diolah lebih
lanjut karena dari segi fisik telah berwarna
0.12
0.1 keruh sehingga tidak sesuai dengan
y = 0.0039x - 0.0043 parameter air bersih. Di sisi lain, ditinjau
0.065 R² = 0.9809
0.05 dari segi kualitas air bersih, penelitian ini
0.033 menunjukkan bahwa kadar sulfat ini masih
0 0 dapat diterima oleh lingkungan karena daya
0 20 40 dukung lingkungan masih sanggup untuk
-0.05 menetralkannya. Namun, sampel ini tidak
hanya mengandung sulfat sehingga belum
Gambar 1. Kurva Kalibrasi Konsentrasi dapat disimpulkan apakah sampel ini ikut
Vs Absorbansi sulfat (SO42-) berkontribusi dalam mencemari lingkungan
perairan sekitar atau tidak.
Data pengukuran ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi larutan standar 4. KESIMPULAN
maka semakin tinggi pula nilai Sampel limbah air permukaan yang
absorbansinya. Hubungan ini membentuk diambil dari tiga titik (air sungai daerah turi,
garis linier dalam grafik yang menunjukan air sungai daerah degolan dan air sawah
bahwa absorbansi adalah fungsi dari daerah candisari) telah dianalisis kandungan
konsentrasi. Garis regresi yang diperoleh sulfatnya dengan spektrofotometer UV-Vis.
memiliki persamaan y = 0,003x - 0,004 Sampel dari ketiga titik tersebut masih
dengan nilai R2 sebesar 0,980. Nilai ini berada dibawah ambang batas menurut
menunjukan bahwa linearitas dari kurva permenkes No.416/MENKES/PER/IX/1990,
adalah baik dan dapat digunakan dalam yaitu 400 ppm untuk kualitas air bersih dan
penentuan konsentrasi sampel. permenkes No.429/MENKES/PER/IV/2010,
yaitu 250 ppm untuk kualitas air minum.
Tabel 2. Konsentrasi Dan Absorbansi
Sampel DAFTAR PUSTAKA
Konsent
Sampel Lokasi Absorbansi rasi Adinata, H. (2012). Penentuan Kandungan
air sungai 17,513 Fosfat, Sulfat dan Sulfida Air Sungai
Titik 1 turi 0,064 ppm Siak dan Sungai Kampar dari Hasil
air sungai 12,385 Penyaringan Konvensional yang
Titik 2 degolan 0,044 ppm Dimodifikasi untuk Mendapatkan Air
air sawah 22,128 Baku Air Minum. FMIPA-UR,
Titik 3 candisari 0,082 ppm Pekanbaru.
Aprianti, M. (2008). Analisis Kandungan
Berdasarkan hasil yang didapat, Boron, Seng, Mangan dan Sulfat
praktikum ini menunjukkan bahwa kadar dalam Air Sungai Mesjid sebagai Air
sulfat pada sampel limbah air permukaan Baku PDAM Dumai. FMIPA-
yang diambil masih berada dibawah ambang UR,Pekanbaru.
batas menurut permenkes
No.416/MENKES/PER/IX/1990, yaitu 400 Khopkar, S. M. 2003. Konsep Dasar Kimia
ppm untuk kualitas air bersih dan permenkes Analitik. UI-Press, Jakarta.
No.429/MENKES/PER/IV/2010, yaitu 250
ppm untuk kualitas air minum. Namun

Anda mungkin juga menyukai