Anda di halaman 1dari 4

35 Ananda

UJI KADAR SULFAT PADA AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK)


SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
Meita Sari Ananda
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Fakultas Sains dan Teknologi, Program Studi Kimia

Email: s_meita@yahoo.com

Abstract : The goal of this study is to quantitaively determine both the concentration
of sulfate (SO4-2) contained in bottled-drinking water (AMDK) via spectrophotometry
UV-Vis and the quality of the water compared to Permenkes No.
429/MENKES/PER/IV/2010. The sample was mixed with BaCl2 to form BaSO4 which
can be recognised by employing UV-Vis spectrophotometer at 420 nm wave length.
The obtained absorbance data were then applied to the linear equation proposed by
using standard sulfate solution. The analysis shows that the various products of
AMDK consumed Acehnese people contain sulfate in low level, numerically under
0,0397 ppm. Thie research conclude that the AMDK is safe to be consumed daily.

Keywords: sulfate, bottled water, spektrofotometri UV-Vis

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar sulfat (SO4-2) dalam
AMDK (Air Minum Dalam Kemasan), kesesuaian kadar sulfat pada AMDK dengan
Permenkes No. 429/MENKES/PER/IV/2010 dan mengetahui kualitas AMDK yang
dikonsumsi secara kuantitatif menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Sampel
direaksikan dengan BaCl2 untuk memperoleh suspensi BaSO4 yang terdeteksi
dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 420 nm. Data
absorbansi yang diperoleh digunakan untuk menentukan kadarnya dengan
menggunakan persamaan linear dari larutan baku sulfat. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa AMDK dengan berbagai merk dagang
memiliki kandungan sulfat yang sangat kecil dimana pembacaan konsentrasi sulfat
yang diteliti rata-rata masih di bawah limit yaitu <0,0397 ppm. Hal ini menunjukkan
bahwa AMDK secara umum baik untuk dikonsumsi dan masih layak dipakai dalam
kehidupan sehari-hari.

Kata Kunci: sulfat, AMDK, spektrofotometri UV-Vis

PENDAHULUAN dimanfaatkan dengan baik oleh manusia


serta makhluk hidup lain yang
Air merupakan sumber daya alam membutuhkannya. Air minum yang baik
yang diperlukan untuk hajat hidup orang adalah air yang memenuhi persyaratan
banyak, bahkan oleh semua makhluk seperti bebas dari cemaran
hidup. Air merupakan suatu sarana utama mikroorganisme maupun bahan kimia
untuk meningkatkan derajat kesehatan yang berbahaya dan tidak berasa,
masyarakat, karena air merupakan salah berwarna, dan berbau (Departemen
satu media dari berbagai macam Kesehatan, 2002).
penularan penyakit, terutama penyakit Air minum kemasan atau AMDK (Air
perut. Oleh karena itu, sumber daya air Minum Dalam Kemasan) merupakan air
harus dijaga agar tetap dapat minum yang siap di konsumsi secara

AMINA 1(1) 2019 | Uji kadar sulfat pada air minum dalam kemasan (AMDK) secara spektrofotometri
uv-vis
36 Ananda

langsung tanpa harus melalui proses METODE


pemanasan terlebih dahulu. Air dalam
kemasan mencakup air mineral dan air Alat dan Bahan
demineral. Air mineral adalah air minum Alat yang digunakan pada pengujian
dalam kemasan yang mengandung ini meliputi seperangkat alat
mineral dalam jumlah tertentu tanpa Spektrofotometer UV-Vis, labu ukur 100
menambahkan mineral, sedangkan air ml, erlenmeyer 250 ml, pipet ukur 5 dan
demineral merupakan air minum dalam 10 ml, gelas kimia 500 ml, oven dan labu
kemasan yang diperoleh melalui proses semprot. Bahan yang digunakan dalam
pemurnian seperti destilasi, reverse pecobaan ini meliputi sampel (AMDK),
osmosis, dan proses setara (Badan barium klorida (BaCl2), larutan baku sulfat,
Standarisasi Nasional, 2006). larutan buffer dan air suling.
Saat ini, penggunaan air minum
dalam kemasan meningkat tajam terbukti Prosedur Penelitian
bahwa terdapat lebih dari 350 perusahaan Pembuatan Larutan Standar
air minum kemasan yang tersebar di Larutan baku sulfat 100 mg/L dipipet
Indonesia. Berdasarkan data Badan sebanyak 0; 5; 10; 15; 20; 25; 30 dan 40
Pengawas Obat dan Makanan, kini ada mL kemudian dimasukkan ke dalam labu
lebih dari 1.400 jenis AMDK antara lain ukur 100 mL. Selanjutnya ditambahkan air
Aqua, Club, Cleo dan lain-lain. Sulfat suling sampai tanda tera sehingga
merupakan salah satu ion dari sekian diperoleh konsentrasi sulfat 0; 5; 10; 15;
banyak anion-anion utama yang terdapat 20; 25; 30 dan 40 mg/L.
di dalam perairan alam. Sulfat didalam
lingkungan seperti air dapat berada Pembuatan Kurva Kalibrasi
secara alamiah atau dari aktivitas Spektrofotometer dioptimalkan sesuai
manusia. petunjuk alat untuk pengujian kadar sulfat,
Ion sulfat cukup sulit dihilangkan dari selanjutnya larutan standar dipindahkan
air, sehingga untuk memisahkannya harus kedalam erlemeyer 250 mL dan
memakai metode membran elektrodialisis ditambahkan 20 ml larutan buffer. Stelah
dan cara mentedeksi ion tersebut dapat homogen ditambahkan 0,2 g sampai
menggunakan metode uji kualitatif dengan 0,3 g barium klorida, diaduk.
maupun kuantitatif. Uji kuantitatif Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan alat seperti spektrofotometer pada panjang
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 420 nm setelah beberapa
gelombang yang telah ditentukan, menit penambahan barium klorida.
sedangkan untuk mendeteksi secara
cepat adalah uji kualitatif yaitu cukup Analisa Sulfat
dengan mereaksikan sampel air dengan Sebanyak 50 ml larutan uji AMDK
larutan barium klorida 10% pada kondisi dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL
pH netral. Dalam pemeriksaan ini, peneliti dan ditambahkan 20 mL larutan buffer.
menggunakan metode kuantitatif yaitu Setelah homogen ditambahkan 0,2 g
menggunakan alat spektrofotometer UV- sampai dengan 0,3 g barium klorida,
Vis dan ditentukan pada panjang diaduk. Dilakukan pengukuran dengan
gelombang tertentu. Spektrofotometri spektrofotometer pada panjang
merupakan suatu perpanjangan dari gelombang 420 nm setelah beberapa
penelitian visual dalam studi yang lebih menit penambahan barium klorida.
terinci mengenai penyerapan energi Dilakukan analisis duplo.
cahaya oleh spesi kimia sehingga
memungkinkan kecermatan yang HASIL DAN PEMBAHASAN
didapatkan lebih besar dan lebih efektif.
Berdasarkan Standart Nasional
Indonesia 01-3554-2006 tentang air
minum dalam kemasan yang menjelaskan
tentang uji sulfat, absorben dari suspensi

AMINA 1(1) 2019 | Uji kadar sulfat pada air minum dalam kemasan (AMDK) secara spektrofotometri
uv-vis
37 Ananda

BaSO4 diukur dengan spektrofotometer sangat jauh di bawah limit yaitu <0,0397
UV-Vis pada panjang gelombang ppm. Berdasarkan hasil tersebut, kadar
maksimum 420 nm terhadap sampel yang sulfat dalam air minum dalam kemasan
akan digunakan. Selanjutnya, dibuat kurva yang diuji masih aman untuk dikonsumsi
kalibrasi hubungan konsentrasi sulfat untuk kehidupan sehari-hari.
degan absorbansi larutan standar dengan
variasi konsentrasi 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30 Tabel 1. Kadar sulfat pada sampel uji
dan 40 ppm. Larutan standar 0 ppm No Konsentrasi Absorbansi Rata-
merupakan larutan blanko yang berfungsi (ppm) (Å) rata
sebagai faktor koreksi terhadap pelarut 1.a -0,2474 0,0030 -0,2389
dan reagen yang digunakan. Pada 1.b -0,2304 0,0032 <0,0397
pengukuran blanko ini nilai absorbansi 2.a -0,1278 0,0044 -0,1278
2.b -0,1278 0,0044 <0,0397
yang diperoleh harus 0 (nol) karena yang 3.a -0,1751 0,0039 -0,1764
diukur adalah serapan untuk pelarut dan 3.b -0,1778 0,0038 <0,0397
reagennya. Dengan demikian, diharapkan 4.a -0,1594 0,0041 -0,1574
pada pengukuran larutan standar dan 4.b -0,1554 0,0041 <0,0397
sampel yang diukur adalah serapan 5.a -0,1383 0,0043 -0,1363
sulfatnya. 5.b -0,1344 0,0043 <0,0397
Data pengukuran ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan Penelitian ini menunjukkan bahwa
standar maka semakin tinggi pula nilai kadar sulfat dalam sampel Air Minum
absorbansinya. Hubungan ini membentuk Dalam Kemasan (AMDK) yang diambil
garis linier dalam grafik yang menunjukan masih berada di bawah ambang batas
bahwa absorbansi adalah fungsi dari menurut Permenkes tahun1990, yaitu 400
konsentrasi. Kurva kalibrasi yang ppm/L untuk kualitas air bersih
didapatkan yaitu seperti pada gambar 4.1 dan Permenkes tahun 2010, yaitu 250
dibawah ini : ppm/L untuk kualitas air minum. Oleh
karena itu, menurut peneliti Air Minum
Dalam Kemasan ini sangat baik untuk
dikonsumsi dan layak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang


dilakukan, dapat diambil kesimpulan
Gambar 1. Kurva kalibrasi yang menunjukkan bahwa larutan uji yaitu Air Minum Dalam
hubungan antara konsentrasi (ppm) dan Kemasan dengan berbagai merk dagang
absorbansi (A) memiliki kandungan sulfat yang sangat
kecil, pembacaan konsentrasi sulfat yang
Garis regresi yang diperoleh memiliki diteliti rata-rata masih di bawah limit yaitu
persamaan y = 0,0116x + 0,0059 dengan <0,0397 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai R2 sebesar 0,9978. Nilai ini AMDK secara umum baik untuk
menunjukan bahwa linearitas dari kurva dikonsumsi dan masih layak dipakai
adalah baik dan dapat digunakan dalam dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga
penentuan konsentrasi sampel. ditinjau dari Permenkes No.
Kemudian, konsentrasi sulfat yang 429/MENKES/PER/IV/2010 yang
diperolah dari sampel air minum dalam menjelaskan bahwa konsentrasi sulfat
kemasan (AMDK) rata-rata bernilai minus, dalam air minum yang baik untuk
hal ini disebabkan pembacaan digunakan adalah tidak lebih dari 250
konsentrasi sulfat didalam sampel ppm/L.
menggunakan spektrofotometri UV-Vis

AMINA 1(1) 2019 | Uji kadar sulfat pada air minum dalam kemasan (AMDK) secara spektrofotometri
uv-vis
38 Ananda

DAFTAR RUJUKAN

Badan Standarisasi Nasional. 2006. Cara Ridwan, N. 2013. Pengenbangan Sistem


Uji Mikrobiologi. BSN : Jakarta. Pelayanan Air Bersih. Jurnal Sipil
Chandra, B. 2006. Kesehatan Statistik Vol.1 No.6. Fakultas Tehnik :
Lingkungan. EGC : Jakarta Universitas Sam Ratulangi
Day, R.A. dan JR.AL.Underwood. 2002. Siregar, W.D., 2012, Analisis Kualitas
Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Fisik, Biologi, dan Kimia pada Air
keenam. Erlangga : Jakarta MInum Dalam Kemasan Berbagai
Departemen Kesehatan. 2002. Keputusan Merk yang Dijual di Kota Medan,
Menteri Kesehatan Republik Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Indonesia Universitas Sumatra Utara : Medan.
No.907/MENKES/SK/VII/2002 Susanti, W. 2010, Analisa Kadar Ion Besi,
Tentang Syarat-syarat dan Kadmium dan Kalsium dalam Air
Pengawasan Kualitas Air Minum. Minum Kemasan Galon dan Air
Depkes RI: Jakarta Minum Kemasan Galon Isi Ulang
Departemen Kesehatan RI. 1990. dengan Metode Spektofotometri
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. Serapan Atom, Fakultas Matematika
416/MENKES/PER /IX/1990 tentang dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Syarat-Syarat dan Pengawasan Universitas Sumatra Utara : Medan.
Kualitas Air. Depkes RI : Jakarta. Slamet, J.S. 2007. Kesehatan
Fauziah, A., 2011, Efektivitas Saringan Lingkungan. Gadja Mada University
Pasir dalam Menurunkan Kadar Press : Yogyakarta
Mangan (Mn) pada Air Sumur dengan Standard Nasional Indonesia (2006), Air
Penambahan Kalium Permanganat Minum Dalam Kemasan, Badan
(KMnO4), Fakultas Kesehatan Standardisasi Nasional : Jakarta
Masyarakat, Universitas Sumatra Taringan, P.S.P. 2008. Hubungan
Utara : Medan. Kerentanan Kondisi Fisik, Sanitari
Mandasari, R., 2010, Analisis Kadar Besi Dasar dan Tingkat Resiko Lokasi
(Fe) dalam Air Minum Kemasan Pemukiman Penduduk dengan
dengan Menggunakan Metode Riwayat Penyakit Berbasis
Spektofotometri Serapan Atom, Lingkungan dikeluarkan Bidara Cina.
Fakultas Matematika dan Ilmu FKM UI : UI Press.
Pengetahuan Alam, Universitas Vogel. 1985. Buku Teks Analisis
Sumatra Utara : Medan Anorganik Kualitatif Makro dan
Mulja, Muhammad dan Suharman. 1995 . Semimikro Edisi Keenam. PT.
Analisis Instrumental. Erlangga Kalman Media Pusaka : Jakarta.
University Press : Surabaya

AMINA 1(1) 2019 | Uji kadar sulfat pada air minum dalam kemasan (AMDK) secara spektrofotometri
uv-vis

Anda mungkin juga menyukai