Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN PRAKTIKUM

ANALISIS FARMASI

Penyusun :
Melania Perwitasari, M.Sc., Apt.

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA KELUARGA
BEKASI
2020
TATA TERTIB

1. Setiap peserta praktikum harus hadir tepat pada waktu yang telah ditentukan,
keterlambatan ≥10 menit dari waktu tersebut dapat mengakibatkan ditolaknya
peserta untuk mengikuti praktikum pada hari yang bersangkutan.
2. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat dari bahan kimia
selama mengikuti praktikum, peserta diwajibkan mengenakan alat perlindungan diri
(APD) yang sesuai. APD yang wajib digunakan adalah: masker, sarung tangan,
laboratory google, jas laboratorium lengan panjang putih bersih, sepatu
tertutup, celana panjang hingga mata kaki.
3. Setiap peserta praktikum wajib mengenakan tanda pengenal (callcard) yang
digunakan selama bekerja di laboratorium.
4. Setiap peserta praktikum bertanggung jawab pada ketertiban dan kebersihan
laboratorium.
5. Selama mengikuti praktikum, peserta praktikum wajib berlaku sopan, tidak
bercanda / senda gurau, tidak merokok / makan / minum dalam laboratorium, dan
tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan praktikum.
6. Setiap peserta praktikum harus memperhatikan tentang kemungkinan
kontaminasi reagensia yang digunakan. Oleh karena itu, pengembalian reagensia
ke dalam botol asal sedapat mungkin dihindari. Tutuplah segera botol dan
perhatikan agar tutup botol tidak tertukar dengan yang lain.
7. Setelah selesai berkegiatan dalam laboratorium, setiap peserta harus
mengembalikan semua peralatan yang digunakan dalam keadaan bersih dan
kering. Kerusakan peralatan yang terjadi selama praktikum adalah tanggung jawab
perserta.
8. Apabila karena sesuatu hal tidak dapat mengikuti suatu acara praktikum, peserta
dapat mengajukan permohonan ijin kepada Koordinator Praktikum. Ijin akan
diberikan apabila permohonan disertai dengan bukti yang relevan, dapat
dipertanggungjawabkan, dan layak untuk dipertimbangkan.
9. Hal-hal yang belum tertuang dalam peraturan dan tata tertib akan diatur lebih lanjut
DAFTAR ISI

TATA TERTIB
DAFTAR ISI
MATA PRAKTIKUM
1. Analisis Asam salisilat dalam berbagai bentuk sediaan
2. Analisis Asam askorbat dalam berbagai bentuk sediaan
3. Analisis Kafein dalam berbagai bentuk sediaan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PRAKTIKUM I

ANALISIS ASAM SALISILAT DALAM BERBAGAI BENTUK SEDIAAN

A. TUJUAN
Mahasiswa mampu merancang, melakukan pemisahan dan analisis senyawa asam
salisilat dalam beberapa sediaan farmasi dengan metode yang logis dan sistematis.

B. ALAT
– Spektrofotometer Visibel
– Sonikator
– Sentrifuge
– Labu ukur
– Tabung reaksi
– Gelas kimia
– Mikropipet

C. BAHAN
– Sampel : Bedak Tabur, Salep (mengandung asam salisilat)
– FeCl3 1%
– Methanol
– Standar baku Asam Salisilat
– Metanol
– H2SO4 2M

D. METODE
Pembuatan Larutan Standar Baku
Ambil sejumlah tertentu larutan induk standar dan encerkan dengan methanol
hingga mendapatkan larutan standar 100 ppm

Penentuan Operating Time


Sebanyak 10 mL larutan standar konsentrasi 25 ppm ditambahkan FeCl3 1%
sebanyak 0,5 mL. Ukur serapan pada waktu 5, 10, 15 menit. Tentukan operating
time yang dibutuhkan !

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum


Panjang gelombang maksimum dengan melakukan pemindaian larutan standar 25
ppm yang telah ditambahkan FeCl3 pada spektrofotometer dengan rentang panjang
gelombang 200 – 400 nm. Pilih panjang gelombang yang memberikan serapan
maksimal

Pembuatan Kurva Kalibrasi


Kurva kalibrasi dibuat melalui hubungan serapan panjang gelombang (serapan)
terhadap konsentrasi dari beberapa larutan standar. Konsentrasi seri larutan
standar adalah 7, 10, 13, 16, 19, 22, 25 ppm. Tantukan persamaan regresi linier
dan hitunglah koefisian korelasinya!

Persiapan Sampel
Sampel : Bedak tabur
Sejumlah 500 mg sampel ditimbang dalam gelas kimia dan dilarutkan dengan 10
mL methanol. Larutan disonikasi selama 15 menit. Larutan dimasukkan dalam
tabung reaksi dan disentrifugasi selama 20 menit hingga ada endapan dan larutan
jernih. Larutan disaring dan dimasukkan dalam labu ukur 10 mL. Tambahkan
methanol sampai batas tanda. Filtrat digunakan sebagai larutan sampel

Sampel : Salep
Sejumlah 500 mg sampel ditimbang dan ditambahkan 0,5 mL H 2SO4 2M dan 25 mL
methanol. Homogenkan dengan vortex selama 1 menit. Larutan disaring dengan
kertas saring. Filtrat digunakan sebagai larutan sampel.

Penetapan Kadar Asam Salisilat


Spektrofotometri
Sejumlah 2 mL larutan sampel dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL dan
ditambahkan methanol sampai batas tanda. Ambil 1 mL dan masukkan dalam labu
ukur 10 mL dan ditambahkan methanol sampai batas tanda. Ukur serapan dengan
spektrofotometer UV. Lakukan 3x replikasi

Titrasi
Carilah metode titrasi asam salisilat !

E. DISKUSI
1. Berapakah kadar asam salisilat yang terdapat pada produk?
2. Apakah kadar asam salisilat sesuai dengan yang tercantum dalam produk?
PRAKTIKUM II
ANALISIS ASAM ASKORBAT DALAM BERBAGAI BENTUK SEDIAAN

A. TUJUAN
Mahasiswa mampu merancang, melakukan pemisahan dan analisis senyawa asam
askorbat dalam beberapa sediaan farmasi dengan metode yang logis dan sistematis.

B. ALAT
- Spektrofotometer
- Labu ukur

C. BAHAN
- Tablet vitamin C
- Aquabidest
- Sirup multivitamin (mengandung vitamin C)
D. METODE

Pembuatan Larutan Standar Vitamin C


Ambil sejumlah tertentu larutan induk standar dan encerkan dengan aquabidest
hingga mendapatkan larutan standar 100 ppm

Penentuan Panjang Gelombang Maksimum


Panjang gelombang maksimum dengan melakukan pemindaian larutan standar 25
ppm dengan spektrofotometer pada rentang panjang gelombang 200 – 400 nm.
Pilih panjang gelombang yang memberikan serapan maksimal.

Pembuatan Kurva Kalibrasi


Kurva kalibrasi dibuat melalui hubungan serapan panjang gelombang (serapan)
terhadap konsentrasi dari beberapa larutan standar. Konsentrasi seri larutan
standar adalah 1, 2.5, 5, 10, 20, 40, 80 ppm. Tentukan persamaan regresi linier
dan hitunglah koefisian korelasinya!

Persiapan sampel
Sampel : Sirup Multivitamin
Sebanyak 5 mL sirup dimasukkan dalam 25 mL labu ukur dan ditambahkan
aquabidest hingga tanda batas. Larutan disonikasi selama 15 menit, apabila
terdapat dua fase, maka ambilah fase airnya. Saring larutan yang didapat dengan
kertas saring. Filtrat digunakan sebagai larutan sampel.
Sampel : Tablet Vitamin C
Sebanyak 20 tablet vitamin C ditimbang dan digerus hingga halus dan homogen.
Ambil 100 mg serbuk dan larutkan dengan 20 mL aquabidest pada labu takar 50
mL, disonikasi selama 15 menit. Tambahkan aquabidest hingga batas tanda.
Saring larutan dengan kertas saring. Filtrat digunakan sebagai larutan sampel.

Penetapan Kadar Asam Askorbat


Spektrofotometri
Sejumlah 2 mL larutan sampel dimasukkan kedalam labu ukur 10 mL dan
ditambahkan aquabidest sampai batas tanda. Ukur serapan dengan
spektrofotometer UV. Lakukan 3x replikasi

Titrasi
Carilah metode analisis asam askorbat !

E. DISKUSI

1. Berapakah kadar asam askorbat yang terdapat pada produk?


2. Apakah kadar asam askorbat sesuai dengan yang tercantum dalam produk?
PRAKTIKUM III
ANALISIS KAFEIN DALAM BERBAGAI BENTUK SEDIAAN

A. TUJUAN
Mahasiswa mampu merancang, melakukan pemisahan dan analisis senyawa kafein
dalam beberapa sediaan farmasi dengan metode yang logis dan sistematis.

B. ALAT
- Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
- Spektrofotometer
- Spuit injeksi 10 mL
- Sonikator
- Waterbath

C. BAHAN
- Standar Baku Kafein
- Kopi instan
- Metanol pro HPLC
- Air (Aquabidest steril)
- MgO

D. METODE
Penyiapan Fase Gerak
Masukkan fase gerak methanol dan aquabidest pada masing-masing wadah.
Lakukan sonikasi selama 15 menit. Tempatkan wadah pada rak fasek gerak
KCKT.

Pembuatan Larutan Standar Baku


Ambil sejumlah tertentu larutan induk standar dan encerkan dengan methanol
hingga mendapatkan larutan standar 100 ppm.

Optimasi Panjang Gelombang


Larutan standar kafein sejumlah 1 ml yang telah disaring menggunakan
membran filter 0,45 µm dilakukan scanning panjang gelombang maksimum
menggunakan alat spektrofotometer. Dipilih panjang gelombang yang
memberikan nilai serapan tertinggi sebagai panjang gelombang detector.

Pembuatan Kurva Kalibrasi


Larutan baku kafein diencerkan dengan aqubidest hingga diperoleh larutan
kafein dengan variasi konsentrasi 1,25; 2,5; 5; 10; 20 mg/L. Masing-masing
konsentrasi diinjeksikan 20 µL ke sistem KCKT dengan fase gerak,
kecepatan alir dan λmax yang telah ditetapkan. Ditentukan linieritas detektor
berdasarkan kadar vs luas area puncak kromatogram. Nilai koefisien korelasi
r ≥ 0,98 menunjukkan bahwa detektor memiliki linieritas yang cukup baik.

Persiapan Sampel
Kopi instan sebanyak 0,5 gram yang ditambah 5 gram MgO dilarutkan dalam
200 mL aquadest pada suhu 90oC. Larutan diaduk selama 20 menit pada
suhu 90oC dalam waterbath. Larutan dikeluarkan dari waterbath dan
dibiarkan dingin. Larutan kemudian disaring menggunakan kertas saring
kemudian dilanjutkan dengan membran filter 0,45 μm. Filtrat diencerkan 10
kali.

Penetapan Kadar Kafein


Sampel disaring menggunakan membran filter 0,45 μm dan disonikasi
selama 5 menit. Masukkan 1 mL sampel dalam flakon dan diletakkan dalam
rak sampel KCKT. Jalankan KCKT dengan sistem sebagai berikut :
Panjang gelombang : sesuai hasil optimasi
Fase diam : ZORBAX Eclipse Plus C18 (4,6x150 mm, 5
µm)
Fase gerak : methanol : air (3 : 7)
Kecepatan alir : 1,0 mL/min
Vol. injeksi : 20 μL
Stop time : 10 menit

Hitung kadar kafein dengan memasukkan luas area sampel kedalam


persamaan kurva baku yang telah didapatkan. Lakukan 3x repetisi

E. DISKUSI

1. Berapakah panjang gelombang maksimum dari kafein secara teoritis?


2. Hitung selektivitas (Rs), linieritas (r), presisi (RSD) dari metode analisis yang
dilakukan!
3. Berapakah kadar kafein yang terdapat pada produk?
JADWAL PRAKTIKUM
TANGGAL TOPIK DOSEN
A: Jumat, Asistensi
28-2-2020
MPI
B: Kamis,
27-2-2020
A: Jumat, Pre-test analisis asam salisilat dalam sediaan
6-3-2020 bedak dan salep MPI
B: Kamis,
5-3-2020
A: Jumat, Analisis asam salisilat dalam sediaan bedak dan
13-3-2020 salep MPI
B: Kamis,
12-3-2020
A: Jumat, Pre-test analisis asam askorbat dalam sediaan
20-3-2020 tablet dan sirup MPI
B: Kamis,
19-3-2020
A: Jumat, Analisis asam askorbat dalam sediaan tablet dan
27-3-2020 sirup MPI
B: Kamis,
26-3-2020
A: Jumat, Review hasil praktikum spektrofotometri dan titrasi
3-4-2020 (ujian lisan) MPI
B: Kamis,
2-4-2020
A: Jumat, Tugas I : Prinsip kerja Kromatografi Gas dan
10-4-2020 penerapannya dalam dunia farmasi MPI
B: Kamis,
9-4-2020
UP I
A: Jumat, Tugas II: Menganalisis kasus pemisahan dan
1-5-2020 penetapan kadar senyawa obat dalam sediaan
farmasi MPI
B: Kamis, Praktikum : HPLC 1
30-4-2020
A: Jumat, Praktikum : HPLC 1
8-5-2020
MPI
B: Kamis, Tugas II: Menganalisis kasus pemisahan dan
7-5-2020 penetapan kadar senyawa obat dalam sediaan
farmasi
A: Jumat, HPLC 2
15-5-2020
MPI
B: Kamis,
14-5-2020
A: Jumat, HPLC 3
5-6-2020
MPI
B: Kamis,
4-6-2020
A: Jumat, HPLC 4
12-6-2020 MPI
B: Kamis,
11-6-2020
A: Jumat, Review praktikum HPLC
19-6-2020 Presentasi Tugas Makalah MPI
B: Kamis, (volunteer 1 kelompok)
18-6-2020
UP II
UP III

Mata Mata
Kel. Sampel Metode Kel. Sampel Metode
Praktikum Praktikum
Asam 1 Bedak * Kafein 1 Kopi HPLC
salisilat
2 Bedak * 2 Kopi HPLC

3 Salep * 3 Tablet HPLC

4 Salep * 4 Tablet HPLC

Asam 1 Tablet * Metode analisis (preparasi sampel – penetapan


askorbat kadar) diperbolehkan mencari metode
2 Tablet * sendiri. Metode yang ada di modul digunakan
sebagai referensi
3 Sirup *
Catatan: menggunakan bahan yang ada di
4 Sirup * laboratorium
*Spektrofotometri / titrasi
DAFTAR PUSTAKA
1. Harvey, D., 2000, Modern Analytical Chemistry,The McGraw-Hill Companies, Inc.
2. Jeffery, G.H., Bassett, J., Mendham, J., and Denney, R.C., 1989, Vogel’s Textbook of
Quantitative Chemical Analysis, Longman Scientific and Technical
3. Snyder, L., Kirkland, J., and Dolan, J., 2010, Introduction to Modern Liquid
Chromatography, A John Wiley & Sons, Inc., Publication.
4. Kealey, D. and Haines, P.J., 2002, Instant Notes Analytical Chemistry, BIOS Scientific
Publishers Ltd, Oxford
5. Meyer, V., 2004, Practical High-Performance Liquid Chromatography, 4th Edition, John
Wiley & Sons, Ltd, Chichester
6. Ahuja, S. and Dong, M.W., 2005, Handbook of Pharmaceutical Analysis by HPLC,
volume 6, Elsevier Academic Press, Amsterdam.
7. Watson, D., 1999, Pharmaceutical Analysis A Textbook for Pharmacy Students and
Pharmaceutical Chemists, Churchill Livingstone, Edinburgh.
8. Spangenberg, B., Poole, C., and Weins, C., 2011, Quantitative Thin-Layer
Chromatography A Practical Survey, Springer-Verlag, Berlin Heidelberg.
9. Srivastava, M., 2011, High-Performance Thin-Layer Chromatography (HPTLC),
Springer, Berlin Heidelberg.
10. Kar, A., 2005, Pharmaceutical Drug Analysis, New Age International (P) Ltd.,
Publishers, New Delhi
LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM
Mata Praktikum : ……………………………………………..

Nama :
NIM :
Golongan :
Tanggal :

A. Rencana Langkah Kerja

B. Langkah Kerja yang dilakukan

C. Alat dan Bahan

D. Hasil
E. Pembahasan

F. Kesimpulan

Praktikan, Dosen,

( ) ( )
RUBRIK NILAI
PRAKTIKUM
Mata Praktikum : ……………………………………………..

Nama :
NIM :
Golongan :
Tanggal :

A. SIKAP

NILAI
NO ASPEK INDIKATOR
1 2 3 4
1 Sikap Tata tertib
Kerja sama
Kepemimpinan
Kejujuran
TOTAL SKOR
JUMLAH
B. KETRAMPILAN

NILAI
NO ASPEK INDIKATOR
1 2 3 4
1 Persiapan Kesiapan alat dan bahan
Kesesuaian prosedur kerja
2 Proses Kesesuaian prosedur kerja
3 Hasil Kerapian
Ketelitian
Hasil yang diperoleh
TOTAL SKOR
JUMLAH
C. PENGUASAAN KONSEP

NILAI
NO ASPEK INDIKATOR
1 2 3 4
1 Pengetahuan Menjelaskan prosedur kerja
Menjelaskan teori dasar
Menjelaskan permasalahan
Laporan / Dokumentasi
TOTAL SKOR
JUMLAH


ℎ =
4

Keterangan :
1 = Tidak dilakukan
2 = Tidak tepat
3 = Kurang tepat
4 = Tepat

Anda mungkin juga menyukai