DATA PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil 1. Sampel Kafein ditimbang 0,1005 gr
2. Buat larutan induk (larutan 1).
3. Masukkan Kafein ke dalam labu ukur
100ml.
4. Tambahkan sedikit Aquadest lalu
homogenkan.
5. Bersihkan dinding labu ukur dengan
menggunakan batang pengaduk yang dibungkus dengan kertas saring.
6. Aquadest di add kan sampai miniskus
bawah dengan menggunakan pipet tetes. 7. Lalu dipindahkan ke beker gelas.
8. Dilihat menggunakan alat
Spektrofotometer pada panjang gelombang 200-300 nm. Hasil pada Spektrofotometer A: 5.000 Lambda : 249
9. Diencerkan kembali, buat larutan baku 1
(1ml/100ml) (larutan 2). Lalu dimasukkan ke dalam labu ukur.
10. Di add kan 100ml Aquadest sampai
miniskus bawah.
11. Bersihkan dinding labu ukur dengan
menggunakan kertas saring yang dibungkus menggunakan batang pengaduk. Lalu di pindahkan ke beker gelas 12. Buat larutan baku ke-2 (larutan ke-3) 10/100 mL diambil dari larutan baku 1. 13. Lalu diamati pada Spektrofotometer kedua larutan baku tersebut. Hasil nilai absorbansi dari larutan ke-3 (larutan baku 2) adalah A = 0,662 dengan Lambda 242,243
14. Hitung kembali, buat larutan (larutan ke-
4) diambil dari larutan baku ke-2 atau 10ml/100ml.
15. Dimasukkan kedalam labu ukur,
pindahkan ke beker gelas dan lakukan Spektro kembali.
16. Dan didapatkan nilai Absorbansi 0,428
Lambda 242 G. PEMBAHASAN Pada praktikum Analisis Farmasi, spektrofotometri dapat digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif senyawa kafein dalam sampel. Namun, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pengukuran spektrofotometri senyawa kafein. Untuk menghindari kesalahan dalam praktikum ini, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain : 1. Persiapan sampel : Sampel harus dibersihkan dan dipersiapkan dengan baik sebelum dilakukan pengukuran. Sampel yang terkontaminasi dapat menyebabkan kesalahan dalam pengukuran. Selain itu, harus dihindari penggunaan sampel yang sudah kadaluwarsa atau tidak sesuai dengan spesifikasi. 2. Pengukuran panjang gelombang yang tepat : Panjang gelombang yang digunakan dalam pengukuran harus dipilih dengan benar untuk mendapatkan hasil yang akurat. Untuk senyawa kafein, panjang gelombang yang umumnya digunakan adalah 272 nm. 3. Pembuatan kurva kalibrasi yang benar : Kurva kalibrasi harus dibuat dengan benar untuk menghasilkan hasil yang akurat. Kurva kalibrasi harus mencakup kisaran konsentrasi yang sesuai dan dibuat dengan menggunakan sampel standar yang diketahui konsentrasinya. 4. Pengaruh zat pengganggu : Zat pengganggu dalam sampel harus dieliminasi atau dihindari. Jika tidak mungkin dihindari, maka pengaruhnya terhadap hasil pengukuran harus dikompensasi atau dikoreksi. 5. Dalam praktikum analisis farmasi, penting untuk menghindari kesalahan dalam pengukuran spektrofotometri senyawa kafein untuk mendapatkan hasil yang akurat dan dapat diandalkan. Hal ini akan sangat berguna dalam memastikan kualitas dan keamanan produk farmasi yang mengandung senyawa kafein. H. KESIMPULAN Berdasarkan praktikum analisis farmasi tentang kesalahan spektrofotometri senyawa kafein, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Spektrofotometri adalah teknik analisis kimia yang dapat digunakan untuk mengukur absorbansi cahaya oleh suatu sampel pada suatu panjang gelombang tertentu. 2. Pada analisis farmasi, spektrofotometri dapat digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif senyawa kafein dalam sampel. 3. Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan kesalahan dalam pengukuran spektrofotometri senyawa kafein, seperti kontaminasi sampel, pemilihan panjang gelombang yang tidak tepat, konsentrasi sampel yang tidak tepat, kesalahan pada alat spektrofotometer, kesalahan pada kurva kalibrasi, dan pengaruh zat pengganggu. 4. Untuk menghindari kesalahan dalam pengukuran spektrofotometri senyawa kafein, perlu dilakukan persiapan sampel yang baik, pemilihan panjang gelombang yang tepat, pengaturan konsentrasi sampel yang tepat, pembuatan kurva kalibrasi yang benar, penggunaan alat spektrofotometer yang berkualitas, dan eliminasi atau penghindaran zat pengganggu dalam sampel. 5. Dengan menghindari kesalahan dalam pengukuran spektrofotometri senyawa kafein, hasil pengukuran yang diperoleh akan lebih akurat dan dapat diandalkan. Hal ini sangat penting dalam memastikan kualitas dan keamanan produk farmasi yang mengandung senyawa kafein. 6. Praktikum analisis farmasi tentang kesalahan spektrofotometri senyawa kafein dapat membantu mahasiswa memahami prinsip- prinsip analisis spektrofotometri dan memperoleh pengalaman praktis dalam melakukan analisis farmasi. DAFTAR PUSTAKA