Anda di halaman 1dari 11

SOAL UTS ANALISIS FARMASI

TA 2021/2022
DOSEN:
1. Dr. apt. Novi Yantih, M.Si.
2. Dr. apt. Zuhelmi Aziz, M.Si.
3. apt. Dra. Titiek Martati, M.Si.
4. apt. Dra. Hindra Rahmawaty, M.Si.
5. apt. Dra. Faridah, M.Si.
6. apt. Rahmatul Qodriah, S. Farm., M.Farm.

Q1. Dalam analisis kimia farmasi harus melalui beberapa tahap yang dilakukan dengan urutan
yang benar dan hasil yang benar. Urutan apa yang dimaksud?
AA. perencanaan analisis – penyiapan sampel - sampling – pengukuran – pelaporan –
perhitungan.
BB. perencanaan analisis - sampling - penyiapan sampel – pengukuran – pelaporan –
perhitungan.
CC. perencanaan analisis – penyiapan sampel - sampling – pengukuran – perhitungan –
pelaporan.
DD. perencanaan analisis – sampling - penyiapan sampel – pengukuran – perhitungan –
pelaporan.
EE. perencanaan analisis – perhitungan - penyiapan sampel - sampling - pengukuran –
pelaporan.
***
Q2. Pada monografi terdapat komponen untuk memperlihatkan kadar secara kimia, seperti
disebutkan dalam nama kimia yang lengkap dan mempunyai kemurnian mutlak (100%).
Komponen monografi apa yang dimaksud?
AA. Nama sinonim
BB. Rumus molekul
CC. Komposisi
DD. Identifikasi
EE. Penetapan kadar
***
Q3. Dalam merencanakan suatu prosedur analisis diperlukan sumber daya yang memadai
untuk prosedur tersebut. Apa sumber daya yang dimaksud?
AA. metode sampling yang sesuai, jumlah sampel yang representatif, bahan yang diperlukan,
alat/sarana yang tersedia, personil yang melakukan pengujian.
BB. metode sampling yang cocok, jumlah sampel yang representatif, cara penanganan
sampel yang tepat, personel yang melakukan pengujian, biaya yang diperlukan.
CC. bahan yang akan diuji, metode pengujian yang sesuai, jumlah sampel yang representatif,
biaya operasional yang diperlukan, hasil pengujian yang akurat.
DD. bahan-bahan yang harus disediakan, metode pengujian yang sesuai, personel yang
melakukan pengujian, hasil pengujian yang akurat, biaya yang diperlukan.
EE. bahan-bahan yang harus disediakan, alat/sarana yang dibutuhkan, metode pengujian
yang sesuai, personel yang melakukan pengujian, biaya yang diperlukan.
***
Q4. Tahap penyiapan sampel merupakan tahap yang penting untuk pengukuran dengan
metode tertentu. Untuk identifikasi dengan metode kromatografi lapis tipis biasanya diperlukan
kombinasi beberapa proses. Apa kombinasi proses yang dimaksud?
AA. penimbangan, penggerusan, pelarutan, pemisahan, derivatisasi.
BB. penimbangan, penggerusan, derivatisasi, pemisahan, pengukuran kadar menggunakan
densitometer.
CC. penimbangan, pemanasan, destruksi, pemisahan, derivatisasi.
DD. penimbangan, penggerusan, pemijaran, pemisahan, derivatisasi.
EE. penimbangan, pelarutan, pemanasan, pendinginan, pengukuran kadar menggunakan
densitometer.
***
Q5. Seorang mahasiswa melakukan percobaan menentukan kelarutan zat X dalam air.
Sejumlah 10,0 mL larutan jenuh zat X dalam air diuapkan hingga diperoleh sisa penguapan
yang ditimbang hingga bobot tetap. Bobot sisa penguapan zat X tersebut adalah 185 mg.
Menurut Farmakope Indonesia edisi VI/2020 apa istilah kelarutan zat X tersebut?
AA. Sangat mudah larut
BB. Mudah larut
CC. Larut
DD. Agak sukar larut
EE. Sukar larut
***
Q6. Seorang mahasiswa diberi tugas membuat Larutan Volumetrik H 2SO4 untuk penetapan
kadar bahan baku asetosal. Sejumlah volume H2SO4 pekat yang mengandung 24,52 gram
H2SO4 (BM = 98,08) ditambahkan hati-hati ke dalam 100 mL air lalu diencerkan hingga 1000
mL. Berapa konsentrasi larutan H2SO4 tersebut?
AA. 0,25 N
BB. 0,25 M
CC. 0,5 N
DD. 0,5 M
EE. 0,5 m
***
Q7. Seorang analis di Laboratorium Kontrol Kualitas suatu Perusahaan Farmasi menetapkan
kadar bahan baku X. Ditimbang 20 mg zat X, dilarutkan dalam pelarut dan dicukupkan
volumenya hingga 25,0 mL. Dari larutan tersebut dipipet 5 mL dan diencerkan dengan
pelarutnya hingga 50,0 mL. Larutan tersebut diukur kadarnya secara spektrofotometri dan
diperoleh serapannya sebesar 0,515. Larutan baku pembanding yang dibuat dengan cara yang
sama mempunyai serapan sebesar 0,525. Berapa kadar (%) bahan baku X tersebut?
AA. 78,48
BB. 80,00
CC. 98,10
DD. 101,94
EE. 108,28
***
Q8. Uji cemaran umum terhadap bahan baku Atenolol menurut FI VI dilakukan secara KCKT.
Larutan uji dibuat dengan melarutkan 10 mg ke dalam 100,0 mL fase gerak. Enceran larutan uji
dibuat dengan memipet 0,5 mL larutan uji kemudian diencerkan dengan fase gerak sampai
100,0 mL. Berapa konsentrasi (bpj) enceran larutan uji tersebut?
AA. 0,1
BB. 0,5
CC. 1,0
DD. 5,0
EE. 10
***
Q9. Bagian QC industri farmasi melakukan uji mutu bahan baku dan sediaan tablet Teofilin,
sesuai monografi FI VI memuat persyaratan parameter mutu bahan baku aktif obat maupun
produk jadi. Namun ada parameter mutu bahan bahan baku aktif obat yang tidak dipersyaratkan
pada monografi produk jadi.
Apa parameter mutu tersebut?
AA. Persyaratan kadar
BB. Jarak lebur
CC. Identifikasi
DD. Cemaran
EE. Penetapan kadar
***
Q10. Bagian QC suatu industri farmasi melakukan identifikasi bahan baku Sulfasetamida
dengan metode spektrofotometri Inframerah sesuai monografi FI VI. Spektrum serapan
inframerah zat yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
"hasil" untuk dibandingkan dengan Sulfasetamida BPFI.
Apa data yang didapat dari identifikasi di atas?
AA. Maksimum pada bilangan gelombang yang sama
BB. Maksikum pada panjang gelombang yang sama
CC. Maksimum dan minimum pada bilangan gelombang yang sama
DD. Maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang sama
EE. Maksimum pada serapan maksimum yang sama
***
Q11. Bagian QC suatu industri farmasi melakukan identifikasi yang merupakan salah satu
parameter uji mutu yang dipersyaratkan FI VI. Dalam monografi Kloramfenikol disebutkan satu
diantaranya adalah dengan spektrum serapan larutan zat dalam air menunjukkan maksimum
hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada kloramfenikol BPFI.
Apa nama uji mutu yang dilakukan?
AA. Spektrofotometri IR
BB. Spektrofluorometri
CC. Spektrofotometri Vis
DD. Spektrofotometri ultraviolet
EE. Spektrofometri serapan atom
***
Q12. Bagian QC industri farmasi melakukan uji kinerja sedian tablet Isoniasid 100 mg. Pada uji
keseragaman sediaan sesuai FI VI dihitung dengan rumus Nilai Penerimaan (NP) : |M - X |+
ks; nilai M merupakan Nilai Rujukan, besarnya M = X. Mana nilai rujukan yang tepat untuk uji
keseragaman sediaan di atas?
AA. 98,5 % ≤ X ≤ 101,5 %
BB. 90,5 % ≤ X ≤ 100,5 %
CC. X > 101,5%
DD. X < 98,5 %
EE. X > 100,0%
***
Q13. Penetapan kadar kurkumin dalam sediaan tablet kurkuma sesuai FHI II dengan metode
spektrofotometri. Larutan pembanding dibuat dengan cara ditimbang saksama lebih kurang 10
mg kurkumin, dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, ditambahkan etanol P sampai tanda.
Dibuat seri pengenceran larutan pembanding dengan kadar berturut-turut 40, 20, dan 10
µg/mL, jika hanya tersedia labu tentukur 10 ml. Berapa volume (ml) larutan pembanding yang
dipipet untuk penetapan di atas?
AA. 4 ; 2 ; 1
BB. 4,0 ; 2,0 ; 1,0
CC. 2 ; 1 ; 0,5
DD. 2,0 ; 1,0 ; 0,5
EE. 0,4 ; 0,2 ; 0,1
***
Q14. Bagian QC Industri Farmasi memproduksi tablet INH 300 mg, setelah dilakukan uji
disolusi diperoleh hasil “tidak memenuhi syarat” dengan uji S1 kadar 79%, 81%, 83%, 85%,
86%,dan 92 %. Sesuai FI VI toleransi dalam waktu 45 menit harus tidak kurang dari 80% (Q)
dari jumlah yang tertera pada etiket.
Apa alasan uji disolusi tidak memenuhi syarat?
AA. Terdapat 1 tablet yang kurang dari 80 %
BB. Terdapat 3 tablet yang kurang dari 85%
CC. Terdapat 5 tablet yang lebih dari 80%
DD.  Hanya 1 tablet yang lebih dari 90%
EE. Semua tablet kurang dari 95%
***
Q15. Bagian QC Industri Farmasi perlu melakukan uji kinerja pada sediaan Kloramfenokol
sesuai yang dipersyaratkan dalam monografi farmakope Indonesia VI untuk sediaan tablet,
kapsul, sirup, dan injeksi. Apa nama uji kinerja yang dilakukan?
AA. pH
BB. Sterilitas
CC. Keseragaman sediaan
DD. Waktu hancur
EE. Disolusi
***
Q16. Metode identifikasi meliputi metode fisika, kimia dan fisiko-kimia, atau kombinasinya.
Metode yang terpercaya adalah metode yang spesifik. Metode fisiko kimia apa yang paling
banyak digunakan untuk identifikasi bahan baku obat ?
AA. UV-Vis Spectrophotometry
BB. Fourier Transform Infra Red
CC. Spectrofluorometry
DD. Atomic Absorption Spectrophotometry
EE. Vis Spectrophotometry
***
Q17. Pada Farmakope Indonesia VI untuk identifikasi sediaan yang mengandung turunan
tetrasiklin ada dua metode yaitu metode I dan II yang merupakan kromatografi planar. Metode
apa yang dipilih bila tidak dinyatakan secara khusus/kecuali dinyatakan lain?
AA. Kromatografi Kertas
BB. Kromatografi Kolom
CC. KCKT
DD.Kromatografi Lapis Tipis
EE. Kromatografi Gas
***
Q18. Identifikasi sianokobalamin dalam monografi FI VI dilakukan dengan perbandingan
serapan yang diperoleh dari spektrum serapan ultraviolet larutan sianokobalamin yang yang
diukur pada panjang gelombang 200 nm – 700 nm, menunjukkan maksimum pada panjang
gelombang lebih kurang 278 nm ± 1 nm, 361 nm ± 1 nm dan 550 nm ± 2 nm. Bila dari hasil
pengkuran tersebut diperoleh serapan pada 278nm, 361 nm dan 550 nm berturut-turut 0,240;
0,450 dan 0,135. Berapakah nilai perbandingan serapan larutan tersebut?
AA. 1,70 dan 3,15
BB. 1,84 dan 3,48
CC. 1,88 dan 3,33
DD. 0,53 dan 1,78
EE. 1,70 dan 3,15
***
Q19. Laboratorium QLab FFUP diminta melakukan identifikasi Benzoic and Salicylic Acids
Ointment sesuai dengan prosedur dalam monografi FI VI yaitu dengan Kromatografi lapis tipis.
Larutan uji dipreparasi dengan cara melarutkan sejumlah salep setara dengan lebih kurang 60
mg asam benzoat dan 30 mg asam salisilat dalam 25 mL pelarut. Berapa konsentrasi (bpj)
asam benzoat dan asam salisilat dalam larutan uji tersebut?
AA. 2,4 dan 1,2
BB. 24 dan 12
CC. 240 dan 120
DD. 2400 dan 1200
EE. 2040 dan 1020
***
Q20. Uji cemaran umum asiklovir dalam monografi FI VI dipersyaratkan tidak lebih dari 2%.
Metode yang digunakan KLT dengan konsentrasi larutan uji 10 mg/ml dan larutan pembanding
(BPFI): 0,01; 0,05; 0,1 dan 0,2 mg/mL. Jika terdapat 2 bercak cemaran, maka hasil uji sudah
dapat disimpulkan tidak memenuhi syarat bila salah satu bercak konsentrasinya sama dengan
konsentrasi baku pembanding. Berapakah konsentrasi baku pembanding tersebut?
AA. 0,2 mg/mL
BB. 0,02 mg / ml
CC. 0,1 mg / ml
DD. 0,01 mg/ml
EE. 0,05 mg /ml
***
Q21. Bagian kualitas mutu industri farmasi sedang memeriksa produk ruahan tablet asetosal.
Salah satu parameter yang persyaratkan adalah cemaran yang berasal dari hasil urainya tidak
lebih dari 0,1%. Apa nama cemaran tersebut?
AA. asam etil asetat
BB. asam fenolat
CC. asam salisilat
DD. asam etanoat
EE. asam benzoat
***
Q22. Identifikasi injeksi biperiden laktat dalam monografi FI VI: Gunakan sejumlah volume
injeksi lakukan seperti tertera pada Identifikasi Basa Nitrogen Organik. Ukur serapan dari
masing masing pada panjang gelombang antara 7 µm dan 15 µm menggunakan sel 1 mm
dengan karbon disulfida P sebagai blangko. Apa nama parameter yang menjadi identitas
injeksi tersebut?
AA. Spektrum IR
BB. spektrum UV
CC. spektrum elektronik
DD. spektrum visible
EE. spektrum fluoresen
***
Q23. Uji batas adalah uji batas maksimum dari cemaran berbahaya yang diperbolehkan
mencemari suatu zat yang dilakukan secara semikuantitatif. Persyaratan uji batas logam berat
domperidon maleat pada monografinya di FI VI adalah tidak lebih dari 20 bpj. Berapa dari hasil
pengujian berikut yang tidak memenuhi syarat?
AA. 20,5 bpj
BB. 20,4 bpj
CC. 20,3 bpj
DD. 20,2 bpj
EE. 20,1 bpj
***
Q24. Dalam melakukan identifikasi zat aktif basitrasin, neomisin, dan polimiksin B dalam
bentuk sediaan tunggal ataupun campuran menggunakan fase gerak campuran metanol P-
isopropil alkohol P-metilen klorida P-amonium hidroksida P-air (4:2:2:2:1,5). Disemprot dengan
larutan ninhidrin 0,2% dalam butil alkohol P. Apakah metode yang digunakan?
AA. Kromatografi Cair
BB. Kromatografi Gas
CC. Kromatografi Kolom
DD. Kromatografi Lapis Tipis
EE. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
***
Q25. Prosedur umum analisis suatu zat/senyawa kimia secara KLT, menggunakan larutan uji
dan larutan baku pembanding (BPFI) yang ditotolkan sejumlah 10 µL. Kecuali dinyatakan lain
dalam masing-masing monografi, amati lempeng di bawah cahaya Ultra Violet 254 nm.
Apa tujuan prosedur tersebut?
AA. Validasi metode
BB. Validasi kadar
CC. Verifikasi kadar
DD. Verifikasi identitas
EE. Verifikasi metode
***
Q26. Menurut Farmakope Indonesia VI, uji cemaran pada bahan baku akarbosa dengan cara
mengukur aktivitas optiknya. Hal ini dilakukan dengan melewatkan cahaya terpolarisasi yang
melalui suatu zat dan mengamati sudut cahaya yang dipancarkan. Apakah uji yang dimaksud?
AA. Suhu lebur
BB. Spektrofotometri
CC. Uji batas
DD. Rotasi jenis
EE. Indeks bias
***
Q27. Pada sediaan steril seperti tetes mata dan injeksi dibutuhkan persyaratan yang berbeda
dibandingkan sediaan non steril. Contoh untuk Injeksi Bupivakain Hidroklorida adalah larutan
steril bupivakain hidroklorida dalam Air untuk Injeksi. Apakah persyaratan yang utama?
AA. Batas sulfat
BB. Batas klorida
CC. Bebas pirogen
DD. Batas logam berat
EE. Kadar air
***
Q28. Cemaran dapat berasal dari sisa bahan baku, hasil penguraian, hasil reaksi dengan
wadah atau alat produksi, cemaran dari udara maupun pelarut atau pereaksi seperti
dimetilsulfoksida (DMSO). Apakah jenis cemaran yang disebutkan terakhir?
AA. Organik
BB. Anorganik
CC. umum
DD. Cair
EE. Padat
***
Q29. Uji cemaran organik pada tablet hidroklorotiazid secara KCKT (FI VI) dengan larutan baku
sejumlah 10,5 mg diencerkan sampai 50,0 mL, kemudian dipipet 1,0 mL ad 25,0 mL. Respon
puncak uji dan baku berturut-turut adalah 1770 dan 1695. Berapakah nilai cemaran organik bila
dihitung menggunakan rumus 0,2C x (Ru/Rs) dan C adalah konsentrasi dalam bpj?
AA. 1,75
BB. 8,04
CC. 8,40
DD. 41,77
EE. 43,86
***
Q30. Monografi bahan baku alprazolam menurut FI VI mensyaratkan cemaran organik
senyawa sejenis A alprazolam dengan batas 0,15%, yang diukur secara KCKT dengan
konsentrasi akhir larutan baku lebih kurang 0,25 µg/mL. Bila sudah tersedia larutan baku 12,5
mg dilarutkan sampai 100,0 mL
Bagaimana cara mendapatkan konsentrasi akhir tersebut?
AA. Pipet 1 ad 10,0mL, pipet 1 ad 25,0 mL, pipet 1 ad 10,0 mL
BB. Pipet 1 ad 10,0mL, pipet 2 ad 25,0 mL, pipet 1 ad 10,0 mL
CC. Pipet 2 ad 10,0mL, pipet 2 ad 25,0 mL, pipet 1 ad 10,0 mL
DD. Pipet 1 ad 10,0mL, pipet 2 ad 10,0 mL, pipet 1 ad 10,0 mL
EE. Pipet 2 ad 10,0mL, pipet 2 ad 25,0 mL, pipet 1 ad 10,0 mL
***
Q31. Pengujian mutu obat dapat dilakukan dengan metode konvensional maupun dengan
metode instrumental. Parameter mutu yang terkait dengan kemurnian bahan baku obat dapat
diketahui dari nilai titik leburnya. Bagaimana menunjukkan senyawa murni dengan cara
dimaksud?
AA. Makin tinggi nilainya kemurnian makin tinggi
BB. Makin sempit rentang nilainya kemurnian makin tinggi
CC. Makin rendah nilainya kemurnian makin tinggi
DD. Makin luas rentangnya nilainya kemurnian makin tinggi
EE. Makin rendah nilainya kemurnian makin rendah
***
Q32. Dalam monografi bahan baku Siklosporin pada FI VI tercantum susut pengeringannya
adalah tidak lebih dari 2,0%. Uji susut pengeringan memerlukan peralatan khusus. Apakah
peralatan yang perlu disiapkan pada uji tersebut?
AA. Krus bertutup, oven, timbangan analitik
BB. Krus, tanur, timbangan analitik
CC. Botol Timbang bertutup, oven, timbangan analitik
DD. Botol Timbang, tanur, timbangan mikroanalitik
EE. Cawan porcelen, oven, timbangan analitik
***
Q33. Seorang mahasiswa melakukan perhitungan kadar bahan baku Salbutamol. Sesuai
monografi FI VI, Salbutamol mengandung tidak kurang dari 98,0 % dan tidak lebih dari 101,0 %
C13H21NO3 dihitung terhadap zat anhidrat. Bobot sampel ditimbang 400mg. Kadar air
diketahui 0,4%. Berapakah gram bobot sampel sebenarnya untuk menghitung kadar?
AA. 392,0
BB. 398,4
CC. 399,6
DD. 401,6
EE. 404,0
***
Q34. Identifikasi gilisin dalam sampel bahan baku sesuai FI IV secara polarimetri menunjukkan
pemutaran bidang polarisasi ke kiri. Penetapan tersebut memerlukan larutan uji sebesar 10%.
Sesuai protap larutan stok uji dibuat sebanyak 50mL dengan konsentrasi 50% dan dipipet 10
mL larutan stok dicukupkan volume hingga 50mL. Berapa gram jumlah sampel yang harus
ditimbang?
AA. 5
BB. 10
CC. 20
DD. 25
EE. 100
***
Q35. Pada bagian QC menguji adanya Prokain Penisilin G sesuai FI IV dengan cara polarimetri.
Larutan uji menunjukkan pemutaran bidang polarisasi ke kanan. Mengapa demikian?
AA. karena adanya gugus beta laktam
BB. Karena golongan penisilin
CC. Karena ada atom C kiral
DD. Karena mengandung gugus amin
EE. Karena ada gugus karboksilat
***
Q36. Indeks bias merupakan salah satu tetapan fisika yang dapat digunakan sebagai
identitas disamping untuk melihat kemurnian suatu bahan baku obat. Menurut FI VI
benzil benzoat indeks biasnya antara 1,568 dan 1,570. Metode apakah yang digunakan
untuk memperoleh nilai tersebut?
AA. Refraktometri
BB. Densitometri
CC. Polarimetri
DD. Coulometry
EE. Potensiometri
***
Q37. Pada bagian QC melakukan uji kemurnian dari zink oksida. Sampel dimasukan dalam alat
bersuhu 800±25°C. Perlakuan dilakukan hingga bobot tetap. Apakah uji dimaksud?
AA. Sisa Pemijaran
BB. Susut Pengeringan
CC. Kadar Air
DD. Bobot jenis
EE. Rotasi jenis
***
Q38. Bagian QC melakukan uji susut pengeringan Albendazol. Sampel sebanyak 1g
digunakan untuk pengujian dan diperoleh selisih bobot 2 kali penimbangan terakhir
adalah 2,0mg. Apa yang harus dilakukan selanjutnya?
AA. Sampel kembali dipanaskan hingga bobot tetap
BB. Sampel disimpan dalam desikator sebelum ditimbang ulang
CC. Sampel disimpan dalam lemari bahan baku setelah ditimbang
DD. Menghitung nilai susut pengeringan dari data yang ada
EE. Pengujian diulang kembali dengan menggunakan sampel baru
***
Q39. Bagian QC melakukan perhitungan kadar bahan baku Asam Aminokaproat. Sesuai
monografi FI VI, Asam Aminokaproat mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak lebih dari
101,5% C6H13NO2 dihitung terhadap zat anhidrat. Pada perhitungan kadar bahan baku
tersebut, apakah parameter yang harus diperhitungkan?
AA. Susut pemijaran
BB. Sisa pemijaran
CC. Kadar air
DD. Bobot zat tanpa air kristal
EE. Susut pengeringan
***
Q40. Bagian Laboratorium QC menetapkan kadar air dari Deferoksamin Mesilat untuk Injeksi.
Sesuai FI VI, Kadar air disyaratkan Tidak lebih dari 1,5% ditentukan secara metode I Titrimetri.
Saat itu, alatnya sedang dalam pemeliharaan. Apakah metode alternatif yang dapat digunakan?
AA. Karl Fisher
BB. Amperometri
CC. Azeotropi
DD. Potensiometri
EE. Biamperometri
***
Q41. Monografi farmakope memuat persyaratan parameter mutu bahan baku aktif obat maupun
produk jadi. Namun demikian, ada parameter mutu produk obat jadi yang tidak dipersyaratkan
pada monografi bahan baku aktif obat. Parameter mutu mana yang dimaksud?
AA. Persyaratan Kadar
BB. Uji disolusi
CC. Identifikasi
DD. Uji cemaran
EE. Uji batas
***
Q42. Pada penetapan disolusi Tablet Salbutamol digunakan alat tipe 2 (kecepatan 50 rpm)
dengan 500 mL media disolusi air. Setelah 30 menit, Disuntikkan sejumlah volume lebih kurang
100 μL alikot yang telah disaring melalui penyaring nilon 0,45 μm. Kemudian dihitung
persentase C13H21NO3, yang terlarut dengan membandingkan respons puncak filtrat alikot
dan Larutan baku yang dideteksi pada 276nm. Apakah peralatan utama yang harus disiapkan
untuk uji tersebut?
AA. Alat disolusi dayung dan KCKT dengan detektor UV
BB. Alat disolusi keranjang dan KCKT dengan detektor UV
CC. Alat disolusi dan dengan detektor UV
DD. Alat disolusi dayung dan Spektrofotometer UV
EE. Alat disolusi keranjang dan Spektrofotometer UV
***
Q43. Monografi farmakope memuat persyaratan parameter mutu bahan baku aktif obat maupun
produk jadi. Terdapat satu parameter uji produk jadi yang dilakukan hanya pada sediaan cair
dan tidak pada sediaan padat, parameter uji apa yang dimaksud?
AA. Uji keragaman bobot
BB. Uji keseragaman kandungan
CC. Uji Disolusi
DD. pH
EE. Waktu hancur
***
Q44. Uji disolusi adalah salah satu parameter penting dalam pengendalian mutu obat. Pada uji
tersebut, hasil uji masih memenuhi syarat S2 jika nilai Q=70% dan semua unit kadar hasil uji
terendahnya sesuai syarat FI. Berapakah minimal satu kadarnya?
AA. 40 %
BB. 45 %
CC. 50%
DD. 55%
EE. 60 %
***
Q45. Salah satu uji kinerja yang spesifikasinya mengalami perubahan dalam Farmakope
Indonesia Edisi VI terhadap Farmakope Indonesia Edisi IV adalah batas dosis untuk dasar
penentuan uji keseragaman kandungan. Manakah Tablet di bawah ini yang harus memenuhi
spesifikasi uji tersebut?
AA. Buspiron Hidroklorida 5mg
BB. Hidroklorotiazid 25mg
CC. Vitamin C 50mg
DD. Efedrin 75mg
EE. Glikazida 80mg
***
Q46. Obat Tablet Parasetamol diuji keragaman bobotnya. Rata-rata hasil uji 10 unit yang
diperoleh adalah 100,5%. Berdasarkan FI VI, berapakah nilai rujukan (M) yang digunakan untuk
menghitung Nilai Penerimaannya?
AA. 98,5%
BB. 99,5%
CC. 100,5%
DD. 101,5%
EE. 102,5%
***
Q47. Dalam uji kinerja sediaan farmasi dilakukan uji keseragaman sediaan. Uji ini dimaksudkan
untuk melihat konsistensi dalam produksi. Pada uji tahap 1 didapat NP=17. Berapa jumlah
tablet yang digunakan untuk pengujian selanjutnya?
AA. 6
BB. 10
CC. 17
DD. 20
EE. 34
***
Q48. Pada FI VI, menurut monografi Tablet Albendazol mengandung albendazol,
C12H15N3O2S, tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 % dari jumlah yang tertera
pada etiket. Evaluasi pengujian Tablet Albendazol 400 mg dari 5 produsen telah dilakukan di
QLab FFUP. Manakah hasil yang memenuhi persyaratan kadar FI VI?
AA. 359,5
BB. 359,7
CC. 359,8
DD. 440,2
EE. 440,5
***
Q49. Tablet Isoniazid 300 mg diuji disolusi menggunakan 900 mL media disolusi larutan asam
klorida 0,01N. Setelah 60 menit, zat aktif yang terlarut diukur serapannya pada panjang
gelombang maksimum 263nm. Hasil uji menunjukkan serapan larutan uji dari 1 butir tablet dan
larutan baku isoniazid berturut-turut adalah 0,450 dan 0,420. Kadar larutan baku Isoniazid BPFI
adalah 100 bpj, sedangkan larutan uji diukur setelah diencerkan 2 kalinya dari media disolusi
yang disampling 10,0mL. Berapakah kadar isoniazid yang terdisolusi (%) dari 1 unit tablet
tersebut?
AA. 32,15%
BB. 56,01%
CC. 64,29%
DD. 71,43%
EE. 93,94%
***
Q50. QC sebuah industri farmasi akan melakukan disolusi terhadap tablet ranitidine dengan
medium HCl 0.1 N sebanyak 900ml tiap bejana. Pada tahap S1 diperlukan sebanyak 6 tablet
ranitidine dan tersedia HCl 1N. Berapa volume (mL) HCl yang diambil untuk membuat media
disolusi pada pengujian sebanyak 1L?
AA. 0,1
BB. 10
CC. 100
DD. 0,9
EE. 9
***

Anda mungkin juga menyukai