Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MENGENAI KELAINAN PADA MATA

HIPERMETROPI

NAMA :
1. CINDY ANGELA MEIPUTRI (2019210044)
2. PRYTA AMBARSARI PANGESTIKA (2019210025)
3. PUTRI AULIA DENANDA (2019210046)
4. ELGI AULIA PESA (2019210026)
5. DWI YUNI (2019210013)
KELAS :A

UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS FARMASI
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT dengan berkat dan rahmatnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Makalah ini berisikan meteri Indera Penglihatan – Hipermetropi untuk mempermudah dalam
menyelaminya.
Salah satu tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk pengembangan daya
penalaran untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu dalam makalah ini, pembahasan konsep disertai gambar-gambar yang menarik dan
mengedepankan ilustrasi yang memacu berpikir kritis.
Harapan penyusun semoga kehadiran makalah ini akan sangat bermanfaat, terutama
untuk para Mahasiswa Fakutas Farmasi Universitas Panasila. Kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah mendorong dan membantu terwujudnya makalah ini. Akan
tetapi, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran demi kemajuan makalah selanjutnya.

Jakarta, 24 September 2019

Penyusun (Kelompok 2)

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................3
I............................................................................................................................ TINJAUAN PUSTAKA
...............................................................................................................................................................4
A. PENGERTIAN MATA.........................................................................................................4
B. ANATOMI PADA MATA....................................................................................................5
C. OTOT PENGGERAK MATA................................................................................................6
D. MEKANISME PENGLIHATAN............................................................................................7
E. VASKULARISASI MATA.....................................................................................................8
F. KELAINAN PADA MATA...................................................................................................8
II.TINJAUAN KASUS...........................................................................................................................10
A. Pengertian Hipermetropi..............................................................................................10
B. Penyebab dari hipermetropi.........................................................................................10
C. Tanda dan gejala...........................................................................................................10
D. Klasifikasi.......................................................................................................................11
a. Hipermetropia manifest................................................................................................11
E. Pengobatan Hipermetropi............................................................................................12
F. Cara Merawat Kesehatan Mata....................................................................................12
III. PENUTUP.......................................................................................................................................14
A. kesimpulan....................................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................16

3
I. TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN MATA
Mata adalah sistem optik yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor dan
mengubah energi cahaya menjadi impuls syaraf.
Menurut Nangsari (1988:249), bola mata dilindungi oleh beberapa lapisan yaitu :
a) Lapisan sebelah luar disebut lapisan fibrosa
b) Bagian sebelah tengah disebut lapisan vascular
c) Bagian sebelah luar disebut lapisan yang terdiri dari jaringan syaraf

1. Lapisan fibrosa pda bola mata terdiri atas :


Sclera mata disebut juga selaput putih terdiri atas jaringan pengikat padat.
Fungsinya: melindungi bola mata yang halus serta membantu mampertahankan
bentuk biji mata . Dibagian anterior sclera mata terdapat membrane transparan
yaitu kornea mata. Kornea mata terbentuk dari jaringan pengikat padat dan tidak
ada pembuluh darah. Oleh karena kornea mata tersebut transparan, berarti dapat
membiaskan sinar cahaya dan mengirimkan cahaya masuk kedalam bola mata, dari
sini dapat mencapai retina mata.
2. Lapisan vaskuler
Bola mata terdapat banyak pigmen dari pembuluh darah yang membantu
memelihara jaringan lain dari mata, yang merupakan ranting-ranting arteria
oftalmika, cabang dari arteria karotis interna. Lapisan vaskuler ini membentuk iris
yang berlubang ditengahnya, atau yang disebut pupil mata. Iris adalah selaput
sirkuler melekat pada siliari bodi dan tergantung diantara kornea mata dan selaput
berpigmen sebelah belakang iris memancarkan bermacam-macam setiap
individu,dengan demikian apakh sebuah mata itu memiliki berwarna biru, coklat,
kelabu dan seterusnya. Khoroid bersambungg pada bagian depannya dengan iris dan
tepat dibagian iris . selaput ini gna membentuk korpus siliare, sehinga selaput siliiare
terletak diantara khoroid dan iris. Khorpus siliare berisi serabut otot sirkuler dan
serabut-serabut yang letaknya seperti jari-jari sebuah lingkaran. Kontraksi otot
sirkuler menyebabkan pupil mata juga berkontraksi.
3. Retina (lapisan dalam)
Retina adalah lapisan saraf pada mata yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut,
yaitu sel-sel saraf, batang-batang dan kerucut. Semuanya termasuk dalam konstruksi
retina, yang merupakan jaringan syaraf halus yang menghantarkan implus syaraf dari
luar diskus optic yang merupakan titik dimana syaraf optic meninggalkan biji mata.

4
Titik ini disebut bintik buta, oleh karena tidak mempunyai retina. Bagian yang paling
peka adalah macula, yang terletak tepat eksternal terhadap diskus optic, persis
berhadapan dengan pusat pupil. (Pearce Evelyn,1979:315)

B. ANATOMI PADA MATA

Bagian – bagian mata sebagai berikut :


1. Sklera : Sklera adalah bagian putih mata yang mengelilingi kornea. Hal ini
terdiri dari jaringan berserat, dan memberikan perlindungan kepada bagian dalam
mata. Ini adalah jaringan yang biasa disebut putih mata.
2. Kornea : Kornea adalah jaringan transparan di depan mata di mana cahaya yang
datang dari sebuah benda masuk ke mata. Hal ini juga membantu dalam
memfokuskan cahaya pada retina.
3. Beranda Depan (Aqueous Humor) : Ini adalah cairan transparan bening yang
mengisi ruang antara kornea dan lensa mata. Ini juga memasok nutrisi dan oksigen
ke bagian-bagian ini.
4. Iris : iris adalah cincin otot di bagian tengah mata, yang membantu dalam
mengatur jumlah cahaya yang memasuki mata dengan mengontrol ukuran pupil.
5. Pupil : Ini adalah sebuah lubang di tengah iris di mana cahaya melewati dan
jatuh pada lensa mata. Ukurannya dikontrol oleh iris.
5
6. Lensa Mata : Lensa mata ini terletak tepat di belakang pupil. Ini membantu dalam
memfokuskan cahaya pada retina. Lensa mata mampu mengubah bentuknya
sehingga memungkinkan kita untuk melihat objek dekat dan jauh.
7. Otot siliaris : Ini adalah jaringan berbentuk cincin yang memegang dan
mengontrol pergerakan lensa mata, dan karena itu, membantu dalam
mengendalikan bentuk lensa.
8. Humor vitreous : Bertindak sebagai pengisi dan mencakup ruang antara lensa
mata dan retina. Hal ini juga memberikan perlindungan kepada lensa. Itu membuat
untuk sekitar dua-pertiga dari total volume mata, dan terutama terdiri dari air.
9. Retina : Ini adalah membran bertanggung jawab untuk mengubah cahaya
yang jatuh di atasnya menjadi impuls listrik yang dapat dikirim ke otak. Retina
mengandung sel fotoreseptor yang sensitif terhadap cahaya yang disebut batang dan
kerucut. Batang membantu dalam visi hitam dan putih dan untuk melihat dalam
cahaya redup, sedangkan kerucut membantu dalam penglihatan siang hari dan
warna.
10. Saraf optik : Ini adalah bundel serat saraf yang berfungsi sebagai kabel yang
menghubungkan mata ke otak. Saraf optik ini membantu dalam transmisi sinyal dari
retina ke pusat visual otak.
11. Spot kuning atau Makula : Terletak di pusat retina, tempat ini kuning membantu
dalam menyerap kelebihan cahaya yang memasuki mata. Makula adalah
bertanggung jawab untuk penglihatan pembacaan kita, dan membantu kita untuk
melihat obyek yang tepat di depan kita.
12. Kelopak mata : Kelopak mata membantu dalam perlindungan dan pelumasan mata
kita. Mereka juga membantu dalam mengendalikan jumlah cahaya yang jatuh ke
mata kita.
13. Otot Mata : Bola mata diadakan di tempatnya dengan bantuan beberapa otot
mata. Otot-otot mata bertanggung jawab atas dan bawah, serta gerakan kiri dan
kanan mata.
14. Konjungtiva : Konjungtiva adalah lapisan tipis transparan dari jaringan yang
menutupi bagian depan mata, termasuk sklera dan bagian dalam kelopak mata.
Konjungtiva menjaga agar bakteri dan benda asing tidak masuk ke belakang mata.
Konjungtiva mengandung pembuluh darah yang terlihat yang terlihat dengan latar
belakang putih sklera.

C. OTOT PENGGERAK MATA


1. Muskular Ekstrinsik Bulbi
Muskular rectus lateral : menggerakkan bola mata kearah lateral/ temporal;
N. VI
Muskular rectus medial : menggerakkan bola mata kearah medial/ nasal; N. III
Muskular rectus superior : menggerakkan bola mata keatas; N.III
Muskular rectus inferior : menggerakkan bola mata kebawah; N. III
Muskular obliquus superior : menggerakkan bola mata kesamping BAWAH; N. IV
Muskular obliquus inferior : menggerakkan bola mata kesamping ATAS; N. III

6
2. Muskular Intrinsik Bulbi
Muskular sphincter pupilae :kontraksi--> myosis, relaksasi--> midriasis; N. III
Muskular dilatator pupilae :kontraksi--> midriasis(pupil melebar); serabut
parasympatis setinggi cervical
Muskular ciliare :kontraksi--> zonula zinii mengendur-->
akomodasi(lensa crystelina mencembung), N. III

3. Muskular Pada Palpebra


Muskular orbiculari oculi : untuk menutup mata, N. VII (spt kait untuk menutup)
Muskular levator palpebra : untuk membuka mata, N. III

D. MEKANISME PENGLIHATAN
Mekanisme kerja mata adalah sebagain berikut :

7
1. Ketika kita melihat suatu objek, cahaya yang jatuh di atasnya tercermin arah mata
kita, dan memasuki mata melalui lapisan transparan kornea, yang membantu dalam
memfokuskan cahaya.
2. Cahaya kemudian melewati aqueous humor lembab yang mengandung dan
mencapai pembukaan pusat yang disebut pupil, yang dengan bantuan dari iris
mengembang atau kontraksi untuk mengatur jumlah cahaya melewatinya.
3. Cahaya yang masuk melalui pupil lolos ke lensa mata, yang membantu dalam
menyesuaikan dan memfokuskan cahaya pada retina. Ia melakukannya dengan
mengubah bentuk, tergantung pada apakah cahaya datang dari jauh atau dekat
dengan objek.
4. Lampu terfokus kemudian melewati humor vitreous dan akhirnya diproyeksikan
pada membran epiretinal mengandung sel-sel fotoreseptor. Batang dan kerucut
retina mengkonversi sinar cahaya menjadi impuls listrik.
5. Sinyal-sinyal listrik ditransmisikan oleh saraf optik untuk mencapai pusat penglihatan
di otak. Otak menafsirkan dan merasakan sinyal-sinyal sebagai gambar

E. VASKULARISASI MATA
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata
kanan,sedangkan darah dari mata di bawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis.
Pembuluh darahini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang

F. KELAINAN PADA MATA


Mata merupakan salah satu panca indera yang sangat penting bagi
kehidupan manusia dan penglihatan merupakan hal yang sangat penting dalam
menentukan kualitas hidup manusia. Tanpa mata, manusia mungkin tidak dapat
melihat sama sekali apa yang ada disekitarnya. Dalam penglihatan, mata mempunyai
berbagai macam kelainan refraksi. Kelainan refraksi atau yang sering disebut dengan
ametropia tersebut, terdiri dari miopia, hipermetropia, dan astigmatisme. Kelainan

8
refraksi merupakan gangguan yang banyak terjadi di dunia tanpa memandang jenis
kelamin, usia, maupun kelompok etnis.
Kelainan refraksi merupakan kelainan pada mata yang paling umum. Hal ini terjadi
apabila mata tidak mampu memfokuskan bayangan dengan jelas, sehingga
penglihatan menjadi kabur, dimana kadang-kadang keadaan ini sangat berat
sehingga menyebabkan kerusakan pada penglihatan.
Tiga kelainan refraksi yang paling sering dijumpai yaitu miopia,
hipermetropia, dan astigmatisme. Disamping itu, terdapat kelainan fisiologis yang
menyerupai kelainan refraksi yang disebut dengan presbiopia. Keadaan ini berbeda
dengan ketiga jenis lainnya dimana presbiopia berhubungan dengan proses penuaan
dan terjadi hampir pada seluruh individu.
Prevalensi kebutaan menurut WHO (1990) adalah berkisar antara 0,08% pada
anak-anak sampai 4,4% pada orang dewasa usia diatas 60 tahun. Secara
keseluruhan, prevalensinya 0,7%. Jumlah orang yang mengalami kebutaan di dunia
meningkat 1-2 juta orang setiap tahunnya (Andayani, 2008).
Prevalensi kebutaan di ASEAN adalah sekitar 0,8%. Angka ini bervariasi, mulai
dari 0,3% di Thailand hingga 1,5% di Indonesia. Negara kita merupakan negara
dengan angka kebutaan yang tertinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN
lainnya (WHO, 2001).
Di Indonesia terutama anak-anak remaja yang golongan ekonomi keluarganya
menengah keatas mempunyai angka kejadian miopia yang semakin meningkat.
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan miopia, salah satu faktor yang berpengaruh
dalam perkembangan miopia adalah aktivitas melihat dekat atau nearwork. Adanya
kemajuan teknologi dan telekomunikasi, seperti televisi, komputer, video game, dan
lain-lain, secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan aktivitas
melihat dekat.
Faktor gaya hidup mendukung tingginya akses anak terhadap media visual
yang ada. Hampir seluruh murid di sekolah manapun di Indonesia rata-rata
mempunyai televisi (94,5%), video game (39,4%), dan komputer (15,7%). Tingginya
akses terhadap media visual ini apabila tidak diimbangi dengan pengawasan
terhadap perilaku buruk, seperti jarak lihat yang terlalu dekat serta istirahat yang
kurang, tentunya dapat meningkatkan terjadinya miopia (Sahat, 2006).
Miopia juga dapat terjadi karena ukuran bola mata yang relatif panjang atau
karena indeks bias media yang tinggi. Penyebab utamanya adalah genetik, namun
faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi seperti kekurangan gizi dan vitamin,
dan membaca serta bekerja dengan jarak terlalu dekat dan waktu lama dapat
menyebabkan miopia. Penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus yang tidak
terkontrol, katarak jenis tetentu, obat anti hipertensi serta obat-obatan tertentu
dapat mempengaruhi kekuatan refraksi dari lensa yang dapat menimbulkan miopi.
Walaupun kelainan refraksi sudah cukup banyak terjadi dan umum di
masyarakat, namun pengetahuan mereka mengenai kelainan refraksi dan kesehatan
mata ini masih belum cukup. Padahal pengetahuan ini sangat penting terutama
mengenai koreksi kelainan refraksi. Jika kelainan refraksi tidak dikoreksi dapat
menimbulkan komplikasi seperti esotropia (juling ke dalam) bahkan kebutaan.

9
II. TINJAUAN KASUS

A. Pengertian Hipermetropi
Hipermetropi atau rabun dekat adalah cacat mata yang mengakibatkan
seseorang tidak dapat melihat benda pada jarak dekat. Titik dekat penderita rabun
dekat akan bertambah, tidak lagi sebesar 25 cm tapi mencapai jarak tertentu yang
lebih jauh. Penderita rabun dekat hanya dapat melihat benda pada jarak yang jauh.
Mata hipermetropi disebabkan oleh keadaan fisik lensa mata yang terlalu pipih
atau tidak dapat mencembung dengan optimal, oleh sebab itu bayangan yang
dibentuk lensa mata jatuh di belakang retina. Rabun dekat dapat tolong
menggunakan kaca mata lensa cembung, yang berfungsi untuk mengumpulkan sinar
sebelum masuk mata, sehingga terbentuk bayangan yang tepat jatuh di retina.

B. Penyebab dari hipermetropi


Penyebabnya adalah sebagai berikut :
a. Sumbu utama bola mata yang terlalu pendek
Biasanya terjadi karena Mikropthalmia, renitis sentralis, arau ablasio retina
(lapisan retina lepas lari ke depan sehingga titik fokus cahaya tidak tepat
dibiaskan).
b. Daya pembiasan bola mata yang terlalu lemah
Terjadi gangguan-gangguan refraksi pada kornea, aqueus humor, lensa dan
vitreus humor. Gangguan yang dapat menyebabkan hipermetropi adalah
perubahan pada komposisi kornea dan lensa sehingga kekuatan refraksi menurun
dan perubahan pada komposisi aqueus humor dan viterus humor. Misal pada
penderita Diabetes Melitus terjadi hipermetopi jika kadar gula darah di bawah
normal
c. Kelengkungan kornea dan lensa tidak adekuat
Kelengkungan kornea ataupun lensa berkkurang sehingga bayangan difokuskn di
belakang retina.
d. Perubahan posisi lensa
Dalam hal ini, posisi lensa menjadi lebih posterior.

C. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala orang yang terkena penyakit rabun dekat secara obyektif
klien susah melihat jarak dekat atau penglihatan klien akan rabun dan tidak jelas.
Sakit kepala frontal. Semakin memburuk pada waktu mulai timbul gejala
hipermetropi dan sepanjang penggunaan mata dekat.
a. Penglihatan tidak nyaman (asthenopia)
Terjadi ketika harus fokus pada suatu jarak tertentu untuk waktu yang lama.
b. Akomodasi akan lebih cepat lelah terpaku pada suatu level tertentu dari
ketegangan.
c. Bila 3 dioptri atau lebih, atau pada usia tua, pasien mengeluh penglihatan jauh
kabur.

10
d. Penglihatan dekat lebih cepat buram, akan lebih terasa lagi pada keadaan
kelelahan, atau penerangan yang kurang.
e. Sakit kepala biasanya pada daerah frontal dan dipacu oleh kegiatan melihat dekat
jangka panjang. Jarang terjadi pada pagi hari, cenderung terjadi setelah siang hari
dan bisa membaik spontan kegiatan melihat dekat dihentikan.
f. Eyestrain
g. Sensitive terhadap cahaya
h. Spasme akomodasi, yaitu terjadinya cramp m. ciliaris diikuti penglihatan buram
intermiten

D. Klasifikasi
a. Hipermetropia manifest
Adalah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kacamata positif maksimal
yang memberikan tajam penglihatan normal. Hipermetropia ini terdiri atas
hipermetropia absolut ditambah dengan hipermetropia fakultatif. Hipermetropia
manifes didapatkan tanpa siklopegik dan hipermetropia yang dapat dilihat dengan
koreksi kacamata yang maksimal.
b. Hipermetropia Absolut
Dimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan memerlukan
kacamata positif untuk melihat jauh. Biasanya hipermetropia laten yang ada
berakhir dengan hipermetropia absolut ini. Hipermetropia manifes yang tidak
memakai tenaga akomodasi sama sekali disebut sebagai hipermetropia absolut,
sehingga jumlah hipermatropia fakultatif dengan hipermetropia absolut adalah
hipermetropia manifes.
c. Hipermetropia Fakultatif
Dimana kelainan hipermatropia dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun
dengan kaca mata positif. Pasien yang hanya mempunyai hipermetropia fakultatif
akan melihat normal tanpa kaca mata yang bila diberikan kaca mata positif yang
memberikan penglihatan normal maka otot akomodasinya akan mendapatkan
istrahat. Hipermetropia manifes yang masih memakai tenaga akomodasi disebut
sebagai hipermetropia fakultatif.
d. Hipermetropia Laten
Dimana kelainan hipermetropia tanpa siklopegi ( atau dengan obat yang
melemahkan akomodasi) diimbangi seluruhnya dengan akomodasi.
Hipermetropia laten hanya dapat diukur bila siklopegia. Makin muda makin besar
komponen hipermetropi laten seseorang. Makin tua seseorang akan terjadi
kelemahan akomodasi sehingga hipermetropia laten menjadi hipermetropia
fakultatif dan kemudian akan menjadi hipermetropia absolut. Hipermetropia laten
sehari-hari diatasi pasien dengan akomodasi terus menerus, teritama bila pasien
masih muda dan daya akomodasinya masih kuat.
e. Hipermetropia Total
Hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan siklopegia.

11
E. Pengobatan Hipermetropi
Tujuan pengobatan hipermetropi atau rabun dekat adalah membantu
memfokuskan cahaya ke retina. Pengobatan bisa dilakukan melalui beberapa
metode berikut:
a. Penggunaan kacamata atau lensa kontak
Kacamata dan lensa kontak adalah cara paling sederhana untuk mengatasi
hipermetropi. Cara kerja dua alat bantu tersebut adalah dengan memfokuskan
cahaya ke retina, sehingga penglihatan menjadi lebih jelas. Agar jenis serta
ukurannya cocok dan aman, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter
sebelum menggunakan kacamata atau lensa kontak. Khusus untuk pengguna
lensa kontak, tanyakan pada dokter cara penyimpanan dan perawatan lensa
kontak.
b. Operasi laser
Meskipun lebih sering digunakan untuk mengatasi rabun jauh, operasi laser juga
bisa memperbaiki hipermetropi ringan hingga sedang. Ada 3 jenis operasi laser
yang dapat dilakukan untuk membentuk ulang kornea agar penglihatan penderita
menjadi lebih baik, yaitu:
1. Laser-assisted in situ keratomileusis (LASIK)
2. Laser-assisted subepithelial keratectomy (LASEK)
3. Photorefractive keratectomy (PRK)
Semua operasi laser di atas bersifat permanen, sehingga melepaskan penderita
dari ketergantungan kepada kacamata atau lensa kontak. Tetapi sebelum memilih
untuk menjalani operasi, bicarakan terlebih dahulu dengan dokter mengenai
kemungkinan komplikasi yang dapat muncul pasca operasi.

F. Cara Merawat Kesehatan Mata


Meskipun hipermetropi tidak dapat dicegah, tetapi ada beberapa hal yang
bisa dilakukan untuk membantu menjaga kesehatan mata dan penglihatan, yaitu:
1. Memeriksakan mata secara rutin.
2. Mengonsumsi makanan bernutrisi
3. Menggunakan penerangan yang baik.
4. Menggunakan kacamata hitam saat terpapar sinar matahari langsung.
5. Menggunakan kacamata yang tepat.
6. Memakai pelindung mata saat melakukan aktivitas tertentu seperti mengecat,
memotong rumput, atau saat menggunakan produk kimia.
7. Mengendalikan kadar gula darah dan tekanan darah, bila menderita hipertensi
atau diabetes.
8. Berhenti merokok.

12
13
III. PENUTUP

A. kesimpulan

Salah satu alat indera pada manusia adalah mata atau indera penglihatan ,
yang disebut juga dengan fotoreseptor karena mampu menerima rangsangan fisik
yang berupa cahaya. Ada 3 lapisan jaringan atu selaput yang membungkus bola mata
dari luar kedalam yaitu sklera , koroid , dan retina.

Pada mata juga terdapat alat-alat tambahan yaitu otot-oto mata , pelupuk-
pelupuk mata dan kelenjar air mata , kotak mata ( rongga tempat mata ) & bulu
mata.

Pada mata juga sering ditemukan kelainan-kelainan atau penyakit yang dapat
menyebabkan kerusakan pada mata seperti miopi, hipermetropi, presbiopi, katarak,
astigmatisma dan lain-lain. Karena mata adalah organ yang penting pada manusia,
kita harus bisa melindungi makalah kita agar tidak terkena penyakita mata tersebut.
Untuk itu banyak hal yang bisa dilakukan, diantaranya mengkonsumsi vitamin A
sesuai kebutuhan, tidak menonton TV terlalu dekat dengan layar ,tidak membaca
buku terlalu dekat/sambil tidur,tidak membaca diruangan yang kurang cahaya /
redup.dan bila mata terkena debu, jangan mengucek mata dengan tangan yang
kotor karena dapat menyebabkan mata iritasi. Ada beberapa penyakit yang dapat
terjangkit pada mata salah satunya adalah Hiprermetropi.

      Hipermetropi atau rabun dekat adalah cacat mata yang mengakibatkan
seseorang tidak dapat melihat benda pada jarak dekat. Penyebab penyakit
hipermetropi yaitu,sumbu utama bola mata yang terlalu pendek, daya pembiasan
bola mata yang terlalu lemah, kelengkungan kornea dan lensa tidak adekuat,
perubahan posisi lensa.

       Diameter anterior posterior bola mata yang lebih pendek, kurvatura
kornea dan lensa yang lebih lemah, dan perubahan indeks refraktif menyebabkan
sinar sejajar yang dating dari objek terletak jauh tak terhingga di biaskan di belakang
retina.   Komplikasi yang dapat terjadi adalah esotropia dan glaucoma. Esotropia atau
juling ke dalam terjadi akibat pasien selamanya melakukan akomodasi.

B. Saran

Mata merupakan salah satu panca indera yang sangat penting bagi
kehidupan manusia dan penglihatan merupakan hal yang sangat penting dalam
menentukan kualitas hidup manusia. Tanpa mata, manusia mungkin tidak dapat
melihat sama sekali apa yang ada disekitarnya, maka dari itu jagalah mata yang
dimiliki oleh kita.

14
Demikian makalah ini penulis selesaikan sebagai salah satu tugas kuliah
Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Namun, Kami sebagai penyusun menyadari
terdapat kekurangan.
Dari itu, Kami sangat mengharapkan dari pembaca, pendengar maupun Asisten
Dosen dan Dosen pembimbing mata kuliah ini untuk turut serta dalam memberikan
kritik yang membangun dan saran yang baik tentunya agar kedepannya menjadi
lebih baik dari sebelumnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. http://rizkigaluhway.blogspot.com/p/makalah-ipa-dasar-miopi-dan-
hipermetropi.html Diakses pada tanggal 24 September 2019
2. https://www.academia.edu/33778208/MAKALAH_INDRA_PENGLIHATAN
Diakses pada tanggal 24 September 2019

3. https://www.academia.edu/9715625/ANATOMI_MATA
Diakses pada tanggal 24 September 2019

4. Campbell, N.A, dkk. 2000. Biologi : Edisi ke-5 Jilid ke 2. Jakarta : Erlangga
5. Budiyono, S. 2011. Anatomi Tubuh Manusia. Bekasi : Laskar Aksara
6. Tarwoto, N.S, dkk. 2009. Anatomi Dan Fisiologi. Jakarta : Trans Info Media

16

Anda mungkin juga menyukai