“SISTEM PENGINDERAAN”
DOSEN PENGAMPU:
Novia Wirna Putri, SKM.,MPH
KELOMPOK 4
Aldio Aqshal Muhammadika 2011213029
Amelia Rahmadita Indacahyani 2011213039
Ardiana safitri D 2011213041
Diandra Aurelia Batubara 2011213009
Salsabila Zartin 2011213021
Shafira Ananda 2011212053
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul Sistem Penginderaan tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Biomedik. Selain itu, kami juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang sistem
penginderaan.
Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah
ini.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
2.1 Rumusan Masalah...............................................................................................................1
3.1 Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II ISI............................................................................................................................................2
1.1 Indera Penglihatan..............................................................................................................2
2.1 Indera pendengaran............................................................................................................6
3.1 Indera Penciuman................................................................................................................9
4.1 Indera Pengecapan............................................................................................................11
BAB III KESIMPULAN...................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia dalam melakukan kegiatan dibantu dengan berbagai organ yang berkumpul
menjadi suatu sistem organ yang bertugas menopang fungsi aktivitas manusia seperti, sistem
pernafasan manusia untuk proses bernafas, sistem kardiovaskuler untuk membantu proses
pemomompaan darah dan proses aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh dan sebaliknya
maupun dari jantung ke paru-paru dan sebaliknya dan masih banyak sistem organ lain yang
membantu aktivitas tubuh manusia.
Salah satunya adalah sistem pengindraan yang sangat penting fungsinya sebagai
penerima rangsangan tertentu, di sini akan kami akan membahas tentang masalah sistem
penginderaan mulai dari anatomi maupun fisiologi serta kelainan-kelainan yang terjadi pada
organ-organ dalam sistem indera yang dapat mempengaruhi fungsinya bagi tubuh manusia.
3.1 Tujuan
1
BAB II
ISI
2. Sklera
Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat dan berada pada lapisan terluar mata yang
berwarna putih. Sebagian besar sklera dibangun oleh jaringan fibrosa yang elastis. Bagian
depan sklera tertutup oleh kantong konjungtiva. Skelera berfungsi melindungi bola mata dari
kerusakan mekanis dan menjadi tempat melakatnya otot mata.
3. Otot-otot
2
disebut selero corneal junction. Berfungsi untuk jalan masuk cahaya pada mata dengan
menempatkannya pada retina.
5. Koroid
Koroid adalah lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang memiliki banyak pembuluh
darah dan sejumlah sel pigmen. Letaknya disebelah dalam sklera. Dibagian depan mata,
lapisan koroid memisahkan diri dari sklera membentuk iris yang tengahnya berlubang.
Berfungsi untuk menyuplai retina dan melindungi refleksi cahaya dalam mata
6. Iris (Pupil)
Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata. Pada iris terdapat dua
perangkat otot polos yang tersusun sirkuler dan radial. Ketika mata berakomodasi untuk
melihat benda yang dekat atau cahaya yang terang otot sirkuler berakomodasi sehingga pupil
mengecil, begitu pula sebaiknya.
7. Lensa
Lensa berada tepat dibelakang iris dan tergantung pada ligamen suspensori. Bentuk lensa
dapat berubah-ubah, diatur oleh otot siliaris ruang yang terletak diantara lensa mata dan retina
disebut ruang viretus, berisi cairan yang lebih kental (humor viterus), yang bersama dengan
humor akueus berperandalam memelihara bentuk bola mata. Berfungsi untuk memfokuskan
pandangan dengan mengubah bentuk lensa
8. Retina
Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat sensitif terhadap
cahaya. Pada retina terdapat reseptor (fotoreseptor). Fotoreseptor berhubungan dengan badan
sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otot.
Bagian lapisan retina yang dilewati berkas urat saraf yang menuju ke otot tidak memiliki
reseptor dan tidak peka terhadap sinar. Pada bagian retina, terdapat sel batang berjumlah
sekitar 125 juta buah dalam setiap mata. Sel batang sangat peka terhadap intensitas cahaya
rendah, tetapi tidak mampu membedakan warna. Oleh karena itu kita mampu melihat
dimalam hari tetapi yang terlihat hanya warna hitam dan putih saja. Bayangan yang
dihasilkan dari sel ini tidak tajam.. Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi
sehingga berperan untuk penglihatan siang hari dan untuk membedakan warna.
3
Badan bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa zat transparan seperti jeli(agar-
agar) yang jernih. Zat ini mengisi pada mata dan membuat bola mata membulat. berfungsi
untuk menjaga bentuk kantong depan bola mata.
B. Gangguan
1. Rabun Dekat (Hipermetropi)
Seorang penderita rabun dekat tidak dapat melihat benda yang berada pada jarak dekat (± 25
cm) dengan jelas. Hal ini dikarenakan bayangan yang terbentuk jatuh di belakang retina
sehingga bayangan yang jatuh pada retina menjadi tidak jelas (kabur). Kacamata positif dapat
menolong penderita rabun dekat sebab lensa cembung mengumpulkan cahaya sebelum
cahaya masuk ke mata. Dengan demikian, kornea dan lensa dapat membentuk bayangan yang
jelas pada retina.
4
2. Rabun Jauh (Miopi)
Seorang penderita rabun jauh tidak dapat melihat benda yang berada pada jarak jauh (tak
hingga) dengan jelas. Hal ini dikarenakan bayangan yang terbentuk jatuh di depan retina.
Kacamata negatif dapat menolong penderita rabun jauh karena lensa cekung akan dapat
membuat cahaya menyebar sebelum cahaya masuk ke mata. Dengan demikian, bayangan
yang jelas akan terbentuk di retina.
3. Buta Warna
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata
untuk menangkap suatu warna tertentu. Penyakit ini bersifat menurun. Buta warna ada yang
buta warna total dan buta warna sebagian. Buta warna total hanya mampu melihat warna
hitam dan putih saja, sedangkan buta warna sebagian tidak dapat melihat warna tertentu,
yaitu merah, hijau, atau biru.
Gelombang cahaya dipantulkan dari benda masuk ke pupil dan ditangkap oleh retina. Respon
dari sel kerucut pada cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda menyebabkan kita
dapat melihat benda yang berwarna. Sel kerucut mengandung pigmen iodopsin, yaitu
5
senyawa antara retina dan opsin. Ada tiga jenis sel kerucut. Masing-masing jenis sel
merespon panjang gelombang cahaya yang berbeda. Tipe pertama dari sel kerucut merespon
cahaya dengan panjang gelombang merah dan kuning. Sel ini menyebabkan kamu dapat
melihat warna merah. Tipe kedua dari sel kerucut merespon cahaya kuning dan hijau dan
menyebabkan kamu dapat melihat warna hijau. Tipe sel kerucut ketiga merespon cahaya biru
dan ungu dan menyebabkan kamu dapat melihat warna biru.
4. Presbiopi
Presbiopi disebut juga rabun jauh dan dekat atau rabun tua, karena kelainan mata ini biasanya
diderita oleh orang yang sudah tua. Kelainan jenis ini membuat si penderita tidak mampu
melihat dengan jelas benda-benda yang berada di jarak jauh maupun benda yang berada pada
jarak dekat. Hal tersebut diakibatkan oleh berkurangnya daya akomodasi
mata. Kelainan ini biasanya diatasi dengan kaca mata rangkap, yaitu kaca mata cembung dan
cekung. Pada kacamata dengan lensa rangkap atau kacamata bifokal, lensa negatif bekerja
seperti pada kacamata untuk penderita miopi, sedangkan lensa positif bekerja seperti pada
kacamata untuk penderita hipermetropi.
5. Astigmatisma
Astigmatisma atau dikenal dengan istilah silinder adalah sebuah gangguan pada mata karena
penyimpangan dalam pembentukan bayangan pada lensa. Hal ini disebabkan oleh cacat lensa
yang tidak dapat memberikan gambaran atau bayangan garis vertikal dengan horisotal secara
bersamaan. Penglihatan si penderita menjadi kabur. Untuk mengatasi
A. Anatomi
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam.
6
1. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang
telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang
mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga
yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak
dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang
telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk,
dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering
2. Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar
seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah
dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran
timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan
jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.
Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang
menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang
martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang
ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang
7
ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang
landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas. Fungsi
rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga
(membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.
3. Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin membran.
Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut:
Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah
lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya
terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang.
Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran
yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran
tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal)
yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan
saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan
saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang
dikenal sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di
sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan
ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada
membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf
pendengar.
B. Fisiologi
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga.
Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur
koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum.
8
Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa
dalam saluran tengah.
Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ
Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam
otak melalui saraf pendengaran.
A. Anatomi
Indera penciuman terletak pada rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat
rambut-rambut halus yang berfungsi untuk menyerap kotoran yang masuk melalui sistem
pernafasan (respiratory). Selain itu, terdapat konka nasal superior,intermediet serta inferior.
Pada bagian konka nasal superior terdapat akar sel-sel dan jaringan syaraf penciuman (nervus
olfaktorius yang merupakan syaraf kranial pertama) yang berfungsi untuk mendeteksi bau-
bauan yang masuk melalui hirupan nafas.
1. Nostril
Hidung manusia dibagi menjadi dua bagian rongga sama besar yang disebut nostril. Dinding
pemisah disebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis.
9
b) Struktur konka yang berfungsi sebagai proteksi terhadap udara luar karena strukturnya
yang berlapis.
c) Sel silia yang berperan untuk melemparkan benda asing ke luar dalam usaha untuk
membersihkan jalan napas. berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke
tenggorokan menuju pulmo. Dalam rongga hidung terdapat bulu halus (silia), selaput
lendir, dan serabut saraf pembau.
3. Bulbus Olfactory
Sistem saraf kranial yang terdapat pada otak yang berfungsi sebagai pengatur sistem
penciuman manusia.
4. Membran Mukosa
Selaput yang berfungsi untuk membuat mukus yang berguna untuk menangka debu, bakteri,
dan partikel kecil lainnya.
B. Fisiologi
Manusia dapat membedakan berbagai macam bau bukan karena memiliki banyak
reseptor pembau namun kemampuan tersebut ditentukan oleh prinsip-prinsip komposisi
(component principle), organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor namun dapat
membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda. Alat pembau biasa juga disebut dengan
organon olfaktus,yang dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptornya
disebut pula chemoreceptor. Organon olfaktus terdapat pada hidung bagian atas, yaitu pada
concha superior dan membran ini hanya menerima rangsang benda-benda yang dapat
menguap dan berwujud gas.
Indera penciuman terdapat pada hidung dari ujung saraf otak nervus olfaktorius, serabut
saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung yang dikenal dengan sebutan olfaktori.
Nervus olfaktorius dilapisi oleh sel-sel yang sangat khusus yang mengeluarkan fibril-fibril
yang sangat halus, tenalin dengan serabut-serabut dari bulbus olfaktorius yang merupakan
otak terkecil, saraf olfaktorius terletak di atas lempeng tulang etmoidalis.
Berbeda dengan indera lain, indera penciuman memiliki jalur yang relatif lebih pendek.
Reseptornya yang berada di rongga hidung berhubungan langsung tanpa sinaps ke otak.
Selain itu, tidak seperti indera penglihatan dan indera penglihatan yang reseptornya jauh dari
10
permukaan, reseptor indera penciuman terpapar langsung dengan lingkungan, tanpa ada
pelindung di depannya.
Sistem olfaktorius terdiri dari reseptor di rongga hidung, daerah otak, dan jalur neural
penghubung. Reseptornya berupa sel-sel yang berbentuk seperti benang dan dihubungkan
dengan saraf olfaktorius. Ransangan reseptor hanya berespon terhadap senyawa-senyawa
yang berkontak dengan epitel olfaktoris dan dilarutkan dalam lapisan tipis mukus yang
menutupinya. Molekul yang dilepaskan oleh substansi tertentu adalah stimulus untuk
penciuman. Molekul meninggalkan substansi, berjalan melalui udara dan memasuki hidung.
Molekul tersebut juga harus larut dalam lemak. Jika silia dari reseptor penciuman bertemu
dengan molekul odorant terjadilah impuls listrik. Proses ini adalah proses transduksi.
Molekul odorant yang telah menembus nervus olfaktorius dari bulbus olfaktorius, akan
bergerak melalui traktus olfaktorius menuju pusat olfaktorius pada olbus temporalis di otak,
dimana akan dilakukan interpretasi pada stimulus yang masuk. Namun demikian kepekaan
reseptor penciuman terhadap molekul odorant akan berkurang, bahkan mudah hilang bila
selalu terpapar pada bau yang sama dalam waktu yang relatif lebih lama.
Serat-serat aferen yang berasal dari ujung reseptor di hidung masuk melalui lubang-
lubang halus di lempeng tulang gepeng yang memisahkan mukosa olfaktorius dari jaringan
otak di atasnya. Serat-serat ini bersinaps di bulbus olfaktori. Tiap bulbus olfaktori dilapisi
oleh taut-taut saraf kecil mirip bola yang dikenal sebagai lomerulus. Di dalam setiap
glomerulus, ujung-ujung sel reseptor yang membawa informasi odoran tertentu bersinaps
dengan sel berikutnya di di jalur olfaktori, sel mitral. Masing-masing glomerulus yang
melapisi bulbus olfaktori menerima masukan sinaps dari hanya satu jenis reseptor bau yang
nantinya hanya merespon terhadap satu komponen odoran tertentu. Karena itu,glomerulus
menyortir dan mengarsipkan berbagai komponen suatu molekul odoriferosa sebelum
menyalurkan sinyal bau ke sel mitral. Sel mitral tempat berakhirnya reseptor olfaktoris di
glomerulus, menyempurnakan sinyal bau dan memancarkannya ke otak untuk pemrosesan
lebih lanjut.
11
yang memiliki struktur tunas pengecap. Melalui penggunaan lidah, kita dapat membedakan
bermacam-macam rasa. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara.
Bagian atas lidah ini memiliki bentuk seperti huruf V, huruf V pada lidah
disebutdengan sulkus terminal. Fungsi dari bagian atas lidah adalah untuk mengecap rasa
sebab permukaan atas lidah akan bersentuhan langsung dengan makanan atau minuman yang
masuk ke dalam mulut manusia.
2. Akar Lidah
Akar lidah letaknya di antara tulang hyoid dan juga di bagian rahang bawah
lidah.Punggung pada bagian akar memiliki posisi duduk di bagian orofaring. Akar lidah
berfungsisebagai penggerak lidah sebab tanpa akar, lidah tidak bisa bergerak ke sana dan
kemari.
3. Tubuh Lidah
Bagian besar lidah dua pertiganya adalah tubuh lidah. Di dalam tubuh lidah akan ada
permukaan kasar dengan nama papilla lingual. Tubuh lidah akan dikelilingi oleh gigi
lateraldan permukaan anterior. Papila di bagian tubuh lidah memiliki fungsi sebagai
pembantu pengidentifikasian rasa yang berbeda dari makanan. Papila yang ada di bagian
tubuh lidah inimemiliki 4 jenis utama, yaitu adalah sebagai berikut ini :
Papila Filiform, papila ini memiliki bentuk kerucut dan paling banyak dijumpai
dilidah. Letak papilla ini diatur di dalam barisan yang teratur dan bisa berjalan dengan
sejajar.
Papila Poliate, ciri dari papilla ini berkerumun dan menjadi dua kelompok. Papilaini
ada di setiap sisi lidah.
Papila Fungiform, papila ini memiliki keterlibatan dengan sensasi rasa makanan
danminuman, papilla tersebut juga memiliki selera yang tertancap di setiap
12
permukaan mereka. Rasa yang ditanggapi oleh bagian papilla ini adalah rasa asam
maupun rasa manis.
Papila Sirkumvalata, papila ini akan terdapat pada bagian lidah manusia, manusia
akan memiliki papilla sirkumvalata sebanyak 7 sampai dengan 12. Pada masing-
masing papilla sirkumvalata terdapat beberapa ribu selera rasa. Bentuk dari papilla
sirkumvalata ini adalah bulat, terangkat dan bisa dilihat dengan mata telanjang. Papila
ini diatur dalam bentuk V di bagian belakang lidah.
4. Tonsil atau Amandel
Tonjolan di sebelah kanan dan kiri rongga mulut disebut dengan amandel. Amandel
bisa membesar seiring berjalannya waktu. Jika amandel terus membesar akibatnya adalah
manuisa akan kesulitan dalam menelan makanan. Fungsi utama amandel itu adalah sebagai
benteng pertama dalam pertahanan tubuh manusia, sehingga amandel itu
berhubunganlangsung dengan sistem kekebalan tubuh manusia. Berdasarkan letaknya dalam
ronggamulut, tonsil terbagia tas tiga jenis, yaitu :
Tonsil Palatina, merupakan tonsil yang sering disebut sebagai amandel dan terletak
dikiri dan kanan rongga mulut.
Tonsil Faringers, disebut juga sebagai adenoid dan terletak di bagian dinding
belakang nesofaring.
Tonsil Lingulis, merupakan tonsil yang terletak pada daerah pintu masuk saluran
nafas dan saluran pencernaan.
5. Adenoid
Adenoid merupakan bagian dari lidah yang memiliki fungsi untuk memerangi infeksi,
sehingga jika ada kuman dan bakteri dicap oleh lidah, adenoid inilah yang bertugas untuk
memerangi kuman dan bakteri tersebut.
6. Kuncup Lidah
Merupakan struktur yang ada di bagian permukaan lidah. Tugas kuncup lidah adalah
sebagai pencipta resep untuk rasa. Kuncup lidah bisa mengecap rasa manis, asam, pahit dan
asin.
7. Frenulum
Frenulum merupakan bagian lidah yang berbentuk berupa lapisan tipis jaringan yang
berguna untuk penghubung antara lidah dengan dasar mulut.
13
8. Otot Lidah
Tanpa otot, lidah tidak bisa digerakkan. Otot di dalam lidah terbagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok lidah intrinsik dan juga kelompok lidah ekstrinsik. Berikut ini
adalah fungsi dari otot lidah tersebut :
Otot Intrinsik, memiliki fungsi dalam pengubahan bentuk lidah dalam sementara.
Otot Ekstrinsik, memiliki fungsi berupa pengubahan posisi lidah
9. Persarafan Lidah
14
Pembuluh limfe berjalan di belakang papila sirkumvalata menuju posterior menembus
dinding faring dan memasuki nodus limfatikus di daerah servikal yang terletak di sebelah
lateral vena jugularis interna :
a) Pembuluh Marginal
Pembuluh marginal terdapat pada satupertiga luar dari permukaan atas lidah. Pembuluh
marginal terbagi menjadi dua bagian, bagian anterior berjalan dari ujung lidah dan berakhir di
nodus limfatikus submaksilaris, bagian posterior berjalan di belakang otot milohioid dan
berakhir di nodus jugulo omohioiedeus.
b) Pembuluh Sentral
Pembuluh ini berjalan dari ujung lidah ke bawah melalui otot miloihioid dan berakhir
pada nodus submental.
Fungsi Lidah
15
kelainan kongenital adalah beberapa contoh penyebab yang bisa menyebabkan
pembesaran lidah.
Peradangan lidah, ditandai dengan gejala munculnya benjolan-benjolan lendir
yangmutupi lidah, lidah terasa lembek dan berwarna pucat. Peradangan ini dapat
timbul pada orang yang mengalami gangguan pada sistem ekskresi pencernaan atau
infeksigigi.
Burning tongue syndrom (sindrom lidah terbakar), ditandai dengan gejala lidah terasa
panas dan terbakar. Masalah ini bisa terjadi karena adanya gangguan syaraf ringan.
Glossitis Atrofi (lidah botak), masalah dimana lidah kehilangan teksturnya
danmenjadi halus. Hal ini bisa disebabkan karena anemia atau kekurangan vitamin B.
Leukoplakia, merupakan penyakit lidah yang ditandai dengan bercak putih pada
membran mukosa mulut. Bagian-bagian pada mulut yang umum bisa mengalami
leukoplakia adalah lidah dan gusi. Jika tidak diobati dengan benar, leukoplakia dapat
menjadi penyebab kanker mulut. Penyakit ini sangat banyak diderita oleh mereka
yang merokok dan mengunyah tembakau.
Sariawan, adalah gejala erosi pada lapisan epitel di dalam mulut yang
dapatmenimbulkan rasa perih ketika makan. Sariawan bisa terjadi di lidah atau pipi.
Sariawan disebabkan oleh kekurangan vitamin A, makan makanan yang bersifat
panas, kekurangan zat besi, atau karena penurunan daya tahan tubuh.
Kanker lidah, merupakan salah satu bentuk dari kanker mulut, perbedaannya terletak
pada daerahnya. Jika letak sel kanker tersebut berada pada bagian ujung lidah maka
para ahli menamakannya dengan sel kanker skuamosa ujung lidah, namun jika berada
pada sepertiga atau terletak pada bagian belakang lidah mereka
menamakannyadengan sel kanker pangkal lidah. Kedua tipe ini memiliki sifat dan
karakterisitik yang berbeda, oleh sebab itu penyebab dan langkah pengobatannya pun
berbeda pula.Kanker lidah kebanyakan disebabkan karena tembakau dan alkohol.
Glosoptosis, merupakan penyakit pada lidah yang berupa lidah yang tertarik ke
belakang. Pada bayi baru lahir atau pada anak-anak kondisi glosoptosis sangan
berbahaya karena bisa saja sewaktu-waktu lidahnya menutup saluran nafas yang
bilatidak segera ditangani dengan benar bisa menyebabkan kematian.
Glossopyrosis, adalah sebuah penyakit dengan gejala lidah terasa perih dan
terbakarnamun tanpa gejala. Penyebabnya adalah penggunaan obat kumur dalam
jangka panjang.
16
Atrophic Glossitis, adalah suatu penyakit yang menyebabkan lidah kehilangan
rasa.Lidahnya akan tampak licin dan mengkilat. Penyakit ini disebabkan oleh
kekurangan zat besi.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alat indera adalah alat tubuh yang berguna untuk mengetahui keadaan di luar tubuh.
Indra merupakan ”jendela” bagi tubuh untuk mengenal dunia luar sekitar kita. Alat
indera adalah organ yang peka terhadap rangsangan tertentu. Indera manusia yang
pertama adalah mata. Mata manusia ada dua dan berfungsi untuk melihat. Mata
adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan berupa cahaya. Bola mata
terletak di dalam rongga mata dan beralaskan lapisan lemak. Bola mata dapat
bergerak dan diarahkan kesuatu arah dengan bantuan tiga penggerak mata. Bebrapa
gangguan mata adalah rabun dekat, rabun jauh, rabun dekat dan jauh, katarak,
astigmatisme, rabun senja, buta warna, dan juling. Indera yang selanjutnya yaitu
telinga, yang merupakan alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa
gelombang suara. Telinga manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi antara
Hz. Beberapa gangguan pada telinga disebabkan karena luka, penumpukkan kotoran,
gendang telinga yang rusak, presbikusis, rusaknya reseptor pendengaran, dan
otosklerosis. Kemudian ada hidung, hidung dapat menikmati aroma harum bunga atau
parfum, juga mencium bau bangkai, hal ini terjadi karena adanya indera penciuman
yang terdapat dalam rongga hidung. Selain itu ada lidah, alat indera yang peka
terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan. Dan terakhir ada kulit, kulit adalah alat
indera yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan
nyeri atau sakit. Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf yang
ada pada kulit. Manusia harus menjaga dengan baik indera yang sudah diberikan oleh
Tuhan, dan berhati-hati dalam penggunaannya
3.2 Saran
Setiap orang membutuhkan alat indera untuk bisa melihat, mendengar, mengecap,
membau, dan meraba. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihankelima alat
indera kita agar tetap sehat. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah
ilmu kita tentang alat indera.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://biologi-hayati.blogspot.com/2017/01/pengertian-anatomi-dan-fisiologi-pada.html
https://izzudinzaki.wordpress.com/2015/05/08/gangguan-padaa-indra-penglihatan/
https://www.slideshare.net/99yuda/makalah-anatomi-dan-fisiologi-indra-penglihatan
https://www.academia.edu/35048607/MAKALAH_ANATOMI_FISIOLOGI_docx - Diakses
pada tanggal 17 November 2020 pukul 11.37 WIB
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/31522/Chapter;jsessionid=888F2DC8
27A797FAE24779D2C9900220?sequence=3 - Diakses pada tanggal 17 November 2020
pukul 12.44 WIB
Sherwood, Lauralee.2014.Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem (Edisi 8). Terjemahan oleh
dr. Brahm U. Pendit.Jakarta: EGC
https://www.academia.edu/30142993/Indera_Penciuman_dan_Indera_Pengecap
http://digilib.uinsby.ac.id/15869/9/Bab%206.pdf
19