Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DASAR EPIDEMIOLOGI

“Rancangan Peneltian Cross Sectional, Case Control, dan Cohort dalam Penelitian
Epidemiologi ”

Dosen Pengampu :

Ade Suzana Eka Putri, SKM, M.Comm.Health, PhD

Disusun Oleh :

Kelompok 6 A3

Khairunnisa Alzara 2011213011

Rahmadina Novia 2011213015

Nolanda Anisa Putri 2011213035

Siska Yuliani 2011212035

Tasya Rivia 2011212011

Wahyuni Elka Putri 1811216014

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Rancangan Penelitian Cross Sectional, Case Control, dan
Cohort dalam Penelitian Epidemiologi” tepat waktu. Shalawat serta salam kita sampaikan
kepada junjungan umat Islam, Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke dunia
yang penuh dengan ilmu pengetahuan bersama Al-Qur’an dan sunnah.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Dasar Epidemiologi.
Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang Rancangan Penelitian Cross Sectional, Case Control, dan Cohort dalam Penelitian
Epidemiologi.
Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah
ini.

Padang, 26 April 2021

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2

2.1 Kelemahan dan Kelebihan Cross Sectional, Case Control, dan Cohort dalam
Penelitian Epidemiologi ............................................................................................... 2

2.2 Ciri dan Tujuan Cross Sectional, Case Control, dan Cohort dalam Penelitian
Epidemiologi ................................................................................................................ 4

2.3 Langkah-langkah Cross Sectional, Case Control, dan Cohort dalam Penelitian
Epidemiologi ................................................................................................................ 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 11

3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 11

3.2 Saran .......................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Desain penelitian adalah sebuah rencana, sebuah garis besar tentang bagaimana
peneliti akan memahami bentuk hubungan antar variabel yang diteliti. Desain penelitian
dalam arti luas adalah suatu desain penelitian yang dirancang mulai ditemukannya
permasalahan penelitian, penentuan tinjauan pustaka ilmiah, menentukan rancangan,
pemproses dan menyajikan hasil penelitian, sampai pada pembuatan laporan. Sedangkan
dalam arti sempit adalah desain penelitian yang dirancang dalam menentukan metode
atau jenis penelitian yang akan digunakan untuk menjawab tujuan penelitian.
Desain/rancangan penelitian dibagi menjadi 2 bagian besar berdasarkan pada ada-
tidaknya perlakuan, yaitu penelitian observasioanal dan penelitian eksperimental.
Penelitian observasional dibagi menjadi dua, yaitu penelitian observasional deskriptif
dan penelitian observasional analitik. Pada pembahasan kali ini, akan dijabarkan
mengenai penelitian observasional analitik. Desain penelitian observasional analitik
secara umum dibagi menjadi 3 jenis, cross sectional, case control, dan cohort.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja kelemahan dan kelebihan rancangan penelitian cross sectional, case
control, dan cohort dalam penelitian epidemiologi?
2. Apa ciri-ciri dan tujuan rancangan penelitian cross sectional, case control, dan
cohort dalam penelitian epidemiologi?
3. Apa saja langkah-langkah rancangan penelitian cross sectional, case control, dan
cohort dalam penelitian epidemiologi?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami kelemahan dan kelebihan rancangan penelitian cross
sectional, case control, cohort dalam penelitian epidemiologi.
2. Mengetahui dan memahami ciri-ciri dan tujuan rancangan penelitian cross
sectiona, case control, cohort dalam penelitian epidemiologi.
3. Mengetahui dan memahami langkah-langkah rancangan penelitian cross
sectional, case control, cohort dalam penelitian epidemiologi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kelemahan dan Kelebihan Cross Sectional, Case Control, dan Cohort dalam
Penelitian Epidemiologi
2.1.1 Cross Sectional

Penelitian cross sectional yang sering disebut juga penelitian transversal,


merupakan penelitian epidemiologi yang paling sering dikerjakan pada bidang kesehatan.
Walaupun sebenarnya paling lemah, hal ini disebabkan karena secara epidemiologi
paling mudah dan sederhana, tidak dijumpai hambatan yang berupa pembatasan tertentu.
Pendekatan ini dalam rangka memepelajari dinamika korelasi antara factor-faktor risiko
dengan efek yang berupa penyakit atau status kesehatan tertentu dengan model
pendekatan point time.

Studi cross sectional ditandai dengan ciri-ciri bahwa pengukuran variabel bebas
(faktor risiko) dan variabel tergantung (efek) dilakukan secara simultan atau pada saat
yang bersamaan. Variabel-variabel yang termasuk faktor risiko dan efek diobservasi
sekaligus pada saat yang sama. Pengertian saat yang sama disini bukan berarti pada satu
saat observasi dilakukan pada semua subjek untuk semua variabel, tetapi tiap subjek
hanya diobservasi satu kali saja, dan faktor risiko dan efek diukur menurut keadaan atau
status waktu diobservasi.

Kelebihan

1. Mudah dilakukan, murah dan hasilnya cepat diperoleh


2. Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel sekaligus
3. Jarang terancam drop out
4. Generalisasinya cukup tinggi karena menggunakan populasi dari masyarakat umum,
tidak hanya para pasien yang mencari pengobatan
5. Dapat dimasukkan ke dalam tahapan pertama suatu penelitian kohort atau
eksperimen, tanpa atau sedikit menambah biaya
6. Dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya yang bersifat lebih konklusif.

2
Misal : laporan penelitian hubungan antara kadar HDL kolesterol dengan konsumsi
alkohol dapat merupakan dasar studi kohort untuk dapat memastikan adanya
hubungan tersebut.

Kekurangan

1. Dibutuhkan jumlah subyek yang banyak


2. Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insiden maupun prognosis
3. Tidak dapat diperoleh informasi perkembangan penyakit secara acut
4. Tidak boleh dipakai apabila angka kejadian penyakit rendah/jarang

2.1.2 Case Control

Studi kasus kontrol adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari


hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit dengan cara membandingkan
kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya. Tujuan studi
kasus kontrol ini adalah untuk mengindentifikasi faktor-faktor risiko terjadinya suatu
penyakit.

Studi kasus kontrol bersifat retrospektif yaitu menelusuri ke belakang penyebab-


penyebab yang dapat menimbulkan suatu penyakit di masyarakat, dengan kelompok
studi (kasus) adalah orang-orang yang menderita penyakit dan dibandingkan dengan
kelompok kontrol yaitu orang-orang yang tidak menderita penyakit tetapi memiliki
karakteristik yang sama dengan orang-orang yang menderita penyakit atau kelompok
studi.

Kelebihan

1. Dapat untuk meneliti kasus yang masa latennya panjang


2. Hasilnya cepat sehingga biayanya relatif sedikit.
3. Tidak membutuhkan subyek penelitian yang banyak.
4. Memungkinkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor resiko sekaligus dalam satu
penelitian

Kekurangan

1. Dapat menyebabkan recall bias, karena data faktor resiko diperoleh dengan hanya
mengandalkan catatan medik atau ingatan subyek.

3
2. Validasi informasi sukar diperoleh
3. Tidak dapat memberikan insidens rate
4. Tidak dapat menentukan lebih dari satu variabel dependen, hanya berkaitan dengan
satu efek / penyakit.

2.1.3 Kohort

Studi kohort adalah rancangan studi yang mempelajari hubungan antara paparan
dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok terpapar dan tidak terpapar
berdasarkan status penyakit.

Kohort adalah rancangan penelitian observasional analitik yang mempelajari


hubungan antara paparan dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok terpapar
dan kelompok tidak terpapar berdasarkan status penyakit.

Kelebihan

1. Desain terbaik dalam menentukan insidens dan perjalanan penyakit


2. Dapat menentukan kasus yang fatal / progresif
3. Dapat meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu faktor risiko tertentu
4. Dapat meneliti berbagai masalah kesehatan yang makin meningkat

Kekurangan

1. Biasanya memerlukan waktu yg lama


2. Sarana dan biaya besar / mahal
3. Kurang efisien dari segi waktu maupun biaya untuk meneliti kasus yg jarang terjadi
4. Terancam DO / terjadi perub intensitas paparan/FR dpt mengganggu hasil analisis
5. Dapat menimbulkan masalah etika krn peneliti membiarkan subyek terkena paparan
yg dicurigai/dianggap dapat merugikan subyek.

2.2 Ciri dan Tujuan Rancangan Penelitian Cross Sectional, Case Control, dan Cohort
dalam Penelitian Epidemiologi
2.2.1 Cross Sectional
Ciri-ciri
Pada umumnya, penelitian cross sectional memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a) Pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau satu periode tertentu dan

4
b) pengamatan subjek studi hanya dilakukan satu kali selama satu penelitian.
c) Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan prevalensi penyakit tertentu.
d) Pada penelitian ini tidak terdapat kelompok pembanding
e) Hubungan sebab-akibat hanya merupakan perkiraan saja.
f) Penelitian ini dapat menghasilkan hipotesis.
g) Merupakan penelitian pendahuluan dari penelitian analitis.
h) Semua pengukuran variabel (dependen dan indpenden) yang diteliti
i) dilakukan pada waktu yang sama
j) Tidak ada periode follow-up.

Tujuan
Secara garis besar, tujuan penelitian cross sectional adalah sebagai berikut
a. Penelitian cross sectional digunakan untuk mengetahui masalah kesehatan masyarakat
di suatu wilayah, misalnya suatu sampling survey kesehatan untuk memperoleh data
dasar untuk menetukan strategi pelayanan kesehatan atau digunakan untuk
membandingkan keadaan kesehatan masyarakat disuatu saat.
b. Penelitian dengan pendekatan cross sectional digunakan untuk mengetahui prevalensi
penyakit tertentu di suatu daerah tetapi dalam hal- hal tertentu prevalensi penyakit yang
ditemukan dapat digunakan untuk mengadakan estimasi insidensi penyakit tersebut.
misalnya penyakit yang menimbulkan bekas sepertivariola karena dari bekas yang
ditinggalkan dapat diperkirakan insidensi penyakittersebut dimasa lalu tetapi akan sulit
memperkirakan insidensi berdasarkan bekas yang ditinggalkan bila bekas tersebut tidak
permanen.
c. Penelitian cross sectional dapat digunakan untuk memperkirakan adanya hubungan
sebab akibat bila penyakit itu mengalami perubahan yang jelas dan tetap, misalnya
penelitian hubungan antara golongan darah dengan karsinoma endometrium.
Bila perubahan yang terjadi tidak jelas dan tidak tetap seperti penyakit yang
menimbulkan perubahan biokimia atau perubahan fisiologi dilakukan penelitian cross
sectional karena pada penelitian ini sebab dan akibat ditentukan pada waktu yang sama
dan antara sebab akibat dapat saling mempengaruhi misalnya hubungan antara hipertensi
dengan tingginya kadar kolesterol darah.
d. Penelitian cross sectional dimaksudkan untuk memperoleh hipotesis spesifik yang
akan diuji melalui penelitian analitis, misalnya dalam suatu penelitian cross sectional di
suatu daerah ditemukan bahwa sebagian besar penderita diare menggunakan air kolam
5
sebagai sumber air minum. Dari hasil ini belum dapat dikatakan bahwa air kolam
tersebut factor resiko timbulnya diare, tetapi penemuan tersebut hanya merupakan suatu
perkiraan atau hipotesis yang harus diuji melalui penelitian analitis.

2.2.2 Case Control


Ciri-ciri
Ciri2 penelitian case control
a) Penelitian yg bersifat observasional
b) Diawali dengan kelompok penderita dan bukan penderita
c) Terdapat kelompok kontrol
d) Kelompok kontrol harus memiliki risiko terpajan oleh faktor risiko yg smdengan
kelompok kasus.
e) Membandingkan besarnya pengalaman terpajan oleh faktor risiko antarakelompok
kasus dan kontrol.
f) Tidak mengukur insidensi

Tujuan
Tujuan Cross Control :
a. Untuk mengetahui masalah kesehatan masyarakat di suatu wilayah
b. Untuk mengetahui prevalensipenyakit tertentu di suatu daerah
c. Untuk memperkirakan adanya hubungan sebab akibat bila penyakit itu mengalami
perubahan yang jelas dan tetap
d. Untuk memperoleh hipotesis spesifik yang akan diuji melalui penelitian analitis

2.2.3 Cohort
Ciri-ciri
Ciri-ciri studi kohort adalah pemilihan subyek berdasarkan status paparannya, dan
kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah subyek dalam
perkembangannya mengalami penyakit yang diteliti atau tidak. Pada saat
mengidentifikasi status paparan, semua subyek harus bebas dari penyakit yang diteliti.
Jadi kelompok terpapar maupun kelompok tidak terpapar berasal dari satu populasi atau
dua populasi yang bebas dari penyakit yang diteliti. Jika berasal dari dua populasi yang
terpisah, maka untuk kepentingan inferensi kausal, peneliti harus memastikan bahwa
kedua populasi setara dalam hal faktor-faktor diluar paparan yang diteliti.
6
Tujuan
Studi kohort mengevaluasi risiko penyakit yang diteliti melalui pengamatan
beberapa waktu sampai muncul penyakit atau tidak. Studi kohort dapat berkaitan dengan
beberapa penyakit dari paparan yang telah diidentifikasi.

2.3 Langkah-langkah Rancangan Penelitian Cross Sectional, Case Control, dan Cohort
dalam Penelitian Epidemiologi
2.3.1 Langkah-langkah Cross Sectional
Langkah-langkah penelitian cross sectional sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi variable-variabel penelitian dan mengidentifikasi faktor resiko dan
faktor efek.
2. Menetapkan subjek penelitian.
3. Melakukan observasi atau pengukuran variabel-variabel yang merupakan faktor resiko
dan faktor efek sekaligus berdasrkan status keadaan varibel pada saat itu
(pengumpulan data).
4. Melakukan analisis korelasi dengan cara membandingkan proporsi antar kelompok-
kelompok hasil observasi (pengukuran).

Contoh sederhana : Ingin mengetahui hubungan antara anemia besi pada ibu hamil
dengan Berat Badan Bayi Lahir (BBL), dengan menggunakan rancangan atau
pendekatan cross sectional.

⚫ Tahap pertama : Mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti dan


kedudukanya masing-masing.

− Variabel dependen (efek ) : BBL


− Variebel independen (risiko ) : anemia besi.
− Variabel independent (risiko) yang dikendalikan : paritas, umur ibu, perawatan
kehamilan, dan sebagainya.

⚫ Tahap kedua : Menetapkan subjek penelitian atau populasi dan sampelnya.


Subjek penelitian : ibu-ibu yang baru melahirkan, namun perlu dibatasi daerah mana
ereka akan diambil contohnya lingkup rumah sakit atau rumah bersalin. Demikian

7
pula batas waktu dan cara pengambilan sampel, apakah berdasarkan tekhnik random
atau non-random.

⚫ Tahap ketiga : Melakukan pengumpulan data, observasi atau pengukuran terhadap


variabel dependen-independen dan variabel-variabel yang dikendalikan secara
bersamaan (dalam waktu yang sama). Caranya mengukur berat badan bayi yang
sedang lahir, memeriksa Hb ibu, menanyakan umur, paritas dan variabel-variabel
kendali yang lain.

⚫ Tahap keempat : Mengolah dan menganalisis data dengan cara membandingkan.


Bandingkan BBL dengan Hb darah ibu. Dari analisis ini akan diperoleh bukti adanya
atau tidak adanya hubungan antara anemia dengan BBL.

2.3.2 Langkah-langkah Case Control


Tahap-tahap penelitian Case control
1. Identifikasi variable-variabel penelitian ( faktor resiko dan efek )
2. Menetapkan objek penelitian ( populasi dan sampel )
3. Identifikasi kasus
4. Pemilihan subjek sebagai control
5. Melakukan pengukuran retrospektif ( melihat ke belakang ) untuk melihat faktor
resiko
6. Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi antara variabel-variabel objek
penelitian dengan variabel-variabel kontrol.

Contoh Sederhana : Penelitian ingin membuktikan hubungan antara malnutrisi/


kekurangan gizi pada anak balita dengnan perilaku pemberian makanan oleh ibu.

⚫ Tahap pertama : Mengidentifikasi variabel dependen (efek) dan variabel- variabel


independen (faktor resiko).

− Variabel dependen : malnutrisi


− Variabel independen : perilaku ibu dalam memberikan makanan.
− Variabel pengendali : pendidikan ibu, pendapatan keluarga, jumlah anak, dan
sebagainya.

8
⚫ Tahap kedua : Menetapkan objek penelitian, yaitu populasi dan sampel penelitian.
Objek penelitian disini adalah pasangan ibu dan anak balitanya. Namun demikian
perlu dibatasi pasangan ibu dan balita daerah mana yang dianggap menjadi populasi
dan sampel penelitian ini.

⚫ Tahap ketiga : Mengidentifikasi kasus, yaitu anak balita yang menderita malnutrisi
(anak balita yang memenuhi kebutuhan malnitrisi yang telah ditetapkan, misalnya
berat per umur dari 75 % standar Harvard. Kasus diambil dari populasi yang telah
ditetapkan .

⚫ Tahap keempat : Pemilihan subjek sebagai kontrol, yaitu pasangan ibu-ibu dengan
anak balita mereka. Pemilihan kontrol hendaknya didasarkan kepada kesamaan
karakteristik subjek pada kasus. Misalnya ciri-ciri masyarakatnya, sosial ekonominya
dan sebagainya.

⚫ Tahap kelima : Melakukan pengukuran secara retrospektif, yaitu dari kasus (anak
balita malnutrisiI itu diukur atau ditanyakan kepada ibu dengan menggunakan metose
recall mengenai perilaku memberikan jenis makanan , jumlah yang diberikan kepada
anak balita selama 24 jam.

⚫ Tahap keenam : Melakukan pengolahan dan analisis data. Dengan membandingkan


proporsi perilaku ibu yang baik dan yang kurang baik dalam hal memberikan
makanan kepada anaknya pada kelompok kasus, dengan proporsi perilaku ibu yang
sama pada kelompok kontrol. Dari sini akan diperoleh bukti ada tidaknya hubungan
perilaku pemberian makanan dengan malnutrisi pada anak balita.

2.3.3 Langkah-langkah Cohort


Langkah-langkah pelaksanan penelitian cohort :
1. Identifikasi faktor-fakor rasio dan efek
2. Menetapkan subjek penelitian ( menetapkan populasi dan sampel )
3. Pemilihan subjek dengan faktor resiko positif dari subjek dengan efek negatif
4. Memilih subjek yang akan menjadi anggota kelompok kontrol
5. Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang ditentukan,
selanjutnya mengidentifikasi timbul tidaknya efek pada kedua kelompok

9
6. Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang mendapatkan efek
positif dengan subjek yang mendapat efek negatif baik pada kelompok resiko
positif maupun kelompok kontrol.

Contoh Sederhana : Penelitian yang ingin membuktikan adanya hubungan antara Ca paru
(efek) dengan merokok (resiko) dengan menggunakan pendekatan atau rancangan
prospektif.

⚫ Tahap pertama : Mengidentifikasi faktor efek (variabel dependen) dan resiko (variabel
independen) serta variabel-variabel pengendali (variabel kontrol).

− Variabel dependen : Ca. Paru


− Variabel independen : merokok
− Variabel pengendali : umur, pekerjaan dan sebagainya.

⚫ Tahap kedua : Menetapkan subjek penelitian, yaitu populasi dan sampel penelitian.
Misalnya yang menjadi populasi adalah semua pria di suatu wilayah atau tempat
tertentu, dengnan umur antara 40 sampai dengan 50 tahun, baik yang merokok
maupun yang tidak merokok.

⚫ Tahap ketiga : Mengidentifikasi subjek yang merokok (resiko positif) dari populasi
tersebut, dan juga mengidentifikasi subjek yang tidak merokok (resiko negatif)
sejumlah yang kurang lebih sama dengan kelompok merokok.

⚫ Tahap keempat : Memilih subjek yang akan menjadi anggota kelompok kontrol.

⚫ Tahap kelima : Mengobservasi perkembangan efek pada kelompok orang-orang yang


merokok (resiko positif) dan kelompok orang yang tidak merokok (kontrol) sampai
pada waktu tertentu, misal selama 10 tahun ke depan, untuk mengetahui adanya
perkembangan atau kejadian Ca paru.

⚫ Tahap keenam : Mengolah dan menganalisis data. Analisis dilakukan dengan


membandingkan proporsi orang-orang yang menderita Ca paru dengan proporsi
orang-orang yang tidak menderita Ca paru, diantaranya kelompok perokok dan
kelompok tidak merokok.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penelitian cross sectional yang sering disebut juga penelitian transversal,
merupakan penelitian epidemiologi yang paling sering dikerjakan pada bidang kesehatan.
Studi kasus kontrol adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan
antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit dengan cara membandingkan kelompok
kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya. Tujuan studi kasus kontrol
ini adalah untuk mengindentifikasi faktor-faktor risiko terjadinya suatu penyakit. Studi
kohort adalah rancangan studi yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit,
dengan cara membandingkan kelompok terpapar dan tidak terpapar berdasarkan status
penyakit.

Langkah-langkah penelitian cross sectional yaitu mengidentifikasi variable-


variabel penelitian dan mengidentifikasi faktor resiko dan faktor efek, menetapkan
subjek penelitian, melakukan observasi atau pengukuran variabel-variabel yang
merupakan faktor resiko dan faktor efek sekaligus berdasrkan status keadaan varibel
pada saat itu (pengumpulan data), melakukan analisis korelasi dengan cara
membandingkan proporsi antar kelompok-kelompok hasil observasi (pengukuran).

Tahap-tahap penelitian Case control yaitu identifikasi variable-variabel penelitian


(faktor resiko dan efek), menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel),identifikasi
kasus, pemilihan subjek sebagai control, melakukan pengukuran retrospektif ( melihat ke
belakang ) untuk melihat faktor resiko, melakukan analisis dengan membandingkan
proporsi antara variabel-variabel objek penelitian dengan variabel-variabel kontrol.

Langkah-langkah pelaksanan penelitian cohort yaitu identifikasi faktor-fakor rasio


dan efek; menetapkan subjek penelitian (menetapkan populasi dan sampel); pemilihan
subjek dengan faktor resiko positif dari subjek dengan efek negative; memilih subjek
yang akan menjadi anggota kelompok control; mengobservasi perkembangan subjek
sampai batas waktu yang ditentukan, selanjutnya mengidentifikasi timbul tidaknya efek
pada kedua kelompok; menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang

11
mendapatkan efek positif dengan subjek yang mendapat efek negatif baik pada kelompok
resiko positif maupun kelompok control.

3.2 Saran
Makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, disarankan
kepada penulis selanjutnya untuk lebih mengembangkan pemahaman materi “Rancangan
Penelitian cross sectional, case control, dan cohort dalam Penelitian Epidemiologi” dan
mencari referensi sebanyak-banyaknya.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Daftar-isi-
Metodologi-Penelitian_k1_restu.pdf, diakes pada tanggal 26 April 2021, pukul 22.30
WIB

https://repository.maranatha.edu/2522/4/Metlit%20BAB%20III.pdf, diakes pada tanggal 26


April 2021, pukul 22.30 WIB

https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/DESAIN%20OBSERVASIONAL.pdf

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Daftar-isi-
Metodologi-Penelitian_k1_restu.pdf

Novela, Debi Sentia. 3 Jenis Penelitian Epidemiologi. diakses dari


https://www.academia.edu/9125965/3_JENIS_PENELITIAN_EPIDEMIOLOGI

Irmawartini dan Nurhaedah. 2017. Metodologi Penelitian. Pusat Pendidikan Sumber Daya
Manusia Kesehatan. Jakarta.

https://www.academia.edu/37751390/Case_Control Diakses pada 22 April 2021 pukul 21.30


WIB.

13

Anda mungkin juga menyukai