“Rancangan Peneltian Cross Sectional, Case Control, dan Cohort dalam Penelitian
Epidemiologi ”
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 6 A3
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Rancangan Penelitian Cross Sectional, Case Control, dan
Cohort dalam Penelitian Epidemiologi” tepat waktu. Shalawat serta salam kita sampaikan
kepada junjungan umat Islam, Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke dunia
yang penuh dengan ilmu pengetahuan bersama Al-Qur’an dan sunnah.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Dasar Epidemiologi.
Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang Rancangan Penelitian Cross Sectional, Case Control, dan Cohort dalam Penelitian
Epidemiologi.
Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah
ini.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 1
2.1 Kelemahan dan Kelebihan Cross Sectional, Case Control, dan Cohort dalam
Penelitian Epidemiologi ............................................................................................... 2
2.2 Ciri dan Tujuan Cross Sectional, Case Control, dan Cohort dalam Penelitian
Epidemiologi ................................................................................................................ 4
2.3 Langkah-langkah Cross Sectional, Case Control, dan Cohort dalam Penelitian
Epidemiologi ................................................................................................................ 7
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami kelemahan dan kelebihan rancangan penelitian cross
sectional, case control, cohort dalam penelitian epidemiologi.
2. Mengetahui dan memahami ciri-ciri dan tujuan rancangan penelitian cross
sectiona, case control, cohort dalam penelitian epidemiologi.
3. Mengetahui dan memahami langkah-langkah rancangan penelitian cross
sectional, case control, cohort dalam penelitian epidemiologi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kelemahan dan Kelebihan Cross Sectional, Case Control, dan Cohort dalam
Penelitian Epidemiologi
2.1.1 Cross Sectional
Studi cross sectional ditandai dengan ciri-ciri bahwa pengukuran variabel bebas
(faktor risiko) dan variabel tergantung (efek) dilakukan secara simultan atau pada saat
yang bersamaan. Variabel-variabel yang termasuk faktor risiko dan efek diobservasi
sekaligus pada saat yang sama. Pengertian saat yang sama disini bukan berarti pada satu
saat observasi dilakukan pada semua subjek untuk semua variabel, tetapi tiap subjek
hanya diobservasi satu kali saja, dan faktor risiko dan efek diukur menurut keadaan atau
status waktu diobservasi.
Kelebihan
2
Misal : laporan penelitian hubungan antara kadar HDL kolesterol dengan konsumsi
alkohol dapat merupakan dasar studi kohort untuk dapat memastikan adanya
hubungan tersebut.
Kekurangan
Kelebihan
Kekurangan
1. Dapat menyebabkan recall bias, karena data faktor resiko diperoleh dengan hanya
mengandalkan catatan medik atau ingatan subyek.
3
2. Validasi informasi sukar diperoleh
3. Tidak dapat memberikan insidens rate
4. Tidak dapat menentukan lebih dari satu variabel dependen, hanya berkaitan dengan
satu efek / penyakit.
2.1.3 Kohort
Studi kohort adalah rancangan studi yang mempelajari hubungan antara paparan
dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok terpapar dan tidak terpapar
berdasarkan status penyakit.
Kelebihan
Kekurangan
2.2 Ciri dan Tujuan Rancangan Penelitian Cross Sectional, Case Control, dan Cohort
dalam Penelitian Epidemiologi
2.2.1 Cross Sectional
Ciri-ciri
Pada umumnya, penelitian cross sectional memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a) Pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau satu periode tertentu dan
4
b) pengamatan subjek studi hanya dilakukan satu kali selama satu penelitian.
c) Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan prevalensi penyakit tertentu.
d) Pada penelitian ini tidak terdapat kelompok pembanding
e) Hubungan sebab-akibat hanya merupakan perkiraan saja.
f) Penelitian ini dapat menghasilkan hipotesis.
g) Merupakan penelitian pendahuluan dari penelitian analitis.
h) Semua pengukuran variabel (dependen dan indpenden) yang diteliti
i) dilakukan pada waktu yang sama
j) Tidak ada periode follow-up.
Tujuan
Secara garis besar, tujuan penelitian cross sectional adalah sebagai berikut
a. Penelitian cross sectional digunakan untuk mengetahui masalah kesehatan masyarakat
di suatu wilayah, misalnya suatu sampling survey kesehatan untuk memperoleh data
dasar untuk menetukan strategi pelayanan kesehatan atau digunakan untuk
membandingkan keadaan kesehatan masyarakat disuatu saat.
b. Penelitian dengan pendekatan cross sectional digunakan untuk mengetahui prevalensi
penyakit tertentu di suatu daerah tetapi dalam hal- hal tertentu prevalensi penyakit yang
ditemukan dapat digunakan untuk mengadakan estimasi insidensi penyakit tersebut.
misalnya penyakit yang menimbulkan bekas sepertivariola karena dari bekas yang
ditinggalkan dapat diperkirakan insidensi penyakittersebut dimasa lalu tetapi akan sulit
memperkirakan insidensi berdasarkan bekas yang ditinggalkan bila bekas tersebut tidak
permanen.
c. Penelitian cross sectional dapat digunakan untuk memperkirakan adanya hubungan
sebab akibat bila penyakit itu mengalami perubahan yang jelas dan tetap, misalnya
penelitian hubungan antara golongan darah dengan karsinoma endometrium.
Bila perubahan yang terjadi tidak jelas dan tidak tetap seperti penyakit yang
menimbulkan perubahan biokimia atau perubahan fisiologi dilakukan penelitian cross
sectional karena pada penelitian ini sebab dan akibat ditentukan pada waktu yang sama
dan antara sebab akibat dapat saling mempengaruhi misalnya hubungan antara hipertensi
dengan tingginya kadar kolesterol darah.
d. Penelitian cross sectional dimaksudkan untuk memperoleh hipotesis spesifik yang
akan diuji melalui penelitian analitis, misalnya dalam suatu penelitian cross sectional di
suatu daerah ditemukan bahwa sebagian besar penderita diare menggunakan air kolam
5
sebagai sumber air minum. Dari hasil ini belum dapat dikatakan bahwa air kolam
tersebut factor resiko timbulnya diare, tetapi penemuan tersebut hanya merupakan suatu
perkiraan atau hipotesis yang harus diuji melalui penelitian analitis.
Tujuan
Tujuan Cross Control :
a. Untuk mengetahui masalah kesehatan masyarakat di suatu wilayah
b. Untuk mengetahui prevalensipenyakit tertentu di suatu daerah
c. Untuk memperkirakan adanya hubungan sebab akibat bila penyakit itu mengalami
perubahan yang jelas dan tetap
d. Untuk memperoleh hipotesis spesifik yang akan diuji melalui penelitian analitis
2.2.3 Cohort
Ciri-ciri
Ciri-ciri studi kohort adalah pemilihan subyek berdasarkan status paparannya, dan
kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah subyek dalam
perkembangannya mengalami penyakit yang diteliti atau tidak. Pada saat
mengidentifikasi status paparan, semua subyek harus bebas dari penyakit yang diteliti.
Jadi kelompok terpapar maupun kelompok tidak terpapar berasal dari satu populasi atau
dua populasi yang bebas dari penyakit yang diteliti. Jika berasal dari dua populasi yang
terpisah, maka untuk kepentingan inferensi kausal, peneliti harus memastikan bahwa
kedua populasi setara dalam hal faktor-faktor diluar paparan yang diteliti.
6
Tujuan
Studi kohort mengevaluasi risiko penyakit yang diteliti melalui pengamatan
beberapa waktu sampai muncul penyakit atau tidak. Studi kohort dapat berkaitan dengan
beberapa penyakit dari paparan yang telah diidentifikasi.
2.3 Langkah-langkah Rancangan Penelitian Cross Sectional, Case Control, dan Cohort
dalam Penelitian Epidemiologi
2.3.1 Langkah-langkah Cross Sectional
Langkah-langkah penelitian cross sectional sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi variable-variabel penelitian dan mengidentifikasi faktor resiko dan
faktor efek.
2. Menetapkan subjek penelitian.
3. Melakukan observasi atau pengukuran variabel-variabel yang merupakan faktor resiko
dan faktor efek sekaligus berdasrkan status keadaan varibel pada saat itu
(pengumpulan data).
4. Melakukan analisis korelasi dengan cara membandingkan proporsi antar kelompok-
kelompok hasil observasi (pengukuran).
Contoh sederhana : Ingin mengetahui hubungan antara anemia besi pada ibu hamil
dengan Berat Badan Bayi Lahir (BBL), dengan menggunakan rancangan atau
pendekatan cross sectional.
7
pula batas waktu dan cara pengambilan sampel, apakah berdasarkan tekhnik random
atau non-random.
8
⚫ Tahap kedua : Menetapkan objek penelitian, yaitu populasi dan sampel penelitian.
Objek penelitian disini adalah pasangan ibu dan anak balitanya. Namun demikian
perlu dibatasi pasangan ibu dan balita daerah mana yang dianggap menjadi populasi
dan sampel penelitian ini.
⚫ Tahap ketiga : Mengidentifikasi kasus, yaitu anak balita yang menderita malnutrisi
(anak balita yang memenuhi kebutuhan malnitrisi yang telah ditetapkan, misalnya
berat per umur dari 75 % standar Harvard. Kasus diambil dari populasi yang telah
ditetapkan .
⚫ Tahap keempat : Pemilihan subjek sebagai kontrol, yaitu pasangan ibu-ibu dengan
anak balita mereka. Pemilihan kontrol hendaknya didasarkan kepada kesamaan
karakteristik subjek pada kasus. Misalnya ciri-ciri masyarakatnya, sosial ekonominya
dan sebagainya.
⚫ Tahap kelima : Melakukan pengukuran secara retrospektif, yaitu dari kasus (anak
balita malnutrisiI itu diukur atau ditanyakan kepada ibu dengan menggunakan metose
recall mengenai perilaku memberikan jenis makanan , jumlah yang diberikan kepada
anak balita selama 24 jam.
9
6. Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang mendapatkan efek
positif dengan subjek yang mendapat efek negatif baik pada kelompok resiko
positif maupun kelompok kontrol.
Contoh Sederhana : Penelitian yang ingin membuktikan adanya hubungan antara Ca paru
(efek) dengan merokok (resiko) dengan menggunakan pendekatan atau rancangan
prospektif.
⚫ Tahap pertama : Mengidentifikasi faktor efek (variabel dependen) dan resiko (variabel
independen) serta variabel-variabel pengendali (variabel kontrol).
⚫ Tahap kedua : Menetapkan subjek penelitian, yaitu populasi dan sampel penelitian.
Misalnya yang menjadi populasi adalah semua pria di suatu wilayah atau tempat
tertentu, dengnan umur antara 40 sampai dengan 50 tahun, baik yang merokok
maupun yang tidak merokok.
⚫ Tahap ketiga : Mengidentifikasi subjek yang merokok (resiko positif) dari populasi
tersebut, dan juga mengidentifikasi subjek yang tidak merokok (resiko negatif)
sejumlah yang kurang lebih sama dengan kelompok merokok.
⚫ Tahap keempat : Memilih subjek yang akan menjadi anggota kelompok kontrol.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penelitian cross sectional yang sering disebut juga penelitian transversal,
merupakan penelitian epidemiologi yang paling sering dikerjakan pada bidang kesehatan.
Studi kasus kontrol adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan
antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit dengan cara membandingkan kelompok
kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya. Tujuan studi kasus kontrol
ini adalah untuk mengindentifikasi faktor-faktor risiko terjadinya suatu penyakit. Studi
kohort adalah rancangan studi yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit,
dengan cara membandingkan kelompok terpapar dan tidak terpapar berdasarkan status
penyakit.
11
mendapatkan efek positif dengan subjek yang mendapat efek negatif baik pada kelompok
resiko positif maupun kelompok control.
3.2 Saran
Makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, disarankan
kepada penulis selanjutnya untuk lebih mengembangkan pemahaman materi “Rancangan
Penelitian cross sectional, case control, dan cohort dalam Penelitian Epidemiologi” dan
mencari referensi sebanyak-banyaknya.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Daftar-isi-
Metodologi-Penelitian_k1_restu.pdf, diakes pada tanggal 26 April 2021, pukul 22.30
WIB
https://pspk.fkunissula.ac.id/sites/default/files/DESAIN%20OBSERVASIONAL.pdf
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Daftar-isi-
Metodologi-Penelitian_k1_restu.pdf
Irmawartini dan Nurhaedah. 2017. Metodologi Penelitian. Pusat Pendidikan Sumber Daya
Manusia Kesehatan. Jakarta.
13