Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI PEMERIKSAAN PARASIT PADA SAYURAN SINGKONG DAN KEMANGI

DI SUSUN OLEH:

NURFARIDA SAFITRI (P27833113018)

Kelompok C Kelas A

KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PRODI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Dasar Teori


Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup (organisme) yang hidupnya menumpang (bergantung) pada makhluk hidup lainnya. Organisme yang menumpang itu disebut parasit. Cacing termasuk salah satu parasit yang sering menyebabkan penyakit pada manusia. Jenis cacing ini adalah Ascaris lumbricoides yang menyebabkan penyakit Ascariasis (kecacingan) pada manusia. Penyebab cacingan bisa disebabkan karena adanya sanitasi lingkungan yang kurang terjaga kesehatannya, kebiasaan yang sering buang air besar pada tempat yang sembarangan, kebiasaan tidak memakai sepatu atau sandal. Ascaris lumbricoides bisa masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang telah terkontaminasi telur cacing tersebut. Biasanya telur cacing dibawa oleh lalat, ketika lalat itu hinggap di makanan dan makanan itu kita makan maka kemungkinan besar cacing ini akan tumbuh di dalam tubuh kita. Atau bisa juga melalui telur cacing yang menempel pada sayuran. Setelah telur masuk ke dalam tubuh, telur akan menetas dan akan menjadi cacing ke dalam usus halus. Karena itu menjaga kebersihan dan kesehatan makanan sangat diperlukan. Dan perlu adanya pemeriksaan parasit pada sayuran. Seekor cacing betina dapat bertelur sebanyak 100.000 200.000 butir sehari, terdiri dari telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi. Dalam lingkungan yang sesuai maka telur yang dibuahi akan berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu. Telur yang di buahi (fertilized) berbentuk ovoid dengan ukuran 60-70 x 30-50 mikron. Bila baru dikeluarkan tidak infektif dan berisi satu sel tunggal. Sel ini dikelilingi suatu membran vitelin yang tipis untuk meningkatkan daya tahan telur cacing tersebut terhadap lingkungan sekitarnya, sehingga dapat bertahan hidup sampai satu tahun. Di sekitar membran ini ada kulit bening dan tebal yang dikelilingi lagi oleh lapisan albuminoid yang permukaanya tidak teratur (mamillation). Lapisan albuminoid ini kadang-kadang dilepaskan atau hilang oleh zat kimia yang menghasilkan telur tanpa kulit (decorticated). Telur yang tidak dibuahi (unfertilized) berada dalam tinja, bentuk telur lebih lonjong dan mempunyai ukuran 88-94 x 40-44 mikron, memiliki dinding yang tipis, berwarna coklat dengan lapisan albuminoid

yang kurang sempurna dan isinya tidak teratur. Berdasarkan jumlah lapisannya, terdapat 2 jenis telur:

Telur corticated: memiliki 3 lapisan, dari luar ke dalam: albumin, hyaline, vitteline

Telur decorticated: memiliki 2 lapisan, karena lapisan albumin terlepas

Telur fertile: ukuran 6045 mikron, oval, dinding tebal, corticated atau decorticated, berisi embrio. Telur infertile: ukuran 9040 mikron, bentuk bulat lonjong atau tidak teratur, corticated atau decorticated, dalamnya bergranula. Telur fertile berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu 3 minggu. Telur berkembang baik pada tanah liat, kelembaban tinggi, dan suhu antara 250-300. Pada pemeriksaan parasit pada sayuran ini menggunakan teknik pemeriksaan secara Flotasi dan Sedimentasi. Teknik Flotasi, flotation (flotasi) berasal dari kata float yang berarti mengapung atau mengambang. Pada teknik ini digunakan larutan NaCl jenuh, bisa juga menggunakan larutan gula jenuh, dan ZnSO4 jenuh. Teknik ini lebih

murah dan harus sesegeraa mungkin di lakukan pengamatan di bawah mikroskop. Teknik Sedimentasi adalah suatu proses pemisahan suspensi secara
mekanik menjadi dua bagian, yaitu filtrat dan supernatan. Filtrat adalah bagian dengan konsentrasi partikel terbesar, dan supernatan adalah bagian cairan yang bening. Proses ini memanfaatkan gaya gravitasi, yaitu dengan mendiamkan suspensi hingga terbentuk endapan yang terpisah dari beningnya. Teknik sedimentasi ini

lebih mahal karena menggunakan larutan kimia baku, dan lebih efektif daripada teknik flotasi. Contoh sampel yang digunakan yaitu daun kemangi dan singkong. Kemangi adalah tumbuhan tahunan yang tumbuh tegak dengan cabang yang banyak tumbuh subur di Indonesia. Tanaman ini berbentuk perdu yang tingginya dapat mencapai 100 cm. Bunganya tersusun di tandan yang

tegak. Daunnya panjang, tegak, berbentuk taji atau bulat telur, berwarna hijau muda dan berbau harum. Ujung daun bisa tumpul atau bisa juga tajam, panjangnya mencapai 5 cm. Permukaan bergerigi atau juga rata. Wanginya seperti cengkeh dan rasanya pahit. Kemangi merupakan hibrida antarspesies antara dua spesies selasih, Ocimum basilicum dan Ocimum americanum. Ia dikenal juga sebagai Ocimum basilicum var.anisatum Benth.

Singkong merupakan tanaman yang dapat tumbuh di mana saja. Bahkan ada yang mengatakan bahwa selama batang singkong menyentuh tanah, maka pasti akan tumbuh tunas. Singkong banyak di jumpai di daerah pedesaan dan di tanam di tanah kritis yang biasanya tidak mungkin bisa di tanami oleh tanaman lain. Nama ilmiah singkong yaitu Manihot utilissima.

1.2 Tujuan Praktikum Untuk mengetahui kontaminasi parasit khususnya telur cacing pada sayuran yang akan di periksa.

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pelaksanaan Praktikum Hari/Tanggal : Rabu, 19 Maret 2014 Waktu Tempat : 9.00 15.30 WIB : Laboratorium Biologi Terpadu Poltekkes Surabaya

2.2 Alat dan Bahan Alat 1. Gelas ukur 500 ml 2. Spatula 3. Pipet tetes 4. Pipet ukur 5. Mangkuk besar/ beaker glass 6. Tabung reaksi 7. Rak tabung reaksi 8. Cawan imhoof 9. Centrifuge 10. Tabung centrifuge 11. Obyek glass 12. Cover glass 13. Mikroskop

Bahan 1. Sampel sayuran (singkong dan kemangi) 2. Aquadest 3. Larutan NaCl Jenuh 4. Larutan NaOH 0,2%

2.3 Langkah Kerja Teknik Flotasi atau Pengapungan (Singkong) 1. Buatlah larutan NaCl jenuh 2. Pisahkan singkong dan kulitnya 3. Masukkan kulit singkong ke dalam beaker glass 4. Tambahkan larutan NaCl jenuh pada beaker glass, sampai kulit singkong terendam sempurna.

5. Campur merata dan aduk selama 15-30 menit. 6. Ambil dengan menggunakan pipet, masukkan ke dalam tabung reaksi hingga memenuhi tabung. 7. Segera tutup dengan cover glass mulut tabung reaksi tersebut, kemudian biarkan selama 1 jam. 8. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x 40x.

Teknik Sedimentasisi (Daun Kemangi) 1. Buatlah larutan NaOH 0,2%. 2. Pisahkan daun kemangi dari batangnya. 3. Masukkan daun kemangi ke dalam beaker glass 4. Tambahkan larutan NaOH 0,2% hingga daun kemangi terendam sempurna. 5. Campur merata dan aduk selama 15-30 menit. 6. Masukkan ke dalam cawan Imhoof Cone atau gelas piala, diamkan selama 1 jam. 7. Buang larutan yang jernih pada cawan imhoof. 8. Masukkan larutan bagian bawah ke dalam tabung centrifuge, putar 2000 rpm selama 15 menit 9. Buang cairan yang ada di atas (supernatan). 10. Ambil sedimen yang tersisa menggunakan pipet tetes, teteskan pada obyek glass. 11. Tutup dengan cover glass. 12. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x 40x.

2.4 Hasil Praktikum Dari hasil praktikum pemeriksaan parasit pada singkong dan kemangi secara flotasi dan secara sedimentasi didapatkan hasil bahwa singkong

menunjukkan hasil negatif dan tidak adanya telur cacing Ascaris lumbricoides, sedangkan pada sayuran kemangi menunjukkan hasil positif dan ada telur cacing Ascaris lumbricoides.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup (organisme) yang hidupnya menumpang (bergantung) pada makhluk hidup lainnya. Organisme yang menumpang itu disebut parasit. Karena itu menjaga kebersihan dan kesehatan makanan sangat diperlukan. Dan sangat diperlukan sekali pemeriksaan parasit pada sayuran. Sumber penularan yang paling utama dan terpenting untuk berbagai parasit adalah tanah. Dari hasil praktikum yang dilakukan, ternyata pada daun kemangi terdapat telur cacing, ini berarti daun kemangi tersebut tidak sehat untuk dikonsumsi, tetapi ada banyak faktor yang mempengaruhinya.

3.2 Saran Sebaiknya menggunakan teknik sedimentasi karena teknik ini lebih efektik dalam pemeriksaan parasit pada sayur. Jika akan mengonsumsi sayuran, sebaiknya mencuci/ merendam dahulu sayuran yang akan di konsumsi.

DAFTAR PUSTAKA http://www.morphostlab.com/direktori-penyakit/infectious-disease/ascariasisaskariasis-infectious-disease.html diakses pada 21 Maret 2014 pukul 12:28 http://asmil-artihidup.blogspot.com/2011/03/laporan-parasitologi-lenggkap.html diakses pada 21 Maret 2014 pukul 12:29 http://didik.dosen.unimus.ac.id/2011/11/23/cacing-gelang-ascaris-lumbricoides/ diakses pada 21 Maret 2014 pukul 12:29 http://aditya-pandhu.blogspot.com/2010/04/ascaris-lumbricoides-cacingperut.html diakses pada 21 Maret 2014 pukul 12:30 http://cacingan.org/ diakses pada 21 Maret 2014 pukul 12:35 http://tentangteknikkimia.wordpress.com/2011/12/17/sedimentasi/ diakses pada 22 Maret 2014 pukul 14:27 http://rizkimartarozi.blogspot.com/2011/04/flotasi_18.html diakses pada 22 Maret 2014 pukul 14:18 http://kbunq.blogspot.com/2013/04/nama-latin-singkong-tingkatan.html pada 22 Maret 2014 pukul 14:29 diakses

http://michamaisyah.blogspot.com/2013/05/makalah-ascari-lumbricoides.html diakses pada 23 Maret 2014 pukul 14:55 http://id.wikipedia.org/wiki/Kemangi diakses pada 23 Maret 2014 pukul 15:01

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai