Anda di halaman 1dari 9

MATA KULIAH : FISIKA LINGKUNGAN

DOSEN PENGAJAR : STIENTJE, SKM., M.Kes

LAPORAN PRAKTIKUM

“Pemeriksaan Kekeruhan Pada Air”

OLEH :

INDRI YANTI THAMRIN

(PO713221211016)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D.III SANITASI
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air adalah senyawa yang penting di bumi. Air ditemukan di
permukaan dan juga di atmosfer bumi. Air merupakan komponen
utama dalam tubuh manusia dan merupakan sumber daya alam yang
penting dalam kehidupan manusia, sebagian besar tubuh manusia
terdiri atas air. Di dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak
menggunakan air untuk kebutuhan rumah tangga misalnya untuk air
minum, memasak, mandi, mencuci, dan sebagainya. Selain itu, air juga
digunakan dalam bidang industry. Untuk memenuhi semua kebutuhan
tersebut maka diperlukan air yang kualitasnya baik. Kualitas air yang
baik dilihat dari berbagai segi yaitu kimiawi, biologis, fisika, maupun
dari segi estetika.
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air
yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk
dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari
termasuk diantaranya adalah sanitasi. Berdasarkan maksimum
tingkat kekeruhan air minum yang dianjurkan oleh WHO (Badan
Kesehatan Dunia) adalah 5 Nephelometric Turbidity Units (NTU).
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam laporan ini dilakukan suatu
penelitian dan pemeriksaan untuk mengetahui tingkat kekeruhan air,
apakah termasuk air dengan kekeruhan tinggi atau rendah.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui alat yang digunakan untuk mengukur
kekeruhan air
2. Untuk mengetahui cara mengukur dan menentukan nilai
kekeruhan air

C. Manfaat
1. Mengetahui cara penggunaan alatyang dipakai untuk
mengukur kekeruhan air
2. Mengetahui cara mengukur dan menentukan nilai kekeruhan
air
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O : satu
molekul air yang tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara
kovalen pada satu atom oksigen yang terikat pada dua atom hidrogen.
Atom-atom hidrogen tertempel pada sebuah sisi dari atom oksigen,
menghasilkan sebuah molekul air yang mempunyai muatan positif
pada bagian dimana terdapat atom hidrogen dan bermuatan negative
pada bagian yang lain dimana atom oksigen berada. Seperti pada
muatan listrik yang berlawanan selalu tarik menarik, maka molekul
air condong untuk saling tarik menarik.
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan
manusia. Karena itu jika kebutuhan akan air tersebut belum tercukupi
maka dapat memberikan dampak yang besar terhadap kerawanan
kesehatan maupun sosial. Pengadaan air bersih di Indonesia
khususnya untuk skala yang besar masih terpusat di daerah
perkotaan, dan dikelola oleh Perusahan Air Minum (PAM) kota yang
bersangkutan. Namun demikian secaranasional jumlahnya masih
belum mencukupi dan dapat dikatakan relative kecil yakni 16,08 %.
Untuk daerah yang belum mendapatkan pelayananair bersih dari PAM
umumnya mereka menggunakan air tanah (sumur),air sungai, air
hujan, air sumber (mata air) dan lainnya. (Said Dan Wahjono, 1999)
Permasalahan yang timbul yakni sering dijumpai bahwa
kuaitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat
kurang memenuhi syarat sebagai air minum yang sehat bahkan di
beberapa tempat bahkan tidak layak untuk diminum dan dikonsumsi
untuk kegiatan sehari-hari. Air yang layak diminum mempunyai
standar persyaratan tertentu yakni persyaratan fisis, kimiawi dan
bakteriologis yang merupakan satu kesatuan. Jadi jika ada satu saja
parameter yang tidak memenuhi standar maka air tersebut tidak
layak untuk diminum. Pemakaina air minum yang tidak memenuhi
standar kualitas tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan,
baik secara langsung dan cepat maupun tidak langsung dan secara
perlahan.
Air baku adalah air yang memenuhi persyaratan air bersih,
sesuai dengan dengan keputusan Peraturan Pemerintah Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, SPA, dan Permandian
Umum.

B. Kekeruhan
Kekeruhan adalah jumlah dari butir-butir zat yang tergenang
dalam air. Kekeruhan merupakan sifat optis dari suatu larutan, yaitu
hamburan dan absorpsi cahaya yang melaluinya. Kekeruhan di dalam
air disebabkan oleh adanya zat tersuspensi, seperti lempung, lumpur,
zat organik, plankton, dan zat-zat halus lainnya (suatu partikel kecil
dan koloid yang berukuran 10 nm sd 10 µm). Tidak dapat
dihubungkan secara langsung antara kekeruhan dengan kadar semua
jenis zat tersuspensi, karena tergantung juga kepada ukuran dan
bentuk butir.
Ada 3 metode pengukuran kekeruhan :
1. Metode Nefelometrik (unit kekeruhan Nefelometrik Ftu atau
Ntu)
Prinsip metode Nefelometrik adalah perbandingan
antara intensitas cahaya tang dihamburkan dari suatu sampel
air dengan intensitas cahaya yang dihamburkan oleh suatu
larutan keruh standar pada kondisi yang sama. Makin tinggi
intensitas cahaya yang dihamburkan, maka makin tinggi pula
kekeruhannya. Sebagai standar kekeruhan dipergunakan
suspensi polimer formazin (maka satuan penentuan adalah
FormazinTurbidity Unit- Ftu)
2. Metode Hellige Turbidimetri (unit kekeruhan silika)
3. Metode Visuil (unit kekeruhan Jackson)
Metode visuil adalah cara kuno dan lebih sesuai untuk
nilai kekeruhan yang tinggi, yaitu lebih dari 25 unit, sedangkan
metode nefelometrik lebih sensitif dan dapat dipergunakan
untuk segala tingkat kekeruhan.
Kekeruhan dapat dihilangkan melalui pembubuhan sejenis
bahan kimia dengan sifat-sifat tertentu yang disebut koagulan.
Umumnya koagulan tersebut adalah tawas, namun dapat pula garam
Fe (III), atau suatu polielektrolit organis. Selain pembubuhan
koagulan diperlukan pengadukan cepat supaya terjadi pencampuran
yang baik antara larutandan koagulan, kemudian dilanjutkan dengan
pengadukan lambat sampai flok-flok terbentuk. Flok-flok ini
mengumpulkan partikel-partikel kecil dan koloid tersebut dan
akhirnya bersama-sama mengendap.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum Fisika Lingkunga tentang “Pemeriksaan Kekeruhan
Pada Air” yang berlangsung pada hari Jum’at, 18 Februari 2022 pukul
14.10 WITA di laksanakan di labolatorium Kimia kampus Poltekkes
Kemenkes Makassar jurusan Kesehatan Lingkungan.

B. Alat dan Bahan


Alat
• Turbidimeter
Bahan
• Tissue
• Sampel air
• Reagen sterilisasi alat

C. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat turbidemeter dan sampel yang akan diperiksa
2. Masukkan sampel air yang telah dikocok de dalam tabung
turbidemeter sampai tanda batas dan tutup
3. Lap permukaan tabung untuk menghinari basah agar tidak
merusak alat kemudian masukkan tabung tersebut ke dalam
alat turbidemeter
4. Reagen yang berisi sampel yang telah dimasukkan ke dalam
alat turbidimeter dan akan mengeluarkan hasil satuan NTU
5. Dicatat hasil yang diperoleh pada alat
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Berdasarkan hasil praktikum utuk pemeriksaan kekeruhan
pada air yang telah dilaksanakan pada hari Jum’at, 18 Februari 2022
di labolatorium Kimia Poltekkes Kemenkes Makassar jurusan
Kesehatan Lingkungan didapatkan 8,21 NTU.

B. Pembahasan
Kekeruhan merupakan sifat optik yang terjadi akibat
hamburan cahaya oleh partikel yang menyebar di dalam air
membentuk koloid, taitu cairan yang mempunyai partikel-partikel
yang menyebar serta terurai secara halus sekali dalam suatu medium
disperse. Kekeruhan diukur dengan menggunakan turbidimeter di
labolatorium. Kekeruhan asalah keadaan dimana transparansi suatu
zat cair berkurang akibat kehadiran zat-zat terlarut. Sebagaimana kita
ketahui, air keruh merupakan salah satu ciri air yang tidak bersih dan
tidak sehat.
Beberapa parameter fisika yang digunakan untuk menentukan
kualitas air meliputi suhu, kekeruhan, warna, daya hantar listrik
(DHL), jumlah zat padat terlarut (TDS), rasa, dan bau. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan
Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam
Renang, SPA, dan Permandian Umum bahwa kadar maksimal untuk
kekeruhan adalah 50 NTU.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemeriksaan kekeruhan yang dilakukan dengan menggunakan
turbidimeter diperoleh 8,21 NTU. Dan berdasarkan Permenkes Nomor
32 Tahun 2017 dengan kadar maksimal 50 NTU dapat disimpulkan
bahwa air sampel yang digunakan untuk memeriksa kekeruhan air
yang diujikan tersebut layak untuk dikonsumsi dari segi kualitas
untuk kehidupan sehari-hari.
LAMPIRAN

Menuangkan air sampel ke dalam tabung reagen

Tabung reagen yang siap dimasukkan ke dalam


turbidimeter untuk mengecek kekeruhan

Hasil yang keluar dari nilai kekeruhan air terdapat


di layar turbidimeter

Anda mungkin juga menyukai