Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah Mikrobiologi Lingkungan

PROSES BIOLOGI DALAM LINGKUNGAN & PENGGUNAANNYA


DALAM KESEHATAN LINGKUNGAN

Disusun Oleh :
KELOMPOK 8
Ananda Savira Rahmat (P2.31.33.1.15.004)
Dwita Indah Sari (P2.31.33.1.15.014)
Inanda Putika Sari (P2.31.33.1.15.021)
M. Zufar Ibrahim (P2.31.33.1.15.029)
Tika Dwi Astuti (P2.31.33.1.15.042)
Viska Fitri Arly (P2.31.33.1.15.044)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PROGRAM STUDI D-IV TINGKAT
II
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
Telp.(021)7397641, 7397643.Fax (021) 7397769
2016
PEMBAHASAN

A. PROSES PEMECAHAN BAHAN ORGANIK OLEH


MIKROBA
Proses pemecahan bahan organik oleh mikroba adalah degradasi/proses
penguraian, yaitu mengubah molekul besar menjadi moekul kecil dengan
menghasilkan energi yang dilakukukan oleh mikroorganisme atau disebut juga
dengan katabolisme. Katabolisme menghasilkan generasi energi potensial dalam
bentuk adenosin 5-trifosfat (ATP) dan reduksi Koenzim, seperti nikotinamida
adenin dinukleotida (NADH), nicotinamide adenin dinukleotida fosfat (NADPH)
dan flavin adenin dinukleotida (FADH2), dan panas. Mikroorganisme memiliki
keragaman dalam proses metabolisme untuk menghasilkan ATP dan koenzim
tereduksi (Waiter et al 2001).
1) Respirasi
Respirasi merupakan proses terjadinya pembongkaran suatu zat makanan
sehingga menghasilkan energi yang diperlukan oleh mikroorgnisme tersebut.
Jika oksigen yang diperlukan dalam proses respirasi maka disebut respirasi
aerob. Ada juga spesies bakteri yang mampu melakukan respirasi tanpa
adanya oksigen, maka peristiwa itu disebut respirasi anaerob.
a. Respirasi Aerob
Respirasi aerob merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang
mengubah glukosa secara sempurna menjadi CO2, H2O dan menghasilkan
energi. Menurut penyelidikan energi yang terlepas sebagai hasil
pembakaran 1 grammol glukosa adalah 675 Kkal. Dalam respirasi aerob,
glukosa dioksidasi oleh oksigen, dan reaksi kimianya dapat digambarkan
sebagai berikut:
C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 12 H2O + 675 Kkal

Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhan itu. Banyak


tahap reaksi yang terjadi dari awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-
reaksi tersebut dibedakan menjadi tiga tahap yakni glikolisis, siklus kreb
(the tricarboxylic acid cycle) dan transfer elektron.

1
Glikolisis adalah proses pengubahan glukosa menjadi molekul asam
piruvat di dalam sitoplasma. Hasil dari glikolisis adalah 2 molekul
asam piruvat, 2 molekul NADPH dan 2 molekul ATP.
Siklus krebs atau asam sitrof merupakan reaksi tahap kedua dalam
respirasi aerob. Hasil dari reaksi siklus kreb yaitu; 6 NADPH 2,
2FADH2, 2 CO2, dan 2 ATP.
Sistem transpor elektron (TPE) merupakan rangkaian pembentukan
molekul air yang melepaskan energi untuk pembentukan ATP secara
langsung dari anorganik. Pada transpor elektron respirasi, daur krebs
akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2
(NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam
mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan
oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air,
sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.
Persamaan reaksi transpor elektron
6O2 + 24 H 12 H20 +34 ATP

b. Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob adalah suatu proses di mana organisme
menghasilkan energi dalam ketiadaan oksigen.
Beberapa bakteri fakultatif anaerob dan obligatif anaerob melakukan
respirasi anaerob. Dengan melibatkan electron transport system (ETS),
tetapi terminal akseptor elektron selain oksigen.
Anaerob obligat adalah organisme yang mati bila terkena oksigen,
sepertiClostridium tetani dan Clostridium botulinum, yang masing-
masing menyebabkan tetanus dan botulisme.
Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat hidup dengan
baik bila ada oksigen maupun tidak ada oksigen. Contoh bakteri anaerob
fakultatif antara lain Escherichia coli, Streptococcus, Alcaligenes,
Lactobacillus, dan Aerobacter aerogenes. Anaerob fakultatif dapat hidup
dengan adanya atau tidak adanya oksigen, tetapi lebih memilih untuk
menggunakan oksigen. Contoh jenis ini termasuk Escherichia coli.

2
Contoh respirasi anaerob :
1. Respirasi Nitrat
Respirasi nitrat dilakukan oleh bakteri anaerob fakultatif. Proses
ini memiliki beberapa langkah, yang mana nitrat direduksi menjadi
nitrit dan nitrogen oksida menjadi dinitrogen, yang disebut
sebagai dissimilatory nitrate reduction atau denitrifikasi. Reaksi
denitrifikasi sebagai berikut:
2NO3- + 12 e- + 12 H+ N2 + 6 H2O
Denitrifikasi dilakukan oleh spesies Pseudomonas
stutzeri, Pseudomonas aeruginosa, Paracoccus
denitrificans dan Thiobacillus denitrificans.
Bakteri ini adalah kelompok bakteri yang memiliki kemampuan
untuk melakukan reaksi reduksi senyawa nitrat (NO3-) menjadi
senyawa nitrogen bebas (N2). Pada beberapa kelompok bakeri
denitrifikasi, dapat ditemukan senyawa nitrogen oksida (NO) sebagai
hasil sampingan metabolisme. Proses ini pada umumnya berlangsung
secara anaerobik (tanpa melibatkan molekul oksigen, O2).
Proses denitrifikasi merupakan salah satu dari rangkaian siklus
nitrogen yang berperan dalam mengembalikan senyawa nitrat yang
terakumulasi di wilayah perairan, terutama laut, untuk kembali
dipakai dalam bentuk bebas. Di samping itu, reaksi ini juga
menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain, seperti dinitrogen oksida
(N2O). Senyawa tersebut tidak hanya dapat berperan penting bagi
hidup berbagai organisme, tetapi juga dapat berperan dalam
fenomena hujan asam dan rusaknya ozon. Senyawa N2O akan
dioksidasi menjadi senyawa NO dan selanjutnya bereaksi dengan
ozon (O3) membentuk NO2- yang akan kembali ke bumi dalam
bentuk hujan asam (HNO2).
Sedangkan bakteri fakultatif Anaerob seperi, E. coli dan
sejenisnya, yang hanya mereduksi nitrat menjadi nitrit, dan enzim.

3
2. Respirasi Sulfat
Respirasi sulfat dilakukan oleh sebagian kecil
bakteri heterotrophic, yang semuanya oligatif anaerob, seperti
bakteri dari spesies Desulfovibrio. Bakteri ini membutuhkan sulfat
sebagai aseptor proton dan terduksi menjadi sulfit. Reaksi sulphate
respiration sebagai berikut:
SO42- + 8 e- + 8 H+ S2- + H2O

3. Respirasi Karbonat
Respirasi Karbonat dilakukan oleh bakteri seperti
Methanococcus dan Methanobacterium. Bakteri tersebut merupakan
anaerob obligat yang mereduksi CO2, dan kadang-kadang karbon
monoksida, untuk menjadi metana. Bakteri metanogen yang biasa
menggunakan hidrogen sebagai sumber energi dan ditemukan di
lingkungan yang rendah nitrat dan sulfat, misalnya usus beberapa
hewan, rawa, sawah dan digester limbah lumpur. Reaksi respirasi
karbonat hingga membentuk metan sebagai berikut:
CO2 + 4H2 CH4 + 2H2O
Selain nitrat, sulfat dan karbon dioksida, besi besi (Fe 3+),
mangan (MN4+) dan beberapa organik senyawa (sulfoksida dimetil,
fumarat, glisin dan oksida trimetilamina) dapat berfungsi sebagai
terminal elektron akseptor untuk respirasi anaerob tertentu bakteri.

B. EFEK PROSES PEMECAHAN BAHAN ORGANIK OLEH


MIKROBA

4
1. Gas
Gas Karbondioksida
Gas timbul dari hasil pernafasan aerob dan pernafasan anaerob. Jika CO 2 yg
timbul hanya sedikit, gas tsb akan larut dlm cairan medium dan dpt juga
meninggalkan medium sec. difusi. CO2 yg timbul banyak dan cepat, ditunjukkan
dgn buih yg timbul pda medium. Akibat penguraian bakteri, senyawa organik dpt
menghasilkan gas CO2 senyawa organik tsb kebnyakan dari golongan gula.
Fungsi gas karbondioksida
- Bermanfaat bagi tanaman untuk fotosintesis
- Untuk penentuan keasaman tanah

Gas Hidrogen
Gas ini biasa timbul bersama dengan gas CO 2 sebagai hasil penguraian
karbohidrat atau asam amino

Contoh: Escherichia coli dalam keadaan tertentu dapat menguraikan asam


semut(HCOOH) menjadi CO2 dan H2O

Gas Metana
Gas metana dihasilkan dari penguraian bermacam-macam senyawa organik di
tempat tempat berair seperti di rawa rawa, kubangan,dan sebagainya
Contoh : methanobakterium omelianskii dalam keadaan anaerob menghasilkan
gas metana, dengan menggunakan substrat asam cuka.

Reaksi : CH3COOH CH4 + CO2

Gas nitrogen
Gas nitrogen sebagai hasil penguraian nitrat dan nitrit, disebut dengan proses
denitrifikasi.
Contoh : peristiwa denitrifikasi dapat mengurangi kesuburan tanah karena terajdi
di tempat tempat tertutup dan kekurangan udara. Bakteri denitrifikasi adalah
Thiobacillus denitrificans

Gas Hidrogen Sulfida


Gas ini hasil dari penguraian protein dan Senyawa-senyawa lain yang
mengandung belerang.

5
Contoh: pembusukan bangkai serta penguraian sulfat di tempat tempat yang becek
menimbulkan banyak gas H2S. Bakteri yang banyak menghasilkan hidrogen
sulfida adalah desulfovibrio desulfuricans

Gas Amoniak
Amoniak adalah hasil penguraian protein dan senyawa-senyawa lain yang
mengandung nitrogen. Proses tersebut dijabarkan dgn 3 cara :
1. Cara deaminasi
2. Dgn pertolongan enzim urease
3. Dgn mereduksi nitrat

2. Asam
Asam Belerang(H2SO4)
Bakteri belerang dapat mengoksidasikan hidrogen sulfida menjadi unsure S bebas
atau menjadi asam belerang ( asam anorganik).reaksinya :
2H2S + O2 2H2O + 2S
2S + 2H2O + 3O2 2H2SO4
Reaksi diatas dapat dilakukan dengan jalan kemosintetik fotosintesik oleh
bakteri dalam tanah yg banyak mengandung hidrogen sulfida atau di dalam tanah
yang diberi belerang.

Asam nitrat(HNO3)
Terbentuk karena kegiatan bakteri nitrifikan. Amoniak dioksidasi menjadi nitrit
oleh bakteri Nitrosomonas atau oleh bakteri Nitrosococcus, kemudian
dioksidasikan oleh bakteri Nitrobacter menjadi asam nitrat.
Fungsi : Peristiwa nitrifikasi akan menambah kesuburan tanah

Asam Susu(CH3CHOH.COOH)
Hasil penguraian bermacam-macam zat organik. Asam susu dihasilkan dari
fermentasi karbohidrat, terutama gula oleh akteri Asam susu. Gula Laktosa dalam
Asam susu merupakan substrat yg baik bagi Streptococcus Lactis(menghasilkan
1% asam susu) dan Lactobacillus.(menghasilkan 4% asam susu).

Asam Cuka(CH3COOH)
Asam cuka timbul dari basil kegiatan bakteri Acetobacter. Bakteri tersebut bersifat
aerob, dan beberapa spesies diantaranya menghasilkan 6-10% asam cuka. Proses
kimia yg terjadi dengan reaksi sbb :

6
Asam Lemak(C.H2X1COOH)
Beberapa asam lemak yang dihasilkan oleh Mikroba adalah asam propionat, asam
butirat, asam valerat, asam kaproat, asam kaprilat.
Asam propionat dihasilkan oleh bakteri Propionibactenum
Manfaat : Untuk pemuatan keju dan swiss
Asam butirat dihasilkan oleh beberapa genus Clostridium
Manfaat : Untuk menghasilkan butil alkohol, aseton,
isopropil alkohol

1) Fermentasi
Fermentasi adalah proses pemecahan glukosa tanpa oksigen. Pada
kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah
respirasi aerob, namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob
terhambat pada sesuatu hal, maka hewan dan tumbuhan tersebut.
Contohnya fermentasi alkohol, fermentasi asam laktat dan lain-lain.
Contoh dari fermentasi alkohol, yakni dilakukan oleh jamur. Substrat
fermentasi yaitu asam piruvat difermentasi menjadi asetaldehid dan
terbentuk hasil produk terakhir yaitu etanol.
a) Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya
adalah asam laktat. Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi
anaerob.
Reaksinya: C6H12O6 2 C2H5OCOOH + Energi.
Prosesnya :
1) Glukosa asam piruvat (proses Glikolisis)
C6H12O6 2 C2H3OCOOH + Energi
enzim
2) Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.
2 C2H3OCOOH+2 NADH2 2 C2H5OCOOH+2 NAD

7
piruvat dehidrogenasa.
Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :
8 ATP 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.

b) Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana
karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya
asam asetat diabah menjadi alkohol. Dalam fermentasi alkohol, satu
molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP,
bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu
menghasilkan 38 molekul ATP.
Reaksinya :
1. Gula (C6H12O6) asam piruvat (glikolisis)
2. Dekarboksilasi asam piruvat.
Asam piruvat asetaldehid + CO2.
piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol
(etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH22 C2HsOH + 2 NAD.
alkohol dehidrogenase
enzim
Ringkasan reaksi :
C6H12O6 2C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi

c) Fermentasi Asam Cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang


berlangsung dalam keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri
asam cuka (Acetobacter aceti) dengan substrat etanol. Energi yang
dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi
alkohol secara anaerob. Reaksi: aerob

8
C6H12O6 2 C2H5OH 2 CH3COOH + H2O + 116 kal
(glukosa) bakteri asam cuka asam cuka.

Proses Biologi Pembusukan Sampah


Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat
kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki
kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat dapat
mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan
sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi
karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri
yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan
menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena
ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim
yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan
disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk
perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah
ada.

MACAM-MACAM MIKROORGANISME DALAM PEMBUSUKAN


SAMPAH

Proses pembuatan kompos yang dilakukan mempergunakan larutan effective


microorganisme yang disingkat EM. EM pertama kali ditemukan oleh Prof.
Teruo Higa dari Universitas Ryukyus. Jepang, dengan EM4 nya. Dalam EM ini
terdapat sekitar 80 genus microorganisme fermentor. Microorganisme ini dipilih
yang dapat bekerja secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik. Secara
global terdapat 5 golongan yang pokok yaitu: Bakteri fotosintetik, Lactobacillus
sp, Streptomycetes sp, Ragi (yeast),Actinomycetes.
Teknologi EM (Effective Mikroorganism) dapat digunakan dalam bidang
pertanian, peternakan, perikanan, lingkungan, kesehatan dan industri. Meski sudah
banyak kalangan masyarakat yang menggunakan tapi tidak banyak yang tahu
tentang EM, komposisi kandungan, fungsi dan jenis-jenis EM.
EM merupakan campuran dari mikroorganisme bermanfaat yang terdiri dari lima
kelompok, 10 Genius 80 Spesies dan setelah di lahan menjadi 125 Spesies. EM
berupa larutan coklat dengan pH 3,5-4,0. Terdiri dari mikroorganisme Aerob dan
anaerob. Meski berbeda, dalam tanah memberikan multiple efect yang secara
dramatis meningkatkan mikro flora tanah. Bahan terlarut seperti asam amino,
sacharida, alkohol dapat diserap langsung oleh akar tanaman.

9
Kandungan EM terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat,
actinomicetes, ragi dan jamur fermentasi. Bakteri fotosintetik membentuk zat-zat
bermanfaat yang menghasilkan asam amino, asam nukleat dan zat-zat bioaktif
yang berasal dari gas berbahaya dan berfungsi untuk mengikat nitrogen dari
udara. Bakteri asam laktat berfungsi untuk fermentasi bahan organik jadi asam
laktat, percepat perombakan bahan organik, lignin dan cellulose, dan menekan
pathogen dengan asam laktat yang dihasilkan.
Actinomicetes menghasilkan zat anti mikroba dari asam amino yang dihasilkan
bakteri fotosintetik. Ragi menghasilkan zat anti biotik, menghasilkan enzim dan
hormon, sekresi ragi menjadi substrat untuk mikroorganisme effektif bakteri asam
laktat actinomicetes. Cendawan fermentasi mampu mengurai bahan organik
secara cepat yang menghasilkan alkohol ester anti mikroba, menghilangkan bau
busuk, mencegah serangga dan ulat merugikan dengan menghilangkan pakan.
Fungsi EM untuk mengaktifkan bakteri pelarut, meningkatkan kandungan
humus tanahlactobonillus sehingga mampu memfermentasikan bahan organik
menjadi asam amino. Bila disemprotkan di daun mampu meningkatkan jumlah
klorofil, fotosintesis meningkat dan percepat kematangan buah dan mengurangi
buah busuk. Juga berfungsi untuk mengikat nitrogen dari udara, menghasilkan
senyawa yang berfunsi antioksidan, menekan bau limbah, menggemburkan tanah,
meningkatkan daya dukung lahan, meningkatkan cita rasa produksi pangan,
perpanjang daya simpan produksi pertanian, meningkatkan kualitas daging,
meningkatkan kualitas air dan mengurangi molaritas Benur.Jenis-jenis EM yang
ada seperti EM1 yang berupa media padat berbentuk butiran yang mengandung
90% actinomicetes. Berfungsi untuk mempercepat proses pembentukan kompos
dalam tanah. EM2 terdiri dari 80 species yang disusun berdasarkan perbandingan
tertentu.
Berbentuk kultur dalam kaldu ikan dengan pH 8,5. dalam tanah
mengeluarkan antibiotik untuk menekan patogen. EM3 terdiri dari 95% bakteri
fotosintetik dengan pH 8,5 dalam kaldu ikan yang berfungsi membantu tugas
EM2. Sakarida dan asam amino disintesa oleh bakteri fotosintetik sehingga secara
langsung dapat diserap tanaman. EM4 terdiri dari 95% lactobacillus yang
berfungsi menguraikan bahan organik tanpa menimbulkan panas tinggi karena
mikroorganisme anaerob bekerja dengan kekuatan enzim. EM5 berupa pestisida
organik.

PERAN BAKTERI TERHADAP PEMBUSUKAN SAMPAH

10
Pada hakekatnya sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pembuatan pupuk organik yang bernilai ekonomis. Proses pembuatan pupuk
organik secara konservatif membutuhkan waktu 8 12 minggu, sedang apabila
menggunakan sistem baru (penambahan inokulan) hanya memerlukan waktu 4
sampai 8 minggu dan hasilnya lebih baik. Perbedaan dari kedua proses pembuatan
pupuk organik tersebut ternyata terletak pada metode dan adanya bahan inokulan
(EM-4, kotoran hewan, dan cacing). Cara ini biasanya memerlukanwaktu relatif
lebih singkat sehingga lebih efisien. Pembuatan pupuk organik (kompos) dengan
cara baru, telah diuji cobakan pada tanaman hortikultura, dan hasilnya lebih baik
dibanding dengan menggunakan pupuk organik hasil pemrosesan secara
konservatif (Asngad, 2005)
Penanganan sampah menjadi pupuk organik memberikan banyak keuntungan,
misalnya dapat memberdayakan ekonomi masyarakat,sebagai alternatif pengadaan
lapangan kerja, bahannya melimpah dan mudah diperoleh, serta peluang pasarnya
sangat baik. Dengan adanya cara yang baru, yaitu pemberian inokulan ( EM-4,
Kotoran ayam dan cacing) pada pengolahan pembuatan pupuk organik dapat
mempercepat dan meningkatkan kualitas pupuk organik. Dengan adanya beberapa
keuntungan tersebut maka dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
pemecahan masalah lingkungan, juga dapatdigunakan sebagai bahan penyubur
tanah. Pupuk organik sendiri bukanlah pupuk utama tetapi apabila diberikan pada
tanah dapat memperbaiki tekstur tanah, karena pupuk organik dapat meningkatkan
aktivitas biologis dalam tanah, yang menyebabkan cacing tanah dapat hidup subur
dan menyebabkan tanah lebih gembur sehingga tanaman dapat tumbuh dengan
baik. Struktur tanah dapat diperbaiki dengan meningkatnya porositas tanah,
sehingga tanah menjadi gembur. Perbedaan teknik tersebut berkaitan dengan
adanya faktor-faktor yang mempengaruhi proses penguraian (dekomposisi) bahan
bahan sampah, yaitu pengaturan aerasi, suhu, kelembaban, jenis jasad pengurai
(dekompucer), jenis sampahnya, kondisi sampah (utuh atau dipotong terlebih
dahulu dan ukuran potongan) serta adanya bahan bahan tambahan seperti abu
dan kapur. Untuk jenis jasad pengurai dan metode pembuatan pupuk organik perlu
dikaji lebih lanjut, mengingat kedua hal tersebut cukup relevan dengan kualitas
pupuk organik, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada peranan pupuk
organik (Asngad, 2005)
Sampah organik dan limbah organik dapat memberi manfaat kepada
manusia setelah terlebih dahulu dirobah menjadi pupuk organik oleh peranan
bakteri menguntungkan bagi manusia. Bakteri saprofit berperanan menguraikan
tumbuhan atau hewan yang mati, sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri
sahabat manusia (probiotik) tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan
senyawa organik lainnya.
Penguraian dalam kondisi tanpa oksigen (anaerobik), material organik akan
menjadi gas amoniak, hidrogen sulfida (H2S), methana (CH4) dan senyawa lain
yang lebih sederhana. Sementara dalam kondisi cukup oksigen (aerobik),
penguraian akan menghasilkan H2O dan CO2, serta senyawa lain dalam bentuk
nutrisi. Oleh karenanya, keberadaan bakteri jenis saprofit ini, sangat berperan
dalam mineralisasi di alam dan, dengan cara ini, bakteri membersihkan dunia dari
sampah dan limbah organik. Tanpa kehadiran si jasad renik ini, niscaya bumi kita

11
akan penuh oleh sampah organik dan limbah organik, yakni segala material yang
berasal dari jasad mati, berdampingan dengan jasad hidup.

Septic tank
Sebagai seorang yang berprofesi sebagai sanitarian atau kesehatan masyarakat,
tentu akan sangat akrab dengan kata septic tank. Bahkan dahulu diawal melakoni
pendidikan kesehatan lingkungan (saat ospek) nama ini dijadikan nama identitas,
disamping nama-nama trend lainnya seperti bowl, jetting, dan lain-lain, sehingga
sekarangpun nama itu seakan telah menjadi trade mark sanitarian (sebagai mantri
kakus). Berikut adalah informasi yang sebaiknya kita ketahui terkait dengan septic
tank tersebut. Septic tank.merupakan cara yang memuaskan dalam pembuangan
ekskreta untuk kelompok kecil yaitu rumah tangga dan lembaga yang memiliki
persediaan air yang mencukupi, tetapi tidak memiliki hubungan dengan sistem
penyaluran limbah masyarakat (Chandra, 2007). Septic tank merupakan cara yang
terbaik yang dianjurkan oleh WHO tapi memerlukan biaya mahal, tekniknya sukar
dan memerlukan tanah yang luas (Entjang, 2000).
Dengan memperhatikan pola pencemaran tanah dan air tanah, maka hal-hal
berikut. harus diperhatikan untuk memilih lokasi penempatan sarana pembuangan
tinja (Soeparman, 2002):
1. Pada dasarnya tidak ada aturan pasti yang dapat dijadikan sebagai patokan
untuk menentukan jarak yang aman antara jamban dan sumber air.
2. Penyelidikan yang seksama harus dilakukan sebelum membuat jamban
cubluk (pit privy), kakus bor (bored-hole latrine), kolam pembuangan, dan
sumur resapan di daerah yang mengandung lapisan batu karang atau batu
kapur. Hal ini dikarenakan pencemaan dapat terjadi secara langsung
melalui saluran dalam tanah tanpa filtrasi alami ke sumur yang jauh atau
sumber penyediaan air minum lainnya.

Secara teknis desain atau konstruksi utama septic


tank sebagai berikut :

a. Pipa ventilasi

12
b. Dinding septic tank
c. Pipa penghubung
d. Tutup septic tank
A. Mekanisme Kerja Septic Tank

Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, sebagai
tempat tinja dan air buangan masuk dan mengalami dekomposisi. Di
dalam tangki ini tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu
tersebut tinja akan mengalami 2 proses (Notoatmodjo, 2003):

1. Proses kimiawi
Akibat penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar (60-70%)
zat-zat padat akan mengendap di dalam tangki sebagai sludge. Zat-zat
yang tidak dapat hancur bersama-sama dengan lemak dan busa akan
mengapung dan membentuk lapisan yang menutup permukaan air dalam
tangki tersebut. lapisan ini disebut scum yang berfungsi mempertahankan
suasana anaerob dari cairan di bawahnya, yang memungkinkan bakteri-
bakteri anaerob dapat tumbuh subur, yang akan berfungsi pada proses
berikutnya.
2. Proses biologis
Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob
dan fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik dalam sludge dan
scum. Hasilnya, selain terbentuknya gas dan zat cair lainnya, adalah juga
pengurangan volume sludge, sehingga memungkinkan septic tank tidak
cepat penuh. Kemudian cairan enfluent sudah tidak mengandung bagian-
bagian tinja dan mempunyai BOD yang relatif rendah. Cairan enfluent ini
akhirnya dialirkan keluar melalui pipa dan masuk ke dalam tempat
perembesan.
B. Gambar proses pembusukan sampah dan septic tank

13
14
DAFTAR PUSTAKA

http://adibfauzanh0712004.blogspot.co.id/2014/09/makalah-mikrobiologi-metabol
isme-mikroba.html diakses pada 17 Oktober 2016 pukul 13.53 WIB.
http://ayudarakharisma.blogspot.co.id/2015/01/makalah-mikrobiologi-metabolism
e.html diakses pada 17 Oktober 2016 pukul 16.01 WIB.
Sari, Meilia Puspita. 2012. Anabolisme dan Katabolisme. Jurnal. Program Studi
Kima Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Syarif Hidayatullah
Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai