Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN HIGIENE SANITASI


DEPOT AIR MINUM ISI ULANG (DAMIU)

Disusun Oleh :

Charisma Cholifatunnisya
PO.71.33.1.19.045

Dosen Pembimbing : Khairil Anwar, SKM, M. Kes.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Laporan
Praktikum Pemeriksaan Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang (Damiu)” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Penyehatan Makanan Minuman. Selain itu, laporan ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang mata kuliah Penyehatan Makanan Minuman bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Khairil Anwar, SKM, M. Kes,
selaku dosen mata kuliah Penyehatan Makanan Minuman Industri yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
laporan ini.

Palembang, 1 Januari 2021

Charisma Cholifatunnisya

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 3
2.1 Air Minum ...................................................................................................... 3
2.2 Depot Air Minum ........................................................................................... 3
2.3 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 5
2.4 Higiene Sanitasi Depot Air Minum ............................................................... 5
BAB III METODE PEMERIKSAAN ................................................................................. 6
3.1 Pelaksanaan Kegiatan ..................................................................................... 6
3.2 Jenis Pemeriksaan.......................................................................................... 6
3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 7
3.4 Alat Pengumpulan Data ................................................................................ 7
3.5 Teknik Pengolahan Data ............................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 8
4.1 Hasil................................................................................................................. 8
4.2 Pembahasan .................................................................................................... 8
BAB V PENUTUP .............................................................................................................. 10
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 10
5.2 Saran .............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 12

ii
i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting terutama untuk air

minum. Air tidak bisa digantikan dengan zat lain ataupun ditunda

keberadaannya. Air keberadaannya memang sangat melimpah, namun hanya ada

5% saja air yang dapat digunakan oleh manusia untuk air minum dan

kebanyakan adalah air laut. Pada saat ini yang terjadi di dunia semakin hari

semakin berkurang ketersediaan air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Setiap hari populasi makhluk hidup meningkat dan kebutuhan air bersih juga

otomatis mengalami peningkatan. Sehingga ketersedian air bersih setiap harinya

berkurang (Riskedas, 2010).

Pentingnya kegunaan air dalam kehidupan sehari-hari bagi manusia

tentunya akan diimbangi dengan penyediaan sumber air yang dapat

menyediakan air yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Seiring dengan

peningkatan taraf kehidupan, maka jumlah penyediaan air akan selalu

meningkat. Namun, di sisi lain sumber air yang digunakan seperti air tanah dan

air permukaan mulai tercemar oleh berbagai buangan limbah hasil industry

ataupun limbah rumah tangga yang ada di sekitar sumber air.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, masyarakat yang tinggal di

perkotaan banyak yang mendirikan usaha depot pengisian air minum. Air

minum lebih dikenal dengan Air Minum Isi Ulang karena masyarakat

1
memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawakannya di

Depot Air Minum Isi Ulang. Harganya pun relatif murah dan terjangkau, yaitu

berkisar antara Rp. 4.000 – Rp.6.000 per galon. Harga air minum isi ulang relatif

murah dan terjangkau, namun tetap air minum tersebut juga harus memenuhi

syarat dalam pengolahan air minum yang ditetapkan oleh pemerintah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan permasalahan dari pemeriksaan ini adalah “Apakah higiene sanitasi

pada Depot Esa sudah sesuai dengan ketentuan pemerintah berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi

Depot Air Minum?”.

1.3 Tujuan

Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah higiene sanitasi

pada Depot Esa sudah sesuai dengan ketentuan pemerintah berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi

Depot Air Minum.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Minum

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43

Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum menyatakan bahwa air

minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan

yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan

dapat langsung diminum, syarat kesehatan yang dimaksud adalah mikrobiologi,

kimia, fisika, dan radioaktif (Amber, 2009). Air di dalam tubuh manusia berkisar

antara 50-70% dari seluruh berat badan. Pentingnya air bagi kesehatan dapat

dilihat dari jumlah air yang ada di dalam organ tubuh (Shymala, 2008).

2.2 Depot Air Minum

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43

Tahun 2014 Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum menyatakan bahwa

Depot Air Minum yang selanjutnya disingkat DAM adalah usaha yang

melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dalam bentuk curah

dan menjual langsung kepada konsumen.

Persyaratan usaha depot air minum wajib memiliki Tanda Daftar Industri

(TDI), Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP) dan laik higiene. Proses

pengolahan adalah perlakuan terhadap air baku dengan beberapa tahapan proses

sampai dengan menjadi air minum meliputi penampungan air baku,

3
penyaringan/filterisasi, desinfeksi, dan pengisian. Air yang dihasilkan Depot Air

Minum wajib memenuhi persyaratan kualitas air minum sesuai yang ditetapkan

dalam Peraturan Menteri Kesehatan dan pengujian mutu produk wajib dilakukan

oleh Depot Air Minum di Laboratorium Pemeriksaan Kualitas Air yang ditunjuk

oleh pemerintah Kabupaten/Kota sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekali.

1. Penampungan Air Baku

Bahan baku utama yang digunakan air baku depot air minum adalah air yang

diambil dari sumber yang terjamin kualitasnya. Air baku yang diambil dari

sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung

dalam bak atau tangki penampung (reservoir). Bak penampung harus dibuat dari

bahan tara pangan (food grade), harus bebas dari bahan-bahan yang dapat

mencemari air. Tangki pengangkutan digunakan khusus untuk air minum,

mudah dibersihkan, mempunyai manhole, pengisian, dan pengeluaran air

melalui kran, selang, dan pompa yang dipakai bongkar muat air baku harus

diberi penutup baik, disimpan dengan aman dan dilindungi dari kemungkinan

kontaminasi, dilakukan pembersihan, sanitasi, dan desinfeksi bagian luar dan

dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali.

2. Penyaringan (Filterisasi)

Berupa penyaringan bertahap, yang terdiri dari saringan berasal dari pasir atau

saringan lain yang efektif yang berfungsi menyaring partikel-partikel yang kasar,

saringan karbon aktif yang berasal dari batubara atau batok kelapa yang

berfungsi sebagai penyerap bau, rasa, warna, sisa khlor, dan bahan organik,

saringan halus yang berfungsi menyaring partikel air berukuran maksimal 10

(sepuluh) mikron.

4
3. Desinfeksi

Desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh bakteri pathogen. Desinfeksi air

minum adalah membunuh bakteri pathogen (bakteri yang dapat menimbulkan

bibit penyakit) yang ada di dalam air tersebut (Sutrisno, 2010). Tindakan

desinfeksi bisa menggunakan ozon dengan konsentrasi minimal 0,1 ppm dan

dapat dilakukan juga dengan cara penyinaran Ultra Violet (UV) dengan panjang

gelombang 254 mm.

4. Pengisian

Wadah air minum yang digunakan harus terbuat dari bahan tara pangan dan

bersih. Wadah yang diterima dari konsumen harus di sanitasi dengan air ozon

(air yang mengandung ozon) atau menggunakan detergen tara pangan dan air

bersih dengan suhu 60-85℃.

2.3 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014

adalah peraturan pemerintah yang mengatur tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum.

2.4 Higiene Sanitasi Depot Air Minum

Higiene sanitasi depot air minum adalah pemeriksaan dan pengamatan

secara langsung terhadap fisik sarana dan kualitas air minum. Selain itu,

penjamah adalah orang yang secara langsung menangani proses pengolahan air

minum pada depot air minum untuk melayani konsumen. Persyaratan higiene

sanitasi dalam pengolahan air minum paling sedikit meliputi aspek : tempat,

peralatan, dan penjamah.

5
BAB III

METODE PEMERIKSAAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan

Hari/tanggal : Rabu, 30 Desember 2020

Waktu : 11.00 s.d selesai

Tempat : Jalan Jadongan Blok E1 No. 19 RT 07 RW 09

Kelurahan Tanah Mas Kecamatan Talang Kelapa

KM 14 Palembang

Nama pemilik usaha : Feriansyah

Penanggungjawab : Feriansyah

Tahun memulai : 2014

3.2 Jenis Pemeriksaan

Nama Depot Air Minum : Depot Air Minum Esa

Alamat fasilitas yang diperiksa : Jalan Jadongan Blok E1 No. 19 RT 07

RW 09 Kelurahan Tanah Mas Kecamatan

Talang Kelapa KM 14 Palembang

Pemilik Depot Air Minum : Feriansyah

Penanggungjawab : Feriansyah

Tahun memulai usaha : 2014

Tujuan pemeriksaan : Mengetahui kelaikan fisik untuk higiene

sanitasi depot air minum

6
3.3 Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara

Pengambilan data melalui wawancara atau lisan langsung dari sumber datanya

yaitu pemilik atau penanggungjawab depot air minum.

b. Dokumentasi

Pengambilan data dokumen tertulis maupun elektronik dari lembaga atau

institusi, dokumen diperlukan untuk mendukung kelengkapan data yang lain.

3.4 Alat Pengumpulan Data

Pada pemeriksaan ini alat pengumpul data atau instrumennya

menggunakan checklist, kuisioner, pedoman wawancara, hingga kamera untuk

foto atau untuk merekam gambar yang telah ditentukan. Dalam pemeriksaan ini

sendiri menggunakan format checklist berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air

Minum.

3.5 Teknik Pengolahan Data

Masing – masing elemen diperiksa apakah memenuhi persyaratan yang

ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Higiene Sanitasi Depot Air Minum. Jika objek yang diperiksa memenuhi

persyaratan, maka diberi tanda centang (√). Sedangkan objek yang tidak

memenuhi persyaratan, kolom tersebut dikosongkan. Untuk penilaian adalah

merupakan jumlah objek yang memenuhi syarat yaitu dengan cara

menjumlahkan nilai yang bertanda (√).

7
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Pada pemeriksaan higiene sanitasi depot air minum pada Depot Air

Minum Esa ditemukan bahwa lokasi tersebut memiliki skor penilaian 75 dari

100. Sehingga dapat dinyatakan memenuhi persyaratan higiene sanitasi depot air

minum, untuk memenuhi persyaratan higiene sanitasi depot air minum minimal

skor penilaian adalah 70 dari 100.

4.2 Pembahasan

Pada pemeriksaan higiene sanitasi depot air minum memenuhi

persyaratan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum. Namun masih terdapat beberapa

objek yang tidak sesuai dengan persyaratan, seperti (1) lantai yang tidak kedap

air, permukaan tidak halus, agak sedikit retak, serta kemiringan cukup memadai,

(2) tata ruang tidak terdiri atas ruang tunggu pengunjung/konsumen, (3) ventilasi

tidak menjamin peredaran/pertukaran udara dengan baik, (4) tidak terdapat

tempat sampah yang tertutup, (5) tidak terdapat tempat cuci tangan yang

dilengkapi air mengalir dan sabun, (6) tidak berperilaku higiene sanitasi setiap

melayani konsumen, (7) jarang mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir

setiap melayani konsumen, (8) tidak menggunakan pakaian kerja yang bersih

dan rapi, (9) tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, (10) tidak

memiliki sertifikat khusus telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot air

minum, (11) pengangkutan air baku memiliki surat jaminan pasok air baku, (12)

8
kendaraan tangki air terbuat dari bahan yang tidak dapat melepaskan zat-zat

beracun ke dalam air.

9
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pemeriksaan laik fisik higiene sanitasi yang telah

dilakukan dapat disimpulkan bahwa higiene sanitasi depot air minum pada

Depot Air Minum Esa memenuhi persyaratan higiene sanitasi depot air minum

berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014

Tentang Higiene Sanitasi Depot Air Minum. Namun masih ada juga beberapa

objek yang tidak memenuhi persyaratan.

5.2 Saran

Sebaiknya pemilik Depot Air Minum Esa melakukan :

1. Tempat

a. perbaikan pada lantai yang seharusnya kedap air dan rata,

b. memiliki ventilasi yang menjamin pertukaran udara dengan baik,

c. memiliki tempat sampah yang tertutup,

d. memiliki tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun,

e. rajin membersihkan lokasi agar terbebas dari vektor dan binatang

penganggu.

2. Penjamah

a. penjamah harus selalu mencuci tangan setiap melayani konsumen,

b. berpakaian kerja yang bersih dan rapi, penjamah,

c. melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala,

d. memiliki sertifikat mengikuti kursus higiene sanitasi depot air minum.

10
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Julhaidir. 2018. Laporan Praktikum Inspeksi Sanitasi Depot Air Fitqua.

Pontianak. Diakses pada

https://id.scribd.com/document/441164621/LAPORAN-PRAKTIKUM-

INSPEKSI-SANITASI-DEPOT-AIR-FITQua tanggal 1 Januari 2021.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang

Higiene Sanitasi Depot Air Minum.

Susanto, Elysah . 2019. Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan

Balige Kabupaten Toba Samosir Tahun 2019 . Medan. Diakses pada

http://repo.poltekkes-

medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1382/1/ELYSAH%20ELISABETH%

20SUSANTO.pdf tanggal 1 Januari 2021.

11
LAMPIRAN

INSPEKSI SANITASI DEPOT AIR MINUM (DAM)

1. Nama DAM : Depot Air Minum Esa


2. Nama Pemilik/Penanggung jawab : Feriansyah
3. Alamat DAM : Jalan Jandongan KM 14
4. Tanggal/Bulan/Tahun mulai beroperasi : November 2014
5. Lokasi/tempat sumber air baku : Sukomoro
6. Jarak dari sumber air baku : 6 KM
7. Luas bangunan : 42 m2

Objek Tanda () Nilai U R A I AN

I. Tempat
√ Lokasi bebas dari pencemaran dan penularan penyakit
1 2
√ Bangunan kuat, aman, mudah dibersihkan dan mudah
2 2
pemeliharaannya
Lantai kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin,
3 2 tidak retak, tidak menyerap debu, dan mudah
dibersihkan, serta kemiringan cukup landai

√ Dinding kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin,


4 2 tidak retak, tidak menyerap debu, dan mudah
dibersihkan, serta warna yang terang
dan cerah
√ Atap dan langit-langit harus kuat, anti tikus, mudah
5 2 dibersihkan, tidak menyerap debu, permukaan rata, dan
berwarna terang, serta mempunyai ketinggian cukup

Tata ruang terdiri atas ruang proses pengolahan,


6 2 penyimpanan, pembagian/penyediaan, dan ruang tunggu
pengunjung/konsumen
√ Pencahayaan cukup terang untuk bekerja, tidak
7 2 menyilaukan dan tersebar secara merata
Ventilasi menjamin peredaraan/pertukaran udara dengan
8 2 baik

12
√ Kelembaban udara dapat memberikan mendukung
9 2 kenyamanan dalam melakukan pekerjaan/aktivitas

10 √ 2 Memiliki akses kamar mandi dan jamban


√ Terdapat saluran pembuangan air limbah yang alirannya
11 2 lancar dan tertutup
Terdapat tempat sampah yang tertutup
12 2
Terdapat tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir
13 2 dan sabun
√ Bebas dari tikus, lalat dan kecoa
14 2

II. Peralatan
√ Peralatan yang digunakan terbuat dari bahan
15 3
tara pangan
√ Mikrofilter dan peralatan desinfeksi masih dalam
16 3
masa pakai/tidak kadaluarsa
17 √ 2 Tandon air baku harus tertutup dan terlindung
√ Wadah/botol galon sebelum pengisian dilakukan
18 2
pembersihan
√ Wadah/galon yang telah diisi air minum harus
19 2 langsung diberikan kepada konsumen dan tidak boleh
disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam
√ Melakukan sistem pencucian terbalik (back
20 3 washing) secara berkala mengganti tabung
macro filter.
√ Terdapat lebih dari satu mikro filter (µ) dengan
21 3
ukuran berjenjang
√ Terdapat peralatan sterilisasi, berupa ultra violet dan
22 5 atau ozonisasi dan atau peralatan disinfeksi lainnya yang
berfungsi dan digunakan secara
benar
√ Ada fasilitas pencucian dan pembilasan botol
23 2
(galon)
√ Ada fasilitas pengisian botol (galon) dalam
24 2
ruangan tertutup
25 √ 2 Tersedia tutup botol baru yang bersih
III. Penjamah
26 √ 3 Sehat dan bebas dari penyakit menular
27 √ 3 Tidak menjadi pembawa kuman penyakit

13
Berperilaku higiene dan sanitasi setiap melayani
28 2
Konsumen
Selalui mencuci tangan dengan sabun dan air
29 2
mengalir setiap melayani konsumen
Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
30 2
Rapi
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara
31 3
berkala minimal 1 (satu) kali dalam setahun
Operator/penanggung jawab/pemilik memiliki
32 3 sertifikat telah mengikuti kursus higiene sanitasi
depot air minum
IV. Air Baku dan Air Minum
√ Bahan baku memenuhi persyaratan fisik,
33 5
mikrobiologi dan kimia standar
√ Pengangkutan air baku memiliki surat jaminan
34 2
pasok air baku
Kendaraan tangki air terbuat dari bahan yang tidak dapat
melepaskan zat-zat beracun ke dalam air/harus tara
35 3 pangan
√ Ada bukti tertulis/sertifikat sumber air
36 2
Pengangkutan air baku paling lama 12 jam sampai ke
depot air minum dan selama perjalanan dilakukan
37 3 desinfeksi
√ Kualitas Air minum yang dihasilkan memenuhi
persyaratan fisik, mikrobiologi dan kimia standar yang
38 10 sesuai standar baku mutu atau
persyaratan kualitas air minum
68
100

14
15

Anda mungkin juga menyukai