Anda di halaman 1dari 9

ANALISA HASIL PENGAMBILAN SAMPEL AIR

Disusun Oleh :

Charisma Cholifatunnisya

PO.71.33.1.19.045

Dosen Pengampu : KM. Yahya Syukur, SKM, B. Md

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


ANALISA HASIL PENGAMBILAN SAMPEL AIR

A. Pendahuluan
Air merupakan sumber daya alam yang mempunyai fungsi sangat penting bagi
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya serta sebagai modal dasar dalam
pembangunan. Dengan perannya yang sangat penting, air akan mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh kondisi/komponen lainnya.
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan
dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu. Dengan demikian, kualitas air akan
berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan yang lain. Sebagai contoh kualitas air untuk
keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum.
Kualitas/jumlah air umumnya dipengaruhi oleh lingkungan fisik daerah seperti curah
hujan, topografi, dan jenis batuan sedangkan kualitas air sangat dipengaruhi oleh
lingkungan sosial seperti kepadatan penduduk dan kepadatan sosial.
Adapun Undang – Undang yang mengatur tentang baku mutu kualitas air, yaitu :
Baku Mutu Kualitas Air Permukaan diatur dalam PP No. 82 Tahun 2001
Baku Mutu Kualitas Air Limbah diatur dalam PerMen LHK No. 5 Tahun 2014
Baku Mutu Kualitas Air Bersih diatur dalam Permenkes No. 32 Tahun 2017
Baku Mutu Kualitas Air Minum diatur dalam Permenkes No. 492 Tahun 2010

B. Data Hasil Pengambilan Sampel

1. Berdasarkan Jenis Konsumen

Air Permukaan Air Limbah Air Bersih


Jenis
Konsumen MS TMS MS TMS MS TMS

Damiu 0 0 0 0 1 0

Hotel 0 0 1 1 1 2
Industri 7 24 106 4 9 12
Instansi 24 0 0 0 52 6
Labkes 0 0 1 1 0 0
Pamsimas 0 0 0 0 9 8
PDAM 3 0 0 0 8 0

Perkebunan / 4 9 3 8 6 0
Peternakan
Puskesmas 0 0 0 0 7 3
Fasyankes 0 0 6 3 3 2

Lain - lain 143 4 5 0 4 0

Jumlah 181 37 122 17 100 33

Air Minum Makanan


Jenis Jumlah
Konsumen MS TMS MS TMS Konsumen

Damiu 1 1 0 0 2

Hotel 0 0 0 0 3
Industri 5 2 0 0 3
Instansi 1 1 5 0 12
Labkes 0 0 0 0 1
Pamsimas 1 1 0 0 16
PDAM 0 0 0 0 3

Perkebunan/ 3 1 0 0 11
Peternakan

Puskesmas 1 1 0 0 3
Fasyankes 3 0 1 0 9
Lain – lain 1 1 5 0 18

Jumlah 16 8 11 0 111
Jenis Konsumen Keterangan
Damiu pH
Hotel pH (2), COD (1)
Industri pH (17), kekeruhan (1), BOD5 (2), COD (2), besi (5), ML (1)
Instansi pH (5), kekeruhan (1)
Labkes ML (1), MBAS (1)
Pamsimas -
PDAM pH (3), kekeruhan (5), warna (1)
Perkebunan/ pH (10), besi (4), kekeruhan (1), BOD5 (2), ML (6)
Peternakan
Puskesmas pH (2), kekeruhan (2)
Fasyankes pH (3), ML (1), MBAS (1)
Lain – lain pH (3)

2. Berdasarkan Lokasi

Air Permukaan Air Limbah Air Bersih


Lokasi Sampling
MS TMS MS TMS MS TMS
Banyuasin 1 5 9 8 9 2

Bengkulu 0 3 2 1 0 0
Lahat 6 0 0 0 1 1
Lubuk Linggau 0 0 1 0 0 1
Muara Enim 2 0 56 0 2 0
Musi Banyuasin 1 11 6 0 9 7
Ogan Ilir 137 2 1 0 14 8

OKI 3 9 3 1 1 4
OKU 1 0 1 0 4 0
OKUT 1 0 0 0 2 0
Palembang 25 0 9 5 53 4
Pali 2 2 3 1 4 3
Prabumulih 2 5 31 1 1 3
Jumlah 181 37 122 17 100 33

Air Minum Makanan


Lokasi Sampling Jumlah
MS TMS MS TMS Konsumen
Banyuasin 1 4 0 0 20

Bengkulu 0 0 0 0 2
Lahat 0 0 0 0 3
Lubuk Linggau 0 0 0 0 1
Muara Enim 2 0 5 0 5
Musi Banyuasin 4 0 0 0 14
Ogan Ilir 2 2 0 0 19

OKI 3 0 0 0 10

OKU 0 0 0 0 2
OKUT 0 0 0 0 1
Palembang 4 2 6 0 26

Pali 0 0 0 0 4

Prabumulih 0 0 0 0 5

Jumlah 16 8 11 0 111

Lokasi Sampling Keterangan


Banyuasin pH (12), besi (1), kekeruhan (3), BOD5 (1), ML (1), warna (1)
Bengkulu pH (1), COD (1)
Lahat pH
Lubuk Linggau pH
Muara Enim -
Musi Banyuasin pH (9), kekeruhan (2), besi (5), BOD5 (1)
Ogan Ilir pH (6), kekeruhan (4),
OKI pH (7), besi (3), kekeruhan (1), ML (1)
OKU -
OKUT -
Palembang pH (7), COD (1), ML (2), MBAS (1)
Pali BOD5 (1), COD (1), pH (1)
Prabumulih pH (1), minyak lemak (1), MBAS (1)

C. Analisa Hasil Pengambilan Sampel Air


Berdasarkan data yang telah diperoleh dalam pengambilan sampel air ada beberapa
sampel yang Tidak Memenuhi Syarat Baku Mutu Kualitas Air, berikut penjelasannya
berdasarkan parameter :
1. pH (power of Hydrogen)
Terdapat 41 sampel berdasarkan jenis konsumen dan 45 sampel berdasarkan lokasi
sampling yang tidak memenuhi syarat Baku Mutu Air. pH normal air adalah 6,5 –
8,5. Penyebab pH air tidak normal adalah adanya kandungan logam berat yang
terdapat di dalam air, semakin banyak bahan pencemar (kandungan logam berat)
yang berada di dalam air maka akan mengakibatkan rendahnya nilai pH yang
membuat kesadahan air bersifat asam (Kristanto, 2002).
2. BOD5 (Biochemical Oxygen Demand)
Terdapat 4 sampel berdasarkan jenis konsumen dan 3 sampel berdasarkan lokasi
sampling yang tidak memenuhi syarat Baku Mutu Kualitas Air. Adanya kandungan
BOD yang tinggi dalam suatu perairan biasanya ditunjukkan dengan tingginya
kandungan mikroorgnisme dalam perairan tersebut. Nilai BOD di perairan
dipengaruhi oleh suhu, densitas plankton, keberadaan mikroba, dan jenis serta
kandungan bahan organik.
3. COD (Chemical Oxygen Demand)
Terdapat 3 sampel berdasarkan jenis konsumen dan 3 sampel berdasarkan lokasi
sampling yang tidak memenuhi syarat Baku Mutu Kualitas Air. COD (Chemical
Oxygen Demand) atau kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen yag
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada di dalam satu liter sampel
air dimana pengoksidannya adalah K2Cr2O7 atau KmnO4. Nilai COD berhubungan
dengan kadar Oksigen terlarut dan oksigen terlarut merupakan parameter penting
karena dapat digunakan untuk mengetahui gerakan massa air serta merupakan
indikator yang peka bagi proses proses kimia dan biologi.
4. Kekeruhan
Terdapat 9 sampel berdasarkan jenis konsumen dan 10 sampel berdasarkan lokasi
sampling yang tidak memenuhi syarat Baku Mutu Kualitas Air.Kekeruhan di
perairan air terbuka bias disebabkan oleh pertumbuhan fitoplankton, kegiatan
manusia yang berhubungan dengan tanah, seperti konstruksi, industri tertentu seperti
penggalian, pertambangan, dan lain – lain.
5. Fe (besi)
Terdapat 9 sampel berdasarkan jenis konsumen dan 9 sampel berdasarkan lokasi
sampling yang tidak memenuhi syarat Baku Mutu Kualitas Air. Adanya kandungan
besi yang tinggi dalam air bisa disebabkan karena kadar pH air rendah, ada gas yang
ikut terlarut, dan mengandung bakteri zat besi seperti crenotik, leptotrik, dan
callitonella.
6. Warna
Terdapat 1 sampel berdasarkan jenis konsumen dan 1 sampel berdasarkan lokasi
sampling yang tidak memenuhi syarat Baku Mutu Kualitas Air. Air yang baik
dikonsumsi adalah air yang tidak berwarna. Penyebab air berwarna adalah adanya
partikel hasil pembusukan bahan organik, ion – ion metaalam (besi dan mangan),
plankton, humus, buangan industry, dan tanaman air.
7. MBAS (Methylene Blue Active Substance)
Terdapat 2 sampel berdasarkan jenis konsumen dan 2 sampel berdasarkan lokasi
sampling yang tidak memenuhi syarat Baku Mutu Kualitas Air.
D. Dampak Bagi Kesehatan Konsumen
1. pH (Power of Hydrogen)
Jika meminum air dengan pH di bawah 6,5 itu adalah air yang sifatnya asam, dan
tentunya kurang baik bagi tubuh kita. Beberapa gejala yang biasanya terjadi jika
darah kita bersifat asam antara lain gangguan pencernaan, rendahnya energi, sakit
kepala.
2. BOD5 (Biochemical Oxygen Demand)
Tingginya kadar BOD dalam suatu perairan biasanya ditunjukkan dengan tingginya
kandungan mikroorganisme dalam perairan tersebut. Mikroorganisme yang
biasanya terdapat dalam limbah domestic dalam jumlah banyak yaitu bakteri
kelompok Coliform, E.coli, Streptococcus faecalis. E. coli jika masuk ke dalam
saluran pencernaan dalam jumlah banyak dapat membahayakan kesehatan.
3. COD (Chemical Oxygen Demand)
Akibat dari konsentrasi COD yang tinggi dalam badan air menunjukkan bahwa
adanya bahan pencemar organik dalam jumlah tinggi jumlah mikroorganisme baik
secara pathogen dan tidak pathogen yang dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit bagi manusia.
4. Kekeruhan
Dalam segi air minum, semakin tinggi tingkat kekeruhan, semakin tinggi risiko
bahwa orang mungkin terkena penyakit perncernaan. Terutama masalah kekebalan
tubuh, karena kontaminan seperti virus, bakteri dapat melekat pada padatan
tersuspensi.
5. Fe (Besi)
Bahaya paparan zat besi dalam jumlah banyak dan dalam waktu lama bisa
mengganggu organ pencernaan, kulit, hingga kulit.
6. Warna
Jika air yang diminum berwarna gelap dan keruh itu karena adanya
mikroorganisme atau zat lain yang tentunya bisa menganggu kesehatan terutama
pencernaan tubuh.
E. Saran
1. Adapun cara untuk menaikan pH air yaitu dengan cara alami dan kimia. Untuk cara
alami bisa menggunakan batu kapur, sedangkan untuk cara kimia bisa dengan
menggunakan soda kue. Lalu untuk menurunkan pH air dapat dilakukan dengan
cara menggunakan tawas sekaligus untuk proses pengendapan.
2. Untuk menurunkan kadar BOD dan COD bisa dengan menghilangkan
lumut/ganggang karena lumut/ganggang berebut O2 dengan mikroba pengurai.
3. Untuk mengurangi kadar kekeruhan, besi, dan warna pad air dapat dilakukan
dengan metode aerasi, sedimentasi, dan filtrasi.

Anda mungkin juga menyukai