Anda di halaman 1dari 12

PENGENDALIAN JENTIK NYAMUK

Disusun Oleh :

Charisma Cholifatunnisya
PO.71.33.1.19.045

Dosen Pengampu : Priyadi, SKM, M. Kes

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Pengendalian Jentik “ ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak
Priyadi, SKM, M.Kes pada mata kuliah Entomologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang pengendalian jentik nyamuk.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Priyadi, SKM, M. Kes selaku dosen mata
kuliah Entomologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 3 Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. Pentingnya Pengendalian Jentik Nyamuk


Bagi Kesehatan Masyarakat 2
B. Jenis Pengendalian Jentik Nyamuk 3
C. Cara Pemantauan Jentik Nyamuk 5

BAB III PENUTUP 8

A. Kesimpulan 8
B. Saran 8

DAFTAR PUSTAKA 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bidang kesehatan, serangga mempunyai arti yang sangat penting karena
peranannya sebagai vector (perantara) dari berbagai penyakit. Penyakit yang
ditularkan oleh vektor ini antara lain penyakit demam berdarah, malaria, dan
filariasis. Ketiga penyakit ini ditularkan dari orang satu ke orang lain melalui
perantara nyamuk.

Jentik nyamuk merupakan salah satu tahapan dalam siklus hidup nyamuk.
Keberadaan jentik nyamuk erat kaitannya dengan angka kejadian demam berdarah
dengue (DBD). Demam berdarah merupakan penyakit pada daerah tropis dan
subtropics yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
dan Aedes albopictus (Utami, 2015).

Nyamuk seringkali berkembang biak di tempat penampungan air seperti bak


mandi, tempayan, drum, barang bekas, pot tanaman air, dan lain sebagainya. Oleh
karena itu, untuk mengantisipasi segala dampak yang bias ditimbulkan nyamuk,
masyarakat umum perlu mengetahui jenis, kehidupan, permasalahan yang disebabkan
oleh nyamuk bahkan pengetahuan tentang kepadatan jentik nyamuk sebagai langkah
awal pencegahan terhadap dampak buruk akibat serangga khususnya nyamuk bagi
kesehatan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pentingnya pengendalian jentik nyamuk bagi kesehatan masyarakat ?
2. Apa saja jenis pengendalian jentik nyamuk ?
3. Bagaimana cara pemantauan jentik nyamuk ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pentingnya pengendalian jentik nyamuk bagi kesehatan masyarakat.
2. Mengetahui jenis pengendalian jentik nyamuk.
3. Mengetahui cara pemantauan jentik nyamuk.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Pengendalian Jentik Nyamuk Bagi Kesehatan Masyarakat

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan ancaman bagi keluarga di Indonesia,


di mana anak-anak sangat rentan sekali terkena penyakit ini. DBD telah menyerang
jutaan orang dewasa serta anak-anak hingga membuat Indonesia sebagai negara kedua
dengan kasus DBD tertinggi di dunia. Oleh karena itu, berbagai pihak pun selalu
berusaha untuk menekankan pentingnya upaya pencegahan demi menghindari anak dan
keluarga terkena DBD. Meski DBD dianggap penyakit mematikan yang mudah untuk
disembuhkan, tindakan preventif adalah fokus utama demi ‘menghapus’ DBD di
Indonesia. Selama ini, fogging juga dikenal sebagai salah satu cara untuk mencegah
DBD, tapi ternyata ada cara yang lebih baik dan tidak mencemarkan lingkungan, yaitu
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu
nyamuk aides aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode yang tepat baik secara lingkungan, biologis maupun
secara kimiawi yaitu:
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat
perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain
rumah. PSN pada dasarnya merupakan pemberantasan jentik atau mencegah agar nyamuk
tidak berkembang tidak dapat berkembang biak. Pada dasarnya PNS ini dapat dilakukan
dengan:
 Menguras bak mandi dan tempat-tempat penampungan air sekurang-kurangnya
seminggu sekali,. Ini dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa perkembangan telur
agar berkembang menjadi nyamuk adalah 7-10 hari.
 Menutup rapat tempat penampungan air seperti tempayan, drum, dan tempat air lain
dengan tujuan agar nyamuk tidak dapat bertelur pada tempat-tempat tersebut.
 Mengganti air pada vas bunga dan tempat minum burung setidaknya seminggu
sekali.

2
 Membersihkan pekarangan dan halaman rumah dari barang-barang bekas terutama
yang berpotensi menjadi tempat berkembangnya jentik-jentik nyamuk, seperti
sampah kaleng, botol pecah, dan ember plastik.
 Munutup lubang-lubang pada pohon terutama pohon bambu dengan menggunakan
tanah.
 Membersihkan air yang tergenang di atap rumah serta membersihkan salurannya
kembali jika salurannya tersumbat oleh sampah-sampah dari daun.

2. Biologis

Pengendalian secara biologis adalah pengandalian perkambangan nyamuk dan


jentiknya dengan menggunakan hewan atau tumbuhan. seperti memelihara ikan
cupang pada kolam atau menambahkannya dengan bakteri Bt H-14.

3. Kimiawi

Pengendalian secara kimiawi merupakan cara pengandalian serta pembasmian


nyamuk serta jentiknya dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Cara pengendalian
ini antara lain dengan:
 Pengasapan/fogging dengan menggunakan malathion dan fenthion yang berguna
untuk mengurangi kemungkinan penularan Aides aegypti sampai batas tertentu.
 Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti
gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain.

B. Jenis Pengendalian Jentik Nyamuk

Pengendalian vektor adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk menekan


kepadatan jentik nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit di rumah atau bangunan
yang meliputi perumahan, perkantoran, tempat umum, sekolah, gudang, dan sebagainya.
Jentik nyamuk penular (vektor) adalah semua jentik nyamuk yang terdapat dalam tempat
penampungan air di dalam maupun di sekitar rumah/bangunan, bak mandi, tempayan,
dan plastik atau kaleng bekas.

Dalam pengendalian yang akan dilakukan ada beberapa metode pengendalian


vektor. Pengendalian vektor berfokus pada penggunaan metode pencegahan untuk
mengendalikan atau menghilangkan populasi vektor. Langkah-langkah pencegahan yang
umum adalah :
3
1. Pengendalian secara alamiah (naturalistic control) >> memanfaatkan kondisi alam yang
dapat mempengaruhi kehidupan vector >> jangka waktu lama
 Manipulasi lingkungan
Adalah suatu upaya pengelolaan lingkungan yang meliputi kegiatan yang terencana yg
bertujuan untuk mengubah kondisi sementara yang tidak menguntungkan bagi
perkembang biakan vektor penyakit pada habitatnya sebagai contoh adalah :
pembersihan tanaman, peneduhan dan pengeringan rawa
 Modifikasi Lingkungan
Adalah upaya pengelolaan lingkungan yang meliputi perubahan fisik yang bersifat
permanen terhadap lahan, air dan tanaman yang bertujuan untuk mencegah,
menghilangkan atau mengurangi habitat vektor penyakit tanpa menyebabkan
terganggunya kualitas lingkungan hidup manusia. Termasuk kegiatan ini adalah
drainase, penimbunan tempat perindukan vektor penyakit berupa genangan air

2. Pengendalian terapan (applied control) >> memberikan perlindungan bagi kesehatan


manusia dari gangguan vektor >> sementara
Upaya peningkatan sanitasi lingkungan (environmental sanitation improvement)
Pengendalian secara sanitasi lingkungan merupakan pengendalian secara tidak
langsung. Dimana kita membersihkan maupun mengeluarkan tempat-tempat
perkembangbiakan nyamuk, seperti; kaleng bekas, plastik bekas, ban mobil atau motor
dan lain-lain yang dapat menampung genangnan air hujan. Tempat-tempat
penampungan air harus dibersihkan untuk mengeluarkan ataupun membunuh telur-
telur, jentik, serta pupa nyamuk (Sembel, 2009)

Sanitasi lingkungan mencakup pengelolaan sampah, limbah cair, termasuk tinja


dan sanitasi rumah yang ditujukan untuk mencegah kehadiran vektor penyakit..

1. Habitat Pengendalian
Menghapus atau mengurangi daerah di mana vektor dapat dengan mudah berkembang
biak dapat membantu membatasi pertumbuhan penduduk. Sebagai contoh,
penghapusan tergenang air, kerusakan ban bekas dan kaleng yang berfungsi sebagai
lingkungan perkembangbiakan nyamuk dan manajemen yang baik dari air yang
digunakan dapat mengurangi daerah kejadian vektor yang berlebihan.
2. Mengurangi Kontak
Membatasi paparan serangga atau hewan yang diketahui vektor penyakit dapat
mengurangi risiko infeksi secara signifikan. Sebagai contoh, kelambu, jendela layar
4
pada rumah, atau pakaian pelindung dapat membantu mengurangi kemungkinan
kontak dengan vektor. Agar efektif ini membutuhkan pendidikan dan promosi metode
antara penduduk untuk meningkatkan kesadaran ancaman vektor
3. Kontrol Kimia
Insektisida, larvasida, rodentisida dan penolak dapat digunakan untuk mengendalikan
vektor. Sebagai contoh, larvasida dapat digunakan dalam zona perkembangbiakan
nyamuk; insektisida dapat diterapkan pada dinding rumah atau kelambu, dan
penggunaan penolak pribadi dapat mengurangi kejadian gigitan serangga dan dengan
demikian infeksi.
4. Pengendalian biologis
Penggunaan predator vektor alami, seperti bakteri atau racun botani senyawa, dapat
membantu mengendalikan populasi vektor. Menggunakan ikan yang memakan
nyamuk larva atau mengurangi tingkat breeding dengan memperkenalkan disterilkan
lalat tsetse jantan telah ditunjukkan untuk mengendalikan populasi vektor dan
mengurangi risiko infeksi.

Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu menguras,


menutup, dan mengubur.

a) Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang
di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi.
b) Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke
tempat itu untuk bertelur.
c) Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan
tempat nyamuk bertelur.

C. Cara Pemantauan Jentik Nyamuk

1. Metode Surveilans Vektor

Dalam metode Surveilans Vektor yang ingin kita peroleh antara lain adalah
data-data kepadatan vektor. Ada beberapa metode survei yang bisa digunakan seperti
metode survei terhadap nyamuk, jentik dan survei perangkap telur (ovitrap).

 Survei nyamuk

5
Survei nyamuk dilakukan dengan cara penangkapan nyamuk dengan
aspirator umpan orang di dalam dan di luar rumah, masing-masing selama 20
menit per rumah dan penangkapan nyamuk yang hinggap di dinding dalam
rumah yang sama.

 Survei jentik (pemeriksaan jentik)


Survei jentik dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a.       Semua tempat atau bejana yang dapat menjadi tempat perkembang-biakan


nyamuk Aedes aegyptidiperiksa (dengan mata telanjang) untuk mengetahui ada
tidaknya jentik.

b.      Untuk memeriksa tempat penampungan air yang berukuran besar, seperti:


bak mandi, tempayan, drum dan bak penampungan air lainnya. Jika pada
pandangan (penglihatan) pertama tidak menemukan jentik, tunggu kira-kira ½ -1
menit untuk memastikan bahwa benar jentik tidak ada.

c.       Untuk memeriksa tempat-tempat perkembangbiakan yang kecil, seperti:


vas bunga/pot tanaman air/botol yang airnya keruh, seringkali airnya perlu
dipindahkan ke tempat lain.

d.      Untuk memeriksa jentik di tempat yang agak gelap, atau airnya keruh,
biasanya digunakan senter.

 Metode survei jentik:

a.       Single larva

Cara ini dilakukan dengan mengambil satu jentik di setiap tempat genangan air
yang ditemukan jentik untuk diidentifikasi lebih lanjut.

b.      Visual

Cara ini cukup dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya jentik di setiap
tempat genangan air tanpa mengambil jentiknya.

Biasanya dalam program DBD mengunakan cara visual. Ukuran-ukuran yang


dipakai untuk mengetahui kepadatan jentik Aedes aegypti:

1) Angka Bebas Jentik (ABJ) :

6
Jumlah rumah/bangunan yang tidak ditemukan jentik x1 00%

Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa.

2) House Index (HI):

Jumlah rumah/bangunan yang ditemukan jentik x 100%

Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa.

3) Container Index (CI):

Jumlah container dengan jentikx 100%

Jumlah container yang diperiksa.

4) Breteau Index (BI):

Jumlah container dengan jentik dalam 100 rumah/bangunan

Angka Bebas Jentik dan House Indexlebih menggambarkan luasnya penyebaran


nyamuk disuatu wilayah.

 Survei perangkap telur (ovitrap)

Survei ini dilakukan dengan cara memasang ovitrap yaitu berupa bejana,


misalnya potongan bambu, kaleng (seperti bekas kaleng susu atau gelas plastik)
yang dinding sebelah dalamnya dicat hitam, kemudian diberi air secukupnya,
lalu dimasukkan padel. Ovitrap diletakkan di dalam dan di luar rumah di tempat
yang gelap dan lembab. Setelah 1 minggu dilakukan pemeriksaan ada atau
tidaknya telur nyamuk di padel.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
7
Jentik nyamuk merupakan salah satu tahapan dalam siklus hidup nyamuk.
Keberadaan jentik nyamuk erat kaitannya dengan angka kejadian demam berdarah
dengue (DBD). Pengendalian vektor dan binatang pengganggu adalah upaya untuk
mengurangi atau menurunkan populasi vektor atau binatang pengganggu dengan maksud
pencegahan atau pemberantasan penyakit yang ditularkan atau gangguan (nuisance) oleh
vektor dan binatang pengganggu tersebut.Dalam pengendalian yang akan dilakukan ada
beberapa metode pengendalian vektor. Pengendalian vektor berfokus pada penggunaan
metode pencegahan untuk mengendalikan atau menghilangkan populasi vektor.

B. Saran
Untuk mengurangi populasi jentik nyamuk, hendaknya masyarakat rajin untuk
menguras bak mandi setiap seminggu sekali, menutup tempat – tempat penampungan air,
selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah jangan sampai ada sampah botol
plati atau kaleng yang dapat menjadi penampungan air, dan selalu membersihkan pot –
pot yang tergenang air.

DAFTAR PUSTAKA

http://kedokteranebook.blogspot.com/2014/04/pemeriksaan-jentik-berkala-pjb_3438.html

8
https://www.academia.edu/13402063/Laporan_Survei_Jentik

Anda mungkin juga menyukai