Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

“BUDIDAYA IKAN CUPANG PEMBASMI JENTIK”

BIDANG KEGIATAN :

PKM- GAGASAN TERTULIS

Disusun Oleh :

1. Ahmad Yusni 17111024110009


2. Muhammad Idham Hafidz 17111024110068
3. M. Alfarizi Palewo 17111024110058

PRODI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMAD KALIMANTAN TIMUR 2020


1. PENDAHULUAN
Demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh infeksi virus dengue. DBD adalah penyakit akut dengan manifestasi
klinis perdarahan yang menimbulkan syok yang berujung kematian. Penyakit
Demam Berdarah Dangue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh
gigitan nyamuk Aides aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD
merupakan salah satu permasalahan kesehatan masyarakat Indonesia saat ini.
(World Health Organization) WHO memperkirakan bahwa 2,5 miliar atau
40% populasi di dunia beresiko terhadap Penyakit DBD terutama yang
tinggal di daerah perkotaan seperti negara tropis dan subtropis. Data dari
(World Health Organization) WHO menyatakan bahwa Asia menempati
urutan pertama dalam jumlah penyakit DBD pada setiap tahunnya [ CITATION
WHO15 \l 1057 ]. di Indonesia penyakit Demam Berdarah Dengue pertama
kali ditemukan di Surabaya dan Jakarta pada tahun 1968 kemudian menyebar
ke seluruh provinsi di Indonesia.
Indonesia mempunyai risiko besar untuk terjangkit penyakit demam
berdarah dengue karena virus dengue dan nyamuk penularnya yaitu Aedes
aegypti yang hidup di genangan air bersih di sekitar rumah. Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 374 tahun 2010 tentang Pengendalian Vektor,
menyatakan bahwa ada beberapa metode yang dapat digunakan diantaranya
adalah metode pengendalian fisik dan mekanis yang merupakan upaya-upaya
untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan habitat perkembangbiakan dan
populasi vektor secara fisik dan mekanik. Selain metode pengendalian fisik
dan mekanis, terdapat juga metode pengendalian dengan menggunakan agen
biotik dan metode pengendalian secara kimia (Sri, 2019).
Pengendalian secara biologis merupakan upaya pemanfaatan agen
biologi untuk pengendalian vektor DBD. Beberapa agen biologis yang sudah
digunakan dan terbukti mampu mengendalikan populasi larva vektor
DB/DBD adalah dari kelompok bakteri, predator seperti ikan pemakan jentik
dan cyclop (Copepoda). Predator larva di alam cukup banyak, namun yang
bisa digunakan untuk pengendalian larva vektor DBD tidak banyak jenisnya
dan yang paling mudah didapat dan dikembangkan masyarakat serta murah
adalah ikan pemakan jentik [CITATION Dep11 \l 1057 ].
Menurut [ CITATION Yog13 \l 1057 ] upaya pengendalian demam berdarah
secara biologi salah satunya dengan memelihara ikan. Pemanfaatan ikan
dalam upaya pengendalian demam berdarah efektif dilakukan pada stadium
larva, terutama larva instar III karena pada stadium ini larva mudah
diidentifikasi dengan ciri adanya rambut pada seluruh tubuh, kepala tampak
menghitam, tingkat metabolisme yang belum matur serta pergerakan yang
lebih banyak. Penelitian Taviv dkk (2011) menunjukkan bahwa ikan cupang
(Betta sp.) yang efektif untuk pengendalian larva Aedes aegypti adalah ikan
dengan ukuran 4 cm atau 5 cm. Ikan cupang tidak mati walaupun di kontainer
terdapat atau ditaburi abate. Selanjutnya terbukti bahwa pemanfaatan ikan
cupang (Betta sp.) plus pemantau jentik lebih efektif meningkatkan Angka
Bebas Jentik (ABJ) dan menurunkan House Index (HI), Container Index (CI),
Breteau Index (BI) dibandingkan hanya dengan pemantau jentik.
Program membudidayakan ikan cupang merupakan salah satu cara
pencegahan jentik nyamuk yang ada di lingkungan rumah terutama pada bak
mandi, tujuannya mengurangi kejadian penyakit menular yaitu DBD. Ikan
cupang akan ditaruh di bak tempat mandiyang dimana jentik nyamuk suka
bersarang. Membudidayakan ikan cupang sangat mudah dan banyak
ditemukan di masyarakat. cara membudidayakan ikan cupang yaitu, memilih
induknya untuk budidaya ikan cupang, persiapan pemijakan ikan cupang,
pemijahan ikan cupang betina dan jantan, pakan untuk budidaya ikan cupang
dan merawat ikan cupang.
Program budidaya ikan cupang adalah program untuk mengurangi
prevalensi kasus DBD ini bersamaan dengan meningkatnya habitat nyamuk.
Program ini memerlukan kerjasama antar masyarakat. Diharapkan
masyarakat dapat mengikuti program ini supaya kasus DBD di Indonesia
berkurang atau tidak ada sama sekali kejadian penyakit DBD.
2. GAGASAN
a. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue adalah salah satu penyakit infeksi yang
serius, yang dikenal pula dengan sebutan : DBD. Penyakit ini mulanya
lebih sering menyerang anak-anak dibanding orang dewasa ataupun
kaum remaja. Tetapi kini sudah merata, bisa menyerang siapa saja tanpa
batasan usia. Demam berdarah dengue (DBD) atau Dengue
Haemorrhagic Fever (DHF) bukan penyakit baru di Indonesia. Tahun
1968, kasus pertama DBD dilaporkan di Jakarta (Kho Lin Keng, dkk).
Jauh hari sebelum itu penyakit dengue, cikal bakal munculnya penyakit
DBD, sudah dikenal di Indonesia sejak tahun 1779.
Kasus DBD di Indonesia pada tahun 2015 jumlah penderita DBD
yang dilaporkan sebanyak 129.650 kasus dengan jumlah kematian
sebanyak 1.071 orang dan Case Fatality Rate (CFR) adalah 0,83%. Pada
Tahun 2016 2 terdapat 204.171 kasus, dengan kematian sebanyak 1.598
orang dan (CFR=0,78%). Tahun 2017 kasus DBD berjumlah 68.407
kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 493 orang dan Case Fatality
Rate (CFR=0,72%) [ CITATION Kem171 \l 1057 ].
Virus dengue penyebab DBD memerlukan bantuan nyamuk untuk
berpindah ke tubuh manusia. Nyamuknya sendiri harus jenis nyamuk
belang-belang hitam putih Aedes, dan bukan oleh jenis nyamuk lainnya.
Kita mengenal jenis nyamuk Aedes aegypti, nyamuk yang gemar hidup
didalam rumah, dan ada juga Aedes albopictus, nyamuk belang-belang
hitam putih juga yang lebih menyukai tinggal di kebun sekitar rumah.
Duaduanya bisa menjadi pembawa virus dengue, atau disebut vektor.
Untuk Indonesia, Aedes aegypti lebih sering sebagai pembawa virus
denguenya dibanding Aedes albopictus [ CITATION Nad07 \l 1057 ].
Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti [ CITATION Dep11 \l 1057 ] ,
menyatakan bahwa nyamuk termasuk dalam kelompok serangga yang
mengalami metamorfosis sempurna dengan 10 bentuk siklus hidup
berupa telur, jentik (beberapa instar), pupa (kepompong) dan dewasa.
b. Solusi yang pernah ditawarkan
Untuk mengurangi populasi jentik dan prevalensi penyakit DBD.
Salah satu solusi penyebaran jentik semakin banyak yaitu
membudidayakan ikan cupang yaitu program membudidayakan ikan
cupang pembasi jentik. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1) Budidaya ikan cupang untuk mengurangi populasi jentik .
Penerapan ini merupakan solusi utama sebagai solusi alternatif yang
ramah lingkungan karena predator yang digunakan adalah ikan
cupang dan tanaman sereh karena mudah diperoleh, terjangkau, dan
mampu memakan larva nyamuk sehingga diharapkan penerapan
fogging di desa Balongbendo tidak diterapkan kembali.
2) Penerapan program budidaya ikan cupang ini ditaruh di tempat-
tempat yang biasanya jentik berkembang biak seperti tempat mandi
atau bak mandi. Sehingga pemeliharaan ikan cupang ditaruh setiap
bak mandi dirumah.
3) Penyuluhan budidaya ikan cupang. Solusi ini sebagai solusi
tambahan karena selain dapat mengatasi pencegahan di desa sendiri,
dapat dikembangkan untuk berternak ikan mas menjadi sumber
pendapatan desa Balongbendo di desa lain.
c. Seberapa Jauh Kondisi Pencetus Gagasan Dapat Diperbaharui
Melalui Gagasan Yang Diajukan
Dari permasalahan yang dijelaskan diatas dimana banyaknya jentik
nyamuk yang mana jentik nyamuk ini adalah jentuk nyamuk aedes
aegypti yang menjadi vektor DBD (Demam Berdarah Dengue). Untuk
mengatasi permasalahan tersebut kami menyarankan budidaya ikan
cupang untuk membasmi jentik, penerapan ini merupakan solusi utama
sebagai solusi alternatif yang ramah lingkungan karena predator yang
digunakan adalah ikan cupang karena mudah diperoleh, terjangkau, dan
mampu memakan larva nyamuk sehingga diharapkan dapat menekan
jumlah populasi nyamuk aedes aegypti dan berbanding lurus dengan
penurunan penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) di Kota
Samarinda.
d. Pihak-Pihak Yang Dipertimbangkan Dapat Membantu
Pengimplementasian
Beberapa pihak yang terkait untuk melaksanakan program budidaya
ikan cupang pembasmi jentik diantaranya peran aktif orang tua,
pemegang kebijakan seperti kepala desa atau RT (Rukun Tetangga),
dokter dan masyarakat sekitar sehingga proses atau tahapan untuk
program membudidayakan ikan cupang pembasmi jentik dapat
terlaksanakan dengan baik.

e. Langkah-Langkah Strategi Implementasi Gagasan


Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan program ikan
cupang pembasmi jentik diantaranya adalah :
1) Pertama-tama siapkan wadah yang akan digunakan untuk program ikan
cupang pembasmi jentik yaitu wadah yang bisa menampung air seperti botol
bekas, dan plastik bekas, masing masing wadah hanya boleh di isi 1 ikan
cupang, agar ikan cupang tidak beradu jika berada di satu wadah yang sama.

2) Pilihlah ikan cupang yang berkualitas bagus atau tidak berpenyakit karna
semakin bagus kualitas ikan cupang yang dipilih maka akan semakin
produktif ikan membasmi jentik.

3) Kemudian taruh masing masing wadah botol atau plastik yang berisi ikan
cupang ke tempat yang bisa menjadi perkembangan jentik nyamuk seperti di
tempat penyimpanan air, bak mandi, tempat perangkap semut, dan tempat
tempat yang bisa menampung air lainnya.

4) Tahap terakhir Ikan cupang yang sudah di posisikan di lokasi perkembangan


jentik nyamuk tersebut harus kita perhatikan kebersihan airnya, agar ikan
cupang dapat bertahan lama di dalam wadah botol atau plastik tersebut.

3. KESIMPULAN
Banyaknya jentik nyamuk yang mana jentik nyamuk ini adalah jentik
nyamuk aedes aegypti yang menjadi vektor DBD (Demam Berdarah
Dengue). Untuk mengatasi permasalahan tersebut kami menyarankan
budidaya ikan cupang untuk membasmi jentik, penerapan ini merupakan
solusi utama sebagai solusi alternatif yang ramah lingkungan karena predator
yang digunakan adalah ikan cupang karena mudah diperoleh, terjangkau, dan
mampu memakan larva nyamuk. Untuk mengurangi populasi jentik dan
prevalensi penyakit DBD. Salah satu solusi penyebaran jentik semakin
banyak adalah membudidayakan ikan cupang yaitu program
membudidayakan ikan cupang pembasi jentik.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes. 2011. Aedes Aegypti Vampir Mini Yang Mematikan. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengenbangan Kesehatan Depkes Republik Indonesia.

Kemenkes. 2017. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta : Mentri Kesehatan


Republik Indonesia.

Nadesul. 2007. Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah. Jakarta Noor, N:


Kompas Media Nusantara.

Sri, H. 2019. Metode Biokontrol Ikan Cupang (Betta splendes) Sebagai


Pengendali Vektor Penyakit DBD di Katasura Kabupaten Sukoharjo.
Jurnal Manajeen dan Administrasi Kesehatan, 1-2.

WHO. 2015. Pencegahan dan Pengendalian Dengue Dan Demam Berdarah


Dengue. Kesehatan, 1-5.

Yogyana. 2013. Hubungan Karakteristik Lingkungan Kimia Dan Biologi Dengan


Keberadaan Larva Aedes Aegypti Di Wilayah Endemis DBD Di Kelurahan
Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar Tahun 2013. Kesehatan,
1-2.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 374 Tahun 2010. Tentang Pengendalian


Vektor
1

LAMPIRAN
Lampiran 1. Format Jadwal Kegiatan

Bulan
No Jenis Kegiatan
10 11 12 1 2

1 Pengusulan judul proposal ke pembimbing


2 Konsultasi pembuatan proposal
Konsultasi kepada Kementerian Lingkungan
3
Hidup dan Kehutanan
Konsultasi kepada pihak terkait pembuatan
4
aplikasi yaitu Mobile Apps Developer
5 Evaluasi atau pematangan proposal
6 Submit proposal
7 Perizinan
8 Sosialisasi pada pihak terkait
9 Finalisasi, penyerahan laporan
10 Pembuatan Aplikasi
11 Penyempurnaan Aplikasi
12 Pembaruan Aplikasi
13 Berkelanjutan (Update Aplikasi)

Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota


A. Identitas Diri Ketua
1 Nama Lengkap Muhammad Idham Hafidz
2 Jenis Kelamin Laki – Laki
3 Program Studi Keperawatan
4 NIM 17111024110068
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kahala Ilir, 21 Juli 1999
6 Alamat E-mail hafid.kahala01@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082154396284
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan
Tempat
1 HIMIKA Anggota 2017
2
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.

Samarinda, November 2020


Ketua

Muhammad Idham Hafidz

Biodata Anggota 1
A. Identitas Diri Anggota
1 Nama Lengkap M. Alfarizi Palewo
2 Jenis Kelamin Laki - Laki
3 Program Studi Keperawatan
3

4 NIM 17111024110058
5 Tempat dan Tanggal Lahir Tajur, 06 November 1999
6 Alamat E-mail rizi.palewo@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 081351940806
B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 HIMIKA Anggota 2017-Sekarang
2 Tapak Suci UMKT Ketua 2018-2019
3
C. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.

Samarinda, November 2020


Anggota Tim

M. Alfarizi Palewo

Biodata Anggota 2
D. Identitas Diri Anggota
1 Nama Lengkap Ahmad Yusni
2 Jenis Kelamin Laki - Laki
3 Program Studi Keperawatan
4 NIM 17111024110009
5 Tempat dan Tanggal Lahir Muara kaman 05 oktober 1999
6 Alamat E-mail Bahokkoyok123@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 082251513857
E. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
1 HIMIKA Anggota 2017
2
3
F. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.

Samarinda, November 2020


Anggota Tim

Ahmad Yusni

Lampiran 4. Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
5

4 NIP/NIDN
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Alamat E-mail
7 Nomor Telepon/HP
B. Riwayat Pendidikan
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1
2
Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1
2
Pengabdian Kepada Masyarakat
No Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT.
Samarinda, November 2020
Dosen Pendamping

(Nama)

Lampiran 5. Formulir Penilaian Presentasi PIMNAS

Judul Kegiatan :
..............................................................................
Bidang kegiatan : PKM-GT
Bidang Ilmu :
..............................................................................
Penulis Utama :
..............................................................................
NIM : .....................................................................
.........
Jumlah anggota : 3 Orang
Anggota1 : .....................................................................
.........
Anggota 2 :
..............................................................................
Anggota 3 : .........................................................................

Doseb pendamping :
..............................................................................
Perguruan Tinggi :
..............................................................................
Fakultas/Program Studi :
..............................................................................
7

No. KriteriaPenilaian Skor


20
9

50
30
11

Total 100
Nilai presentasi*
Keterangan :
Skor: 1, 2, 3, 5, 6, 7(1 = Buruk; 2 = Sangat kurang; 3 = Kurang; 5
= Cukup; 6= Baik; 7= Sangat baik); Nilai=BobotxSkor

Komentar Penilai
............................................................................................................................
.....
Kota,tanggal-
bulan-tahun
Penilai,

Tandatangan
( Nama lengkap)

*)Persentase penilaian PKM-GT adalah 50% nilai presentasi dan 50% nilai
artikel.

SURAT PERNYATAAN KETUA TIM PELAKSANA

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Muhammad Idham Hafidz


NIM : 17111024110068
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Fakultas : Ilmu Kesehatan dan Farmasi
Dengan ini Menyatakan bahwa proposal PKM-GT saya dengan judul “APLIKASI
BERLIAN (Bersih Lingkungan)” yang diusulkan untuk tahun anggaran 2020
adalah asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana
lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaikan dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas Negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.
Samarinda, November 2020
Dosen Pendamping, Yang Menyatakan

Materai Rp.6000
Tanda Tangan
(____________________)
(Muhammad Idham Hafidz)
NIDN/NIDK. NIM. 17111024110068

Mengetahui,
Ketua Program Studi

(Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M.Kep)


NIDN. 1119097601
13

Lampiran 6. Formulir Penilaian Artikel

Judul Kegiatan : Budidaya Ikan Cupang Pembasmi Jentik


Bidang Kegiatan : PKM-GT
Bidang Ilmu :
Penulis Utama : Muhammad Idham Hafidz
NIM : 17111024110068
Jumlah Anggota : 2 orang
Anggota 1 : M. Alfarizi Palewo
Anggota 2 : Ahmad Yusni
Dosen Pendamping :
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
Fakultas/Program Studi : Kesehatan dan Farmasi/ Keperawatan

Bobot Nilai
No. Kriteria Penilaian Skor
(%) (Bobot x Skor)
Format Makalah:
- Tatatulis: ukuran kertas,tipografi,
kerapihan ketik, tata letak, jumlah
halaman
1 - Penggunaan Bahasa Indonesia 15
yang baik dan benar
- Kesesuaian dengan format
penulisan yang tercantum di
Pedoman
Gagasan
2 - Kreativitas gagasan 40
- Kelayakan implementasi
Sumber Informasi:
- Kesesuaian sumber informasi
3 25
dengan gagasan yang di tawarkan
- Akurasi dan aktualisasi informasi
15

Kesimpulan
4 - Prediksi hasil implementasi 20
gagasan
Total 100

Keterangan:
Skor: 1, 2, 3, 5, 6, 7 (1 = Buruk; 2 = Sangat kurang; 3 = Kurang; 5 = Cukup; 6 =
Baik; 7 = Sangat baik); Nilai = Bobot x Skor

Komentar
Penilai: .......................................................................................................................
.............

Samarinda, November 2020


Penilai,

(Nama Lengkap)

Anda mungkin juga menyukai