Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang ditandai dengan
demam mendadak, sakit kepala, nyeri belakang bola mata, mual dan manifestasi perdarahan
seperti uji tourniquet (rumple lead) positif, bintik-bintik merah di kulit (petekie), mimisan,
gusi berdarah dan lain sebagainya.
Sampai saat penyakit Arbovirus, khususnya DBD ini masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat dan menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Kerugian sosial
yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota
keluarga dan berkurangnya usia harapan hidup masyarakat.
Dampak ekonomi langsung adalah biaya pengobatan yang cukup mahal, sedangkan
dampak tidak langsung adalah kehilangan waktu kerja dan biaya lain yang
dikeluarkan selain pengobatan seperti transportasi dan akomodasi  selama perawatan di
rumah sakit.
Faktor-faktor yang berperan terhadap peningkatan kasus DBD antara lain kepadatan
vektor, kepadatan penduduk yang terus meningkat sejalan dengan pembangunan kawasan
pemukiman, urbanisasi yang tidak terkendali, meningkatnya sarana transportasi (darat, laut
dan udara), perilaku masyarakat yang kurang sadar terhadap kebersihan lingkungan, serta
perubahan iklim (climate change).
Pengendalian penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) telah diatur dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 581/MENKES/SK/VII/1992 tentang
Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah dan Keputusan Menteri Kesehatan nomor 92
tahun 1994 tentang perubahan atas lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
581/ MENKES/SK/1992, dimana menitikberatkan pada upaya pencegahan dengan gerakan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) selain penatalaksanaan penderita DBD dengan
memperkuat kapasitas pelayanan kesehatan dan sumber daya, memperkuat surveilans
epidemiologi dan optimalisasi kewaspadaan dini terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD.
Manajemen pengendalian vektor secara umum diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 374/MENKES/PER/III/2010 tentang Pengendalian Vektor.
Mengingat obat dan untuk mencegah virus Dengue hingga saat ini belum tersedia,
maka cara utama yang dapat dilakukan sampai saat ini adalah dengan pengendalian vektor
penular (Aedes aegypti).  Pengendalian vektor ini dapat dilakukan dengan pelaksanaan
kegiatan PSN 3M Plus.
Upaya pemberdayaan masyarakat dengan melaksanakan kegiatan PSN 3M Plus
(menguras, menutup tempat penampungan air dan mendaur-ulang / memanfaat kembali
barang-barang bekas) serta ditambah (Plus) seperti : menaburkan larvasida pembasmi
jentik, memelihara ikan pemakan jentik, mengganti air dalam pot/vas bunga dan lain-lain.
Upaya ini melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait melalui wadah

1
Kelompok Kerja Operasional Demam Berdarah Dengue (Pokjanal DBD) dan kegiatan Juru
Pemantau Jentik (Jumantik). Olehkarena itu untuk meningkatkan keberhasilan pengendalian
DBD dan mencegah terjadinya peningkatan kasus atau KLB, maka diperlukan adanya Juru
Pemantau Jentik (Jumantik) dalam melakukan pengawasan dan penyuluhan kepada
masyarakat agar melakukan PSN dengan 3M plus.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Meningkatnya peran serta keluarga dan masyarakat di desa Kalipurwo, Kecamatan
Kuwarasan dalam pencegahan dan pengendalian DBD melalui pembudayaan PSN 3M
Plus

2. Tujuan khusus
1) Peningkatan pemahaman masyarakat mengenai penyakit DBD
2) Peningkatan pemahaman masyarakat mengenai cara-cara pemberantasan penyakit
DBD
3) Terbentuknya jumanti di tiap keluarga

C. KEGIATAN
1. Judul :
2. Tempat dan waktu : Desa Kalipurwo, 03 Maret 2020
3. Pelaksanaan kegiatan :
a) Pembukaan
Acara dipandu oleh mc dari desa kalipurwo dan dibuka dengan membaca basmallah
bersama. Setelag acara dibuka, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia raya
dan poto bersama.
b) Sambutan dari Bapak Kepala Desa Kalipurwo selaku tuan rumah
Bapak kepala desa Kalipurwo menyampaikan bahwa sangat senang dengan
kedatangan teman-teman dari PPNI dan tim dari Puskesmas Kuwarasan untuk
kegiatan pada hari ini. Beliau berharap semoga kegiatan hari ini berjalan lancer dan
dapat bermanfaat untuk masyarakat di desa Kalipurwo
c) Sambutan ketua PPNI
Ketua PPNI Distrik karanganyar menyampaikan tujuan dari kegiatan ini pada peserta
dan berharap setelah kegiatan hari ini masyarakat dapat melaksanakan kegiatan PSN
tidak menunggu dari puskesmas tetapi dapat melakukannya secara mandiri
dikeluarga masing-masing setiap hari untuk mencegah penyebaran penyakit DBD.
d) Acara inti
Penyampaian materi oleh bapak Supardi mengenai penyakit demam berdarah,
penyebabnya, tanda gejala, fase penyakit dan pencegahan DBD. Materi terlampir
e) Diskusi

2
Acara diskusi dipandu oleh ibu Turmiyati sebagai moderator. Acara berjalan lancer.
Dan ada 4 pertanyaan yang disampaikan oleh warga yaitu :
- Ibu sutarmi : apakah konsumsi jambu biji benar bias meningkatkan trombosit kita
saat kita sudah terdiagnosa DBD ?
Jawab : Seperti diketahui pada penderita DBD, nilai trombosit mulai menurun
pada masa demam dan mencapai nilai terendah pada masa renjatan atau syok.
Jadi sebenarnya anggapan mengonsumsi jus jambu untuk menaikkan trombosit
itu salah kaprah. Sebenarnya yang terjadi adalah daya tahan tubuh meningkat
karena kandungan vitamin C dalam jambu biji. Ketika daya tahan tubuh
meningkat maka, trombosit penderita DBD akan naik secara perlahan dengan
sendirinya. Tidak hanya sekedar bergantung pada jus jambu biji tetapi pasien
DBD juga harus mengonsumsi makanan sehat dan bergizi yang berguna sebagai
pembangun daya tahan tubuh untuk melawan virus demam berdarah.

- Sdr. Kardoso : apakah ada cara memberantas nyamuk yang lain selain PSN?
Jawab : cara yang paling efektif dan efisien untuk memberantas nyamuk aedes
aegpty hanya dengan PSN. Tetapi ada beberapa cara sederhana dan murah yang
bias dilakukan untuk menangkap dan membasmii nyamuknya yaitu dengan
menggunakan botol bekas. Langkah-langkah pembuatannya yaitu :
1) Potong botol plastik di tengah. Simpan bagian atas/mulut botol.
2) Campur gula merah dengan air panas. Biarkan hingga dingin dan kemudian
tuangkan di separuh bagian potongan bawah botol.
3) Tambahkan ragi. Tidak perlu diaduk. Ini akan menghasilkan karbon-dioksida.
4) Pasang/masukkan potongan botol bagian atas dengan posisi terbalik seperti
corong.
5) Bungkus botol dengan sesuatu yang hitam, kecuali bagian atas, dan
diletakkan di beberapa sudut rumah Anda
6) Dalam dua minggu, akan melihat jumlah nyamuk yang mati di dalam botol.

- Bp. Parmin : bagaimana cara penggunaan abate yang benar ?


Cara penggunaan bubuk abate adalah dengan cara menaburkan bubuk tersebut ke
dalam wadah penampungan air kamar mandi dan wadah untuk air minum. Hal ini
dikarenakan biasanya wadah-wadah tersebut sering dihinggapi oleh nyamuk
sebagai tempat meletakkan telur-telur nyamuk yang akan menetas menjadi larva.
Ketika larva tersebut menetas, maka larva-larva nyamuk tersebut akan
mengonsumsi air di dalam wadah yang telah diberikan taburan bubuk abate.
Larva nyamuk yang mengonsumsi air yang telah bercampur Temephos pun
secara perlahan akan mati. Dosis abate adalah 1 gram untuk 10 liter air. Jadi, jika
di dalam wadah penampungan air berisikan 100 liter air, maka membutuhkan 10
gram bubuk abate. Abate bisa bekerja secara efektif dengan dosis yang sangat
rendah.

3
- Bp. Kuatmo : apakah fogging itu baik untuk PSN ?
Fogging hanya solusi sementara, bukan solusi jangka panjang untuk
menghentikan penyebaran penyakit DBD. Alasan mengapa fogging tidak efektif
dan tidak bisa dianggap sebagai solusi jangka panjang yaitu Fogging hanya
membunuh nyamuk dewasa dan hanya bersifat sementara. Larva nyamuk tidak
terpengaruh oleh fogging dan hanya butuh beberapa hari bagi mereka untuk
menetas.

f) Pelaksanaan kegiatan PSN


Kegiatan dilaksnakan tim PPNI bersama dengan warga desa kalipurwo dengan cara
door to door untuk melakukan pemeriksaan jentik nyamuk dan membagikan leaflet
tentang DBD.

4
BAB II
SITUASI DAN KONDISI LOKASI

A. LETAK GEOGRAFIS
PETA KALIPURWO N BATAS2NYA
B. KEADAAN LINGKUNGAN
JUMLAH PENDUDUK
URAIAN TENTANG LINGKUNGAN DIKALIPURWO
JUMLAH KASUS DBD

5
BAB III
PENCAPAIAN HASIL KEGIATAN

A. KEGIATAN PENYULUHAN DBD


Kegiatan penyuluhan DBD berjalan dengan lancar. Peserta yang hadir 35 orang, target
mencapai 87,5% dari yang diharapkan. Peserta aktif mendengarkan dan antusias dalam
pelaksanaan penyuluhan DBD.
Evaluasi dari kepuasaan peserta terhadap penyampaian informasi :
No Pernyataan Capaian
1 Kepuasan terhadap keramahan dan kesopanan petugas dalam 80%
menyampaikan materi
2 Kepuasan terhadap kejelasan informasi yang diberikan 74%
3 Kepuasan peserta terhadap metode penyampaian infromasi 74%
4 Kepuasan peserta terhadap media yang digunakan dalam 88%
penyampaian informasi
5 Kepuasaan peserta terhadap kesiapan pelaksanaan kegiatan 88%
6 Kepuasan peserta terhadap kenyamanan ruangan yang digunakan 45%
7 Kepuasan terhadap sarana dan prasarana diruangan 63%
8 Kepuasaan peserta terhadap ketersediaan konsumsi 100%
9 Kepuasaan peserta terhadap ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan 63%
10 Kepuasan peserta terhadap kesempatan bertanya yang diberikan 88%

Evaluasi pesesrta melalui 5 pertanyaan lisan yang disampaikan moderator, peserta mampu
menjawab dengan benar semua pertanyaan yang diajukan.

B. KEGIATAN PSN DILAPANGAN


Kegiatan PSN dilapangan dilaksanakan oleh semua peserta penyuluhan dengan metode door
to door dan dibagi dalam 3 tim untuk memeriksa jentik nyamuk dan pembagian leaflet pada
warga yang belum terpapar kegiatan penyuluhan DBD. Adapun hasil kegiatan yang
dilaksanakan yaitu : dari 27 KK yang diperiksan ABJ, ada 8 KK yang positif jentik nyamuk.
No Nama KK Pekerjaan Sex/Umur Alamat Pemeriksaan
L P Jentik
1 Tuhram Pedagang Kalipurwo Kontainer
dan ember
Kalipurwo
Kalipurwo
Kalipurwo
Kalipurwo
Kalipurwo
kalipurwo

6
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil pelaksanaan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk telah berjalan dengan baik
dan sesuai dengan yang direncanakan. Walaupun terdapat beberapa permasalahan yang ditemui
tetapi dapat diselesaikan dengan baik. Kegiatan pemberantasan nyamuk sebaiknya rutin
dilaksanakan untuk mengantisipasi sejak dini penyebaran penyakit demam berdarah.
Laporan hasil kegiata ini masih jauh dari kata sempura. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

7
BAB V
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. SAP
2. MATERI
3. LEAFLET
4. ABSENSI
5. GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai