DINKES MUBA
Narasumber :
Berkaitan dengan hal tersebut, kab. MUBA mempunyai suhu udara dan temperatur kelembaban yang
sangat mendukung perkembangan Aedes Aegypti serta sangat berpotensi terjadi penularan virus Demam
Berdarah. Maka dari itu kami Pemerintahan MUBA lewat sinergitas Pemerintah dibantu masyarakat
melalui Kader Jumantik tengah melakukan monitoring ke rumah-rumah warga serta pengaplikasian Bubuk
Abate pada tampat-tempat penampungan air milik warga. Mengingat musim penghujan yang mulai
dirasakan di kab. MUBA hal ini penting dilakukan untuk memutus perkembang biakan Nyamuk Aedes
Aegypti di tempat yang menjadi kebutuhan sehari-hari.
4. Mengapa pada musim hujan, kasus DBD sering naik?
Setiap bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 100 butir. Di tempat yang kering tanpa
air dapat bertahan berbulan – bulan pada suhu -2°C s.d 42°C dan bila tempat tersebut tergenang air atau
kelembabannya tinggi maka telur dapat menetas lebih cepat. Pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk
dewasa selama 9-10 hari dan umur nyamuk betina dapat mencapai 2-3 bulan. Nyamuk ini juga mempunyai
kebiasaan mengisap darah berulang kali.
6. Bagaimana jika ada anggota keluarga yang memiliki gejala seperti Demam Berdarah?
Prinsip dasar pengobatan DBD adalah penggantian cairan tubuh yang hilang jadi beri air minum sebanyak
– banyaknya dengan air yang sudah dimasak. Bisa juga diberi oralit. Berikan kompres air hangat dan obat
penurun panas seperti parasetamol. Jika dalam 2 hari panas tidak turun dan tanda perdarahan mulai keluar,
segera ke unit pelayanan kesehatan untuk segera mendapat pemeriksaan dan pertolongan.
7. Upaya apa yang dapat menjadi solusi utama pencegahan dan pengendalian penyakit Demam Berdarah?
Sejak tahun 1990 dilaksanakan upaya pemutusan rantai penularan secara terpadu melalui penyuluhan,
Pemberantasan sarang nyamuk (PSN), larvasidasi dan fogging fokus. Strategi pencegahan dan
pengendalian DBD yang cukup efektif saat ini adalah gerakan PSN dengan 3M Plus melalui gerakan 1
Rumah 1 Jumantik (G1R1J).
8. Apa itu jumantik dan apa tugasnya?
Jumantik merupakan singkatan dari Juru Pemantau Jentik. Tugasnya yaitu melakukan pengawasan dan
penyuluhan kepada masyarakat agar melakukan PSN dengan 3M Plus. Adanya Jumantik ini sudah terbukti
berhasil menurunkan kasus DBD di beberapa kota seperti Mojokerto, DKI Jakarta, dll. Idealnya, sesuai
arahan dari Kementerian Kesehatan, setiap rumah dan tempat umum harus ada 1 juru pemantau jentik
yang bisa dilaksanakan oleh siapapun. Misal di rumah : bisa ibu atau anggota keluarga lainnya. Sedangkan
di tempat umum misalnya di kantor oleh petugas kebersihan kantor, sekolah oleh petugas kebersihan
sekolah, pasar oleh petugas kebersihan pasar, kader, PKK, Saka Bakti Husada dll..
Gerakan 3M ini bisa dijadikan kegiatan sebelum dan selama musim penularan DBD dengan cara
melaksanakan Gerakan PSN 3 M dipimpin oleh kepala wilayah setempat dengan melibatkan warga
setempat agar populasi nyamuk penular dapat ditekan serendah – rendahnya sehingga KLB dapat dicegah.
Untuk itu upaya penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat harus dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan karena keberadaan jentik nyamuk berkaitan erat dengan perilaku masyarakat.
12. Apa yang ingin bapak himbau terkait peningkatan kasus DBD ini?
Peningkatan kasus DBD ini hampir di seluruh Kecamatan di Kabupaten MUBA, maka dari itu perlu
adanya kerjasama dari berbagai elemen masyarakat untuk memutus rantai penularan virus yang
disebabkan oleh Nyamuk Aedes Aegypti ini.
Melalui proses pembinaan dan pemberdayaan peran masyarakat yang didukung sepenuhnya oleh
Pemerintah Daerah melalui Perangkat Daerah terkait, penyebaran DBD di wilayah Musi Banyuasin bisa
dieliminir serta masyarakat Musi Banyuasin yang lebih sehat dan bebas dari DBD dapat terwujud