Anda di halaman 1dari 5

Nama : M.

Shadiqul Zikri

NIM : 2207501010065

Tugas Dr. H. Said Usman, S.Pd., M.Kes

Demam Berdarah Dengue Merupakan Permasalahan Lingkungan dan Penanggulangannya

Demam berdarah merupakan penyakit menular dengan kejadian terus menerus dinegara
berkembang. Meskipun pertumbuhan ekonomi berhasil dengan pesat tetapi pengendalian
penyakit ini belum tercapai karena telah terjadi perubahan siklus dari wabah menjadi kasus
musiman. Perubahan siklus ini berkontribusi dalam peningkatan frekuensi komplikasi dan
perkembangan penyakit yang lebih parah. Demam berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthopod-Borne,genus flavivirus dan
family faviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Deri genus Aedes, terutama
Aedes Aegpti.
Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok
umur. Munculnya penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat.
Direktorat Jendral (Ditjen) Depkes RI (2015) mengatakan bahwa DBD merupakan salah satu
penyakit menular yang sering menimbulkan wabah dan menyebabakan kematian terutama
pada anak
Di Indonesia kasus demam berdarah masuk dalam status kejadian luar biasa (KLB).
Status KLB tersebut ditandai dengan siklus atau perkembangan penyebaran DBD yang
semakin meningkat dari hari ke hari. Hal ini berujung pada meningkatnya jumlah kematian.
Meningkatnya kasus DBD juga di indikasi oleh musim hujan yang berlangsung pada bulan
April. Situasi lingkungan yang semerawut dan penataan kebersihan yang tidak mumpuni pada
musim hujan mengakibatkan munculnya beribu-ribu jentik nyamuk yang riskan akan DBD
pada tahun 2015 tercata sebanyak 126.675 penderita DBD di 34 propinsi di Indonesia, dan
1.229 orang diantarnya meninggal dunia.

Beberapa faktor lingkungan rumah yang dianggap berkontribusi terhadap terjadinya


penyakit DBD diantaranya kepadatan rumah, adanya tempat perindukan nyamuk, tempat
peristirahatan nyamuk, kepadatan nyamuk, angka bebas jentik. Keadaan kontainer (breeding
places) berpengaruh terhadap tingginya tingkat kepadatan vektor nyamuk Aedes, dimana
semakin banyak kontainer maka akan semakin banyak pula tempat perindukan serta semakin
padat populasi nyamuk sehingga resiko penularan penyakit DBD semakin tinggi. Resting
place juga merupakan media penting dalam proses pematangan telur nyamuk Aedes Aegypti.
Setelah beristirahat dan proses pematangan telur selesai, nyamuk betina akan meletakan
telurnya di dinding tempat perkembangbiakannya, sedikit di atas permukaan air.

Peningkatan penyebaran DBD ini disebabkan oleh lingkungan rumah yang kotorr, tidak
teraturnya pembuangan sampah, tergenangnya air hujan. Faktor lingkungan rumah secara
tunggal tidak berhubungan dengan kejadian demam berdarah Dengue, namun interaksi antara
lingkungn rumah yang beresiko dengan tingkat pendidikan rendah akan meningkatkan resiko
kejadian DBD sebesar 2,87 kali.

Berikut ini adalah cara mencegah DBD yang dapat kita lakukan secara bersama di
lingkungan sekitar kita dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Langkah ini biasa
disebut dengan 3M Plus, yaitu:

1. Menguras tempat penampungan air


2. Menutup tempat-tempat penampungan air
3. Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat
berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

Selain 3 M diatas yang dimaksud pada poin Plus antara lain

• Menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk


• Memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air
• Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
• Menggunakan obat anti nyamuk
• Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah
• Melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama
• Meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup
• Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras
• Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar

Cara yang paling utama adalah dengan memastikan Anda tidak digigit nyamuk Aedes
aegypti untuk menghindari penularan demam berdarah. Ini bisa dilakukan dengan menjaga
lingkungan tetap bersih, juga menggunakan penangkal nyamuk agar tidak berkembang biak
di rumah.

1. Menguras bak mandi seminggu sekali


Genangan air merupakan tempat bagi nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
Nyamuk betina pertama-tama akan bertelur pada dinding bak yang terisi air. Larva nyamuk
yang menetas dari telur kemudian akan mendapat makanan dari mikroorganisme di
sekitarnya. Seiring waktu, larva nyamuk akan tumbuh menjadi nyamuk dewasa. Keseluruhan
siklus ini berlangsung selama 8–10 hari dalam suhu ruang. Maka dari itu, menguras dan
membersihkan bak mandi minimal seminggu sekali adalah cara pencegahan DBD yang
paling utama. Kebiasaan ini dapat membasmi nyamuk Aedes aegypti serta memutus rantai
penularan demam berdarah.

2. Bersihkan juga wadah penampung air lainnya


Jangan hanya berhenti sampai di kamar mandi. Kita juga perlu menguras dan
membersihkan berbagai wadah lain di rumah yang menampung air untuk mencegah demam
berdarah. Perabotan seperti baskom, kaleng, vas atau pot bunga, ember, dan lain sebagainya
dapat menjadi sarang bagi nyamuk jika tidak rajin dikurasBuang wadah-wadah yang sudah
usang dan tidak terpakai agar tidak jadi tempat genangan air.
3. Pasang kasa dan kelambu nyamuk
Untuk cara mencegah nyamuk DBD masuk ke dalam rumah, kita bisa memasang kasa
pada setiap lubang ventilasi dan jendela. Kasa nyamuk ada berbagai macam, ada yang terbuat
dari kawat, magnet, bahkan sampai jaring-jaring rapat yang tipis namun kuat menghalau
masuknya nyamuk dari luar.
4. Jangan menumpuk atau menggantung baju terlalu lama
Membiarkan baju menumpuk atau tergantung begitu lama dapat menjadi tempat
favorit untuk dihinggapi nyamuk. Hal ini dikarenakan nyamuk menyukai aroma tubuh
manusia. Jika Anda memang harus menyimpan kembali baju yang baru dipakai, lipat
kemudian simpan pada tempat yang bersih dan tertutup.
5. Gunakan lotion atau krim antinyamuk
Lindungi diri dengan mengoleskan losion antinyamuk setiap kali akan bepergian
keluar rumah atau ke tempat terbuka. Ikuti petunjuk pemakaian yang tertera pada label
kemasan. Oleskan krim terutama pada bagian tubuh yang tidak tertutupi pakaian. Jangan
mengoleskan krim antinyamuk pada kulit yang tertutup pakaian.
6. Gunakan pakaian tertutup saat keluar rumah
Kita akan lebih rentan digigit nyamuk Aedes pada pagi dan sore hari. Sebagai cara
pencegahan penularan DBD dari diri sendiri, kenakanlah pakaian panjang yang menutupi
kulit. Agar pencegahan demam berdarah lebih efektif, semprotkan dulu obat permethrin pada
sepatu, celana/rok, kaos kaki, dan pakaian. Permethrin adalah obat yang mampu
melumpuhkan dan membunuh tungau, termasuk nyamuk.
7. Fogging
Selain rutin melindungi rumah pakai obat nyamuk semprot atau obat nyamuk bakar,
penting juga untuk membiasakan kegiatan fogging. Fogging adalah cara pencegahan demam
berdarah (DBD) secara massal dengan penyemprotan obat nyamuk yang mampu menjangkau
area lebih luas. Pencegahan demam berdarah (DBD) dengan fogging biasanya dilakukan
ketika masuk musim pancaroba atau ketika angka kasus demam berdarah di daerah Anda
mulai meningkat. Dilakukan dengan tepat, fogging tidak akan berisiko pada kesehatan Anda.
Namun agar tidak terlalu banyak menghirup asap, sebaiknya gunakan masker atau “evakuasi”
dulu ke tempat terbuka dengan aliran udara lancar.
8. Pangkas dan bersihkan tanaman liar di pekarangan rumah
Pekarangan hijau dan penuh bunga memang membuat penampilan rumah makin
cantik dan apik. Namun, kita harus rajin-rajin merawatnya agar tidak malah jadi sarang
nyamuk. Rerumputan lebat dan kumpulan ilalang liar yang tidak terawat dapat menjadi
sarang nyamuk tersembunyi. Terlebih ketika di musim hujan, tidak semua airnya terserap ke
dalam tanah. Kadang masih ada sisa-sisa genangan air yang bersembunyi di antara tanaman
yang tumbuh liar. Nah, di sinilah nyamuk akan bebas berkembang biak menelurkan ribuan
jentiknya. Babat rata dan rapikan perkarangan atau tanaman liar di sekitar rumah.
9. Vaksin DBD
Jika semua cara pencegahan di atas sudah semua Anda lakukan tapi masih takut akan
risiko DBD, dapatkan vaksin dengue di klinik atau rumah sakit terdekat. Ya, tidak banyak
yang tahu bahwa sebenarnya vaksin dengue sudah lama ada di Indonesia. Vaksin dengue pun
juga sudah disetujui oleh BPOM RI. Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dengan jarak antar
pemberian dosis per 6 bulan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan vaksin dengue
sebagai cara pencegahan demam berdarah sudah dapat diberikan pada orang-orang yang
berusia 9-45 tahun. Namun berdasarkan penelitian, vaksin dengue akan paling manjur jika
mulai diberikan pada anak berusia 9-16 tahun. Saat ini terdapat 10 negara di dunia yang telah
menyetujui penggunaan vaksin dengue selain Indonesia, yaitu Filipina, Vietnam, Thailand,
Malaysia, Brazil, Puerto Rico, Meksiko, Honduras, dan Kolombia.
10. Menjaga daya tahan tubuh
Langkah terpenting lainnya yang perlu dilakukan sebagai pencegahan DBD atau
demam berdarah adalah meningkatkan daya tahan tubuh Anda. Dengan sistem kekebalan
tubuh yang baik, risiko Anda terkena penyakit pun dapat dikurangi. Anda dapat melindungi
daya tahan tubuh dengan menerapkan kebiasaan hidup sehat. Mencegah demam berdarah
dengan cara banyak mengonsumsi berbagai jenis makanan sehat dapat meningkatkan daya
tahan tubuh sekaligus memenuhi kebutuhan nutrisi harian Anda

Anda mungkin juga menyukai