Anda di halaman 1dari 17

DHF

Dengue Haemoragic Fever

Kelompok 12
Anggota Tim:
• Satrio Dwie Fajriyanto
• Vanda Setya Israningrum
• Syasa Indriani Sampulawa
Latar Belakang
DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering disebut sebagai demam
berdarah. Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut sebagai penyakit (terutama
sering dijumpai pada anak) yang disebabkan oleh virus Dengue dengan gejala utama demam,
nyeri otot, dan sendi diikuti dengan gejala pendarahan spontan seperti; bintik merah pada
kulit, mimisan, bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau BAB berdarah.

Di Indonesia Penyakit DBD pertama kali ditemukan pada tahun 1968 di Surabaya dan
sekarang menyebar keseluruh propinsi di Indonesia. Timbulnya penyakit DBD ditenggarai
adanya korelasi antara strain dan genetik, tetapi akhir-akhir ini ada tendensi agen penyebab
DBD disetiap daerah berbeda. Hal ini kemungkinan adanya faktor geografik, selain faktor
genetik dari hospesnya. Selain itu berdasarkan macam manifestasi klinik yang timbul dan
tatalaksana DBD secara konvensional sudah berubah. Infeksi virus Dengue telah menjadi
masalah kesehatan yang serius pada banyak negara tropis dan sub tropis.
Definisi DHF
Dengue Haemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit infeksi virus akut yang disebabkan
oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne virus, genus flavivirus, famili flaviviridae.
Penyakit DHF ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, dan aedes albopictus dimana
faktor utama penyakit dari DHF sehingga terjadi sepanjang tahun dan bisa menyerang seluruh
kelompok umur mulai dari anak – anak hingga orang dewasa. Penyakit ini berkaitan dengan
kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat (Dinkes, 2015).

Demam berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit demam akut
terutama menyerang pada anak-anak, dan saat ini 4 cenderung polanya berubah ke orang
dewasa. Gejala yang ditimbulkan dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi
menimbulkan shock yang dapat menimbulkan kematian.
DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering disebut sebagai demam
berdarah.
Menurut para ahli, demam berdarah dengue disebut sebagai penyakit (terutama sering
dijumpai) yang disebabkan oleh virus Dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan
masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dengan gejala utama
demam, nyeri otot dan sendi diikuti dengan gejala pendarahan spontan seperti, bintik merah
pada kulit mimisan, bahkan pada keadaan yang parah disertai muntah atau BAB berdarah.
ETIOLOGI dhf
1. Virus dengue
Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus
(Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4
keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang
lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk dalam genus flavivirus ini berdiameter 40
nonometer dapat berkembang biak dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan baik
yang berasal dari sel – sel mamalia misalnya sel BHK (Babby Homster Kidney) maupun sel – sel
Arthropoda misalnya sel aedes Albopictus. (Soedarto, 1990; 36).
2. Vektor Virus
Dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui vektor yaitu nyamuk aedes aegypti,
nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain merupakan vektor
yang kurang berperan. Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi seumur
hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe jenis
yang lainnya (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000; 420).
Nyamuk Aedes Aegypti maupun Aedes Albopictus merupakan vektor penularan virus dengue
dari penderita kepada orang lainnya melalui gigitannya nyamuk Aedes Aegyeti merupakan
vektor penting di daerah perkotaan (Viban) sedangkan di daerah pedesaan (rural) kedua
nyamuk tersebut berperan dalam penularan.
LANJUTAN

Nyamuk Aedes berkembang biak pada genangan Air bersih yang terdapat bejana – bejana yang
terdapat di dalam rumah (Aedes Aegypti) maupun yang terdapat di luar rumah di lubang –
lubang pohon di dalam potongan bambu, dilipatan daun dan genangan air bersih alami lainnya
( Aedes Albopictus). Nyamuk betina lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang
hari terutama pada waktu pagi hari dan senja hari. (Soedarto, 1990 ; 37).

3. Host
Jika seseorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan mendapatkan
imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi
virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya. Dengue Haemoragic Fever
(DHF) akan terjadi jika seseorang yang pernah mendapatkan infeksi virus dengue tipe tertentu
mendapatkan infeksi ulangan untuk kedua kalinya atau lebih dengan pula terjadi pada bayi
yang mendapat infeksi virus dengue untuk pertama kalinya jika ia telah mendapat imunitas
terhadap dengue dari ibunya melalui plasenta. (Soedarto, 1990 ; 38).
Cir-ciri nyamuk aedes aegypti

Menurut Nadezul (2007), nyamuk Aedes aegypti telah lama diketahui


sebagai vektor utama dalam penyebaran penyakit DBD, adapun ciri-cirinya adalah
sebagai berikut:

• Badan kecil berwarna hitam dengan bintik-bintik putih.


• Jarak terbang nyamuk sekitar 100 meter.
• Umur nyamuk betina dapat mencapai sekitar 1 bulan.
• Menghisap darah pada pagi hari sekitar pukul 09.00-10.00 dan sore hari
• pukul 16.00-17.00. 5. Nyamuk betina menghisap darah unuk pematangan sel telur,
sedangkan nyamuk jantan memakan sari-sari tumbuhan.
• Hidup di genangan air bersih bukan di got atau comberan.
• Di dalam rumah dapat hidup di bak mandi, tempayan, vas bunga, dan tempat air
minum burung. Di luar rumah dapat hidup di tampungan air yang ada di dalam drum,
dan ban bekas.
Faktor resiko dhf

• Kepadatan Hunian Rumah


Kepadatan penghuni adalah perbandingan jumlah penghuni dengan luas rumah
dimana berdasarkan standar kesehatan adalah 10 m2 per penghuni, semakin luas lantai
rumah maka semakin tinggi pula kelayakan hunian sebuah rumah. Risiko warga yang
tinggal di rumah yang memiliki hunian yang padat untuk terkena Demam Berdarah
Dengue 4,28 kali lebih besar dibandingkan dengan warga yang tinggal di rumah yang
memiliki hunian yang tidak padat.
2. Ventilasi Rumah
Pemakaian kawat kasa pada ventilasi rumah adalah salah satu upaya untuk mencegah
penyakit DBD. Pemakaian kawat kasa pada setiap lubang ventilasi yang ada dalam rumah
bertujuan agar nyamuk tidak masuk ke dalam rumah dan menggigit manusia. Risiko
warga di dalam rumah dengan ventilasi yang tidak berkasa untuk terkena DBD 9,04 kali
lebih besar dibandingkan dengan warga yang memiliki ventilasi udara yang berkasa.
Faktor resiko dhf

3. Kelembaban
Kelembaban merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tingkat
kenyamanan penghuni suatu rumah. Kondisi kelembaban udarah dalam ruangan
dipengaruhi oleh musim. kondisi udara luar, kondisi ruangan yang kebanyakan tertutup.
Risiko warga yang tinggal di rumah yang lembab untuk terkena Demam Berdarah Dengue
3,36 kali lebih besar dibandingkan dengan responden yang tinggal di rumah yang tidak
lembab.

4. Suhu
Keberhasilan perkembangan nyamuk aedes aegypti ditentukan oleh tempat perindukan
yang dibatasi oleh temperatur tiap tahunnya dan perubahan. Salah satu faktor
lingkungan yang mempengaruhi perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes aegypti adalah
suhu udara. Nyamuk aedes aegypti sangat rentan terhadap suhu udara. Dalam waktu
tiga hari telur nyamuk telah mengalami embriosasi lengkap dengan temperatue udara
25-30°C. Namun telur akan mencoba menetas 7 hari pada air dengan suhu 16°C. Telur
nyamuk ini akan berkembang pada air dengan suhu udara 20-30°C. (Lestari,2007)
pencegahan dhf
Cara mencegah DHF :
Agar terlindung dari virus dan nyamuk penyebab DBD, ada beberapa cara yang dapat Anda
lakukan, di antaranya:
1. Memasang kelambu dan kasa
Memasang kelambu di tempat tidur serta kasa di pintu dan jendela bisa menjadi cara
mencegah demam berdarah dengue. Kelambu dan kasa dapat menghalangi nyamuk dari
luar rumah masuk ke dalam rumah dan menggigit Anda. Selain itu, tutup semua lubang yang
ada pada jendela dan pintu di rumah agar nyamuk tidak bisa masuk.
2. Menyalakan AC atau kipas angin
Beberapa riset menunjukkan bahwa aliran udara dari kipas angin atau AC dapat mencegah
nyamuk terbang mendekati tubuh. Selain itu, nyamuk pembawa virus dengue dapat
mendeteksi aroma tubuh saat hendak menggigit kulit. Penggunaan kipas atau AC dipercaya
dapat menyebarkan bau alami tubuh di ruangan, sehingga nyamuk akan kebingungan
mencari sumber bau yang sesungguhnya.
3. Menggunakan obat nyamuk
Anda juga dapat menggunakan obat nyamuk semprot atau oles untuk mencegah gigitan
nyamuk demam berdarah. Namun, pastikan Anda memilih obat nyamuk yang mengandung
bahan-bahan kimia aman, seperti DEET, picaridin, atau IR3535. Jika ingin menggunakan
bahan alami, Anda bisa memilih minyak kayu putih (eukaliptus) atau minyak esensial yang
terbuat dari lavender, lemon, peppermint, atau serai.
pencegahan dhf

4. Mengenakan pakaian tertutup


Untuk mencegah gigitan nyamuk, Anda juga bisa menggunakan baju berlengan panjang,
celana panjang, dan kaus kaki saat beraktivitas di luar ruangan. Pastikan Anda memilih
bahan pakaian yang dapat menyerap keringat agar Anda tidak merasa kepanasan.
5. Menerapkan 3M
Program 3M merupakan langkah pemerintah untuk mencegah penularan virus dengue di
tengah masyarakat. Program ini meliputi membersihkan tempat penampungan air, seperti
bak kamar mandi, kolam ikan, dan vas bunga, menutup wadah air, serta mendaur ulang
barang-barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
6. Memperoleh vaksin dengue
Sejak September 2016, vaksin dengue telah tersedia di Indonesia. Vaksin ini dapat
diberikan kepada anak usia di atas 9 tahun dan orang dewasa. Meski tidak dapat
mencegah gigitan nyamuk, vaksin ini dapat mencegah timbulnya gejala DBD berat. Akan
tetapi, efektivitas vaksin dengue sejauh ini masih belum pasti dan vaksin tersebut juga
tidak disarankan untuk diberikan kepada orang yang belum pernah terpapar virus dengue
sebelumnya. Oleh karena itu, Anda perlu berkonsultasi ke dokter jika ingin mendapatkan
vaksin dengue.
komplikasi dhf

Komplikasi DHF menurut Smeltzer dan Bare (2012) adalah perdarahan, kegagalan sirkulasi,
Hepatomegali, dan Efusi pleura.
1. Perdarahan Perdarahan pada DHF disebabkan adanya vaskuler, penurunan jumlah
trombosit (trombositopenia) <100.000/mm³ dan koagulopati, trombositopenia, dihubungkan
dengan meningkatnya megakoriosit muda dalam sumsum tulang dan pendeknya masa
hidup trombosit. Tendensi perdarahan terlihat pada uji tourniquet positif, peteke, purpura,
ekimosis, dan perdarahan saluran cerna, hematemesisdan melena.

2. Kegagalan sirkulasi Dengue Sindrom Syok (DSS) biasanya terjadi sesudah hari ke 2–7,
disebabkan oleh peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga terjadi kebocoran plasma,
efusi cairan serosa ke rongga pleura dan peritoneum, hipoproteinemia, hemokonsentrasi
dan hipovolemi yang mengakibatkan 26 berkurangnya aliran balik vena (venous return),
prelod, miokardium volume sekuncup dan curah jantung, sehingga terjadi disfungsi atau
kegagalan sirkulasi dan penurunan sirkulasi jaringan.
komplikasi dhf

Dengue Sindrom Syok (DSS) juga disertai dengan kegagalan hemostasis mengakibatkan
perfusi miokard dan curah jantung menurun, sirkulasi darah terganggu dan terjadi iskemia
jaringan dan kerusakan fungsi sel secara progresif dan irreversibel, terjadi kerusakan sel dan
organ sehingga pasien akan meninggal dalam 12-24 jam.

3. Hepatomegali Hati umumnya membesar dengan perlemahan yang berhubungan dengan


nekrosis karena perdarahan, yang terjadi pada lobulus hati dan sel sel kapiler. Terkadang
tampak sel netrofil dan limposit yang lebih besar dan lebih banyak dikarenakan adanya
reaksi atau kompleks virus antibody.

4. Efusi pleura Efusi pleura karena adanya kebocoran plasma yang mengakibatkan
ekstravasasi aliran intravaskuler sel hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya cairan
dalam rongga pleura bila terjadi efusi pleura akan terjadi dispnea, sesak napas.
Manifestasi Klinis Infeksi
Virus Dengue

1.Demam
Demam terjadi secara mendadak berlangsung selama 2 – 7 hari kemudian turun menuju
suhu normal atau lebih rendah. Bersamaan dengan berlangsung demam, gejala – gejala
klinik yang tidak spesifik misalnya anoreksia. Nyeri punggung , nyeri tulang dan persediaan,
nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyetainya. (Soedarto, 1990 ; 39).

2.Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada hari ke 2 dan 3 dari demam dan umumnya terjadi pada
kulit dan dapat berupa uji tocniguet yang positif mudah terjadi perdarahan pada tempat
fungsi vena, petekia dan purpura. ( Soedarto, 1990 ; 39). Perdarahan ringan hingga sedang
dapat terlihat pada saluran cerna bagian atas hingga menyebabkan haematemesis. (Nelson,
1993 ; 296). Perdarahan gastrointestinat biasanya di dahului dengan nyeri perut yang hebat.
(Ngastiyah, 1995 ; 349).
Manifestasi Klinis Infeksi
Virus Dengue

3.Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun pada anak yang kurang
gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari hepatomegali dan hati teraba kenyal harus
di perhatikan kemungkinan akan tejadi renjatan pada penderita (Soederita, 1995 ; 39).

4.Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya penderita, dimulai dengan
tanda – tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan,
jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya
menunjukan prognosis yang buruk. (soedarto ; 39).
Patofisiologi dhf

Fenomena pathofisiologi yang utama pada penderita DHF adalah meningkatnya


permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan tejadinya perembesan plasma ke ruang
ekstraseluler. Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk ke dalam tubuh penderita
adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri
otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit ( petekie ),
hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti pembesaran kelenjar
getah bening, pembesaran hati ( hepatomigali ) dan pembesaran limpa ( spenomegali ).

Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya volume plasma,


terjadinya hipotensi, hemokosentrasi, dan hipoproteinemia, serta efusi rejatan ( syok ).
Hemokosentrasi ( peningkatan hematokrit lebih besar 20 % ) menunjukan atau
menggambarkan adanya kebocoran ( perembesan ) plasma ( plasma leakage ) sehingga nilai
hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai