Anda di halaman 1dari 10

DEMAM BEDARAH DENGUE

Disusun oleh :
NATASYAAPRILIA
YULIARTATI
Dosen Pembimbing :
Budi Arianto PS, SKM, M.Kes

PROGRAM STUDY DIV


KESEHATAN LINGKUNGAN
POLTEKKES KEMENKES ACEH 2019
A. DEFINISI DEMAM BERDARAH DEUNGUE
Demam berdarah dengue atau biasa disingkat DBD adalah penyakit
menular akibat virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini
disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue.
DBD dulu sempat disebut penyakit “break-bone” karena kadang menyebabkan
nyeri sendi dan otot yang membuat tulang terasa retak.
DBD taraf awal menyebabkan demam tinggi, ruam, dan nyeri otot dan
sendi. Sementara demam berdarah yang parah, juga dikenal sebagai dengue
hemorrhagic fever (demam dengue), dapat menyebabkan perdarahan serius,
penurunan tekanan darah yang tiba-tiba (shock), dan kematian.

Jutaan kasus infeksi DBD terjadi setiap tahunnya di seluruh dunia. Kondisi
ini dapat terjadi pada siapa pun tanpa mengenal status, jenis kelamin, dan usia.
Penyakit akibat gigitan nyamuk ini paling sering menyerang di area tropis dan
subtropis, selama musim hujan dan setelah musim hujan:
 Afrika
 Asia Tenggara dan Tiongkok
 India
 Timur Tengah
 Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan
 Australia, Pasifik Selatan dan Pasifik Tengah

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa kasus demam berdarah


di seluruh dunia meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Diperkirakan
ada sekitar 50-100 juta kasus demam berdarah setiap tahun, dan sekitar setengah
dari populasi manusia di dunia berisiko terkena penyakit ini.
Terdapat 3 jenis demam dengue, demam berdarah dengue, dan dengue shock
syndrome. Berikut adalah penjelasannya:
1. Demam dengue
Gejala demam dengue klasik biasanya diawali dengan demam tinggi (>40
ºCelsius) selama 4-7 hari setelah digigit nyamuk, serta:
 Sakit kepala parah
 Nyeri pada bagian belakang mata
 Nyeri otot dan sendi parah
 Mual dan muntah
 Ruam
Ruam mungkin muncul di seluruh tubuh 3 sampai 4 hari setelah demam,
kemudian berkurang setelah 1 hingga 2 hari. Anda mungkin mengalami ruam
kedua beberapa hari kemudian.
2. Demam berdarah dengue (Dengue hemorrhagic fever)
Gejala dari dengue hemorrhagic fever meliputi semua gejala dari demam
dengue, ditambah:
 Muntah terus menerus
 Sakit perut parah
 Sulit bernapas setelah demam awal mereda
 Kerusakan pada pembuluh darah dan getah bening
 Perdarahan dari hidung, gusi, atau di bawah kulit, menyebabkan memar
berwarna keunguan
Selama 24 hingga 48 jam kedepan, kapiler darah di seluruh tubuh mulai bocor.
Komponen darah yang bocor dapat mengalir dan membanjiri rongga perut
(peritoneum) dan rongga paru-paru. Perdarahan juga dapat berisiko menimbulkan
kerusakan pada kelenjar getah bening dan pembesaran hati. Jenis penyakit dengue
ini dapat menyebabkan kematian.
3. Dengue shock syndrome
Gejala dari dengue shock syndrome adalah yang paling parah. Gejala demam
syok meliputi semua gejala dengue dan demam berdarah dengue, ditambah:
 Kebocoran di luar pembuluh darah
 Perdarahan parah
 Shock (tekanan darah sangat rendah)
Jenis penyakit ini biasanya terjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang
mengalami infeksi dengue kedua kalinya. Jenis penyakit ini seringkali berakibat
fatal, terutama pada anak-anak dan dewasa muda.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda
memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan
dokter Anda.
B. TEORI SIMPUL DBD
Simpul 1
Sumber Penyakit
Sumber penyakit adalah titik yang secarakonstan mengeluarkan agent
penyakit.Agent penyakit itu sendiri adalah komponenlingkungan yang
dapat menimbulkangangguan penyakit melalui kontak secaralangsung ataupun
melalui media perantara (yang juga komponen lingkungan).
Pada penyakit Demam Berdarah Dengue, sumber penyakit yaitu virus
dengue yang terdapat pada nyamuk Aedes aegypti. Virus dengue (serotype :1-4),
sejenis virus yang tergolong arbovirus yang masuk ke dalam tubuh manusia
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Virus dengue merupakan anggota
family Flaviviridae, ada empat tipe virus penyebab DBD, yaitu DEN-1, DEN-2,
DEN-3, dan DEN-4.Masing-masing dari virus ini dapat dibedakan melalui isolasi
virus di laboratorium. Infeksi oleh satu tipe virus dengue akan memberikan
imunitas yang menetap terhadap infeksi virus yang sama pada masa yang akan
datang. Namun, hanya memberikan imunitas sementara dan parsial terhadap
infeksi tipe virus lainnya.

Simpul 2
Media Transmisi Penyakit
Media transmisi tidak akan memiliki potensi penyakit kalau didalamnya
tidak mengandung bibit penyakit atau agent penyakit. Penyakit dalam lingkungan
dapat menyebar melalui perantara udara, air, tanah/pangan, binatang/serangga,
dan manusia/langsung.
Media transmisi penyakit Demam Berdarah Dengue adalah nyamuk Aedes
aegypti.Nyamuk ini berkembangbiak di tempat dengan genangan air bersih yang
mungkin tersebar di dalam dan di luar pekarangan rumah/bangunan. Bionomik
nyamuk yang sudah berubah, serta kondisi sanitasi lingkungan yang tidak baik,
akan sangat menunjang penyebaran penyakit DBD.

Simpul 3
Perilaku Pemajanan (Behavioural Exposure)
Perilaku pemajanan adalah kontak antara manusia dengan komponen
lingkungan yang mengandung potensi bahaya penyakit.Agent penyakit masuk ke
dalam tubuh melalui satu proses “hubungan interaktif”. Hubungan interaktifini
terjadi antara komponen lingkungan dengan perilaku penduduk dalam konsep
yang disebut perilakupemajanan.
Penyakit DBD dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk.Darah orang yang
sedang demam akut (viremia) setelah melalui fase intrinsik selama 8 sampai 10
hari, sangat berpotensi menularkan penyakit DBD. Bila darah orang tersebut
dihisap oleh nyamuk maka virus dengue akan berada dalam tubuh nyamuk dan
ketika nyamuk menggigit orang lain maka virus yang terdapat dalam kelenjar liur
nyamuk akan masuk ke dalam tubuh orang yang digigit. Setelah itu masa inkubasi
virus di dalamtubuh manusia sekitar 3 -14 hari (rata-rata 4-6 hari).

Simpul 4
Kejadian Penyakit
Penyakit merupakan “out come” hubungan interaktif antara penduduk
denganlingkungan yang memiliki potensi bahayagangguan kesehatan.Penyakit
dapat menyebabkan kelainan bentuk, kelainan fungsi, kelainan genetik, sebagai
hasilinteraksi dengan lingkungan fisik dan social.
Simpul 4 akan membahas terjadinya penyakit pada tubuh pasien dimana
dapat mencakup 2 kemungkinan yaitu pasien dapat sakit atau tidak. Pada penyakit
DBD, pasien yang tidak sakit akan terjadi bila daya tahan tubuh pasien kuat,
sedangkan pasien yang memiliki daya tahan tubuh kurang akan mengalami sakit
yang terjadi setelah pasien digigit oleh nyamuk Aedes betina yang mengandung
virus dengue.
Berikut merupakan tanda-tanda atau gejala penyakit DBD dari Permenkes
No. 581 tahun 1992 yaitu:
a. Hari pertama sakit: panas mendadak terus-menerus, badan lemah/lesu.
Pada tahapini sulit dibedakan dengan penyakit lain
b. Hari kedua atau ketiga: timbul bintik-bintik perdarahan, lebam, atau ruam
pada kulitmuka, dada, lengan, atau kaki dan nyeri ulu hati. Kadang-kadang
mimisan, berakdarah atau muntah darah. Bintik perdarahan mirip dengan
bekas gigitan nyamuk.Untuk membedakannya kulit diregangkan; bila
hilang bukan tanda penyakit demamberdarah dengue.
c. Antara hari ketiga sampai ketujuh, panas turun secara tiba-tiba.
Kemungkinan yangselanjutnya:
1) Penderita sembuh, atau
2) Keadaan memburuk yang ditandai dengan gelisah, ujung tangan dan
kaki dingin,banyak mengeluarkan keringat.Bila keadaan berlanjut, terjadi
renjatan 9lemah lunglai, denyut nadi lemah atautak teraba).Kadang-
Kadang Kesadarannya menurun.
Simpul 5
Cara Pengendalian
1. Pengendalian secara fisik dan mekanis
- Modifikasi dan manipulasi lingkungan perindukan (3M (Menguras,
Mengubur dan Menutup), PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk),
pembersihan lumut, penimbunan, pengeringan, pengaturan dan
perbaikan aliran air, pembersihan tanaman air dan semak belukar, dan
lain-lain)
- Pemasangan kelambu
- Memakai baju lengan panjang
- Pemasangan kawat kassa
2. Pengendalian secara kimia
- Surface spray (IRS)
- Kelambu berinsektisida
- Larvasida
- Abatisasi
- Space spray (pengkabutan panas/foging dan dingin/ULV)
- Menggunakan zat penolak (Repelent)
- Obat nyamuk (bakar, cair dan spray)
3. Pengendalian secara biologi
- Predator pemakan jentik seperti ikan
- Menggunakan Bakteri dan parasit pada vektor
- Manipulasi gen seperti penggunaan jantan mandul
- Memanfaatkan tanaman pengusir nyamuk (Zodia, selasih, bunga
tembelekan, bunga lavender dan geranium)
- Insektisida hayati (ekstrak tumbuh-tumbuhan)
- Sterilisasi pada nyamuk dewasa
- Penggunaan hewan sebagai umpan nyamuk (cattle barrier)
4. Kebijakan pemerintah tentang penyakit DBD Kepmenkes No. 581 tahun
1992 tentang pemberantasan penyakit demam berdarah dengue (DBD)
Upaya pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dilaksanakan dengan
cara tepat guna oleh pemerintah dengan peran serta masyarakat yang meliputi :
(1) pencegahan, (2) penemuan, pertolongan dan pelaporan, (3) penyelidikan
epidemiologi dan pengamatan penyakit demam berdarah dengue, (4)
penanggulangan seperlunya, (5) penanggulangan lain dan (6) penyuluhan.
1. PENCEGAHAN
Pencegahan dilaksanakan oleh masyarakat di rumah dan Tempat umum
dengan melakukan Pemberantasan sarang Nyamuk (PSN) yang meliputi:
a. menguras tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu
sekali, atau menutupnya rapat-rapat.
b. Mengubur barang bekas yang dapat menampung air
c. Menaburkan racun pembasmi jentik (abatisasi)
d. Memelihara ikan
e. Cara-cara lain membasmi jentik.
2. PENEMUAN, PERTOLONGAN DAN PELAPORAN
Penemuan, pertolongan dan pelaporan penderita penyakit demam berdarah
dengue dilaksanakan oleh petugas kesehatan dan masyarakat dengan cara-
cara sbb:
a. Keluarga yang anggotanya menunjukkan gejala penyakit demam
berdarah dengue memberikan pertolongan pertama (memberi minum
banyak, kompres dingin dan obat penurun panas yang tidak
mengandung asam salisilat) dan dianjurkan segera memeriksakan
kepada dokter atau unit pelayanan kesehatan.
b. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan, penentuan diagnosa dan
pengobatan/perawatan sesuai dengan keadaan penderita dan wajib
melaporkan kepada puskesmas.
c. Kepala keluarga diwajibkan segera melaporkan kepada lurah/kepala
desa melalui kader, ketua RT/RW, Ketua Lingkungan/Kepala Dusun.
d. Kepala asrama, ketua RT/RW, Ketua Lingkungan, Kepala Dusun yang
mengetahui adanya penderita/tersangka diwajibkan untuk melaporkan
kepada Puskesmas atau
melalui lurah/kepala desa.
e. Lurah/Kepala Desa yang menerima laporan, segera meneruskannya
kepada puskesmas.
f. Puskesmas yang menerima laporan wajib melakukan penyelidikan
epidemiologi dan
pengamatan penyakit.
3. PENGAMATAN PENYAKIT DAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
a. pengamatan penyakit dilaksanakan oleh Puskesmas yang menemukan
atau ` menerima laporan penderita tersangka untuk:
1) Memantau situasi penyakit demam berdarah dengue secara teratur
sehingga kejadian luar biasa dapat diketahui sedini mungkin
2) Menentukan adanya desa rawan penyakit demam berdarah dengue.
b. Penyelidikan epidemiologi dilaksanakan oleh petugas kesehatan
dibantu oleh masyarakat, untuk mengetahui luasnya penyebaran
penyakit dan langkah-langkah untuk membatasi penyebaran penyakit
sebagai berikut:
1) Petugas Puskesmas melakukan penyelidikan epidemiologi.
2) Keluarga penderita dan keluarga lain disekitarnya membantu
kelancaran pelaksanaan penyelidikan.
3) Kader, Ketua RT/RW, Ketua lingkungan, Kepala Dusun, LKMD,
membantu petugas kesehatan dengan menunjukkan rumah
penderita/tersangka dan mendampingi petugas kesehatan dalam
pelaksanaan penyelidikan epidemiologi.
c. Kepala Puskesmas melaporkan hasil penyelidikan epidemiologi dan
adanya kejadian luar biasa kepada Camat dan Dinas Kesehatan Dati II,
disertai rencana penanggulangan seperlunya.
4) PENANGGULANGAN SEPERLUNYA
a. Penanggulangan seperlunya dilakukan oleh petugas kesehatan dibantu
oleh masyarakat untuk membatasi penyebaran penyakit.
b. Jenis kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan hasil penyelidikan
epidemiologi sebagai berikut:
1) Bila:
- ditemukan penderita/tersangka demam berdarah dengue lainnya
138 atau
- ditemukan 3 atau lebih penderita panas tanpa sebab yang jelas dan
ditemukan jentikdilakukan penyemprotan insektisida (2 siklus
interval 1 minggu) disertai penyuluhan di rumah
penderita/tersangka dan sekitarnya dalam radius 200 meter dan
sekolah yang bersangkutan bila penderita/tersangka adalah anak
sekolah.
2) Bila terjadi Kejadian Luar Biasa atau wabah, dilakukan
penyemprotan insektisida (2 siklus dengan interval 1 minggu) dan
penyuluhan di seluruh wilayah yang terjangkit.
3) Bila tidak ditemukan keadaan seperti di atas, dilakukan
penyuluhandi RW/Dusun yang bersangkutan.
c. Langkah Kegiatan
1) Pertemuan untuk musyawarah masyarakat desa dan
RW/Lingkungan/Dusun
2) Penyediaan tenaga untuk pemeriksa jentik dan penyuluhan
C. KESIMPULAN
Demam berdarah dengue atau biasa disingkat DBD adalah penyakit menular
akibat virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini
disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue.
Teori simpul DBD :
 Simpul 1 ( Sumber penyakit )
Pada penyakit Demam Berdarah Dengue, sumber penyakit yaitu virus
dengue yang terdapat pada nyamuk Aedes aegypti
 Simpul 2 (Media Transmisi Penyakit )
Media transmisi penyakit Demam Berdarah Dengue adalah nyamuk
Aedes aegypti.Nyamuk ini berkembangbiak di tempat dengan
genangan air bersih yang mungkin tersebar di dalam dan di luar
pekarangan rumah/bangunan.
 Simpul 3 (Perilaku Pemajanan (Behavioural Exposure) )
Penyakit DBD dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk.Darah orang
yang sedang demam akut (viremia) setelah melalui fase intrinsik
selama 8 sampai 10 hari, sangat berpotensi menularkan penyakit DBD.
 Simpul 4 (Kejadian Penyakit)
Simpul 4 akan membahas terjadinya penyakit pada tubuh pasien
dimana dapat mencakup 2 kemungkinan yaitu pasien dapat sakit atau
tidak. Pada penyakit DBD, pasien yang tidak sakit akan terjadi bila
daya tahan tubuh pasien kuat, sedangkan pasien yang memiliki daya
tahan tubuh kurang akan mengalami sakit.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.scribd.com/doc/211969446/TEORI-SIMPUL#scribd
2. http://slideplayer.info/slide/2877905/
3. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33719/5/Chapter%20I.pdf
4. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
2011. Modul Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai