Anda di halaman 1dari 15

ENGLA MERIZKA, M.

BIOMED
Apa itu penyakit Demam Berdarah . . ?
Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue.

Virus ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.

Aedes aegypti yang hidup dan tinggal di daerah beriklim tropis dengan suhu lembab.

Demam dengue juga disebut sebagai "breakbone fever" atau "bonebreak fever" (demam sendi), karena demam tersebut dapat
menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah.

Sejumlah gejala dari demam dengue adalah demam; sakit kepala; kulit kemerahan yang tampak seperti campak; dan nyeri otot dan
persendian.
Terminologi Demam Berdarah

Istilah "breakbone fever" pertama kali digunakan oleh Benjamin


Rush, seorang dokter dan merupakan Bapak Pendiri Amerika
Serikat "Bapak Pendiri".

Pada 1789, Rush menggunakan istilah "breakbone fever" dalam


laporan mengenai kejadian luar biasa dengue 1780 di Philadelphia.
Kasus penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila, Filipina pada
tahun 1953.

Kasus di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di Surabaya dan


Jakarta dengan jumlah kematian sebanyak 24 orang.
Epidemiologi Demam Berdarah
Host (Pejamu) :

1. Gizi
2. Jenis Kelamin
3. Umur
4. Etnik/genetik
5. Kekebalan

Agent (Penyebab) :
Environment (Lingkungan):
1. Kelembaban nisbi
1. Tipe Virus
2. Cuaca
2. Virulensi Virus 3. Ketinggian Tempat Tinggal
3. Galur Virus 4. Perilaku Masyarakat
5. Kepadatan Larva + nyamuk dewasa
Etiologi Demam Berdarah

Nyamuk yang menggigit dan


menularkan virus ini adalah dari jenis
betina. Nyamuk ini hidup dan
Penyakit DBD disebabkan oleh berkembang pada tempat-tempat
Virus Dengue. Virus tersebut
termasuk dalam group B penampungan air bersih yang tidak
Arthropod borne viruses berhubungan dengan tanah, seperti : bak
(arboviruses). mandi/WC, tempat penyimpanan air.

Virus yang banyak berkembang di


masyarakat adalah virus dengue.
Deman berdarah adalah adalah
penyakit menular yang disebabkan
oleh virus Dengue dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypt.
Nyamuk penyebab deman berdarah ini menggigit pada pagi dan
sore hari.

Nyamuk ini dapat menggigit beberapa kali setiap hari sehingga dia
bisa menularkan virus dari satu orang ke orang kali dalam satu hari
(dr. Suhendro, SpPD,2007).

Perkembangan nyamuk dari telur hingga dewasa memerlukan


waktu sekitar 10-12 hari. Kemampuan terbang berkisar antara 40-
100 meter dari tempat berkembang biaknya.

Tempat istirahat yang disukainya adalah benda-benda yang


bergantung di dalam rumah, seperti gordyn, kelambu, baju/pakaian
kamar yang gelap dan lembab.
Patogenesis Demam Berdarah

Nyamuk Aedes yang sudah terinfesi virus dengue, akan Setelah masuk ke dalam tubuh manusia, virus de-ngue akan
tetap infektif sepanjang hidupnya dan terus menularkan menuju organ sasaran yaitu sel kuffer hepar, endotel
kepada individu yang rentan pada saat menggigit dan pembuluh darah, nodus limpaticus, sumsum tulang serta
menghisap darah. paru-paru.

Beberapa penelitian menunjukkan, sel monosit dan


makrofag mempunyai peran pada infeksi ini, dimulai
Infeksi ini menimbulkan reaksi immunitas protektif
dengan menempel dan masuknya genom virus ke dalam sel
terhadap serotipe virus tersebut tetapi tidak ada cross
dengan bantuan organel sel dan membentuk komponen
protective terhadap serotipe virus lainnya.
perantara dan komponen struktur virus. Setelah komponen
struktur dirakit, virus dilepaskan dari dalam sel.
Patogenesis Demam Berdarah
Bukti yang kuat bahwa mekanisme imunopatologis berperan dalam terjadinya demam berdarah dengue dan sindrom renjatan dengue :

Respon imun yang diketahui berperan dalam pathogenesis DBD adalah :

a) Respon humoral berupa pembentukan antibody yang berparan dalam proses netralisasi virus, sitolisis yang dimeasi komplemen dan sitotoksisitas yang dimediasi antibody.
Antibody terhadap virus dengue berperan dalam mempercepat replikasi virus pad monosit atau makrofag. Hipotesis ini disebut antibody dependent enhancement (ADE);

b) Limfosit T baik T-helper (CD4) dan T sitotoksik (CD8) berepran dalam respon imun seluler terhadap virus dengue. Diferensiasi T helper yaitu TH1 akan memproduksi interferon gamma,
IL-2 dan limfokin, sedangkan TH2 memproduksi IL-4, IL-5, IL-6 dan IL-10;

c) Monosit dan makrolag berperan dalam fagositosis virus dengan opsonisasi antibodi. Namun proses fagositosis ini menyebabkan peningkatan replikasi virus dan sekresi sitokin oleh
makrofag;

d) Selain itu aktivitasi komplemen oleh kompleks imun menyebabkan terbentuknya C3a dan C5a.
Gejala Demam Berdarah

Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan :

a.      Masa inkubasi terjadi selama 4-6 hari.

b.      Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 °C- 40 °C)

c.    Manifestasi pendarahan, dengan bentuk : uji tourniquet positif puspura pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb.

d.      Hepatomegali (pembesaran hati).

e.   Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.

f.   Trombositopeni, pada hari ke 3 - 7 ditemukan penurunan trombosit sampai 100.000 /mm3.

g.       Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit.

h.   Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare kejang dan sakit kepala.

i.        Pendarahan pada hidung dan gusi.

j.      Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
Diagnosis

Penyakit Demam Berdarah didiagnosis dengan melihat


gejala yang muncul, seperti demam tinggi dan munculnya
ruam. Masa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar 4-6 hari
(rentang 3-14 hari), timbul gejala prodormal yang tidak khas
seperti : nyeri kepala, nyeri tulang belakang dan perasaan
lelah.
Pengobatan

·  Gastroenteritis oral
· Penderita diberi
Pengobatan · Penggantian cairan solution/kristai diare
minum sebanyak
penderita Demam tubuh (pemasangan yaitu garam elektrolit
1,5-2 liter dalam 24
Berdarah adalah infus dan tranfusi (oralit), kalau perlu 1
jam (air teh dan gula
dengan cara : darah). sendok makan setiap
sirup atau susu).
3-5 menit.
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :

1.      Lingkungan
Metode Iingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi
tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh:
- Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.
- Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.
- Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
- Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain sebagainya.
2.      Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang/ikan kepala timah), dan bakteri (Bt.H-14).
3.      Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
- Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
- Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain ­lain.
Pencegahan DBD yang efektif

3M :
1.MENGURAS
2.MENUTUP
3.MENGUBUR
Tindakan pencegahan DBD

1.    Pemberantasan sarang nyamuk melalui 3 M.

2.    Pemberantasan vektor/nyamuk dengan penyemprotan (fogging fokus).

3.    Kunjungan ke rumah-rumah untuk pemantauan jentik dan pembagian


bubuk abate.

4.    Penyuluhan dan kerja bakti untuk melakukan kegiatan 3M.


Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai