BIOMED
Apa itu penyakit Demam Berdarah . . ?
Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue.
Virus ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Aedes aegypti yang hidup dan tinggal di daerah beriklim tropis dengan suhu lembab.
Demam dengue juga disebut sebagai "breakbone fever" atau "bonebreak fever" (demam sendi), karena demam tersebut dapat
menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah.
Sejumlah gejala dari demam dengue adalah demam; sakit kepala; kulit kemerahan yang tampak seperti campak; dan nyeri otot dan
persendian.
Terminologi Demam Berdarah
1. Gizi
2. Jenis Kelamin
3. Umur
4. Etnik/genetik
5. Kekebalan
Agent (Penyebab) :
Environment (Lingkungan):
1. Kelembaban nisbi
1. Tipe Virus
2. Cuaca
2. Virulensi Virus 3. Ketinggian Tempat Tinggal
3. Galur Virus 4. Perilaku Masyarakat
5. Kepadatan Larva + nyamuk dewasa
Etiologi Demam Berdarah
Nyamuk ini dapat menggigit beberapa kali setiap hari sehingga dia
bisa menularkan virus dari satu orang ke orang kali dalam satu hari
(dr. Suhendro, SpPD,2007).
Nyamuk Aedes yang sudah terinfesi virus dengue, akan Setelah masuk ke dalam tubuh manusia, virus de-ngue akan
tetap infektif sepanjang hidupnya dan terus menularkan menuju organ sasaran yaitu sel kuffer hepar, endotel
kepada individu yang rentan pada saat menggigit dan pembuluh darah, nodus limpaticus, sumsum tulang serta
menghisap darah. paru-paru.
a) Respon humoral berupa pembentukan antibody yang berparan dalam proses netralisasi virus, sitolisis yang dimeasi komplemen dan sitotoksisitas yang dimediasi antibody.
Antibody terhadap virus dengue berperan dalam mempercepat replikasi virus pad monosit atau makrofag. Hipotesis ini disebut antibody dependent enhancement (ADE);
b) Limfosit T baik T-helper (CD4) dan T sitotoksik (CD8) berepran dalam respon imun seluler terhadap virus dengue. Diferensiasi T helper yaitu TH1 akan memproduksi interferon gamma,
IL-2 dan limfokin, sedangkan TH2 memproduksi IL-4, IL-5, IL-6 dan IL-10;
c) Monosit dan makrolag berperan dalam fagositosis virus dengan opsonisasi antibodi. Namun proses fagositosis ini menyebabkan peningkatan replikasi virus dan sekresi sitokin oleh
makrofag;
d) Selain itu aktivitasi komplemen oleh kompleks imun menyebabkan terbentuknya C3a dan C5a.
Gejala Demam Berdarah
b. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 °C- 40 °C)
c. Manifestasi pendarahan, dengan bentuk : uji tourniquet positif puspura pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb.
e. Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
f. Trombositopeni, pada hari ke 3 - 7 ditemukan penurunan trombosit sampai 100.000 /mm3.
h. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare kejang dan sakit kepala.
j. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
Diagnosis
· Gastroenteritis oral
· Penderita diberi
Pengobatan · Penggantian cairan solution/kristai diare
minum sebanyak
penderita Demam tubuh (pemasangan yaitu garam elektrolit
1,5-2 liter dalam 24
Berdarah adalah infus dan tranfusi (oralit), kalau perlu 1
jam (air teh dan gula
dengan cara : darah). sendok makan setiap
sirup atau susu).
3-5 menit.
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :
1. Lingkungan
Metode Iingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi
tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh:
- Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.
- Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.
- Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
- Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain sebagainya.
2. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang/ikan kepala timah), dan bakteri (Bt.H-14).
3. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
- Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
- Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain lain.
Pencegahan DBD yang efektif
3M :
1.MENGURAS
2.MENUTUP
3.MENGUBUR
Tindakan pencegahan DBD