PENYAKIT AKIBAT
VEKTOR SERANGGA
(PENCEGAHAN & PENANGGULANGANNYA)
Oleh :
KELOMPOK 5
ANJELY RAHMADANI (21013001)
IRNA YANTI (21011018)
VIONA RAHMALIA RAMADHANI (21011053)
WULAN YOLANDA SAFIQUE HARDJO (21011055)
DOSEN PENGAMPU : dr. Febry Fahmi
Arthropoda adalah binatang invertebrata, bersel banyak, bersegmen segmen, bentuknya simetris bilateral,
memiliki exoskeleton (rangka luar) yang terbuat dari chitin, dan mempunyai beberapa pasang kaki dengan banyak
sendi (athro = sendi; poda = kaki). Serangga (Kelas Insecta), merupakan salah satu kelas yang termasuk dalam
Klasifikasi (penggolongan) dari Arthropoda.
1. Arthropoda Sebagai Penyebab Penyakit
Arthropoda sebagai penyebab penyakit dimana arthropoda dapat
menyebabkan penyakit tanpa perantara penular penyakit dalam artian secara
langsung, bisa berupa gangguan langsung maupun tidak langsung serta kendala
lainnya. Pada umumnya semua jenis arthropoda dapat menyebabkan penyakit,
seperti;
a) Alergi
b) Miyasis 2. Arthropoda Sebagai Vektor Penular Penyakit dan Hospes Sementara
c) Entomophoby Arthropoda sebagai vektor (penular) penyakit berarti arthropoda
d) dll yang dapat memindahkan suatu penyakit dari orang yang sakit terhadap
orang yang sehat dimana dalam hal ini arthropoda secara aktif menularkan
mikroorganisme/ bibit penyakit seperti kuman, virus, protozoa, cacing dsb
dari penderita kepada orang yang sehat dan juga sebagai tuan rumah
perantara dari mikroorganisme tersebut, contoh arthropoda Kelas Insecta
: nyamuk, lalat, kecoak dsb. Penularan ini dapat terjadi secara biologik
(langsung), mekanik dan transovarian (tidak langsung).
POKOK PEMBAHASAN
THE FIVE PARTS OF A DISCUSSION
PENYAKIT DBD,
MALARIA &
FILARIASIS
1
PENYAKIT DBD
Demam berdarah dengue (disingkat DBD) adalah penyakit infeksi (febris virus akut) yang disebabkan oleh
virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk. Demam dengue juga disebut sebagai "breakbone fever" atau
"bonebreak fever" (demam sendi), karena demam tersebut dapat menyebabkan penderitanya mengalami nyeri
hebat seakan-akan tulang mereka patah.
Virus dengue (famili Flaviviridae) -> Virus dengue biasanya menginfeksi nyamuk Aedes
4 serotipe : DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4
aegypti betina saat dia menghisap darah dari
seseorang yang sedang dalam fase demam akut
(viremia), yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari
setelah demam timbul. Nyamuk menjadi infektif 8-
12 hari (periode inkubasi ekstrinsik) sesudah
mengisap darah penderita yang sedang viremia dan
tetap infektif selama hidupnya.
Plasmodium
Falciparum Malariae
Lanjutan…
Plasmodium merupakan mikroorganisme penyebab penyakit malaria pada manusia. Malaria
merupakan penyakit yang banyak menyerang orang yang tinggal di daerah tropis. Penyakit ini
ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina yang membawa Plasmodium dalam tubuhnya. Ketika
Anopheles menggigit orang yang menderita malaria, plasmodium akan terbawa dalam tubuh
nyamuk dan hidup di dalamnya. Apabila nyamuk tersebut menggigit orang yang sehat maka
plasmodium akan masuk ke tubuh orang tersebut, memperbanyak diri dan menyebabkan
malaria.
Singkatnya, proses transmisi malaria umumnya adalah sebagai berikut:
1. Nyamuk yang menggigit penderita malaria dapat turut terinfeksi malaria
2. Jika si nyamuk yang sudah terinfeksi menggigit orang lain, maka orang lain itu
dapat terinfeksi malaria
3. Parasit malaria akan ikut di aliran darah dan menetap di liver untuk waktu yang
lama (dapat sampai satu tahun)
4. Parasit yang sudah matur dapat meninggalkan liver dan menginfeksi sel darah
merah, saat inilah tanda dan gejala malaria mulai muncul
Lanjutan…
Gejala
Para pengidap myiasis umumnya tidak menyadari
keberadaan telur lalat di dalam tubuh mereka. Namun
beberapa di antaranya mengalami gejala seperti:
• Ruam dan gatal di area kulit yang terinfeksi
• Kram perut (jika mengkonsumsi makanan yang terinfeksi)
• Mual dan Muntah
• Gatal di bagian anus serta perdarahan pada dubur
• Diare (jika mengkonsumsi makanan yg terinfeksi)
Klasifikasi
1. Myiasis kulit:
Jenis myiasis ini terjadi akibat larva berkembang di suatu tempat dan menyebabkan lesi seperti
bisul. Larva tersebut dapat menggali ke dalam kulit.
2. Myiasis auricular:
Jenis myiasis ini terjadi akibat berkembangnya telur lalat di area telinga. Pengidap myiasis
auricular akan mengalami sejumlah gejala, antara lain suara berdengung yang mengganggu di
area telinga, hingga nanah yang menyebabkan bau tak sedap.
3. Myiasis nasal:
Jenis myiasis ini muncul akibat berkembangnya telur lalat di rongga hidung. Pengidap myiasis
nasal akan mengalami sejumlah gejala seperti hidung tersumbat, iritasi hidung, demam, serta
pembengkakan di area wajah.
4. Ophthalmic myiasis:
Jenis myiasis ini dipicu oleh berkembangnya telur lalat di area mata. Pengidap ophthalmic
myiasis akan mengalami sejumlah gejala seperti mata merah, pembengkakan mata, iritasi
mata yang sangat parah hingga gangguan penglihatan.
5. Myiasis Intestinal:
Jenis myiasis ini terjadi secara kebetulan karena menelan makanan yang terkontaminasi telur
atau larva lalat, lalat menetas di lambung dan menyebabkan mual, muntah, diare, spasme
abdomen, dapat pula menimbulkan luka pada didnding usus.
6. Myiasis Urogenital:
Jenis myiasis ini terjadi akibat larva berkembang pada vagina dan urine, sistitis.
Pencegahan
Agar terhindar dari telur lalat dan penyakit yang diakibatkannya, selalu lakukan langkah-langkah berikut ini:
• Menjaga kebersihan rumah
• Menangani luka dengan baik dan benar, secara medis
• Cuci tangan sebelum dan sesudah makan, lalu mencuci bersih bahan makanan saat hendak dimasak
• Menutup makanan dan jangan mengkonsumsi makanan yang terbuka (berisiko dihinggapi lalat)
• Membuang sampah pada tempatnya, dan jangan biarkan sampah menumpuk serta gunakan tempat sampah
yang menggunakan penutup
• Mengontrol kerumunan lalat dengan mencegah lalat masuk ke rumah seperti memasang kelambu di jendela dan
memelihara tanaman pengusir lalat, seperti kemangi, lavender, mint dan salam.
• Usir lalat dengan kulit jeruk, kantong plastik berisi air, dan kapur barus.
• Semprotkan minyak esensial dan insektisida dengan kandungan organofosfat di rumah
• Berhati-hatilah saat menyambangi daerah tropis dan subtropis dan kenakan kemeja lengan panjang dan kaus kaki,
agar terhindar dari gangguan lalat hijau.
Pengobatan
Pengobatan myiasis meliputi pencucian luka, pengambilan belatung dan pemberian antibiotika lokal dan
sistemik (Jesse et al., 2016). Namun sampai saat ini obat yang paling sering digunakan untuk kejadian myiasis adalah
insektisida seperti asuntol, ivermectin dan rotenone.
Untuk myiasis yang terjadi di pencernaan, telur lalat biasany dapat hancur sendiri oleh sistem pencernaan
dan akan dikeluarkan melalui feces.
PENYAKIT
ENTOMOPHOBY
PENYAKIT ENTOMOPHOBY
Entomofobia (bahasa Inggris: entomophobia), terkadang disebut sebagai insektofobia, adalah ketakutan
atau trauma terhadap serangga, yang dapat membuat penderitanya memiliki perasaan berlebihan dan ekstrim.
Reaksi terhadap serangga yang ditakuti dapat berkisar dari gangguan ringan hingga teror ekstrim
Penyakit entomophobia termasuk fobia spesifik, yaitu fobia yang berfokus pada objek tertentu.
Meskipun sebagian besar serangga tidak berbahaya bagi manusia dan tidak menunjukkan ancaman
apapun, orang dengan entomophobia mengalami kecemasan yang cukup ekstrem saat melihatnya. Untuk
mencegah adanya serangga, orang dengan entomophobia biasanya selalu membersihkan ruangan, lantai, pintu,
dan jendela.
Gejala
Entomophobia dapat menimbulkan gejala mental yang parah seperti, perasaan takut atau cemas saat
melihat atau memikirkan serangga, kecemasan yang buruk saat serangga mendekat, ketidakmampuan
untuk mengendalikan ketakutan meskipun orang tersebut dalam keadaan sadar, serta kesulitan berfungsi
akibat rasa takut.[ Entomophobia juga dapat mengakibatkan gejala fisik yang cukup parah diantaranya,
rasa panik yang berlebihan, detak jantung berdetak cepat, sesak pada bagian dada, berkeringat,
hiperventilasi, mulut kering, gemetar atau bergetar, menangis terutama pada anak-anak, bahkan dapat
membuat seseorang tidak berdaya.
Diagnosis Pengelompokan
Diagnosis entomophobia Entomophobia
Penyebab biasanya berdasarkan pada: dikelompokkan menjadi beberapa
Entomophobia dapat disebabkan • Tanda dan gejala. bagian yakni, Apifobia, yaitu
oleh perasaan takut akibat terhadap • Wawancara dengan psikiatri. ketakutan berlebih terhadap lebah,
sengatan seekor serangga, dan dapat juga Mirmekofobia, yaitu ketakutan
disebabkan oleh perasaan geli terhadap • Memenuhi kriteria
entomophobia
berlebih terhadap semut,
serangga tersebut. Misalnya, orang-orang Lepidopterophobia, yaitu ketakutan
dalam Diagnostic and
takut melihat ulat bulu dengan bulu-bulu Statistical Manual of Mental berlebih terhadap kupu-kupu atau
tajam yang sepintas terlihat menakutkan. Disorders (DSM-5), yang ngengat, dan Katsaridafobia, yaitu
Selayaknya fobia lain, entomophobia bisa diterbitkan oleh American ketakutan berlebih terhadap kecoak
juga terjadi karena adanya kejadian Psychiatric Association.
traumatis pada masa kecil, atau bisa juga Penanganan
karena melihat dan meniru ketakutan
Penanganan entomophobia biasanya dilakukan dengan
orang tua ataupun orang lain. Seperti
desensitisasi sistematis. Terapi ini merupakan terapi intervensi,
mengalami ataupun melihat peristiwa
dengan konsep menurunkan korelasi antara kecemasan dengan
orang disengat lebah atau serangga
objek atau situasi yang menyebabkan munculnya kecemasan.
lainnya. Ada beberapa serangga yang tidak
Tujuan terapi adalah untuk menurunkan ataupun
berbahaya bagi manusia (tidak bersifat
menghilangkan fobia, serta membantu pasien menghadapi
penyengat), tetapi sebagian besar manusia
ketakutannya. Pasien akan menjalani teknik relaksasi, yang
masih takut terhadap serangga. Misalnya
akan membantu meredakan ketegangan pada kehidupan sehari-
seperti ketakutan pada kecoak (sering
hari.
terjadi).