Kel. 1
Sejarah Awal Penyebaran Penyakit
DBD merupakan penyakit tular dan zoonosis yang sebagian besar kasusunya ditemukan diwilayah
tropis atau sub-tropis, penyakit ini diseabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah kondisi yang lebih parah dari Demam Dengue (Sanyaolu,
2017).
Sejarah mencatat, DBD pertama kali ditemukan pada akhir abad ke-18, nyamuk Aedes egypti diduga
berasal dari benua Afrika, dan memengaruhi Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Diperkirakan 50 juta
infeksi dengue terjadi di seluruh dunia setiap tahun (WHO, 2011). Dari kasus ini, 500.000 kasus
berkembang menjadi DBD yang menyebabkan 22.000 kematian sebagian besar anak-anak (Sanyaolu,
2017).
Pada tahun 1950-an penyakit DBD menjadi wabah besar di Filipina. Wabah ini pun terus berekspansi
hingga ditemukannya kasus pertama di Indonesia pada tahun 1968. Tepatnya di Surabaya dimana
sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia (Angka Kematian (AK) :
41,3 %). Sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia.
Penyakit DBD di Indonesia
Setiap tahun, kejadian penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia cenderung
meningkat pada pertengahan musim penghujan sekitar bulan Januari, dan cenderung turun pada bulan
Februari hingga ke penghujung tahun.
Jumlah kumulatif kasus konfirmasi DBD dari Januari-September 2022 yakni sebanyak 87.501 kasus
dengan kasus kematian sebanyak 816 kematian orang (CFR 0,93%).
Kasus dengue sudah dilaporkan di 449 kabupaten/kota yang tersebar di 34 provinsi dengan kematian
tersebar di 162 kabupaten/kota di 31 provinsi.
Dalam rentang tahun 2014-2020, daerah dengan jumlah kasus DBD terbanyak adalah Kota Bandung,
dan daerah dengan jumlah pasien DBD meninggal dunia terbanyak adalah Kabupaten Bogor
Secara umum terjadi peningkatan kasus Dengue. Kasus paling banyak terjadi pada golongan umur 14-
44 tahun sebanyak 38,96 persen dan 5-14 tahun sebanyak 35,61 persen
Penyakit DBD dapat menular dengan gejala atau tanpa gejala, dengan persentase 20%
bergejala. Berikut fase-fase dalam DBD :
• Gejala paling khas yang muncul pada fase ini adalah demam tinggi 40
Fase demam derajat celcius yang muncul tiba-tiba.
• Demam tinggi biasanya berlangsung 2-7 hari
Terdapat 4 jenis virus dengue. Dengue tipe 1, dengue Den-2 dan Den-3 yaitu virus demam berdarah yang
tipe 2, dengue tipe 3, dengue tipe 4. dinilai paling ganas, karena cenderung menyebabkan
pengidapnya sakit parah. Jika terpapar kedua virus
Virus pertama Den-1, yang akan sangat mudah tersebut, pengidapnya akan memiliki tingkat keparahan
menyebar, meskipun pada daerah yang belum pernah penyakit yang tinggi.
terjangkit sebelumnya. Meskipun penyebarannya yang
dinilai cepat, virus Den-1 tidak menyebabkan Den-4, yaitu jenis virus yang paling sedikit ditemukan
pengidapnya sakit parah, meskipun mewabah disuatu dan tidak bersifat ganas. Virus ini juga paling jarang
Daerah. diteliti, karena paling sedikit jumlah penyebarannya.
Virus ini paling mudah ditularkan karena sifatnya yang
kuat ketika berada dalam tubuh nyamuk maupun Sedangkan di Indonesia, virus dengue tipe 3 lah yang
manusia. paling mendominasi.
Virus dengue menumpang ditubuh nyamuk supaya saat
nyamuk menggigit manusia, virus dengue dapat ikut
masuk. Saat virus berada ditubuh nyamuk, dia tidak
menyebabkan sakit apapun pada nyamuk. Selanjutnya,
setelah nyamuk masuk dan menginfeksi seseorang,
orang tersebut akan terinfeksi. Virus akan menginfeksi
sel darah putih dan jaringan limfatik. Dan virus terlepas
dan beredar dalam sirkulas darah. Diperlukan waktu 4-
6 hari bagi virus untuk berkembang dan menyebabkan
Virus Dangue hanya bisa berkembang biak dalam seseorang sakit. Bila ada nyamuk lain yang menggigit
tubuh manusia dan beberapa binatang lainnya. Dia orang yang mengalami infeksi dengue, sebagian virus
tidak dapat hidup di udara bebas seperti makhluk hidup dengue akan berpindah ke tubuh nyamuk tersebut,
lain pada umumnya. Satu-satunya cara bagi virus kemudian nyamuk akan menggigit orang sehat lainnya
Dengue untuk masuk ke dalam tubuh manusia adalah sehingga menyebabkan sakit dan seterusnya.
melalui gigitan nyamuk betina yaitu nyamuk aedes
aegypti atau nyamuk aedes albopictus.
TIGA JENIS NYAMUK YANG BISA MENULARKAN VIRUS DENGUE
Aedes albopictus
Aedes albopictus, juga dikenal sebagai nyamuk macan Asia atau
nyamuk hutan, adalah nyamuk asli daerah tropis dan subtropis
di Asia Tenggara; namun, dalam beberapa dekade terakhir,
spesies ini telah menyebar ke banyak negara melalui
pengangkutan barang dan perjalanan internasional
Aedes scutellaris
Aedes scutellaris adalah nyamuk yang ditemukan di Ambon,
Kepulauan Aru, Seram, New Guinea. Ini adalah vektor untuk
virus dengue.
Bagaimana Morfologi Nyamuk Aedes sp
Telur Pupa
Telur berwarna hitam dengan ukuran ± Pupa berbentuk seperti ’koma’. Bentuknya
0,80 mm, berbentuk oval yang lebih besar namun lebih ramping
mengapung satu persatu pada permukaan dibanding larva (jentik)nya. Pupa Aedes
air yang jernih, atau menempel pada aegypti berukuran lebih kecil jika
dinding tempat penampung air. Telur dibandingkan dengan rata-rata pupa
dapat bertahan sampai ± 6 bulan di nyamuk lain.
tempat kering.
Jentik Nyamuk
(larva) Ada 4 tingkat (instar) jentik/larva sesuai dengan
dewasa
pertumbuhan larva tersebut, yaitu:
Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil jika
dibandingkan dengan rata-rata nyamuk lain
1. Instar I : berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm
dan mempunyai warna dasar hitam dengan
2. Instar II : 2,5-3,8 mm
bintik-bintik putih pada bagian badan dan
3. Instar III : lebih besar sedikit dari larva instar II
kaki.
4. Instar IV : berukuran paling besar 5 mm
Tempat penampungan air untuk keperluan harian
1. Lingkungan
Metode Iingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping
kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh:
- Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.
- Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.
- Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
- Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain sebagainya.
Upaya pengendalian vektor penyakit
2. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan
cupang/ikan kepala timah), dan bakteri (Bt.H-14).
3. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
- Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi
kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
- Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas
bunga, kolam, dan lain lain.
Upaya pencegahan DBD Yang efektif
3M :
1.MENGURAS
2.MENUTUP
3.MENGUBUR
Tindakan pencegahan DBD
Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh penyakit demam berdarah, pemerintah Indonesia
telah mengambil beberapa kebijakan, di antaranya adalah:
a. Memerintahkan semua rumah sakit baik swasta maupun negeri untuk tidak menolak pasien yang
menderita DBD.
b. Meminta direktur/direktur utama rumah sakit untuk memberikan pertolongan secepatnya kepada
penderita DBD sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku serta membebaskan seluruh biaya pengobatan dan
perawatan penderita yang tidak mampu sesuai program PKPS-BBM/ program kartu sehat.
c. Melakukan fogging secara massal di daerah yang banyak terkena DBD (endemis DBD).
Kebijakan Pemerintah
d. Membagikan bubuk Abate secara gratis pada daerah-daerah yang banyak terkena DBD. Melakukan
penggerakan masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M dan merekrut juru
pemantau jentik.
e. Penyebaran pamflet lewat udara tentang pentingnya melakukan gerakan 3 M (Menguras, Menutup,
Mengubur).
f. Menurunkan tim bantuan teknis untuk membantu RS di daerah , yang terdiri dari unsur-unsur :
- Ikatan Dokter Anak Indonesia
- Persatuan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia
- Asosiasi Rumah Sakit Daerah
g. Membantu propinsi yang mengalami KLB dengan dana masing-masing di luar bantuan gratis ke rumah sakit.