Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PENYULIHAN PENGABDIAN DIPA FKM UNAND

UPAYA PEMBERDAYAAN SISWA SEBAGAI KADER “PEDULI”


(PENGENDALIAN DAN ELIMINASI) DBD
PADA SISWA SMPN 41 PADANG

UNIVERSITAS ANDALAS

Oleh :

Ketua Pengabdian

Dr. MASRIZAL, SKM, M.BIOMED (NIDN : 0031127306)

Angggota Pengabdian

Dr. dr. DIEN GUSTA ANGGRAINI NURSAL, MKM (NIDN : 0031127306)


MUHAMMAD ALFAREZI (NIM : 1811211028)
FITRI YUSYA (NIM : 18112112047)
FINNY ERDINISA PRATIWI (NIM : 181121303)
DEVY SHINTIYA (NIM : 2121212003)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2022
MATERI PENYULUHAN

1. Pentingnya Lingkungan Sekolah yang Sehat

Sekolah selain berfungsi sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi

ancaman penularan penyakit jika tidak dikelola dengan baik. Usia sekolah bagi anak

juga merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit, seperti Diare, penyakit

infeksi, DBD, dan lain-lain. Di samping itu, usia sekolah juga merupakan masa yang

paling tepat untuk menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup sehat. Kesehatan

anak usia sekolah akan menentukan kesehatan masyarakat dan bangsa di masa

depan. Salah satu faktor yang penting yang menentukan status kesehatan adalah

kesehatan lingkungan. kesehatan lingkungan merupakan faktor mutlak dalam

kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan termasuk salah satu unsur penentu atau

determinan dalam kesejahteraan penduduk. Dimana, lingkungan yang sehat sangat

dibutuhkan bukan hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tetapi

juga untuk Kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi kerja dan belajar.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) juga telah mencanangkan konsep “Sekolah

Sehat, salah satu caranya adalah menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan

aman. Menyikapi persoalan tersebut, pemberdayaan kader “ PEDULI” di SMPN 41

Padang merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan. Berdasarkan observasi

penulis, SMPN 41 Padang berada terbuka.

Selain itu, SMPN 41 Padang berada di wilayah kerja Puskesmas Belimbing

yang mana pada tahun 2021 Puskesmas Belimbing mencatat jumlah kasus DBD

tertinggi di Kota Padang. Kondisi seperti ini sangat rentan menimbulkan berbagai

faktor risiko penularan penyakit yang dapat menyerang siswa/i di sekolah terebut.

Melalui pembentukan sekaligus pemberdayaan kader “Peduli” diharapkan dapat

menjadi penggerak dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat di sekolah
3

maupun lingkungan rumahnya. Kader Peduli ini terdiri atas siswa yang memenuhi

kriteria dan telah terlatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan lingkungan di sekolah. Kegiatan pengabdian ini akan dimulai

dengan sosialisasi dan kegiatan penyuluhan dari tim pengabdian, setelah itu

dilakukan perekrutan dan pembentukan tim "Peduli", tahap selanjutnya timyang

ditunjuk bisa melaksanakan gerakan yang harus dialksanakan, diantaranya ada

pemantauan jentik, Gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3M

(Menutup, Menguras, Mengubur), dan terakhir dilakukan pencatatan dan pelaporan,

sedangkan ditahap evaluasi dilakukan penilaian terhadap perkembangan sikap dan

perilaku siswa SMPN 41 Padang terhadap kader “Peduli” ini. Melalui kader “Peduli”

yang menjadi motor pergerakan kesadaran akan kesehatan lingkungan, diharapkan

agar pihak manajemen sekolah dapat menerapkan dan mengajarkan kepada siswa/i

lainuntuk berpartisipasi mengalakkan sekolah yang sehat yang terhindar dari

berbagai penyakit.

2. Definisi DBD

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes

Albocpictus yang dilemukan di daerah tropis dan subtropis, dan menjangkit luas di

banyak negara di Asia Tenggara di antaranya yaitu Indonesia. Indonesia merupakan

wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. penyakit ini

merupakan penyakit akut, bersifat endemic dan secara periodic dapat mendapatkan

Kejadian Luar Biasa (KLB).

DBD adalah salah satu penyakit yang dapat berakibat fatal dan pada waktu

dekat bisa merenggut nyawa. DBD tidak menular melalui kontak manusia dengan

3
4

manusia. Virus dengue sebagai penyebab DBD hanya dapat ditularkan melalui

nyamuk. Oleh karena itu, penyakit ini termasuk dalam kelompok arthropod borne

diseases. Penyakit ini menyerang semua kelompok umur, sehingga membutuhkan

pengetahuan dan sikap yang baik terhadap upaya pemberantasan sarang nyamuk.

3. Ciri-ciri DBD

Pada umumnya penderita DBD (Demam Berdarah Dengue) akan mengalami

fase demam selama 2-7 hari, fase pertama: 1-3 hari ini penderita akan merasakan

demam yang cukup tinggi 400C, kemudian pada fase ke-dua penderita mengalami

fase kritis pada hari ke 4-5, pada fase ini penderita akan mengalami turunnya demam

hingga 370C dan penderita akan merasa dapat melakukan aktivitas kembali (merasa

sembuh kembali) pada fase ini jika tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat

dapat terjadi keadaan fatal, akan terjadi penurunan trombosit secara drastis akibat

pemecahan pembuluh darah (pendarahan). Di fase yang ketiga ini akan terjadi pada

hari ke 6-7 ini, penderita akan merasakan demam kembali, fase ini dinamakan fase

pemulihan, di fase inilah trombosit akan perlahan naik kembali normal kembali.

4. Gejala/ Tanda Lanjutan DBD

1) Gejala/Tanda Awal

a. Mendadak panas tinggi, tampak lemah dan lesu.

b. Seringkali ulu hati terasa nyeri, karena terjadi pendarahan di lambung.

c. Tampak bintik-bintik merah pada kulit (petekie) seperti berkas gigitan

nyamuk disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler di kulit.

d. Untuk membedakannya kulit diregangkan, apabila bintik merah itu

hilang bukan tanda petekie.

4
5

2) Gejala/Tanda Lanjutan

a. Kadang-kadang terjadi pendarahan di hidung (mimisan

b. Mungkin terjadi muntah atau buang air besar bercampur darah

c. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin

berkeringat. Bila tidak segera ditolong dapat meinggal dunia

d. Pendarahan terjadi di seluruh jaringan tubuh, tanda pendarahan bisa

tampak atau tidak tampak.

5. Pengendalian DBD

1) Upaya pemberantasan vector dilakukan melalui kegiatan pemberantasan

sarang nyamuk (PSN). Kegiatan ini dilakukan melalui pengasapan dengan

insektisida dalam 2 siklus :

 Siklus yang pertama semua nyamuk yang mengandung virus dengue

dan nyamuk-nyamuk lainnya akan mati. Namun, akan muncul nyamuk-

nyamuk baru yang berasal dari jentik yang memang tidak dapat dibasmi

pada siklus pertama. Oleh karena itu perlu dilakukan penyemprotan

siklus kedua.

 Siklus kedua penyemprotan yang kedua dilakukan 1 minggu sesudah

penyemprotan yang pertama agar nyamuk yang baru tersebut akan

terbasmi sebelum sempat menularkan kepada orang lain.

2) Mengupayakan terbentuknya Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) DBD

di setiap tingkat administrasi dan melakukan revitalisasi Pokjanal DBD yang

sudah ada dengan dukungan APBD

3) Upaya promosi kesehatan dilakukan di semua sector, termasuk pembentukan

Juru Pembasmi Jentik (Jumantik) pada anak sekolah dan pramuka

5
6

4) Penemuan dini kasus DBD dan pengobatan segera (early diagnosis and

promot treatment)

6. Pencegahan DBD

Upaya pencegahan terhadap penularan DBD dilakukan dengan pemutusan

rantai penularan DBD berupa pencegahan terhadap gigitan nyamuk Aedes aegypti

dan Aedes albopictus. Kegiatan yang optimal adalah melakukan pemberantasan

sarang nyamuk (PSN) dengan cara “3 M” plus selain itu juga dapat dilakukan dengan

larvasidasi dan pengasapan (foging).

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus

Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan 3 M plus meliputi :

1) Mengurus tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/WC, drum dan

sebagainya sekurang-kurangnya seminggu sekali.

2) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti gentong air/tempayang

dan lain-lain.

3) Mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti botol

plastic, kaleng, ban bekas dll atau membuang pada tempatnya.

Selain itu tambahan dengan cara lainnya (PLUS) yaitu :

1) Ganti air vas bunga, minuman burung dan tempat-tempat lainnya seeming

ngu sekali.

2) Perbaiki saluran dan talang air yang tidak lancer/rusak.

3) Tutup lubang-lubang pada potongan bamboo, pohon dan lain-lain dengan

tanah.

4) Bersihkan/keringkan tempat-tempat yang dapat menampung air seperti

pelepah pisang atau tanaman lainnya.

6
7

5) Mengeringkan tempat-tempat lain yang dapat menampung air hujan di

perkarangan, kebun, pemakaman, rumah-rumah kosong dan lain sebagainya.

6) Pelihara ikan pemakan jentik nyamuk seperti ikan cupang, ikan kepala timah,

ikan tempalo, ikan nila, ikan guvi dan lain-lain.

7) Pasang kawat kasa.

8) Jangan penggantung pakaian di dalam rumah.

9) Tidur menggunakan kelambu.

10) Atur pencahayaan dan ventilasi yang memadai.

11) Gunakan obat anti nyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk.

12) Lakukan larvasidasi yang membutuhkan larvasida misalnya temephos di

tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air.

13) Menggunakan ovitrap, Larvitrap maupun Mosquito trap.

14) Menggunakan tanaman pengusir nyamuk seperti: lavender, kantor semar,

sereh, zodia, geranium dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai