Oleh
RETNO PUTRI ANGGRAINI
2016. 03. 076
Oleh :
Kediri, 2019
Mengetahui : Menyetujui :
Ka. Prodi Pembimbing
Mengesahkan
Prodi D3 Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri
Ka. Prodi
Tim Penguji :
1. (..................................)
2. (..................................)
3. (..................................)
BAB 1
PEMBAHASAN
TINJAUAN PUSTAKA
8
semua daerah tropis di seluruh dunia. Aedes aegypti merupakan
pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus
menciptakan siklus persebaran dengue di desa – desa dan perkotaan.
Masyarakat diharapkan mampu mengenali dan mengetahui cara – cara
mengendalikan DBD untuk membantu mengurangi persebaran
penyakit demam berdarah (Anggraeni, 2011)
Nyamuk Aedes aegypti betina menghisap darah manusia setiap 2 hari.
Protein dari darah tersebut diperlukan untuk pematangan telur yang
dikandungnya. Setelah menghisap darah, nyamuk ini akan mencari
tempat hinggap (beristirahat). Tempat hinggap yang disenangi ialah
benda – benda yang tergantung, seperti : pakaian, kelambu atau
tumbuh – tumbuhan di dekat berkembang biaknya. Biasanya di tempat
yang agak gelap dan lembab. Setelah masa istirahat selesai, nyamuk
itu akan meletakkan telurnya pada dinding bak mandi/WC, tempatnya,
drum, kaleng, ban bekas, dan lain-lain. Biasanya sedikit di atas
permukaan air. Selanjutnya nyamuk akan mencari mangsanya
(menghisap darah) lagi dan seterusnya (Depkes RI, 2007)
a. Telur
Telur Aedes berukuran kecil (±0,80 mikron), berwarna hitam,
sepintas lalu, tampak bulat panjang dan berbentuk jorong (oval)
menyerupai topedo. Dibawah mikroskop, pada dinding luar
(exochorion) telur nyamuk ini, tampak adanya garis – garis yang
membentuk gambaran menyerupai sarang lebah. Di alam bebas
telur nyamuk ini diletakkan satu per satu menempel pada dinding
wadah/tempat perindukan terlihat sedikit diatas permukaan air. Di
dalam laboratorium, terlihat jelas telur ini diletakkan menempel
pada kertas saring yang tidak terendam air sampai batas setinggi 2-
4 cm diatas permukaan air. Di dalam laboratorium telur menetas
dalam waktu 1 – 2 hari, sedangkan di alam bebas untuk penetasan
telur diperlukan waktu yang kurang lebih sama atau dapat lebih
lama bergantung pada keadaan yang mempengaruhi air di wadah/
tempat perindukan. Apabila wadah air yang berisi telur mengering,
telur bisa tahan selama beberapa minggu atau bahkan beberapa
bulan. Ketika wadah air itu berisi air lagi dan menutupi seluruh
bagian telur, telur itu akan menetas menjadi jentik (Depkes RI,
2005)
b. Larva
Menurut Depkes (2005), ada 4 tingkat (instar) jentik sesuai dengan
pertumbuhan larva yaitu :
1) Instar I : berukuran paling kecil, yaitu 1-2 mm
2) Instar II : 2,5 – 3,8 mm
3) Instar III : lebih besar sedikit dari larva instar II
4) Instar IV : berukuran paling besar 5 mm
c. Pupa
Kepompong (pupa) berbentk seperti “koma”. Bentuknya lebih
besar namun lebih ramping dibanding larva (jentik). Pupa
berukuran lebih kecil di bandingkan dengan rata – rata pupa
nyamuk lain (Depkes RI, 2005)
d. Dewasa (imago)
Nyamuk dewasa berukuran lebih kecil dibandingkan dengan rata –
rata nyamuk lain dan mempunyai warna dasar hitam dengan bintik
– bintik putih pada bagian badan dan kaki. Nyamuk Aedes aegypti
jantan menghisap cairan tumbuhan atau sari bunga untuk
keperluan hidupnya sedangkan nyamuk betina menghisap darah.
Nyamuk betina lebih menyukai darah manusia daripada binatang
(bersifat antrofilik). Protein yang terdapat dalam darah digunakan
untuk mematangkan telur agar jika dibuahi oleh sperma nyamuk
jantan, dapat menetas. Biasanya nyamuk betina mencari
mangsanya pada siang hari. Kemampuan terbang nyamuk
mencapai radius 100 – 200 meter (Hastuti, 2008)
2.1.4 Patogenesis
Mekanisme imunopatologis berperan dalam terjadinya demam
berdarah dengue dan sindrom rejatan dengue. Respon imun yang
diketahui berperan dalam pathogenesis DBD adalah
a. Respons humoral berupa pembentukan antibodi yang berperan
dalam proses netralisasi virus, sitolisis yang dimediasi
komplemen dan sitotoksisitas yang dimediasi antibodi. Antibodi
terhadap virus dengue berperan dalam mempercepat replikasi
virus pada monosit atau makrofag. Hipotesis ini disebut antibody
dependent enchancement (ADE).
b. Lomfosit T baik T-helper (CD4) dan T-sitotoksin (CD8) berperan
dalam respon imun selular terhadap virus dengue. Diferensiasi T-
helper yaitu TH1 akan memproduksi interferon gamma, IL-2 dan
limfokin, sedangkan TH2 memproduksi IL-4, IL-5, IL-6 dan IL-
10.
c. Monosit dan makrofag berperan dalam fagositosis viris dengan
opsonisasi antibody. Namun proses fagositosis ini menyebabkan
peningkatan replikasi virus dan sekresi sitokin oleh makrofag.
d. Selain itu aktivasi komplemen oleh kompleks imun menyebabkan
terbentuknya C3a dan C5a (Sudoyono,dkk, 2009)
KERANGKA KONSEP
3.1 Definisi
Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat
dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan
antar variabel (baik variable yang diteliti maupun variable yang tidak diteliti).
Kerangka konsep adalah konsep yang dipakai sebagai landasan berpikir dalam
kegiatan ilmu (Nursalam, 2011; 55).
32
3.2 Kerangka Konsep
DemamBerdarah Dengue
Pengendalianvektor
DBD
PengetahuanKeluarga
KriteriaPengetahuan :
1. Baik (76%-100%)
2. Cukup ( 56% - 75%)
3. Kurang (>56%)
Penyebaran Virus
dapatdicegah
Keterangan :
: diteliti
: tidakditeliti
: berpengaruh
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan metode atau cara yang akan digunakan dalam
penelitian (Notoatmodjo, 2010).
34
Kerangka Kerja
Identifikasi Masalah
Rumusan Masalah
Studi Pendahuluan
Tujuan Penelitian
Tinjauan Pustaka
Metode Penelitian
Sρ
Rumus ρ = x 100 %
SM
Hasil :
a. Baik (76%-100%)
b. Cukup ( 56% - 75%)
c. Kurang (>56%)
Gambar 5.1 Kerangka kerja Gambaran Pengetahuan tentang Pelaksanaan 3M untuk Mencegah
Demam Berdarah
4.3 Populasi Penelitian
Keterangan :
n : Perkiraan jumlah sampel
N : Perkiraan jumlah populasi
Z : Nilai standart normal untuk α = 0.05 (1,96)
p : Perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%
q : 1 – p (100%)
d : Tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,05)
(Nursalam, 2015)
4.4.3 Teknik Sampling
Sampling adalah proses menyelesaikan porsi dan populasi
untuk dapat mewakili populasi (Nursalam, 2013)
Penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive
sampling merupakan suatu teknik penetapan sampel dengan cara
memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki
peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut
dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya
(Nursalam,2013).
4.5 Waktu dan Tempat Penelitian
a. Tempat pengambilan data di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Sukorame
Kecamatan Sukorame Kabupaten Lamongan
b. Penelitian direncanakan pada tahun 2019
4.6 Variabel, Cara Pengukuran, dan Definisi Operasional
4.6.1Variabel Penelitian
Variabel adalah karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu (benda, manusia) (Nursalam,2013). Yang menjadi
variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan keluarga tentang
pelaksanaan 3M untuk mencegah Demam Berdarah.
4.6.2 Pengukuran
Pengukuran adalah fenomena dengan maksud agar dilakukan
analisa menurut aturan tertentu. Dua karakteristik alat ukur yang harus
diperhatikan peneliti adalah validitas menyatakan apa yang
seharusnya diukur dan reliabilitas (keadaan) (Nursalam, 2014).
Cara pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menyebarkan kuesioner.
4.6.3 Definisi Operasional
Definisi operasional bertujuan membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel – variabel yang diamati atau diteliti serta
mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel
– variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010).
Variabel Definisi
Parameter Instrumen Skala Skor
Penelitian Operasional
Pengetahuan Pemahaman a. Cara pencegahan Kuesioner Ordinal a. Untuk jawaban
keluarga yang DBD benar diberi nilai
tentang dimiliki b. Penyebab DBD 1
pelaksanaan keluarga c. Penatalaksanaan b. Untuk jawabn
3M Plus dalam 3M Plus salah diberi nilai
untuk melaksanaan d. Cara 0
mencegah pencegahan pelaksanaaan 3M Hasil :
DBD DBD Plus Baik (76%-100%)
melalui e. Tujuan dari Cukup ( 56% - 75%)
program 3M program 3M Plus Kurang (>56%)
Plus
Ket :
P : Prosentase
SP : Skor Perolehan
SM : Skor Maksimum
(Arikunto, 2006)
Wulandari, Dewi Ariani. 2016 . Analisa Menguras Menutup Dan Mengubur (3M
Plus) Pada Kepala Keluarga Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue
(DBD) Di Dusun Branjangan Tijayan Manisrenggo Klate, J. Kesehatan
Masyarakat, Vol.9,No.
Sudoyo, Aru W, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 edisi IV.
Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Anggraini, D.S. 2010. Stop Demam Berdarah Dengue. Bogor : Cita Insan
Madani.
Kepada
Yth.CalonResponden
Di Tempat
DenganHormat,
Saya mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Kediri
Program Studi Diploma III Keperawatan. Saya bermaksud melaksanakan
penelitian untuk dijadikan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas
akhir Diploma III Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri.
Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan
Keluarga Tentang Pelaksanaan 3M Untuk Mencegah Demam Berdarah di
Wilayah UPTD Puskesmas Sukorame Kecamatan Sukorame Kabupaten
Lamongan.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan bapak/ibu untuk
menjadi responden. Kesediaan bapak/ibu menjadi responden bersifat sukarela.
Saya akan menjamin kerahasiaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan data
yang diberikan terhadap saya. Apabila selama pelaksanaan bapak/ibu merasa tidak
nyaman, bapak/ibu mempunyai hak untuk mengundurkan diri. Demikian atas
kesediaan bapak/ibu, saya mengucapkan terimakasih.
Saksi
………………….….
*coret yang tidak perlu
DATA UMUM
Umur :…….……………………….
Tidak tamat
SD
SMP
SMA/SMK
Akademi /PT *(centang salah satu)
Pekerjaan :…………………………..
Penghasilan :…………………………...