Anda di halaman 1dari 12

TUGAS INDIVIDU

PROPOSAL

Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk dalam Upaya Pencegahan Penyakit DBD


di Masyarakat Desa Sukasari Gunung Pati

Di Susun untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia

Dosen Mata Ajar : Dra. Ken W, M.Hum

Di Susun oleh :

TRI SURYANI

16.097

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO

SEMARANG

TAHUN AJARAN 2016/2017


ABSTRAK

Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk dalam Upaya Pencegahan Penyakit DBD


di Masyarakat Desa Sukasari Gunung Pati

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit endemis di Indonesia.


DBD merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah
kesehatan di masyarakat Indonesia yang semakin luas penyebarannya. Masalah
penelitian adalah faktor apa sajakah yang mempengaruhi perilaku pemberantasan
sarang nyamuk di masyarakat Desa Sukasari Gunung Pati. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku pemberantasan sarang
nyamuk di masyarakat Desa Sukasari Gunung Pati. Responden dipilih secara
acak. Metode penelitian dilakukan dengan pengumpulan data dan analisis data.

Kata Kunci : DBD, PSN, Perilaku, Masyarakat.

.ABSTRACT

The Way to Eradicate Mosquito Breeding Sites in an Effort to the Prevention of


Disease Dengue Fever in the Community in Sukasari Village Gunung Pati

Fever Dengue Hemorrhagic (FDH) is a disease endemic in Indonesia. DHF is one


of the infectious diseases that are still a problem the health of the people of
Indonesia that the wider its spread. The research is a factor of anything that affects
the behavior of the eradication of mosquito breeding sites in rural communities
Sukasari the starch, this study aims to determine the factors that affect behavior to
eradicate mosquito breeding sites in rural communities Sukasari the starch of
respondents were randomly selected. The method of the study was conducted with
data collection and analysis of data.

Keywords : DHF, The Mosquito Breeding Place Eradication, Behavior, Society.


BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pada zaman sekarang yang serba maju ini. Kemajuan teknologi tidak bisa
dipungkiri lagi. Tetapi terkadang hal itu tidak bisa diimbangi oleh kebiasaan hidup
manusia akan menjaga kebersihan lingkungan. Banyak penyakit yang mucul
akibat dari kelalaian terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Salah
satunya adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau disebut juga
Dengue Homorrhagic Fever (DHF). Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir diseluruh pelosok Indonesia, kecuali
daerah-daerah yang memiliki ketinggian lebih dari seribu meter dari permukaan
air laut. Hampir setiap tahunnya di Indonesia ada saja orang yang terjangkit
penyakit DBD. Hal ini membuktikan bahwa sebagian masyarakat masih kurang
sadar terhadap kebersihan lingkungan serta lambatnya pemerintahan dalam
mengantisipasi dan merespon terhadap merebaknya kasus DBD ini. Masyarakat
seringkali salah dalam mendiagnosis penyakit DBD ini dengan penyakit lain
seperti flu atau thypus. Hal ini disebabakan karena infeksi virus dengue yang
menyebabkan DBD bersifat asistomatik atau tidak jeas gejalanya.pasien DBD
biasanya atau seringkali menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual mauoun
diare.
Dengan berbagai permasalahan tersebut masyarakat seharusnya sudah
mengetahui tentang pentingnya menjaga lingkungan dari tempat-tempat
bersarangnya nyamuk dan perlu memberantas sarang nyamuk agar dapat terhindar
dari berbagai penyakit yang diakibatkan oleh nyamuk. Berdasarkan uraian diatas,
maka penulis ingin mengulas lebih dalam mengenai Perilaku Pemberantasan
Sarang Nyamuk dalam Upaya Pencegahan Penyakit Demam Berdarah di
Masyarakat Desa Sukasari Gunung Pati.
2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, adapun perumusan masalah yang ingin
diangkat oleh penulis antara lain sebagai berikut :
a. Faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku pemberantasan sarang
nyamuk di masyarakat Desa Sukasari Gunung Pati ?
b. Faktor apa saja yang mempengaruhi penularan penyakit DBD ?

3. TUJUAN
A. Tujuan Umum :
Mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku pemberantasan
sarang nyamuk DBD di masyarakat Desa Sukasari Gunung Pati.

B. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
pemberantasan sarang nyamuk di masyarakat Desa Sukasari Gunung Pati.
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penularan penyaki
DBD.

4. MANFAAT
A. Teoritis
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan acuan ilmu
pengetahuan bagi peneliti, tenaga kesehatan, dan masyarakat umum.

B. Praktis
Memberikan informasi tentang faktor yang mempengaruhi perilaku
pemberantasan sarang nyamuk di masyarakat Desa Sukasari Gunung Pati dan
penularan penyakit DBD.

5. HIPOTESIS
a. Terdapat faktor yang mempengaruhi perilaku pmberantasan sarang
nyamuk di masyarakat Desa Sukasari Gunung Pati.
b. Terdapat faktor yang mempengaruhi penularan penyakit DBD.

6. LANDASAN TEORI
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit febril akut yang ditemukan di
daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat air liur
gigitan saat menghisap darah manusia.
Selama nyamuk aedes aegypti tidak terkontaminasi virus dengue maka gigitan
nyamuk DBD tersebut tidak berbahaya. Jika nyamuk tersebut menghisap darah
penderita DBD maka nyamuk menjadi berbahaya karena bisa menularkan virus
dengue yang mematikan. Untuk itu perlu pengendalian nyamuk jenis aedes
aegypti agar virus dengue tidak menular dari orang yang satu ke oang yang lain.
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan bisa menjadi solusi yang tepat. Bereskan
semua tempat yang bisa dijadikan lalat, nyamuk, dan tikus sebagai tempat
bersarang. Barang bekas atau barang yang tidak dipergunakan lagi sebaiknya
dibuang atau dibakar saja. Jangan biarkan sampah bertumpuk ditempat sampah
usahakan setiap hari sampahnya dibuang/dibersihkan.
Pemberantasan nyamuk DBD diutamakan memakai cara yang efektif, efisien dan
ramah lingkungan. Hal ini berfungsi menghilangkan tempat berkembangbiaknya
nyamuk. Cara yang dimaksud adalah dengan 3M, yaitu Menguras, Menutup, dan
Mengubur barang-barang yang bisa menampung air seminggu lagi.

7. TINJAUAN PUSTAKA
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang ditandai
dengan demam mendadak dua samapai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas,
lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai dengan tanda-tanda perdarahan di
kulit berupa bintik perdarahan (petechia), ruam (purpura). Kadang-kadang
mimisan, berak darah, muntah darah, kesadran menurun dan bertendensi
menimbulkan renjatan (syok) dan kematian (Mubin, 2005 : 8).
Lingkungan merupakan tempat interaksi vektor penular penyakit DBD dengan
manusia yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit DBD. Hal-hal yang
diperhatikan di lingkungan yang berkaitan dengan vektor penularan DBD antara
lain :
a. Sumber air yang digunakan
Air yang digunakan dan tidak berhubungan langsung dengan tanah merupakan
tempat perindukan yang potensial bagi vektor DBD .
b. Kualitas Tempat Penampungan Air (TPA)
Tempat penampungan air yang berjentik lebih besar kemungkinan terjadinya
DBD dibandingkan dengan tempat penampungan air yang yang tidak
berjentik.
c. Kebersihan lingkungan
Kebersihan lingkungan dari kaleng/ban bekas, tempurung, dan lain-lain juga
merupakan faktor terbesar terjadinya BDB (Soegijanto, 2006 : 247).

Analisis dari Green yang dikutip Notoatmodjo (2007 : 178) menyatakan


bahwa kesehatan dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu, faktor perilaku
(behavior causes) dan faktor non perilaku non behavior causes). Sedangkan
perilaku itu sendiri, khusus perilaku kesehatan dipengaruhi atau ditentukan
oleh 3 (tiga) faktor yakni :

a. Faktor-faktor predisposisi (presdiposing factor), yaitu terwujud dalam


pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya dari
seseorang.
b. Faktor-faktor pendukung (enabling factor) yang terwujud dalam
lingkungan fisik.
c. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam siakp
dan perilaku petugas kesehatan dari petugas-petugas lainnya termasuk di
dalamnya keluarga dan teman sebaya.

8. METODE PENELITIAN
A. Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi non partisipan dimana peniliti
tidak terlibat dalam kegiatan kelompok melainkan hanya sebagai pengamat
pasif. Observasi dilakukan dengan pengamatan secara langsung terhadap
responden penelitian dan sekitarnya. Observasi dilakukan untuk mengetahui
keadaan sekitar lingkungan responden.
2. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini menggunakan responden, dilakukan untuk
mengetahui nama responden, umur, pendidikan, pekerjaan, riwayat sakit DBD,
pengetahuan tentang PSN, dan faktor yang mempengaruhi praktik PSN.

B. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini hanya menghasilkan prosentase
dari karakteristik sampel penelitian seperti prosentasi umur, tingkat
pendidikan, status pekerjaan, riwayat sakit, pengteahuan,
2. Analisis Bivariat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan dan membuktikan
hipotesis antar variabel bebas dan variabel terikat yaitu faktor apa saja yang
berhubungan dengan perilaku pemberantasan sarang nyamuk DBD di
masyarakat Desa Sukasari Gunung Pati dan penularan penyakit DBD.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk


Perilaku adalah bentuk respon terhadap stimulus dari luar diri seseorang, namun
karakteristik dan faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan juga dapat
mempengaruhi respon seseorang. Perilaku tersebut dapat dipengaruhi oleh 3
faktor yaitu :
1. Faktor-faktor presdisposisi, yaitu terwujud dalam pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya dari seseorang. Apabila
seorang penderita penyakit DBD memiliki pengetahuan tentang demam
berdarah dan pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue, itu akan
mempermudah dirinya untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk
DBD. Hal tersebut juga akan dipermudah pula apabila ia memiliki sikap
positif terhadap penyakit demam berdarah dengue dan PSN DBD
2. Faktor-faktor pendukung perilaku adalah fasilitas, sarana dan prasarana
yang mendukung atau memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau
masyarakat, misalnya terjadinya pusat kesehatan masyarakat (puskesmas),
obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban dan sebagainya.
3. Faktor-faktor pendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas
kesehatan dan petugas-petugas lainnya termasuk di dalamnya keluarga dan
teman sebaya.
Pemberantasan nyamuk DBD diutamakan memakai cara yang efektif, efisien, dan
ramah lingkungan. Hal ini berfungsi menghilangkan tempat berkembangbiaknya
nyamuk. Cara yang dimaksud adalah dengan 3M, yaitu Menguras, Menutup, dan
Mengubur barang-barang yang bisa menampung air semingu sekali.
a. Menguras
Tendon air yang bisa dikuras antara lain bak mandi, bak WC, vas bunga,
penangkap semut, tempat minum burung dan sebagainya. Cara menguras yang
baik adalah dengan menyikat atau menggosok rata dinding bagian dalam
tendon air, mendatar maupun naik turun. Maksudnya agar telur nyamuk yang
menempel dapat lepas dan tidak menetas jentik.
b. Menutup
Ada 2 jenis menutup tendon air agar tidak dipakai nyamuk berkembangbiak :
1. Menutup tendon dengan rapat agar air yang disimpan tidak ada
jentiknya. Jenis tendon ini antara lain : gentong, padasan, drum, reservoir,
emberisasi.
2. Menutup tendon agar tidak terisi air. Misalnya tonggak bamboo
dapat ditutup dengan pasir atau tanah sampai penuh. Sedngkan untuk ban,
aki dapat ditutupi dengan plastik agar tidak kemasukan air atau
dimasukkan karung agar tidak tersentuh nyamuk.
c. Mengubur
Barang-barang bekas yang dapat menampung air dan tidak akan dimanfaatkan
lagi sebaiknya disingkirkan yang mudah adalah dengan mengubur ke dalam
tanah. Contoh barang bekas yang perlu dikubur : gelas, ember, piring pecah,
kaleng.
d. Ikanisasi
Selain dengan cara 3M, pada bak-bak air juga bisa dipelihara ikan pemakan
jentik-jentik nyamuk.

e. Fogging
Bukan cara terbaik untuk memberantas nyamuk penular DBD, hanya
membunuh nyamuk dewasa. Pada hari-hari berikutnya akan menetas nyamuk-
nyamuk baru lagi, karena telur dan jentik-jentik tidak mati. Fogging
berdampak buruk terhadap kesehatan karena menggunakan peptisida dan solar.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penularan Penyakit DBD


a. Lingkungan
Lingkungan merupakan tempat interaksi vektor penular pnyakit DBD dengan
manusia yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit DBD. Hal-hal yang
diperhatikan di lingkungan yang berkaitan dengan vektor penularan DBD
antara lain :
1. Sumber air yang digunakan
Air yang digunakan dan tidak berhubungan langsung dengan tanah
merupakan tempat perindukan yang potensial bagi vektor DBD.
2. Kualitas Tempat Penampungan Air (TPA)
Tempat penampungan air yang berjentik lebih besar kemungkinan
terjadinya DBD dibandingkan dengan tempat penampungan air yang tidk
berjentik.
3. Kebersihan lingkungan
Kebersihan lingkungan dari kaleng/ban bekas, tempurung, dan lain-lain
juga merupakan faktor terbesar terjadinya DBD.
4. Curah hujan, pada musim hujan (curah hujan diatas normal) tempat
perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang pada musim kemarau
tidak terisi air, mulai terisi air. Telur-telur yang belum sempat menetas,
dalam tempo singkat akan menetas, dan kelembabapan udara juga akan
meningkat yang akan berpengaruh bagi kelangsungan hidup nyamuk
dewasa dimana selama musim hujan jangka waktu hidup nyamuk lebih
lama dan beresiko penularan virus lebih besar. Dari hasil pengamatan
penderita DBD yang selama ini dilaporkan di Indonesia bahwa musim
penularan DBD pada umumnya terjadi pada musim hujanyaitu awal dan
akhir tahun.
b. Agent (Penyebab Penyakit)
Agent adalah semua umur atau elemen hidup atau mati yang kehadirannya
apabila diikuti dengan kontak yang efektif dengan manusia rentan dalam
keadaan yang memungkinkan akan menjadi stimuli untuk mengisi dan
memudahkan terjadinya suatu proses penyakit. Dalam hal ini yang menjadi
agent dalam penyebaran DBD dalah virus dengue.
c. Faktor yang terkait dalam penularan DBD pada manusia
1. Mobilitas penduduk akan memudahkan penularan dari suatu
tempat ke tempat yang lainnya. Penyakit biasanya menjalar dimulai dari
suatu pusat sumber penularan, kemudian mengikuti mobilintas penduduk,
semakin tinggi mobilitas semakin besar kemungkinan penyebaran penyakit
DBD.
2. Pendidikan akan mempengaruhi cara berpikir dalam penerimaaan
penyuluahan dan cara pemberantasan yang dilakukan, hal ini berkaitan
dengan pengetahuan seseorang yang mempunyai latar belakang pendidikan
rendah atau buta huruf, pada umumnya akan mengalami kesulitan untuk
menyerap ide-ide baru dan membuat mereka konservatif karena tidak
mengenal alternative yang lebih baik.
3. Kelompok usia akan memepengaruhi peluang terjadinya penularan
penyakit DBD.

BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Nyamuk dapat menyebabkan Demam Berdarah Dengue oleh nyamuk betina
aedes aegypti. Salah satu faktornya adalah masyarakat kurang menjaga kesehatan
lingkungn sehingga menyebabkan nyamuk dapat berkembang dengan pesat pada
lingkungan. Penyebab penyakit yang diakibatkan oleh nyamuk dapat dicegah
dengan cara pemberantasan sarang nyamuk dengan cara yang disebutkan diatas.

2. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka saran yang dapat diberikan antara lain
sebagai berikut :
a. Bagi Masyarakat
Diharapkan agar melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam
Berdarah Dengue (PSN DBD) secara sendiri dan rutin, baik bagi masyarakat
yang pernah menderita ataupun yang tidak pernah menderita DBD agar dapat
menurunkan angka kejadian DBD dan lingkungan di Desa Sukasari Gunung
Pati tetap sehat.
b. Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan agar petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan kesehatan
tentang informasi terbaru mengenai Demam Berdarah Dengue secara rutin
serta dapat memberikan dukungan secara nyata kepada masyarakat agar lebih
giat lagi dalam melaksanakan kegiatan PSN DBD di lingkungan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Litbang Depkes. 2010. Demam Berdarah Dengue. Diunduh:


http://www.litbang.depkes.go.id. Diakses: 8 Desember 2016.
2. Pangemanan. 2011. Perilaku Masyarakat Tentang Program Pemberantasan
Penyakit DBD. Diunduh: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php. Diakses: 8
Desember 2016.
3. Nurafifah D. Hubungan Pengetahuan dan Perilaku Pemberantasan Sarang
Nyamuk di RT3 RW4 Desa Kembangbahu Kecamatan Kembangbahu Kabupaten
Lamongan. 2013. Diunduh: http://stikesmuhla.ac.id/v2/wp-content/.pdf. Diakses:
8 Desember 2016.
4. Suyasa. 2009. Faktor Penyebaran Penyakit DBD. Diunduh:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1. Diakses: 8 Desember 2016.
5. http://www.kesimpulan.com/2011/08/uji-lapangan-nyamuk-aedes-
aegypti.html. Dinduh: 8 Desember 2016.

Anda mungkin juga menyukai