Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

( AKUT MIOKARD INFARK )

A. DEFINISI
Akut Miokard Infark ( AMI ) adalah suatu keadaan dimana otot jantung tiba-
tiba tidak mendapat suplai darah. Akibat penyumbtan mendadak arteri koroner oleh
gumpalan darah karena pecahnya plak, ( Kabo, 2008 ). AMI adalah kematian sel- sel
miokardium yang terjadi akibat kekurangan oksigen berkepanjangan, ( Corwin, 2009 )
Acute Myocard Infark ( AMI ) adalah suatu keadaan gawat daurat jantung
dengan manifestasi klinik berupa perasaan tidak enak didada atau gejala- gejala lain
sebagai akibat iskemia miokard ( Wikipedia, 2008 ).
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian tertinggi pada
negaranegara maju. Dan diantara sekian banyak manifestasi penyakit kardiovaskular,
penyakit jantung koroner merupakan manifestasi yang paling sering. Presentasi klinis
penyakit jantung koroner (PJK) diantaranya yakni silent iskemia, angina pektoris
stabil, angina tidak stabil, infark miokard, gagal jantung dan mati mendadak. Infark
miokard akut merupakan salah satu bagian dari sindrom koroner akut (SKA) yang
merupakan kondisi yang sangat mengancam jiwa, yaitu terjadi nekrosis yang
ireversibel dari otot jantung. Keluhan utama pasien dengan infark miokard adalah
nyeri dada yang diikuti dengan salah satu dari presentasi elektrokardiogram (EKG)
dibawah ini ,(Samad Ghaffari, dkk. 2010, European Society of Cardiology, 2012) :
Infark miokard akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena
sumbatan pada arteri koroner. Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya
aterosklerotik pada dinding arteri koroner sehingga menyumbat aliran darah ke
jaringan otot jantung. Infark Miokard Akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat
aliran darah ke otot jantung terganggu.(M. Black, Joyce, 2014 ).

B. MANIFESTASI KLINIS
Sumber : Huda Nurarif, Kusuma, 2013 : 23)
Manifestasi klinis yang berhubungan dengan IMA berasal dari iskemia otot
jantung dan penurunan fungsi serta asidosis yang terjadi. Manifestasi klinis utama dari
IMA adalah nyeri dada yang serupa dengan angina pectoris tetapi lebih parah dan
tidak berkurang dengan nitrogliserin. Nyeri dapat menjalar ke leher, rahang, bahu,
punggung atau lengan kiri. Nyeri juga dapat ditemukan di dekat epigastrium,
AKUT MIOKARD INFARK Page 1
menyerupai nyeri pencernaan. IMA juga dapat berhubungan dengan manifestasi klinis
yang jarang terjadi berikut ini.
a. Nyeri dada, perut, punggung, atau lambung yang tidak khas.
b. Mual atau pusing.
c. Sesak napas dan kesulitan bernapas.
d. Kecemasan, kelemahan, atau kelelahan yang tidak dapat dijelaskan
e. Palpitasi, kringat dingin, pucat
Wanita yang mengalami IMA sering kali datang dengan satu atau lebih manifestasi
yang jarang terjadi di atas.
( M. Black, Joyce, 2014 : 246 )

C. ETIOLOGI
AMI terjadi jika suplai oksigen yang tidak sesuai dengan kebutuhan tidak tertangani
dengan baik sehingga menyebabkan kematian sel- sel jantung tersebut. Beberapa hal
yang menimbulkan gangguan oksigenasi tersebut diantaranya :
1) Berkurangnya suplai oksigen ke miokard
Menurunnya suplai oksigen disebabkan oleh tiga faktor, antara lain :
a. Faktor pembuluh darah
Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan
darah mencapai sel- sel jantung. Beberapa hal yang bisa menganggu
kepatenan pembuluh darah diantaranya : atherosclerosis, spasme, dan arteritis.
Spasme pembuluh darah bisa juga terjadi pada orang yang tidak memiliki
riwayat penyakit jantung sebelumnya, dan biasanya dihubungkan dengan
beberapa hal antara lain :
1. Mengkonsumsi obat- obatan tertentu
2. Stress emosional atau nyeri
3. Terpapar suhu dingin yang ekstrim
4. Merokok
b. Faktor sirkulasi
Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung
keseluruhtubuh sampai kembali lagi ke jantung. Sehingga hal ini
tidak akan lepas darifactor pemompaan dan volume darah yang
dipompakan. Kondisi yang menyebabkan gangguan pada sirkulasi diantaranya
AKUT MIOKARD INFARK Page 2
kondisi hipotensi. Stenosis maupun isufisiensi yang terjadi pada katup- katup
jantung ( aorta, mitrlalis maupun trikusoidalis ) menyebabkan menurunya
cardac output ( COP ). Penurunan COP yang diikuti oleh penurunan sirkulasi
menyebabkan beberapa bagian tubuh tidak tersuplai darah dengan adekuat,
termasuk dalam hal ini otot jantung.
c. Faktor darah
Faktor darah. Darah dalam hal ini merupakan pengangkut oksigen
menuju ke seluruh bagian tubuh. Jika daya angkut darah berkurang, maka
sebagus apapun jalan itu (pembuluh darah) dan pemompaan jantung maka hal
tersebut tidak akan cukup membantu. Hal-hal yang bisa menyebabkan
terganggunya daya angkut darah ini diantaranya yaitu antara lain keadaan
anemia, hipoksemia, dan juga polisitemia.
2) Meningkatknya kebutuhan oksigen tubuh
Pada orang normal meningkatkan kebutuhan oksigen maupun
dikompensasi, diantaranya dengan meningkatkan denyut jantung untuk
meningkatkan COP. Akan tetapi jika orang tersebut telah mengidap
penyakit jantung, mekanisme kompensasi justru pada akhirnya makin
memperberat kondisinya karena kebutuhan oksigen semakin meningkat,
sedangkan suplai oksigen tidak bertambah. Oleh karena itu segala aktivitas
yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen akan memicu
terjadinya infark. Misalnya: aktivtas berlebih,emosi , makan terlalu
banyak dan lain-lain. Hipertropi miokar d bisa memicu terjadinya infark
karea semakin banyak sel yang harus disuplai oksigen,sedangkan asupan oksien
menurun akibat dari pemompaan yang tidak efektive.
Menurut Rab (2008) mengatakan bahwa acut myocardium infarction dapat
disebabkan oleh beberapa hal, sebagai berikut:
1. Peninggian tekanan darah sistemik yang menyebabkan terjadinya skelorois dan
pecahnya trombosit.
2. Peningkatan tonus vaskuler menyebabkan aliran darah menjadi lambat.
3. Kadar katekolamin tinggi menyebabkan agregasi trombosit.
4. Penurunan aktivitas fibrinolitik menyebabkan tingkat pembekuan meninggi dan
sekaligus juga menyebabkan agregasi trombosit.

AKUT MIOKARD INFARK Page 3


Faktor Resiko
Secara garis besar terdapat dua jenis factor resiko bagi setiap orang untuk
terkenaAM, yaitu faktor resiko yang bisa dimodifikasi dan faktor resiko
yang tidak bisa di modifikasi :
1. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi. Merupakan faktor resiko yang
bisa dikendalikan sehingga dengan intervensi tertentu maka bisa
dihilangkan. Yang termasuk dalam kelompok ini diantaranya :
a. Merokok
b. Konsumsi alcohol
c. Infeksi
d. Hipertensi siskemik
e. Obesitas
f. Kurang olahraga
g. Penyakit diabetes
2. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi merupakan faktor resiko
yang tidak bisa dirubah atau dikendalikan, yaitu diantaranya :
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Riwayat keluarga
d. RAS
e. Tipe kepribadian
f. Kelas social

D. PATHOFISIOLOGI
Pada arteriosklerosis, intima (lapisan dalam) arteri mengalami perubahan.
Terbentuknya ateroma dan perubahan dinding pembuluh darah pada aterosklerosis
merupakan proses yang panjang sehingga akan menganggu absorbsi nutrien oleh sel-
sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan akan
menyumbat aliran darah karena timbunan ini menonjol di dalam lumen pembuluh
darah. Disfungsi endothelial akan membentuk jaringan parut, selanjutnya lumen
menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat (Muttaqin, 2009).
Peningkatan ukuran plak berlanjut pada titik melambatnya aliran darah arteri
dari keadaan terdesak sampai sedikit mengalir sesuai penurunan diameter arteri.
Banyaknya dinding infark yang tebal atau infark nontransmural terjadi akibat spasme
AKUT MIOKARD INFARK Page 4
koroner. Arteri koroner yang mengalami arterosklerosis berespons terhadap
rangsangan vasodilator secara paradoksikal, sehingga menyebabkan vasokonstriksi.
Spasme arteri dan penyempitan menyebabkan aliran darah arteri menurun
serta kebutuhan oksigen dan nutrien jaringan miokardium berlanjut. Kerja serupa dari
pemompaan darah harus diselesaikan dengan ketersediaan energi dan oksigen yang
sedikit. Metabolisme anaerob dapat memberikan hanya 6% dari energi total yang
diperlukan. Pengambilan glukosa oleh sel sangat meningkat saat cadangan glikogen
dan adenosine trifosfat berkurang. Kalium dengan cepat bergerak keluar dari sel
miokardium selama iskemia. Asidosis seluler terjadi yang selanjutnya mengganggu
metabolism seluler. Selanjutnya sebagai respon trombolitik dan akibat adanya statis
pada arteri koroner yang terserang, terbentuklah suatu thrombus yang kaya akan fibrin
dan eritrosit (thrombus merah) serta meluas ke atas maupun ke bawah. Thrombus
yang terbentuk kemudian mengikuti aliran darah dan terhenti pada lumen yang lebih
kecil, sehingga menyebabkan oklusi total pembuluh darah. Penyumbatan ini
bermanifestasi dengan tidak adanya aliran darah dan menyebabkan suplai darah ke
area lokal menjadi terhenti dan terjadi iskemia lokal (Muttaqin, 2009).

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG
Untuk mengetahui fungsi jantung : T. Inverted, ST depresi, Q. Peninggian
gelombang S – T, iskmia : penurunan atau datarnya gelombang T, menunjukkan
cidera dengan adanya gelombang Q menunjukkan cidera, nekrosis
2. Enzim Jantung.
CPKMB, LDH, AST
3. Elektrolit.
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas, missal
hipokalemi, hiperkalemi
4. Sel darah putih
Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA
berhubungan dengan proses inflamasi
5. Kecepatan sedimentasi
Meningkat pada ke-2 dan ke-3 setelah AMI , menunjukkan inflamasi.
6. Kimia

AKUT MIOKARD INFARK Page 5


Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau
kronis
7. GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
8. Kolesterol atau Trigliserida serum
Meningkat, menunjukkan arteriosclerosis sebagai penyebab AMI.
9. Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau
aneurisma ventrikuler.
10. Ekokardiogram
Dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup atau dinding
ventrikuler dan konfigurasi atau fungsi katup.
11. Pemeriksaan pencitraan nuklir
a. Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal
lokasi atau luasnya IMA
b. Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik
12. Pencitraan darah jantung (MUGA)
Mengevaluasi penampilan ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional
dan fraksi ejeksi (aliran darah)
13. Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner. Biasanya dilakukan
sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel
kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan pad fase AMI kecuali
mendekati bedah jantung angioplasty atau emergensi.
14. Digital subtraksion angiografi (PSA)
Teknik yang digunakan untuk menggambarkan
15. Nuklear Magnetic Resonance (NMR)
Memungkinkan visualisasi aliran darah, serambi jantung atau katup ventrikel,
lesivaskuler, pembentukan plak, area nekrosis atau infark dan bekuan darah.
16. Tes stress olah raga
Menentukan respon kardiovaskuler terhadap aktifitas atau sering dilakukan
sehubungan dengan pencitraan talium pada fase penyembuhan.

AKUT MIOKARD INFARK Page 6


ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS ( ICU )

I. PENGKAJIAN
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Suku/ Bangsa
Agama
Pendidikan
Alamat
Tanggal masuk
No Registrasi
Diagnosa Medis
2. Identitas Penanggung jawab
Nama
Umur
Alamat
Pekerjaan
Hubungan dengan keluarga

B. Keluhan Utama
Keluhan atau gejala saat awal dilakukan pengkajian pertama kali
yang utama. Misal : Nyeri Dada

C. Pengkajian Primer
1. Airway
a. Ada sumbatan atau
b. Ada benda asing dirongga mulut seperti penumpukan secret
c. Timbulnya suara wheezing atau krekles

AKUT MIOKARD INFARK Page 7


2. Breathing
a. Inspeksi rate
 Penderita mengeluh sesak dengan aktivitas ringan atau
istirahat
 RR lebih dari 24 kali/ menit, irama ireguler dangkal
 Ekspansi oto dada tidak penuh
b. Auskultasi suara nafas
c. Perkusi area paru

3. Ciculation
a. Frekuensi denyut nadi : nadi lemah, nadi tidak teratur
b. takikardi
c. Tekanan darah : meningkat / menurun
d. Kulit pucat, sianosis
e. Akral dingin
f. Output urine menurun

4. Disability
Kaji status neurologi : GCS dan tanda lateralisasi
Kesadaran composmentis dengan GCS: (E4, M6, V5), ukuran pupil 2/2
mm (isokor), terdapat reaksi cahaya pada pupil (kanan-kiri), kekuatan otot
ekstremitas atas kanan/kiri: 5/5, kekuatan otot ekstremitas bawah
kanan/kiri: 5/5.

5. Exposure
Kaji adanya jejas diseluruh tubuh, cegah hipotermi
Tidak ada luka maupun jejas pada seluruh tubuh. Suhu : 36.8 oC.
Klien terbaring dengan posisi semifowler. Akral pada ekstremitas atas dan
bawah dingin.

AKUT MIOKARD INFARK Page 8


D. Pengkajian sekunder
a. Riwayat keperawatan/Kesehatan
1) faktor yang melatarbelakangi / mendahului/ mempengaruhi
keluhan
2) Sifat terjadinya keluhan (mendadak, perlahan, terus menerus/
serangan, hilang timbul dan sifatnya (menjalar, menyebar,
berpindah atau menetap)
3) Berat ringanya keluhan dan perkembanganya apakah menetap
atau cenderung bertambah/berkurang
4) Lamanya keluhan berlangsung atau mulai kapan di rasakan
5) Upaya yang telah berlangsung atau mulai kapan di rasakan
6) Pengobatan/perawtan yang telah diperoleh hingga akhirnya
meminta bantuan ke RS
b. Riwayat Kesehatan/Keperawatan Dahulu
1) Riwayat atau pengalaman masa lalu tentang kesehatan atau
penyakit yang pernah dialami terutama penyakityang ada
hubunganya dengan penyakit yang sekarang di derita
2) Riwayat masuk RS
3) Riwayat pemakaian jenis obat, jumlah dosis, jumlah dosis
terakhir
c. Riwayat Kesehatan/ Keperawatan Keluarga
Riwayat kesehatan atau keperawatan anggota keluarga apakah
ada yang menderita penyakit seperti yang dialami klien atau
mempunyai penyakit degenerative

Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Meliputi kesan keadaan sakit termasuk ekspesi wajah dan posisi klien
b. Pemeriksaan tanda vital
Meliputi nadi (frekuensi, irama, kualitas), tekanan darah, pernafasan
(frekuensi, irama, kedalaman, pola nafas) dan suhu tubuh

AKUT MIOKARD INFARK Page 9


c. Pemeriksaan head to toe
1. Pemeriksaan kepala dan leher
Kepala :
Inspeksi:bentuk kepala (dolicephalus/lonjong/bulat), kesimetrisan
(+/-), hidrochepalus (+/-), lesi(+/-), darah (+/-), trepanasi (+/-)
Palpasi: nyeri tekan (+/-)
Rambut :
Inspeksi: warna, kebersihan, ketebalan,senis
Palpasi: adakah kerontokan atau tidak
Mata :
Kelengkapan dan kesimetrisan mata (+/-) kelopak mata/parlebra
odema (+/-) , posisi/dalam kondisi tidak sadar mata tetap membuka
(+/-), peradangan (+/-),luka (+/-), benjolan(+/-), bulu mata rontok
atau tidak, konjung tiva dan sklera perubahanwarna (anemis/an
anemis), pupil (isokor/an isokor) warna kornea, reaksi terhadap
cahaya, tes penglihatan, ukuran pupil, adakah alat bantu, adakah
sekret dan cekung.
Hidung :
Bagaimana kebersihanya , sputum deviasi, sekret telinga,
pembengkakan (+/-), penggunaan alat bantu (+/-), amati bentuk
tulanghidung dan posisi septum nasi adakah pembengkokan atau
tidak, amati meatus: pendarahan (+/-), kotoran (+/-),
pembengkakan (+/-),pembesaran/polip (+/-).
Telinga :
Bagaimana kebersihanya(+/-), sputum deviasi(+/-), sekret
telinga(+/-),pembengkakan (+/-), penggunaan alat bantu(+/-).
Mulut :
Keadaan bibir (warna, kelembaban), kebersihan gigi dan gusi(+/-),
mulut(+/-),bau mulut (+/-), pemasangan ET/OPA(+/-),apakah
bentuk simetris (+/-), peradanagan(+/-), jaringan parut
(+/-),pembesaran kelenjar limfe (+/-), pembesaran kelenjar tiroid
(+/-), posisi trakea (simetris/tidak simetris/, pembesaran vena
jugularis (+/-).

AKUT MIOKARD INFARK Page 10


Pemeriksaan dada
Jantung :
Inspeksi : denyut apeks,ictus cordis (+/-)pelebaran… cm
Palpasi : palpasi dinding dada toraksteraba: (lemah/kuat/tidak
teraba)
Perkusi : batas-batas jantung normal adalah
Batas atas:….(N=ICSII)
Batas bawah:.(N=ICSV)
Batas kiri:….(N=ICS V Mid clavikula sinistra)
Batas kanan:..(N=ICS IV Mid Sternalis Dextra)
Auskultasi : bunyi jantung dan bising jantung

Paru :
Inspeksi : bentuk (simetrisataukah ada kelainan seperti kiposisi,
lordosisi, scolisi, barrel chest, dll) frekuensi pernafasan, irama
pernafasan (reguler, chynestroks, ortopnea, kusmull),
pengembangan dada, kesulitan bernafas (retraksi interkosta atau
penggunaan otot bantu pernafasan)
Palpasi : vokal fremitus pada permukaan dada kiri, kanan, depan,
belakang (lebih beretar, normal/sama, kurang bergetar)
Perkusi: suara yang ditimbulkan saat perkusi (sonor, hipersonor,
pekak, dll)
Auskultasi : suara nafas (vesikuler, bronkial, bronkhoveskuler),
suara ucapn?vokal resonan ( normal, bronchopneumoni, egopony,
dll) suaratambahan.

Abdomen :
Inspeksi : bentuk abdomen, lesi (+/-), masa (+/-), ketegangan
dinding dada, kesimetrisan (+/-), bayangan pembuluh darah vena
(+/-).
Auskultasi : frekuensi palistatik usus ,normalnya (5-35x/menit)
Palpasi : (pada bagian hepar,lien,apendiks, ginjal,lambung)
adakah pembesaran (+/-), nyeri tekan (+/-), hematomegali (+/-).
Perkusi : normalnya perkusi pada abdomen adalah tympani.
AKUT MIOKARD INFARK Page 11
Genetalia :
Kebersihan daerah genetalia, adanya luka, tanda infeksi, bila
terpasang kateter kasi kebersihan kateter, dan adanya tanda-tanda
infeksi pada area pemasangan kateter, adanya hemoroid

Pemeiksaan anggota gerak/ekstremitas


Kekuatan gerak otot, rentag gerak, keseimbangan gaya berjalan,
tremor, parese, parelysis dll.

Pemeriksaan kulit dan kelenjar getah bening


Kulit warna meliputi pigmentasi, sionisis, ikterus, pucat, eritema,
turgor kelembaban kulit, odema, bila terdapat luka kaji keadaan
luka, adanya jahitan, ukuran luka, adanya infeksi pada balutan,
keadaan luka balutan.
Kelenjar getah bening : bentuk serta tanda radang
1. Kebutuhan fisiologis
a. Pola nutrisi dan metabolisme
1) Adakahkeluhan anoreksia nervosa/bulimil nervosa
2) Adakah keluhan mual/muntah
3) Bagaimana kemampuan mengunyah makanan
4) Sakit saat menenlan
5) Makanan yang disukai klien, makanan
pantangan/makanan tertentu yang mengakibatkan alergi,
adakah makanan yang dibatasi
6) Apakahkeyakinan atau kebudayaan yang dianut dan
memepengaruhi ditt
7) Kebiasaan mengonsumsi suplemen/obat penambah nafsu
makan
8) Adakah penurunan berat badan dalam 6 bulan terakhir
Pengkajian nutrisi meliputi:
1. BB, TB, LLA (data dari pemeriksaan fisik)
2. hasil pemeriksaan laboratium yang berkenaan dengan
status nutrisi kilen contoh Hb, albumin, dll

AKUT MIOKARD INFARK Page 12


3. tanda dan gejala klinis yang dapat di observasi
merujuk ke pemeriksaan fisik contoh: konjungtiva
anemis, rambut tipid kemerahan
4. kaji pola makan (frekuensi, porsi
makan,jenismakanan yang biasa di konsumsi)
b. Cairan
Pola minum ( frekuensi, jumlah, dan jenis cairan yang
dikonsumsi) bila klien memakai infus catat beberapa jumlah
cairan yang masuk bila terpasang NGT tanyakan diit cairan
yang di berikan ke klien.
c. Pola eliminasi
Eliminasi feses
Pola BAB (frekuensi, waktu, warna, konsistensi, penggunaan
pencahar atau enema adanya keluhan diare
/obstipasi/konstipasi, apakah perubahan dalam kebiasaan
BAB (pengguanaan alat tertentu, misal
:kolostomi/illeostomi)
Eliminasi urine
Pola BAK (frekuensi, waktu, warna, jumlah) pengguanaan
alat bantu misalnya : kateter. Adanya keluhan (inkontoensia
urine, anuria, hematuria,disuria, resensi urine, keluhan
berhubungan dengan kulit (kulit terasa panas/dingin, kering
atau gatal)
d. Pola istirahata dan tidur
kebiasaan tidur (waktu, lama dan pengantar tidur)

AKUT MIOKARD INFARK Page 13


I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Perubahan mambran
alveolar-kapiler
2) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan iskemik
3) Nyeri akut berhubungan dengan iskemia
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
5) Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian
6) Devisiensi pengatuhan berhubungan kurang informasi
7) Resiko penurunan curah jantungBerhubungan dengan Penuruan
karaktristik miokard
8) Resiko kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan
perfusi ginjal

II. ANALISA DATA


No Tanggal Data Fokus Etiologi Masalah TTD
/Jam
1. - Diaforesis Gangguan Perubahan
- Dispnea pertukaran mambran
- Gangguan gas alveolar-
penglihatan kapiler
- Gas darah ateri
abnormal
- Gelisah
- Hipoksemia
- Hipoksia
- Iritabilitas
- Konfusi
- Nafas cuping
hidung
- Penurunan
karboon dioksida
- pH arteri

AKUT MIOKARD INFARK Page 14


abnormal
- pola pernafasan
abnormal
- sianosis
- somnolen
- takikardia
- warna kulit
abnormal
2. - Edema Gangguan iskemik
- indeks ankle- perfusi
brakhial <0,90 jaringan
- kelambatan
penyembuhan
luka perifer
- klaudikasi
intermitem
- nyeri ekstremitas
- perestesia
- penurunanan dari
perifer
- perubahan fungsi
motorik
- perubahan
karaktristik kulit
- perubahan
tekanan darah di
ekstremitas
- tidak ada nadi
perifer
- warna kulit pucat
saat elevasi
- warna kulit tidak
kembali ke
tungkai 1 menit
AKUT MIOKARD INFARK Page 15
setelah tungkai
diturunkan
3. - bukti nyeri Nyeri akut iskemia
dengan
mengganggu
standar daftar
periksa nyeri
- diaforesis
- dilatasi pupil
- ekspresi wajah
nyeri
- fokus menyempit
- fokus pada diri
sendiri
- keluhan tentang
karaktristik nyeri
- prilaku distraksi
- perubahan selera
makan
- putusasa
- sikap melindungi
area nyeri
3. - dispnea setelah Intoleransi Ketidaksei
beraktivitas aktivitas mbangan
- keletihan antara
- perubahan suplai dan
elektrokardiogra kebutuhan
m oksigen
- respons frekuensi
jantung abnormal
aktivitas
- respons tekanan
darah abnormal
terhadap
AKUT MIOKARD INFARK Page 16
aktivitas
4. - Gemetar Ansietas Ancaman
- Peningkatan kematian
keringat
- Suara bergetar
- Tremor
- Wajah tegang
- Anokresia
- Dilatasi pupil
- Eksitasi
kardiovaskuler
- Gangguan
pernafasan
- Jantung
berdebar-debar
- Kedutan otot
- Mulut kering
- Peningkatan
denyut nadi
- Peningktana
tekanan darah
- Peningktana
frekuensi
pernafasan
5. - Kurang Devisiensi Kurang
pengetahuan pengetahuan informasi
- Perilaku tidak
tepat
6. - Perubahan Resiko Penuruan
preload penurunan karaktristik
- Perubahan curah miokard
volume sekuncup jantung
- Perubahan
kontraktilitas
AKUT MIOKARD INFARK Page 17
- Perubahan irama
jantung
- Perubahan
afterload
- Perubahan
frekuensi jantung
7. - Anites Resiko Penurunan
- Berketingat kelebihan perfusi
- Obstriuksi volume ginjal
intestinal cairan
- Prankreatitis
- Program
pengobatan
- Sepsis
- Trauma

III. RENCANA KEPERAWATAN

Tanggal Diagnosa Tujuan dan kreteria Intervensi TTD


/jam Keperawtan hasil
Gangguan Setelah dilakukan Terapi oksigen
pertukaran tindakan a. Pertahankan

AKUT MIOKARD INFARK Page 18


gas keperawatan selama kepatenan jalan
berhubungan 3x24 jam di nafas
dengan harapkan status b. Berikan oksigen
Perubahan pernafasan : tambahan seperti
mambran pertukaran gas yang di
alveolar- teratasi dengan perintahkan
kapiler kreteria hasil: c. Monitor aliran
1. Saturasi oksigen
oksegen (95- Monitor pernafasan
100) a. Monitor
2. Dispnea kecepatan, irama,
ringan kedalaman, dan
3. Sianosis kesulita bernafas
tidak ada b. Monitor suara
4. Gangguan nafas tambahan
kesadaran c. Monitor saturasi
tidak ada oksigen pada
pasien
d. Monitor kelelahan
otot-otot
diapragma dengan
pergerakan
parasoksial
e. Monitor keluhan
sesak nafas pada
pasien,termasuk
kegiatan yang
meningkatkan
atau memperburuk
sesak nafas
tersebut
Gangguan Setelah dilaukuan Perawatan sirkulasi
perfusi tindakan a. Lakukan
jaringan keperawatan selama pemeriksaan
AKUT MIOKARD INFARK Page 19
berhubungan 3x24 jam sistem
dengan diharapkan perfusi akrdiovaskuler
iskemik jaringan kardiak atau penilaian
teratasi dengan yang
kreteria hasil: komperhensif
1. Nilai rata- pada sirkulasi
rata tekanana perifer (misalnya
darah dalam memeriksa denyut
kisaran nadi
normal perifer,edema,
2. Temuan dan wakti
eletrokardiog pengisisan
ram dalam perifer, warna dan
kisaran suhu)
normal b. Kolaborasi
3. Angina dengan dokter
ringan untuk pemberiaan
4. Takikardia obat
ringan antiplatelet(penur
5. Brakikardia unan agregrasi
normal platelet) atau
6. Mual tidak antikoagulan
ada (pengencer
7. Muntah tidak darah), dengan
ada tepat
Pengecekan kulit
a. Monitor warna
kulit
b. Periksa kulit dan
selaput lendir
terkait dengan
adanya
kemeratahn,
kehangatan
AKUT MIOKARD INFARK Page 20
ekstim, edema.
Nyeri akut Setelah dilakukan a. Tentukan lokasi ,
berhubungan tindakan karakttristik,
dengan keperawatan selama kualitas dan
iskemia 2x24 jam di keparahan nyeri
harapkan sebelum
tingkatkan nyeri mengobati pasien
dalam kreteria b. Cek pertintah
hasil: pengobatan
1. Ekspresi meliputi dosisi
wajah nyeri dan frekuensi obat
ringan analgesik yang di
2. Nyeri yang resepkan
dilaporkan c. Cek adanya
ringan riwayat alergi
3. Tidak bisa obat
istirahat d. Pilih analgesik
dalam atau kombinasi
rentang analgesik
ringan yangsesuaiketika
4. Keteganggan lebih dari satu di
otot tidak berikan
ada e. Tentukan
analgesik
sebelumnya, rute
pemberian dan
dosis untuk
mencapaihasilpen
gurangan nyeri
yang optimal
f. Evaluasi
keefrktifan
analgetik dengan
interval yang
AKUT MIOKARD INFARK Page 21
teratur pada setiap
setelahpemberian
khususnya setelah
pemberian
pertama kali ,
juga observasi
adanya tanda dan
gejala efek
samping(misalnya
depresi
pernafasan,mual,
muntah,mulut
kering, dan
konstipasi)
Intoleransi Setelah dilakukan a. Monitor toleransi
aktivitas tindakan pasien terhadap
berhubungan keperawatan selama aktivitas
dengan 3x24 jam b. Instruksikan
Ketidakseim diharapkan pasien mengenai
bangan toleransi terhadap perawatan diri
antara suplai aktifitas pasien pada saat
dan dapat memenuhi mengalami nyeri
kebutuhan kreteria hasil: dada
oksigen 1. Saturasi c. Pertahankan
oksigen sat jadwal ambulasi
beraktifitas pada pasien
sedikit
terganggu
2. Frekuensi
pernafasan
saat
beraktifitas
sedikit

AKUT MIOKARD INFARK Page 22


terganggu
3. Temuan/hasil
EKG sedikit
terganggu
Ansietas Setelah dilakukan Pengurangan kecemasan
berhubungan tindakan a. Bantu klien
dengan keperawatan selama mengidentifikasi
ancaman 3x24 jam situasi yang
kematian diharapkan pasien memicu
dapat mencapai kecemasaan
tingkat kecemasan b. Dengarkan klien
dengan kreteria c. Pahami situasi
hasil: kritis yangterjadi
1. Tidak dapat dari perspektif
beristirahat pasien
tidak ada d. Jelaskan semua
2. Perasaan prosedur termasuk
gelisah tidak sensasiyang akan
ada dirasakan yang
3. Otot tegang mungkin akan
tidaka da dialami
4. Rasa takut klienselama
yang di prosedur.
sampaikan
secara lisan
tidak ada
Devisiensi Setelah dilakukan a. Menginformasika
pengatuhanb tindakan n pada pasien atau
erhubungan keperawatan selama orang terdekat
kurang 3x24 jam di mengenai
informasi harapkan pasien kapan,dengan
dapat mengetahui siapa,berapalama,
manajemen bagaimana dan
penyakitnya dengan dimana tindakan
AKUT MIOKARD INFARK Page 23
kreteria hasil: akan dilakukan
1. Strategi b. Jelaskan prosedur
untuk
dan penanaganan
mengurangi
faktor resiko c. Ajarkan pasien
pengetahuan
jika harus
banyak
2. Peran berpartisipasi
keluarga
dengan kegiatan
dalam
rencana tersebut
pengobatan
d. Dukung informasi
pengetahuan
banyak yang di berikan
oleh petugas lain
e. Berikan
kesempatan bagi
pasien untuk
bertanyaataupun
mendiskusikan
perasaanya
Resiko Setelah dilakukan a. Evaluasi nyeri
penurunan tindakan dada (intensitas,
curah jantung keperawtan selama lokasi, radiasi,
Berhubungan 3x24 jam di durasi, faktor
dengan harapkan perfusi pemicu dan yang
Penuruan jaringan dengan mengurang)
karaktristik kreteria hasil: b. Instruksikan pada
miokard 1. Aliran darah pasien akan
melalui pentingnya
pembuluh melaoor segera
darah jantung jika merasakan
devisiasi dari ketidaknyamanan
kisaran di bagaian dada
normal c. Monitor EKG
2. Aliran darah sebagaimana
melalui mestinya
pembuluh d. Auskultasi suara
AKUT MIOKARD INFARK Page 24
darah pada jantung
tingkat sel e. Monitor irama
devisiensi jantung dan
dalam kecepatan denyut
kisaran jantung
normal
Resiko Setelah dilaukan a. Monitor adanya
kelebihan tindakan edema
volume keperawatan selama b. Monitor cairan
cairan 3x24 jam masuk dan keluar
berhubungan diharapkan dalam 24 jam
dengan keseimbangan
penurunan cairan dapat
perfusi ginjal memenuhi kreteria
hasil:
1. Tekanan
darah sedikit
reganggu
2. Denyut
perifer
sedikit
terganggu
3. Keseimbanga
n intake dan
output dalam
24 jam
sedikit
terganggu

AKUT MIOKARD INFARK Page 25


DAFTAR PUSTAKA

Alwi, I., 2006. Infark Miokard Akut Dengan Elevasi ST dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid III (Ed. 4), Fakultas Kedokteran UI: Jakarta

Black, J dan Hawks, J. 2014. Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil
yang Diharapkan. Dialihbahasakan oleh Nampira R. Jakarta: Salemba Emban Patria

https://www.scribd.com/doc/52226904/INFARK-MIOKARD-AKUT

Muttaqin, A. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler.


Salemba Medika. Jakarta

Rab, T. 2008. Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Edisi ke 2. P.T. Alumni. Bandung

AKUT MIOKARD INFARK Page 26


Samekto M Widiastuti. (2001). Infark Miokard Akut. Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro. Semarang

Sudoyo, Aru W. 2007.  Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan
Ilmu Penyakit Dalam FK UI.

AKUT MIOKARD INFARK Page 27

Anda mungkin juga menyukai