Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU

PROPOSAL MALARIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Mata Ajar : Dra. Ken Widyawati M. Hum

Disusun Oleh :

Feri Tri Yuliantoro

16.031

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IV/DIPONEGORO

SEMARANG

2016/2017
ABSTRACT

In this proposal Tropical determine the prevalence of malaria (falciparum


malaria). Based on the data, it was found that the incidence of Tropical Malaria
(Malaria falciparum) in 2009 tended to be higher in the age group 1-4 years and
20-44 years compared to those aged> 45 years. Malaria is also more common in
the male sex than the female. Tropical malaria (falciparum malaria) attacking
children aged toddlers (1-4 years) because toddlers have endurance (immunity) is
lower than in adults. And 20-44 years of age due to an unhealthy lifestyle as they
were outside the house on top at 5-6 afternoon to tell, so unwittingly they are
bitten by infected mosquitoes, not keeping the environment around the residence,
causing mosquito Anopheles have a place breeding around the home

Keyword : Tropical Malaria, mosquito Anopheles


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang masih menjadi masalah


kesehatan masyarakat, terutama di daerah endemis, yang sangat mempengaruhi
angka kesakitan dan kematian pada bayi, anak balita dan ibu melahirkan serta
dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Umumnya, penderita malaria
ditemukan pada daerah-daerah terpencil dan mengancam status kesehatan
masyarakat golongan ekonomi lemah. Oleh karena itu, malaria masih dipandang
sebagai penyakit “rakyat”.

Malaria merupakan penyakit protozoa yang ditularkan melalui gigitan


nyamuk Anopheles. Nyamuk Anopheles adalah vector siklik satu-satunya dari
penyakit malaria pada manusia. Nyamuk ini relative sulit dibedakan dengan jenis
nyamuk lainnya, kecuali jika kita menggunakan kaca pembesar. Ciri paling
menonjol yang bisa dilihat dengan mata telanjang adalah posisi nyamuk
Anopheles pada waktu menggigit / menusuk kulit manusia, yaitu dengan posisi
menungging. Nyamuk Anopheles ini akan menggigit/menusuk kulit manusia pada
malam hari apalagi ketika berada di luar rumah, sesudah menghisap darah
manusia nyamuk malaria ini akan beristirahat di dinding dalam rumah yang gelap
dan lembab seperti di belakang lemari, di bawah kolong tempat tidur, dan lain-
lain.

Kejadian Malaria akan meningkat seiring dengan tingginya curah hujan,


karena akan terbentuk banyak genangan air disekitar lingkungan yang merupakan
tempat ideal untuk perindukan nyamuk Anopheles. Dengan bertambahnya tempat
perindukan nyamuk Anopheles, maka populasi nyamuk tersebut juga bertambah
sehingga jumlah penularannya akan bertambah pula.
Penanggulangan penyakit Malaria Tropika harus diakukan secara
komperhensif dengan upaya promotif, preventif dan kuratif dengan tujuan
menurunkan angka kesakitan dan kematian serta mencegah KLB. Untuk mencapai
hasil yang optimal, upaya preventif dan kuratif tersebut harus dilaksanakan
dengan berkualitas dan terintegrasi dengan program lainnya. Penitikberatan pada
pelayanan kesehatan yang berkualitas seperti mengadakan penyuluhan,
pembekalan pengetahuan tentang penyakit Malaria Tropika dan peningkatan
survey di lapangan diharapkan akan memberikan kontribusi langsung dalam
melepaskan beban para penderita Malaria Tropika.

B. PERUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah daur hidup Plasmodium falciparum itu hingga dapat


menimbulkan penyakit Malaria Tropika (Malaria Falciparum) ?
2. Berapa prevalensi penyakit Malaria Falciparum pada usia produktif ?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. TUJUAN UMUM
Untuk memperoleh gambaran penyakit Malaria Tropika (Malaria
Falciparum) pada usia produktif.

2. TUJUAN KHUSUS
Untuk mengetahui bagaimana daur hidup Plasmodium
falciparum hingga dapat menyebabkan penyakit Malaria Tropika pada
manusia.
D. MANFAAT PENELITIAN

1. Memberikan pembekalan pengetahuan kepada pasien tentang penyakit


malaria terlebih penyakit Malaria Tropika karena merupakan jenis
penyakit malaria yang berbahaya.
2. Agar masyarakat lebih menjaga kebersihan lingkungan karena jika
lingkungan dibiarkan kotor begitu saja dapat menjadi tempat
perkembangbiakkan nyamuk malaria. Dengan menjaga kebersihan
lingkungan diharapkan dapat menekan angka kesakitan dan kematian yang
diakibatkan oleh penyakit Malaria Tropika.

E. HIPOTESIS

Faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit malaria termasuk


Malaria Tropika diantaranya :
1. Parasit Malaria
Penyakit Malaria Tropika disebabkan oleh parasit Plasmodium
falciparum. Ciri utamanya, memiliki 2 siklus hidup, yaitu :
a. Siklus Aseksual dalam hospes vertebrata (manusia), yang
disebut skizogoni.
b. Siklus Seksual dalam tubuh nyamuk yang disebut sporogoni.
2. Faktor Inang (Penjamu)
Penyakit malaria (termasuk Malaria Tropika) mempunyai 2 inang
(penjamu), yaitu :
1. Manusia sebagai penjamu intermediate
2. Nyamuk Anopheles sebagai penjamu definitive
CARA PENULARAN MALARIA TROPIKA

Penyakit malaria, termasuk Malaria Tropika ditularkan dengan 2 cara,


yaitu :

1. Secara Alamiah

Penularan secara alamiah adalah melalui gigitan nyamuk Anopheles yang


mengandung parasite. Pada saat menghisap darah manusia, sporozoit dan air liur
nyamuk yang mengandung Plasmodium falciparum masuk ke peredaran darah
tubuh manusia selama kurang lebih ½ jam. Setelah itu sporozoit akan masuk ke
dalam sel hati. Setelah 1-2 minggu digigit, parasite kembali masuk ke dalam darah
dan menyerang sel darah merah lalu memakan hemoglobin yang membawa
oksigen di dalam darah. Pecahnya sel darah merah yang terinfeksi Plasmodium
falciparum ini, menyebabkan timbulnya gejala demam disertai menggigil dan juga
menyebabkan anemia.

2. Secara Non-Alamiah

Penularan secara non-alamiah terjadi jika tidak melalui gigitan nyamuk


Anopheles.:

a. Malaria bawaan (kongenital)

Malaria bawaan (kongenital) adalah malaria pada bayi baru lahir yang
ibunya menderita malaria. Penularannya terjadi karena adanya kelainan pada
sawar plasenta (selaput yang melindungi plasenta) sehingga tidak ada penghalang
infeksi dari ibu kepada janinnya. Selain melalui plasenta, penularan malaria
tropika dari ibu kepada bayinya juga dapat melalui tali pusat. Gejalanya berupa
demam, iritabilitas (mudah terangsang sehingga sering menangis dan rewel),
pembesaran hati dan limpa, anemia, tidak mau makan ataupun minum, serta kulit
dan selaput lendir berwarna kuning. Keadaan ini harus dibedakan dengan infeksi
kongenital lainnya, seperti toxoplasmosis, rubella, sifillis kongenital dan anemia
hemolitik.
b. Penularan mekanik (transfusion malaria)

Transfusion malaria adalah infeksi malaria yang ditularkan melalui


transfuse darah (donor darah) dari pendonor yang terinfeksi malaria. Parasit
malaria dapat hidup selama tujuh hari dalam darah donor.

c. Pemakaian jarum suntik yang tidak steril secara bersama-sama


pada pecandu narkoba atau melalui transplantasi organ. Biasanya, masa inkubasi
transfusion organ lebih singkat dibandingkan infeksi malaria secara alamiah.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. DEFINISI MALARIA & MALARIA FALCIPARUM

Istilah malaria diambil dari dua kata Bahasa Italia, yaitu mal (buruk)
dan area (udara) atau udara buruk. Karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa-
rawa yang mengeluarkan bau busuk. Berikut ini adalah beberapa difinisi penyakit
malaria dan Malaria Falciparum :
Malaria adalah penyakit infeksi parasite yang disebabkan oleh Plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam
darah. Infeksi malaria ini memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia
dan splenomegaly. Dapat berlangsung akut ataupun kronik
Malaria adalah penyakit menular endemik di banyak daerah hangat di
dunia, disebabkan oleh protozoa obligat seluler genus Plasmodium, biasanya
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Penyakit ini
ditandai dengan keadaan ta berdaya dengan demam tinggi paroksismal, serangan
menggigil, berkeringat, anemia dan splenomegaly yang dapat menyebabkan
kematian, sering menyebabkan komplikasi berat, malaria selebral dan anemia.
Interval antara tiap serangan kadangkala periodik, ditentukan oleh waktu yang
diperlukan untuk berkembangnya satu generasi baru parasit di dalam tubuh.
Setelah permulaan penyakit ini, dapat diikuti perjalanan penyakit yang kronik atau
baik. Disebut jugaplaudism. Nama lamanya mencakup ague dan jungle, malarial

Malaria Falciparum adalah malaria yang disebabkan oleh Plasmodium


falciparum, dengan demam paroksismal yang ireguler. Ini dihubngkan dengan
keadaan parasite tertinggi dalam darah dan merupakan bentuk malaria terparah,
kadang fatal. Malaria ini sering dikaitkan dengan gejala pernisiosa, yang terjadi
sebagai akibat penumpukkan dan pembentukkan mikroinfark dalam kapiler yang
mengandung eritrosit yang terinfeksi Plasmodium falciparum stadium lanjut. Ini
dapat terjadi pada otak, hati, kelenjar adrenal, traktus gastroin testinal, ginjal,
paru, atau organ lain. Disebut jugamalignant tertian malaria dan pernicious
malaria
Malaria Falciparum adalah jenis malaria paling berbahaya dan disebabkan oleh
parasitPlasmodium falciparum. Malaria Falciparum berkaitan dengan kadar tinggi
parasit dalam darah dan mempunyai tingkat kematian dan komplikasi paling
tinggi diantara semua jenis malaria. Sel darah merah yang terinfeksi dengan
parasit cenderung akan kotor dan menyebabkan mikroinfarksi (daerah kecil
jaringan mati karena kekurangan oksigen) dalam kapiler otak, liver, kelenjar
adrenal, sistem usus, ginjal, paru-paru dan organ lainnya. Pasien sebaiknya
dirawat di rumah sakit menggunakan medikasi intravena

Ada empat spesies dari genus Plasmodium yang dapat menimbulkan infeksi pada
manusia. Keempat spesies ini adalah :
1. Plasmodium falciparum
Plasmodium falciparum penyebab penyakit Malaria Tropika / Malaria
Falciparum (Welch, 1897). Masa sporulasinya setiap 1-2 x 24 jam. Dengan gejala
demam timbul tak menentu. Sel darah merah yang diinfeksi tidak membesar,
infeksi multiple dalam sel darah merah sangat khas. Adanya bentuk-bentuk cincin
halus yang khas dengan titik kromatin rangkap walaupun tidak ada gametositnya
kadang-kadang cukup untuk identifikasi spesies ini. Dua titik kromatin (nucleus)
sering dijumpai pada bentuk cincinPlasmodium falciparum, sedangkan
pada Plasmodium vivax dan Plasmodium malariae hanya kadang-kadang.
Sizonnya lonjong atau bulat, jarang sekali ditemukan di dalam darah. Sizon ini
menyerupai sizon Plasmodium vivax, tetapi tidak mengisi seluruh eritrosit. Sizon
matang biasanya mengandung 16-24 merozoit kecil. Gametosit yang muda
mempunyai bentuk lonjong sehingga memanjangkan dinding sel. Di dalam sel
yang dihinggapi Plasmdium falciparum sering tampak titik-titik basophil yang
biru dan presipitat sitoplasma yang disebut titik-titik Maurer. Titik-titik ini tampak
sebagai bercak-bercak merah yang bentuknya tidak teratur, sebagai kepingan-
kepingan atau batang-batang dalam sitoplasma.
2. Plasmodium vivax
Plasmodium vivax penyebab penyakit Malaria Tertiana. Plasmodium
vivax diberi nama oleh Grassi dan Fletti pada tahun 1890. Masa sporulasinya
setiap 2 x 24 jam. Warna eritrosit yang dihinggapi oleh Plasmodium
vivax menjadi pucat, karena kekurangan hemoglobin dan membesar. Oleh
karena Plasmodium vivax mempunyai afinitas untuk retikulosit besar, maka
pembesarannya pun tampak lebih nyata daripada sebenarnya. Tropozoit muda
tampak sebagai cakram dengan inti pada satu sisi, sehingga merupakan cincin
stempel. Bila tropozoit tumbuh, maka bentuknya menjadi tidak teratur, berpigmen
halus dan menunjukkan gerakan emeboid yang jelas. Setelah 36 jam ia mengisi
lebih dari setengah sel darah merah yang membesar itu. Intinya membelah dan
menjadi sizon. Gerakannya menjadi kurang, mengisi hampir seluruh sel yang
membengkak, dan mengandung pigmen yang tertimbun di dalam sitoplasma.
Setelah hampir 48 jam sizon mencapai ukuran maksimum, yaitu 8-10 mikron dan
mengalami segmentasi. Pigmen berkumpul dipinggir, inti yang membelah dengan
bagian-bagian sitoplasma membentuk 16-18 sel, berbentuk bulat atau lonjong,
berdiameter 1,5-2 mikron yang disebut merozoit.
Mikrogametosit mempunyai inti yang berwarna merah muda pucat dan sitoplasma
berwarna biru pucat. Mikrogametosit mempunyai sitoplasma yang berwarna biru
dengan inti yang padat dan letaknya biasanya di bagian pinggir dari parasit.
Dengan pewarnaan, butir-butir halus, bulat, uniform, merah muda atau kemerah-
merahan (titik schuffner) sering tampak di dalam sel yang diinfeksi
oleh Plasmodium vivax.
3. Plasmodium malariae
Plasmodium malariae penyebab penyakit Malaria Kuartana. Plasmodium
malariae telah dilukiskan pada tahun 1880 oleh Laveran. Masa sporulasinya 3 x
24 jam.Plasmodium malariae berukuran lebih kecil, kurang aktif, jumlahnya lebih
sedikit dan memerlukan lebih sedikit hemoglobin dibandingkan
dengan Plasmodium vivax. Bentuknya seperti cincin, mirip dengan
cincin Plasmodium vivax hanya saja sitoplasma Plasmodium malariae lebih biru
dan parasitnya lebih kecil, lebih teratur dan lebih padat.
Tropozoit yang sedang tumbuh mempunyai butir-butir kasar berwarna tengguli
tua atau hitam. Parasit ini dapat berbentuk seperti pita yang melintang pada sel,
mengandung kromatin seperti benang dan kadang-kadang ada vakuolanya.
Pigmen kasar berkumpul di pinggirnya. Dalam 72 jam sizon menjadi matang dan
bersegmentasi, hampir mengisi seluruh sel darah merah yang tidak membesar.
Parasit menyerupai bunga serunai atau roset dengan pigen hijau tengguli yang
padat, dikelilingi oleh 8-10 merozoit lonjong, masing-masing dengan kromatin
berwarna merah dan sitoplasma biru. Di dalam sel yang mengandung Plasmodium
malariaebutir-butir kecil merah muda (titik zemann) kadang-kadang dapat
diperlihatkan. Gametositnya mirip dengan gametosit Plasmodium vivax, tetapi
lebih kecil dan pigmennya kurang.
4. Plasmodium ovale
Plasmodium ovale penyebab penyakit Malaria Ovale. Plasmodium
ovale ditemukan oleh Stephens pada tahun 1922. Masa sporulasinya setiap 48 jam
dan tidak terdapat di Indonesia. Sel darah merah yang dihinggapi sedikit
membesar, berbentuk lonjong, mempunyai titik-titik schuffner yang besar pada
stadium dini. Sel darah merah dengan bentuknya yang tidak teratur dan bergigi
adalah khas guna membuat diagnosis spesies Plasmodium ovale. Pigmen tersebar
di seluruh parasit yang sedang tumbuh sebagai butir-butir tengguli kehijauan dan
mempunyai corak jelas. Pada sizonmatang yang hampir mengisi seluruh eritrosit,
pigmen ini terletak di tengah-tengah.Plasmodium ovale menyerupai Plasmodium
malariae dalam bentuk sizon muda dantropozoit yang sedang tumbuh, walaupun
ia tidak membentuk pita. Sizon matang mempunyai pigmen padat dan biasanya
mengandung 8 merozoit. Pada sediaan darah tebal, sangat sukar untuk
membedakan Plasmodium ovale dengan Plasmodium malariae kecuali bila titik
schuffnernya kelihatan.
B. DAUR HIDUP PLASMODIUM FALCIPARUM
Plasmodium falciparum, salah satu organisme penyebab malaria, merupakan
jenis yang paling berbahaya dibandingkan dengan jenis Plasmodium lain yang
menginfeksi manusia (Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium
ovale). Plasmodium falciparum adalah penyebab penyakit Malaria Tropika atau
Malaria Falciparum, yaitu jenis penyakit malaria yang paling banyak
menyebabkan kesakitan dan kematian diantara jenis penyakit malaria lainnya.
Gejalanya biasanya timbul 10-16 hari setelah terinfksi oleh nyamuk. Gejala yang
nampak adalah rasa menggigil, demam, pusing, berkeringat dan gejala ini
biasanya lebih tahan lama. Juga terjadi edema (adanya cairan berlebih) pada otak
dan paru-paru serta terhambatnya kegiatan ginjal. Bila tidak diobati, dapat
mengakibatkan kematian karena Plasmodium falciparum mempunyai laju
kematian yang tinggi.
Dalam siklus hidupnya, Plasmodium falciparum mempunyai dua hospes, yaitu
vertebrata dan nyamuk. Siklus aseksual dalam hospes vertebrata (manusia)
disebut skizogoni, dan siklus seksual membentuk sporozoit di dalam tubuh
nyamuk disebut sporogoni.

Skizogoni
Pada siklus aseksual ini, sporozoit yang infektif dari kelenjar ludah nyamuk
Anopheles, ditusukkan ke dalam aliran darah hospes vertebrata (manusia). Dalam
waktu 30 menit, sporozoit memasuki sel parenkim hati dan memulai stadium
eksoeritrositik karena belum masuk ke dalam sel darah merah (eritrosit). Dalam
sel hati, parasit tumbuh menjadi skizon dan berkembang menjadi merozoit. Sel
hati yang mengandung parasit pecah dan merozoit keluar dengan bebas masuk ke
sel darah merah. Masuknya merozoit ke sel darah merah disebut stadium
eritrositik. Sebagian besar difagositosis tetapi sebagian kecil berhasil memasuki
sel hati yang baru untuk mengulangi daur eksoeritrositik.

Dalam sel darah merah mulai tampak adanya kromatin kecil yang
dikelilingi oleh sitoplasma tipis Plasmodium yang membentuk cincin. Bentuk
cincin ini kemudian berkembang menjadi bentuk ameboid. Bentuk cincin dan
ameboid adalah tropozoitdalam sel darah merah (eritrosit), tumbuh menjadi sizon
merozoit. Sel darah merah yang penuh dengan merozoit akan pecah sehingga
merozoit, pigmen dan sisa sel keluar memasuki plasma darah. Sebagian merozoit
yang dapat menghindari fagositosis memasuki sel darah merah untuk mengulangi
daur skizogoni. Sedangkan merozoit yang lainnya kemudian membentuk
gametosit untuk memasuki stadium seksual

Sporogoni
Sporogoni merupakan stadium seksual yang terjadi di dalam tubuh nyamuk. Pada
saat nyamuk menghisap darah, gametosit tidak dicerna bersama sel-sel darah.
Pada gamet betina (makrogamet) titik kromatin membagi diri menjadi 6-8 inti
yang bergerak ke pinggir parasit. Sedangkan gamet jantan (mikrogamet) terbentuk
beberapa filamen seperti cambuk, sehingga dapat bergerak aktif, didesak keluar
dan lepas dari sel induk, proses ini disebut eksflagelasi. Sementara itu,
makrogamet menjadi matang sebagai makrogametosit. Perkembangan gametosit
berlangsung dalam rongga perut nyamuk.
Fertilisasi (pembuahan) terjadi karena masuknya mikrogamet ke dalam
makrogamet untuk membentuk zigot. Dalam waktu 12-24 jam setelah nyamuk
Anopheles menghisap darah manusia, lalu zigot berubah menjadi bentuk seperti
cacing yang disebut ookinet yang dapat menembus dinding lambung nyamuk.
Selanjutnya, ookinettumbuh menjadi ookista yang berbentuk bulat. Di
dalam ookista terbentuk ribuan sporozoit, sehingga ookista pecah. Dengan
pecahnya ookista , sporozoit dilepaskan ke dalam rongga badan dan selanjutnya
bergerak ke seluruh jaringan nyamuk. Beberapa sporozoit mencapai kelenjar
ludahnya. Bila nyamuk menggigit/menusuk kulit kita, maka sporozoit bersama air
ludah masuk ke dalam darah dan jaringan kemudian dimulailah siklus
praeritrositik. Daur sporogoni di dalam nyamuk, berlangsung selama 8-12 hari
METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode studi kasus.


Studi kasus yaitu eksporasi mendalam dari sistem terikat berdasarkan
pengumpulan data yang luas. Studi kasus melibatkan investigasi kasus yang dapat
didefinisikan sebagai suatu entitas atau obyek studi yang dibatasi, atau terpisah
untuk penelitian dalam hal waktu, tempat, atau batas-batas fisik. Penting untuk
memehami bahwa kasus dapat berupa ndividu,program, kegiatan, sekolah, ruang
kelas, atau kelompok. Setelah kasus didefinisikan dengan jelas, penelitian
menyelidiki secara mendalam dengan mengumpulkan data dari beberapa buku
maupun sumber media sosial.
BAB III

A. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari penelitian ini dapat di simpulkan bahwa penyakit malaria dikarenakan


nyamuk Anopheles yang sangat berbahaya untuk kesehatan manusia,
Alangkah baiknya sebagai orang tua atau orang yang sudah tau tentang
penyakit malaria ini sebaiknya berhati-hati menjaga kesehatan dan
kebersihan lingkungan agar terhindar dari segala penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

1. Chandra, Budiman Dr. 2006. Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas.


Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Entjang, Indan dr. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung : PT. Citra
Aditya Bakti.
A. Harijanto,P,N., Nugroho, Agung., Gunawan, A, Carta (ed). 2010. Malaria dari
Molekuler ke Klinis. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
B. Irianto, Kus.2009. Parasitologi Berbagai Penyakit yang Mempengaruhi
Kesehatan Manusia. Bandung : Yrama Widya.

Anda mungkin juga menyukai