DisusunOleh:
Tri Santoso
15.107(umum)
3A
AKADEMI KEPERAWATAN
KESDAM IV/DIPONEGORO SEMARANG
2017/ 2018
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
III. PohonMasalah
Resikotinggiisolasisosial
DefisitPerawatanDiri
HargaDiriRendahKronis
(Fitria, 2009)
IV. MasalahKeperawatan
1. Risikotinggiisolasisosial
2. Defisitperawatandiri
3. Hargadirirendahkronis
Data yang perlu dikaji :
a. Defisit perawatan diri
1. Subyektif
a. Klien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin, atau di RS tidak
tersedia alat mandi
b. Klien mengatakan dirinya malas berdandan
c. Klien mengatakan ingin disuapi makan
d. Klien jarang membersihkan alat kelaminnya setalah BAK maupun BAB
2. Obyektif
a. Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor,
gigi kotor, kulit berdaki dan berbau, serta kuku panjang dan kotor
b. Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki)
atau tidak berdandan (wanita)
c. Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya
d. Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai dengan BAB/BAK tidak
pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK
b. Isolasi sosial
1. Subyektif
a. Klien mengatakan malas bergaul dengan orang lain
b. Klien mengatakan dirinya tidak ingin ditemani perawat dan meminta untuk
sendirian
c. Klien mengatakan tidak mau berbicara dengan orang lain.
d. Tidak mau berkomunikasi
e. Data tentang klien biasanya didapat dari keluarga yang mengetahui
keterbatasan klien (suami, istri, anak, ibu, ayah, atau teman dekat)
2. Obyektif
a. Kurang spontan
b. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
c. Ekspresi wajah kurang berseri
d. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
e. Tidak atau kurang komunikasi verbal
f. Mengisolasi diri
g. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
h. Asupan makanan dan minuman terganggu
i. Retensi urine dan feses
j. Aktivitas menurun
k. Kurang berenergi atau bertenaga
l. Rendah diri
m. Posturtubuh berubah, misalnya sikap fetus atau janin (khususnya pada posisi
tidur)
Untuk membina hubungan saling percaya pada pasien isolasi sosial kadang-
kadang mmerlukan waktu yang lama dan interaksi yang singkat dan sering.
Karena tidak mudah bagi pasien untuk percaya pada orang lain. Untuk itu anda
sebagai perawat harus konsisten bersikap terapeutik kepada pasien.Selalu
menepati janji adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan. Pendekatan yang
konsisten akan membuahkan hasil. Bila pasien sudah percaya dengan anda
program asuhan keperawatan lebih mungkin dilaksanakan.
Tindakan Keperawatan :
Fitria,Nita.2009.PrinsipDasardanAplikasiPenulisanLaporanPendahuluandanStrategiPelaksana
anTindakanKeperawatan (LP dan SP).Jakarta : SalembaMedika.
Stuart, E.W& Sudden S.J. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa (Terjemah). Jakarta:EGC
Damaiyanti, M. dan Iskandar, 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama.
Maramis, 2008, Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press