Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

20 September – 3 Oktober 2021

Oleh:
Muhammad Hafiz, S.Kep
NIM. 2130913310005

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

20 September – 3 Oktober 2021

Oleh:
Muhammad Hafiz, S.Kep
NIM. 2130913310005

Banjarbaru, September 2021


Mengetahui,

Koodinator Stase Jiwa Clinical Teacher

Dhian Ririn Lestari, S.Kep.,Ns.,M.Kep M. Akbar Nugraha, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp,Kep.J


NIP. 19801215 200812 2 003
DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Definisi
Dalam Damaiyanti (2012), menyatakan bahwa defisit perawatan diri
adalah kurangnya perawatan diri pada pasien salah satunya adalah gangguan
jiwa yang terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang
perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri
antaranya mandi, makan minum secara mandiri, berhias secara mandiri,
serta toileting. Yang mana dapat diartikan bahwa pasie dengan gangguan
jiwa dapat megalami pemenuhan dalam perawatan diri.
B. Etiologi
1. Faktor predisposisi
a. Perkembangan, keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis, penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan Realitas menuruun, klien dengan gangguan jiwa
dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial, kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri (Depkes RI 2010).
2. Faktor presipitasi
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
Status Sosial Ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan
seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang
semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
c. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
d. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
e. Kebiasaan
Seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
f. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
. Tanda dan Gejala
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor.
d. Gigi kotor disertai mulut bau.
e. Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
a. Interaksi kurang.
b. Kegiatan kurang.
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
d. Cara makan tidak teratur.
e. BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak
mampu mandiri.
. Defisit Perawatan Diri

1. Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu, atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta
masuk dan keluar kamar mandi.
2. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil
potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau
menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk
mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, mnggunakan alat
tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang
memuaskan, mengambil pakaian, dan mengenakan sepatu.
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka
container, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan
dari wadah lalu memasukkannya ke mulut, melengkapi makanan,
mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil
cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
4. BAB/BAK
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toileting, memebersihkan diri setelah BAB/BAKdengan
tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil. Keterbatasan perawatan diri
di atas biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit
ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah), sehingga
dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal
mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun BAB dan BAK (Direja,
2011).

E. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri


Berikut rentang respon Defisit Perawatan Diri (Direja, 2011)

Respon adaftif Transisi Respon Maladatif

Pola perawatan diri Kadang perawatan diri, Tidak melakukan perawatan


seimbang kadang tidak diri pada saat stres

F. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas klien.
b. Keluhan utama/ alasan masuk.
c. Faktor predisposisi.
d. Faktor presipitasi.
e. Aspek fisik/ biologis.
f. Aspek psikososial.
g. Status mental.
h. Kebutuhan persiapan pulang.
i. Mekanisme koping.
j. Masalah psikososial dan lingkungan.
k. Pengetahuan.
l. Aspek medik
2. Pohon Masalah
Resiko Kerusakan Integritas Kulit (Effect)

Defisit Perawatan Diri (Core Problem)


Isolasi Sosial (Cause)

3. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit Perawatan Diri
2. Isolasi Sosial
3. Resiko Kerusakan Integritas Kulit

4. Rencana Tindakan Keperawatan

Sp untuk pasien Sp untuk Keluarga


Strategi Pelaksanaan 1 Strategi Pelaksanaan 1
1. Identifikasi masalah perawatan diri, berdandan, 1. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga
makan dan minum serta BAB/ BAK dalam merawat pasien
2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri 2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala serta proses
3. Jelaskan cara dan alat kebersihan diri terjadinya Defisit Perawatan Diri. (gunakan
4. Latih cara menjaga kebersihan diri : mandi dan booklet)
ganti pakaian, sikat gigi, cuci rambut, dan potong 3. Jelaskan cara merawat pasien dengan Defisit
kuku. Perawatan Diri
5. Masukkan dalam jadwal kegiatan untuk latihan 4. Latih dua cara merawat : kebrsihan diri dan
mandi, sikat gigi, (2 kali per hari), cuci rambut (2 berdandan
kali per minggu) potong kuku (satu kali per 5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
minggu). memberikan pujian.
Strategi Pelaksanaan 2 Strategi Pelaksanaan 2
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri. Beri pujian. 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat /
2. Jelaskan cara dan alat untuk berdandan melatih pasien kebersihan diri. Beri pujian.
3. Latih cara berdandan setelah kebersihan diri : 2. Latih dua (yang lain) cara merawat : makan dan
sisiran, rias muka untuk wanita, sisiran, cukuran minum, BAB dan BAK
untuk pria 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan memberikan pujian.
diri dan berdandan.
Strategi Pelaksanaan 3 Strategi Pelaksanaan 3
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri dan berdandan. 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam meraeat /
Beri pujian. melatih pasien kebersihan diri dan berdandan. Beri
2. Jelaskan cara dan alat makan minum pujian
3. Latih cara makan dan minum yang baik 2. Bimbing keluarga merawat kebersihan diri dan
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berdandan, makan dan minum pasien
kebersihan diri, berdandan, makan dan minum 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
yang baik. memberikan pujian
Strategi Pelaksanaan 4 Strategi Pelaksanaan 4
1. Evaluasi kegiatan kebersihan diri, berdandan, 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat /
makan dan minum . Beri pujian melatih pasien kebersihan diri, berdandan, makan
2. Jelaskan cara eliminiasi / toileting yang baik dan minum. Beri pujian
3. Latih eliminasi dan toileting yang baik 2. Bimbing keluarga merawat BAB dan BAK pasien.
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan 3. Jelaskan follow up ke RSJ / PKM, tanda kambuh
kebersihan diri, berdandan, makan dan minum dan rujukan.
serta BAK & BAB 4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
memberikan pujian
Strategi Pelaksanaan 5 Strategi Pelaksanaan 5
1. Evaluasi kegiatan latihan perawatan diri : 1. Evaluasi kegiatan keluarga merawat / melatih
kebersihan diri, berdandan, makan dan minum, pasien dalam perawatan diri : kebersihan diri,
BAB dan BAK. Beri pujian berdandan, makan da minum dan BAB dan BAK,
2. Latih kegiatan harian beri pujian
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri 2. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
4. Nilai apakah perawatan diri telah baik 3. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke
RSJ / PKM

DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, M., & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung :
Refika Aditama.
S. N. Ade Herma Direja. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Anda mungkin juga menyukai