Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun Oleh :
RIO RIZKI ABDILLAH RAMADHAN
NIM 0433131440118033

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG
Jl, Pangkal Perjuangan KM 1 (By Pass) Karawang

2021
LAPORAN PENDAHULUAN (LP)
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Masalah Utama
Defisit Perawatan Diri

B. ProsesTerjadinyaMasalah
1. Pengertian
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhikebutuhan guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes, 2000).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).
Menurut Potter & Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.
2. Etiologi
Menurut Depkes (2000: 20) penyebab kurang perawatan diri adalah :
a. Faktor prediposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000), Faktor–faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
2) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
3) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
4) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.
3. Tanda dan Gejala
Menurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
a. Fisik
Badanbau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi
kotor disertai mulut bau, penampilantidak rapi.
b. Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tak berdaya, rendah
diri dan merasa hina.
c. Sosial
Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidakk mampu berperilaku sesuai norma, cara
makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat.
4. Penyebab
Penyebab Defisit Perawatan Diri adalah isolasi sosial. (Keliat, 2006). Isolasi
sosial adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari
hubungan dengan orang lain.
Tanda dan gejala isolasi sosial :
a. Apatis, ekspresi sedih, efek tumpul
b. Menghindar dari orang lain
c. Komunikasi kurang / tidak ada
d. Tidak ada kontak mata
e. Tidak melakukan aktifitas sehari-hari
f. Berdiam diri dikamar
g. Mobilitas kurang
5. Akibat
Akibat dari deficit perawatan diri adalah gangguan pemeliharaan kesehatan
(Keliat, 2006), gangguan pemeliharaan kesehatan ini bentuknya bisa bermacam-
macam. Bisa terjadinya infeksi kulit (scabies, panu, kurap) dan juga gangguan lain
seperti grastitis kronis (karena kegagalan dalam makan), penyebaran penyakit
orofecal (karena hygiene BAB atau BAK sembarangan) dan lain-lain.

C. Pengkajian
Data Subyektif
- Klien mengatakan dirinya malas mandi
- Klien mengatakan malas makan
- Klien mengatakan tidak tahu cara membersihkan WC setelah bab/bak
Data Obyektif
- Ketidakmampuan mandi dan membersihkan diri ; kotor, berbau
- Ketidakmampuan berpakaian; pakaian sembarangan
- Ketidakmampuan BAB atau BAK secara mandiri : BAB atau BAK sembarangan

D. Pohon Masalah
Gangguan pemeliharaan kesehatan

Defisit perawatan diri Core Problem


Isolasi sosial

E. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit perawatan diri
2. Isolasi sosial

F. Tindakan Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk pasien kurang perawatan diri.
Tujuan :
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Pasien mampu melakukan bab/bak secara mandiri
Tindakan keperawatan
Untuk membantu klien dalam menjaga kebersihan diri saudara dapat melakukan
tahapan tindakan yang meliputi :
a. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
b. Menyiapkan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
2. Membantu pasien berdandan / berhias
Untuk pasien laki-laki membantu meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Bercukur
Untuk pasien wanita, membantu meliputi :
a. Berpakaian
b. Menyisir rambut
c. Berhias
3. Mengajarkan klien melakukan bab/bak secara mandiri
a. Menjelaskan tempat bab.bak yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah bab/bak
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat bab dan bak

Semarang, 30 September 2014


Mahasiswa,

Yulia Wardah
Nim. 8933171488
STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah Utama : Defisit Perawatan Diri


Pertemuan : Ke I (satu)
1. Kondisi Klien
Klien terlihat kotor, rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki, bau, kuku panjang dan hitam.
Pakaian kotor, tidak bercukur, bab/bak disembarang tepat.
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri
3. Tujuan Khusus / SP I
a. Klien dapat membina hubngan saling percaya
b. Mengidentifikasi kebutuhan kebersihan diri
c. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
d. Menjelaskan peralatan yang digunakan untuk menjaga kebersihan
e. Memasukkan kedalam jadwal latihan
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Identifikasi kebutuhan kebersihan diri
c. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
d. Jelaskan peralatan yang digunakan untuk menjaga kebersihan
e. Masukkan kedalam jadwal kegiatan
5. Strategi Keperawatan
a. Fase Orientasi
- Salam terapeutik
“Selamat pagi, ibu. Perkenalkan nama saya Yulia Wardah. Saya biasa
dipanggil Yulia. Saya perawat yang menjaga ibu pagi ini. Nama ibu siapa?
Biasa dipanggil siapa.”
- Validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Ibu pagi ini sudah mandi? Sudah berganti
baju? Menurut ibu, apa ibu cukup bersih sekarang?”.
- Kontrak
“Ibu, sekarang kita akan berbincang-bincang tentang pentingnya kebersihan
ibu. Mau dimana kita berbincang-bincang/ bagaimana kalau diruang tamu?
Mau berapa lama, ibu? Bagaimana kalau 15 menit?”.
b. Fase kerja
“Menurut ibu, berapa kali sebaiknya ibu mandi sehari? Kenapa ibu perlu mandi 2
kali? Kalau ibu mandi, ibu menggunakan sabun tidak? Ya betul, selain wangi, sabun
juga membersihkan badan kita dari kotoran dan membunuh kuman yang ada
ditubuh ibu.”
“Kalau habis mandi, ibu perlu memakai baju tidak? Betul. Pinter sekali ibu. Habis
mandi, kita perlu mengganti dan memakai baju yang bersih supaya badan kita tetap
sehat. Ibu tahu bagaimana cara mandi? Coba ceritakan. Hebat. Sekarang coba
ceritakan bagaimana cara menggosok gigi. Betul.”
“Nah sekarang coba ibu praktekan bagaimana cara mandi dan gosok gigi, ya.
Jangan lupa siapkan baju ganti, sikat, pasta gigi, sabun, dan juga handuknya ya.”
“Sekarang coba ibu mandi. Saya tunggu disini.”

c. Fase Terminasi
- Validasi
“Wah.. kelihatan segar sekali ibu sekarang. Bagaimana perasaan ibu setelah
mandi? Coba ceritakan lagi bagaimana tadi ibu mandi dan gosok gigi.”
- Rencana Tidak Lanjut
“Nah, sekarang kita masukkan dijadwal ya bu. Sehari ibu harus mandi dua kali,
pagi jam 6 dan sore jam 4, ya bu.”
- Kontrak
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang lagi besok. Kita berbincang-
bincang bagaimana cara-cara berhias. Mau dimana kita berbincang-bincang?
Mau jam berapa ibu? Mau berapa menit? Baiklah, besok jam 10 kita ketemu
lagi ya bu. Ibu sekarang bisa menonton tv.”

Anda mungkin juga menyukai