Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

OLEH :
VIYATA CHANIFIAH UTAMI
19.11.17

Institut Teknologi Sains dan Kesehatan RS dr. Soepraoen


Program D-III Keperawatan
Malang
2021 – 2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

VIYATA CHANIFIAH UTAMI


19.11.17
D-III KEPERAWATAN

TELAH DISETUJUI :

PEMBIMBING INSTITUSI PEMBIMBING RUANGAN

( ) ( )
LAPORAN PENDAHULUAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI

I. Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri


A. Definisi

Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan


melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan serta
toileting) kegiatan itu harus bisa dilakukan secara mandiri ( Herman,
2011). Defisit perawatan diri adalah situasi seseorang yang
mengalami kelemahan dalam kemampuan melakukan hal untuk
melengkapi aktifitas perawatan diri secara mandiri (Nita, 2009).

B. Etiologi
Menurut Depkes (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah:
a. Faktor prediposisi
1. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
3. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas
yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan
lingkungan termasuk perawatan diri.
4. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
3. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
4. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat
diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

C. Klasifikasi Perawatan Diri


Menurut NANDA (2012), klasifikasi perawatan diri terdiri dari:
a. Kurang perawatan diri: Mandi atau kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan
untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
b. Kurang perawatan diri: Mengenakan pakaian atau berhias
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah
gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan
sendiri.
c. Kurang perawatan diri: Makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan
untuk menunjukkan aktivitas makan.
d. Kurang perawatan diri: Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
toileting sendiri.

D. Pohon Masalah

Effect Gangguan pemeliharaan kesehatan

Core Problem Defisit Perawatan Diri

Causa Isolasi Sosial : Menarik diri

E. Manifestasi Klinis
Menurut Depkes (2000), tanda dan gejala klien defisit perawatan
diri adalah seperti berikut,
1. Fisik :
a. Badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor.
d. Gigi kotor disertai bau mulut.
e. Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis :
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial :
a. Interaksi kurang.
b. Kegiatan kurang, Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
c. Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembarang
tempat
II. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Data pengkajian kesehatan jiwa dapat dikelompokkan menjadi faktor
predisposisi, faktor presipitas, penilaian terhadap stressor, sumber
koping, dan kemampuan koping yang dimiliki klien.
Ds :
1. Klien mengatakan mandi bukanlah hal yang penting
2. Klien mengatakan ia malas untuk melakukan perawatan diri
seperti mandi, memakai sabun, shampo, sikat gigi, dan
menggunting kuku kaki dan tangannya.
Do :
1. Klien tampak tidak rapi
2. Klien tampak mengeluarkan air liur pada saat diam atau pun
berbicara
3. Badan klien bau dan berdaki
4. Rambut acak-acakan
5. Tampak ketombe
6. Giginya terlihat kuning dan kotor
7. Mulut berbau

B. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri

C. Intervensi
1. Tujuan
a. Klien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Klien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
c. Klien mampu melakukan bab/bak secara mandiri
2. Tindakan Keperawatan
a. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
b. Menyiapkan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d. Membantu pasien berdandan / berhias Untuk pasien laki-laki
membantu meliputi :
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Bercukur
Untuk pasien wanita, membantu meliputi :
1) Berpakaian
2) Menyisir rambut
3) Berhias
e. Mengajarkan klien melakukan bab/bak secara mandiri
1) Menjelaskan tempat bab.bak yang sesuai
2) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah bab/bak
3) Menjelaskan cara membersihkan tempat bab dan bak

D. Implementasi
Strategi pelaksanaan (SP) perilaku kekerasan terdiri dari:
a. SP 1 (pasien) :
1) Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
2) Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
3) Membantu klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan
diri
4) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
b. SP 2 (pasien) :
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Menjelaskan cara makan yang baik
3) Membantu klien mempraktekkan cara makan yang baik
4) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
c. SP 3 (pasien) :
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Menjelaskan cara eliminasi yang baik
3) Membantu klien mempraktekkan cara eliminasi yang baik
dan memasukkan dalam jadwal
4) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
d. SP 4 (pasien) :
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
2) Menjelaskan cara berdandan
3) Membantu klien mempraktekkan cara berdandan
4) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian

E. Evaluasi
Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan/Depkes. (2000). Standar Pedoman Perawatan Jiwa :


Jakarta.

Keliat, B.A. (2010). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.

Nanda. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai