Anda di halaman 1dari 6

Tugas Makalah Individu Keperawatan Gerontik

“Terapi Kognitif Pada Lansia“

Dosen Pembimbing
Amin Zakaria, S.Kep. Ners. M.Kes

Kelas 2D Keperawatan

Disusun Oleh :
OKTAVIA AMANDA ELISABETH
191222

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN

RS dr. SOEPRAOEN MALANG 2020/2021


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lansia adalah keadaan yang ditanda oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan
keseimbangan terhadap kondisi stress fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan
daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual (Makhfudli,
2009). Secara umum seseorang dikatakan lanjut usia jika sudah berusia diatas 60 tahun ,
tetapi definisi ini sangat bervariasi tergantung dari aspek sosial budaya, fisiologis dan
kronologis (Fatimah, 2010). Lanjut usia (lansia) merupakan proses alamiah yang pasti akan
di alami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang. Di dalam struktur anatomis proses
menjadi tua terlihat sebagai kemunduran di dalam sel. Proses ini berlangsung secara
alamiah, terus-menerus dan berkesinambungan yang selanjutnya akan menyebabkan
perubahan anatomi, fisiologi dan biokimia pada jaringan tubuh dan akan mempengaruhi
fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (Depkes RI. 2003)
Terapi kognitif yaitu psikoterapi individu yang pelaksanaannya dengan melatih klien
untuk mengubah cara klien menafsirkan dan memandang segala sesuatu pada saat klien
mengalami kekecewaan, sehingga klien merasa lebih baik dan dapat bertindak lebih
produktif (Townsend, 2005). Melalui terapi kognitif individu diajarkan/ dilatih untuk
mengontrol distorsi pikiran/gagasan/ide dengan benar-benar mempertimbangkan faktor
dalam berkembangnya dan menetapnya gangguan mood. Penelitian tentang terapi
kognitif sudah dilakukan oleh Rahayuningsih, Hamid, Mulyono (2007); Kristyaningsih, Keliat
dan Helena (2009) serta penerapan terapi kognitif sudah dilakukan oleh Jumaini, Hamid dan
Wardani (2011); Syarniah, Hamid dan Susanti (2011); Sartika, Hamid dan Wardani (2011),
dengan menunjukkan hasil bahwa terapi kognitif berpengaruh terhadap perubahan harga
diri dan kemandirian kognitif.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
“Terapi kognitif pada lansia” ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan umum :
Untuk mengetahui penerapan terapi kognitif pada lansia.
Tujuan Khusus:
1. Maha siswa dapat mengidefinisi terapi kognitif pada lansia.
2. Mahasiswa dapat mengindikasikan terapi kognitif pada lansia.
3. Maha siswa dapat mengetahui tujuan dari terapi kognitif pada lansia.
4. Mahasiwa dapat mengetahui langkah-langkah pemberian terapi kognitif dan
mengevaluasi hasil terapi musik pada lansia.

1.4 Manfaat
1. Bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan peneliti sebagai seorang perawat agar mengetahui tentang
bagaimana terapi kognitif pada lansia
2. Bagi pembaca
Diharapkan dapat menjadi informasi yang bermanfaat dan menambah wawasan pembaca
tentang terapi kognitif pada lansia.
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Terapi Kognitif
Terapi kognitif adalah terapi terstruktur jangka pendek yang menggunakan kerja
sama aktif antara pasien dan ahli terapi untuk mencapai tujuan terapetik,Kaplan (1997).
Terapi ini berorientasi terhadap masalah sekarang dan pemecahannya. Terapi kognitif
telah diterapkan terutama untuk gangguan depresi (dengan atau tanpa gagasan bunuh
diri).
Terapi kognitif diterapkan kepada orang yang mengalami depresi,dan digunakan
untuk melatih pasien mengidentifikasi pikiran negatif/pikiran buruk agar dapat
mengurangi atau menghentikan perilaku yang menyimpang.

2.2 Indikasi
Terapi kognitif efektif untuk sejumlah kondisi terutama:
1. Depresi (ringan sampai sedang)
2. Gangguan panik dan gangguan cemas menyeluruh
3. Individu yang mengalami stress emosional atau kecemasan
4. Gangguan fobia (misalnya agoraphobia, fobia social, fobia spesitik)
5. Gangguan stress pasca trauma (post traumatic stress disorder)
6. Gangguan makan
7. Gangguan mood
8. Gangguan psikoseksual
9. Mengurangi kemungkinan kekambuhan berikutnya

2.3 Tujuan
Tujuan terapi kognitif yaitu:
1. Membantu klien dalam mengidentifikasi, menganalisis dan menentang keakuratan
pikiran negativ klien.
2. Memodifikasi proses pemikiran yang salah dengan membantu klien mengubah cara
berfikir atau mengembangkan pola pikir yang rasional
3. Membentuk kembali pikiran individu dengan menyangkal asumsi yang maladaptive,
pikiran yang mengganggu secara otomatis, serta proses pikiran tidak logis yang
dibesar-besarkan.Berfokus pada ikiran individu yang menentukan sifat fungsionalnya
(Videbeck, 2008)
4. Membantu proses berfikir serta perilaku yang menyebabkan dan mempertahankan
kepanikan dan merusak. Dilakukan dengan cara penyuluhan klien, restrukturisasi
kognitif, pernafasan relaksasi terkendali, umpan balik biologi. mempertanyakan bukti,
memeriksa ulang, dan membingkai ulang.
5. Membantu individu memandang dirinya sebagai orang yang
berhasil mempertahankan hidup dan bukan sebagai korban.
6. Membantu mengubah pemikiran individu dan menggunakan latihan praktik untuk
meningkatkan aktifitas sosialnya
2.4 Langka-langkah/Teknik pelaksanaan terapi kognitif
1. Mendukung klien untuk mengidentifikasi kognisi atau area berpikir dan keyakinan
yang menyebabkannnya khawatir
2. Menggunakan teknik pertanyaan Socrates yaitu meminta klien untuk
menggambarkan, menjelaskan, dan keluarga yang merendahkan dirinya. Dengan
demikian klien mulai melihat bahwa asumsi tidak lagi dan tidak rasional
3. Mengidentifikasi interpretasi yang lebih realistis mengenai diri sendiri, nilai diri dan
dunia. Dengan demikian klien membentuk nilai dan keyakinan baru dan kesulitan
emosional menjadi hilang.
Terapi kognitif dipraktekkan diluar sesi terapi dan menjadi modal utama dalam
mengubah gejala. Terapi berlangsung lebih kurang 12-16 sesi yang terdiri atas 3
fase:
1. Fase awal (sesi 1-4)
a. Membentuk hubungan terapeutik dengan klien
b. Mengajarkan klien tentang bentuk kognitif yang salah serta pengaruhnya
terhadap emosi dan fisik
c. Menentukan tujuan terapi
d. Mengajarkan klien untuk mengevaluatsi pikiran-pikiran yang otomatis
2. Fase pertengahan (sesi 5-12)
a. Mengubah secara berangsur-angsur kepercayaan yang salah
b. Membantu klien mengenal akar kepercayaan diri. Klien melayani klien
mempraktekkan keterampilan berespon terhadap hal-hal yang menimbulkan
depresi dan memodifikasinya,
3. Fase akhir (sesi 13-16)
Klien untuk terminasi dan memprediksi situasi beresiko tinggi yang relevan untuk
kejadian kekambuhan.

2.5 Evaluasi
Lansia biasanya akan mengalami perubahan dalam hal kognitif, serta kondisi
sosio-emosional. Dari sisi kognitif,individu yang memasuki usia lansia mengalami
kemunduran kemampuan kognitif, misalnya dalam hal memori, atensi, dan kecepatan
berpikir (Black,Terapi kognitif.Retha Arjadi, FPsi UI, 2012 Universitas Indonesia 1994).
Terkait dengan kemampuan kognitif ini, lansia yang tidak memiliki masalah kesehatan
fisik, aktif dalam berbagai kegiatan, memiliki pendidikan yang tinggi, dan memiliki
kehidupan sosial yang baik biasanya akan mengalami penurunan fungsi kognitif yang
lebih sedikit atau lebih lambat dibandingkan dengan lansia dengan kondisi sebaliknya
(Santrock, 2006).
BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Terapi kognitif adalah terapi yang mempergunakan pendekatan terstruktur,
aktif,direktif dan berjangkan waktu singkat, untuk menghadapi berbagai hambatan
dalam kepribadian, misalnya ansietas atau depresi. Terapi kognitif digunakan untuk
mengidentifikasi, memperbaiki gejala perilaku yang tidak sesuai, dan fungsi kognisi
yang terhambat, yang mendasari aspek kognitif yang ada. Terapis dengan
pendekatan kognitif mengajarkan pasien atau klien agar berpikir lebih realistik gejala
yang berkelainan yang ada.
Terapi kognitif diterapkan kepada orang yang mengalami depresi,dan digunakan
untuk melatih pasien mengidentifikasi pikiran negatif/pikiran buruk agar dapat
mengurangi atau menghentikan perilaku yang menyimpang.

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan sekaligus tenaga medis kita mampu
menerapkan mekanisme koping dengan menggunakan terapi kognitif kepada lansia
sehingga lansia mampu menghilangkan pikiran negatif/pikiran buruk dan mengurangi
atau menghentikan perilaku yang menyimpang.

DAFTAR PUSTAKA

 Burns, D.D. (1988). Terapi Kognitif pada lansia:pendekatan baru bagi penanganan
depresi. Jakarta: Erlangga.

 Lasaima,Hasratin.2016.Gambaran Aspek Kognitif Dari Status Mental Lansia Di


Tuna Werdha Minaula kota Kendari : Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.Politeknik
Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan

 Suryaningrum,C. (2005). Terapi kognitif-tingkah laku untuk mengatasi kecemasan


sosial. Tesis. Jakarta: Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai