Anda di halaman 1dari 15

Cerebral Palcy (CP) Skoliosis Poliomielitis CTEV

Pengertian Cerebral Palsy(CP) adalah Skoliosis adalah Poliomilitis adalah penyakit CTEV, bisa disebut juga
gangguan motorik dan postural deformitas dari tulang menular yang akut dengan clubfoot,
non-progresif dan juga belakang yang dicirikan disebabkan oleh virus merupakan suatu
umumnya menyebabkan dengan adanya dengan  predileksi pada kombinasi deformitas
disabilitas fisik yang berat pada abnormalitas sel anterior massa kelabu yang terdiri dari supinasi
anak (Lacoste, et al.,2009). kelengkungan tulang sumsum tulang belakang dan adduksi forefoot
Cerebral palsy menggambarkan belakang ke arah lateral. dan inti motorik batang pada sendi midtarsal,
sekelompok gangguan Selain itu,pada skoliosis otak, dan akibat kerusakan heel varus pada sendi
permanen perkembangan juga dapat ditemukan bagian susunan syaraf subtalar, equinus pada
gerakan dan postur tubuh, adanya rotasi dari tersebut akan terjadi sendi ankle, dan deviasi
menyebabkan keterbatasan vertebra. kelumpuhan serta autropi pedis ke medial
aktivitas yang dikaitkan dengan otot terhadap lutut (1,6).
gangguan non-progresif yang Poliomielitis atau polio, Deviasi pedis ke medial
terjadi di otak janin atau bayi adalah penyakit paralysis ini akibat angulasi neck
yang sedang berkembang atau lumpuh yang talus dan sebagian
(Campbell, et al.,2012). disebabkan oleh virus. internal tibial
Agen pembawa penyakit torsion(Salter, 1999)
ini, sebuah virus yang
dinamakan poliovirus (PV),
masuk ke tubuh melalui
mulut, menginfeksi saluran
usus. Virus ini dapat
memasuki aliran darah dan
mengalir ke sistem saraf
pusat menyebabkan
melemahnya otot dan
kadang kelumpuhan
(paralysis)
Etiologi Cerebral palsy terjadi akibat Penyebab dan 1. Brunhilde Ada beberapa teori yang
kerusakan otak saat periode patogenesis skoliosis 2. Lansing telah diajukan untuk
prenatal, perinatal, dan belum dapat ditentukan 3. Leon; Dapat hidup menjelaskan etiologi
postnatal. Sekitar 70-80% dengan pasti. berbulan-bulan didalam CTEV, yaitu(Nordin,
terjadi saat prenatal yaitu bayi Kemungkinan penyebab air, mati dengan 2002)
lahir prematur dan gangguan pertama ialah genetik. pengeringan /oksidan. 1. Faktor mekanik in
pertumbuhan saat kehamilan. Banyak studi klinis yang Masa inkubasi : 7-10-35 utero
Menurut Nigel (2005), mendukung pola hari Teori ini merupakan
penyebab cerebral palsy dapat pewarisan dominan Klasifikasi virus yang pertama dan
dibagi dalam 3 periode, yaitu : autosomal, multifaktorial, Golongan : Golongan IV tertua, diutarakan
1. Pranatal atau X-linked. ((+)ssRNA) oleh Hippocrates.
 Malformasi kongenital. Penyebab kedua ialah Familia : Picornaviridae Dia percaya bahwa
 Infeksi kandungan yang postur, yang Genus : Enterovirus kaki tertahan pada
dapat menyebabkan mempengaruhi terjadinya Spesies : Poliovirus posisi equinovarus
kelainan janin (misalnya skoliosis postural akibat adanya
rubela, toksoplamosis, kongenital. kompresi dari luar
sitomegalovirus, atau Penyebab ketiga ialah uterus.
infeksi virus lainnya). abnormalitas anatomi 2. Defek neuromuscular
 Asfiksia dalam vertebra dimana Peneliti menemukan
kandungan (misalnya lempeng epifisis pada adanya jaringan
solusio plasenta, sisi kurvatura yang fibrosis pada otot,
plasenta previa, anoksi cekung menerima fascia, ligament dan
maternal, atau tali pusat tekanan tinggi yang tendon sheath pada
yang abnormal). abnormal sehingga clubfoot, hal ini
2. Natal mengurangi diperkirakan
 Anoksia / hipoksia pertumbuhan,sementara mengakibatkan
 Perdarahan intra kranial pada sisi yang cembung kelainan pada

 Trauma lahir menerima tekanan lebih tulang(Maranho et al,

 prematuritas sedikit, yang dapat 2011).

3. Postnatal menyebabkan 3. Primary grem plasma


pertumbuhan yang lebih defect
 Trauma kapitis
cepat. Selain itu, arah Irani dan Sherman
 Infeksi(misalnya
rotasi vertebra selalu telah melakukan
meningitis bakterial,
menuju ke sisi cembung diseksi pada 11 kaki
abses serebri,
kurvatura, sehingga equinovarus dan 14
trombophlebitis,
menyebabkan kolumna kaki normal, mereka
ensefalomielitis)
anterior vertebra secara menemukan neck
 Kern ikterus
relatif menjadi terlalu talus selalu pendek
panjang jika dengan rotasi ke
dibandingkan dengan medial dan plantar.
elemen-elemen Mereka berpendapat
posterior. hal ini karena adanya
Penyebab keempat ialah defek pada primary
ketidakseimbangan dari germ plasma.
kekuatan dan massa 4. Arrested fetal
kelompok otot di development
punggung. Abnormalitas Intrauterine
yang ditemukan ialah Pengaruh
peningkatan serat otot lingkungan
tipe Ipada sisi cembung 5. Herediter
dan penurunan jumlah Pada janin
serat otot tipe II pada sisi perkembangan kaki
cekung kurvatura. Selain terbagi menjadi dua
itu, dari pemeriksaan fase, yaitu fase fibula
EMG didapatkan (6,5 –7 minggu
peningkatan aktivitas kehamilan) dan fase
pada otot sisi cembung tibia (8-9 minggu
kurvatura kehamilan). Ketika
terjadi gangguan
perkembangan saat
kedua fase tersebut,
maka kemungkinan
terjadinya CTEV
akan meningkat
(Herring, 2014)
Tanda dan Menurut Sastra (2015), ada Gejala-gejala yang paling 1. Poliomielitis a. Punggung kaki
gejala
beberapa langkah yang bisa umum dari skoliosis ialah Asimtomatis: Setelah bengkok ke
dijadikan acuan untuk suatu lekukan yang tidak masa inkubasi 7-10 bawah
mengetahui tanda-tanda normal dari tulang hari, tidak terdapat b. Kaki bisa terputar
cerebral palsy, yaitu : belakang. Skoliosis gejala karena daya begitu parah
a. Anak mengalami dapat menyebabkan tahan tubuh cukup (telapak
gangguan kepala nampak bergeser baik, maka tidak menghadap atas
perkembangan motorik dari tengah atau satu terdapat gejala klinik sementara
yang tidak normal pinggul atau pundak sama sekali. Pada punggung
b. anak mengalami lebih tinggi daripada sisi suatu epidemi bengkok ke
keterlambatan tumbuh berlawanannya. Masalah diperkirakan terdapat bawah) sehingga
kembang seperti, yang dapat timbul akibat pada 90-95% tampak terbalik.
tengkurap, merangkak, skoliosis ialah penurunan penduduk dan c. Otot betis
duduk, berdiri dan kualitas hidup dan menyebabkan melemah
berjalan disabilitas, nyeri, imunitas terhadap d. Kaki yang
c. Terdapat abnormalitas deformitas yang virus tersebut. mengalami
tonus otot, anak dapat mengganggu secara 2. Poliomyelitis abortif: clubfoot biasanya
terlihat sangat lemas kosmetik, hambatan Diduga secara klinik lebih pendek dari
dan ada juga yang fungsional, masalah hanya pada daerah sisi satunya
mengalami peningkatan paru, kemungkinan yang terserang
tonus setelah 2-3 bulan terjadinya progresifitas epidemi terutama yang
pertama. Dampaknya saat dewasa, dan diketahui kontak
anak akan menunjukkan gangguan psikologis. denga pasien
postur abnormal pada poliomeilitis yang jelas.
satu sisi tubuh. Diperkirakan terdapat
4-8% penduduk pada
suatu epidemi . Timbul
mendadak
berlangsung beberapa
jam sampai
beberapa hari. Gejela
berupa malaise,
anoreksia, nause,
muntah nyeri kepala,
nyeri tenggorokan,
konstipasi dddan nyeri
obdemen
3. Poliomielitis Non
Paralitik: Gejala klinik
hampir sama dengan
poliomyelitis abortif,
hanya nyeri kepala,
nausea dan muntah
lebih hebat. Gejala ini
timbul 1-2 hari kadang-
kadang diikuti
penyembuhan
sementara untuk
kemudian remisi
demam atau masuk ke
dalam fase 2 dengan
nyeri otot. . Khas untuk
penyakit ini dengan
hipertonia, mungkin
disebabkan oleh lesi
pada batang otak,
ganglion spinal dan
kolumna posterior.
4. Poliomielitis Paralitik:
Gejala sama pada
poliomyelitis non
paralitik disertai
kelemahan satu atau
lebih kumpulan otot
skelet atau cranial.
Timbul paralysis akut
pada bayi ditemukan
paralysis fesika
urinaria dan antonia
usus.
Patofisiologi 1. Cedera otak atau terdapatnya faktor-faktor Virus hanya menyerang Pada clubfoot,
perkembangan otak yang yang menyebabkan sel-sel dan daerah deformitas terutama
abnormal perubahan batas susunan syaraf tertentu. terdapat pada tulang
Cedera otak sebelum 20 fisiologis keselarasan Tidak semua neuron yang tarsal, yang sering
minggu kehamilan dapat anatomi tulang belakang terkena mengalami berada dalam posisi
mengakibatkan defisit dari tiga bidang ruang kerusakan yang sama dan fleksi dan adduksi
migrasi neuronal; cedera (frontal, sagital, bila ringan sekali dapat maksimal. Bentuk kaki
antara minggu 26 dan 34 transversal). Faktor- terjadi penyembuhan pengkor bervariasi dari
dapat mengakibatkan faktor penyebab bisa fungsi neuron dalam 3-4 ringan, bentuk postur
leukomalacia bersifat kongenital, minggu sesudah timbul tubuh sampai deformitas
periventricular, cedera idiopatik, kelainan gejala. Daerah yang kaku dan berat.
antara minggu ke-34 dan neuromuskular, biasanya terkena Talus secara khas
ke-40 dapat mengakibatkan developmental poliomyelitis ialah : menyimpang ke medial
cedera otak fokal dan syndrome, dan tumor. 1) Medula spinalis dan di plantarflexion,
multifokal. terutama kornu sedangkan kalkaneus
2. Prematuritas dan pembuluh anterior, berada dalam varus dan
darah serebral 2) Batang otak pada diputar secara medial di
Antara minggu 26 dan 34 nucleus vestibularis sekitar talus. Navicular
usia kehamilan, daerah dan inti-inti saraf dan kuboid bergeser ke
white matter periventrikular cranial serta medial.
dekat ventrikel lateral yang formasio retikularis
paling rentan terhadap yang mengandung
cedera. Karena daerah ini pusat vital,
membawa serat yang 3) Sereblum terutama
bertanggung jawab atas inti-inti virmis,
kontrol motor dan tonus 4) Otak tengah
otot kaki. Cedera yang “midbrain” terutama
terjadi dapat berupa spasik masa kelabu
diplegia. substansia nigra
3. Periventrikular dan kadang-
leukomalacia kadang nucleus
Cedera asimetris untuk rubra,
white matterperiventrikuler 5) Talamus dan
dapat menghasilkan satu hipotalamus,
sisi tubuh yang lebih 6) Palidum dan
terpengaruh dari yang lain. 7) Korteks serebri,
Gambaran keadaan dapat hanya daerah
seperti hemiplegia spastik motorik.
tetapi lebih tampak sebagai
kejang diplegia asimetris.
Pemeriksaan Pemeriksaan perkembangan Saat melakukan 1. Pemeriksaan Lab : Pemeriksaan radiologi
diagnostic motorik anak perlu dilakukan pemeriksaan fisik, pasien  Pemeriksaan dini tidaklah informative
dan melihat kembali riwayat diperiksa tanpa busana. darah dibandingkan dengan
medis anakdari mulai kehamilan Pertama yang mulai  Cairan pemeriksaan fisik,
ibu, proses kelahiran, dan diukur adalah tinggi serebrospinal dikarenakan hanya akan
kesehatan anak dalam masa badan pasien saat berdiri  Isolasi virus volio tampak ossification
perkembangan. Dapat juga dan duduk, panjang 2. Pemeriksaan center pada tulang
dilakukan pemeriksaan refleks, lengan, dan berat badan. radiology tarsal, calcaneus, dan
dan mengukur perkembangan Keseimbangan tulang metatarsal. Setelah usia
lingkar kepala anak. belakang antara thorak 3 atau 4 bulan, tulang-
dengan pelvis dapat tulang tersebut telah
Salah satunya adalah dengan diperiksa dengan cara cukup terosifikasi, dan
melakukan CT-scan kepala plumb line. Untuk pemeriksaan radiologi
untuk mengetahui struktur mengetahui apabila ada dapat dilakukan dengan
jaringan otak serta menjabarkan ketidaksimetrisan dari proyeksi film
area otak yang kurang level bahu, yang diukur anteroposterior dan
berkembang, kista abnormal, adalah selisih tinggi dari lateraldengan stress
ataupun kelainan lainnya. keduanya. dorsofleksi(Baruah et al,
Neuroimagingdirekomendasikan Lakukanlah Adam’s 2013)
dalam evaluasi anak cerebral forward bending test
palsyjika etiologi tidak dapat pada pasien, dengan
ditemukan. membungkukkan posisi
anak 90 derajat ke
Beberapa dokter menyarankan depan, kedua kaki
untuk melakukan pemeriksaan dirapatkan, lutut lurus,
EEG pada anak-anak yang kedua tangan
memiliki riwayat kejang untuk menggantung dengan
membantu melihat aktivitas kepala menunduk
elektrik otak dan akan
menunjukkan penyakit kejang Pemeriksaan radiologis
tersebut seluruh tulang belakang
diperlukan untuk
menentukan penyebab
dan tipe dari skoliosis,
letak deformitas, pola
kurva dan besarnya, dan
maturitas tulang.
Pemeriksaan radiologi
awal yang diperlukan
hanyalah gambaran
radiografi anteroposterior
dan lateral. Pada
gambaran radiografi
lateral, ada atau tidaknya
kifosis, hiperkifosis atau
hipokifosis, lordosis atau
hipolordosis, dan
spondylolisthesis
ditentukan

Penatalaksanaa Tata laksana gangguan motorik: Skoliosis dapat dibagi 1. Poliomielitis aboratif tatalaksana CTEV
n a. Hand-arm intensive penanganannya menjadi  Diberikan analgetk sebaiknya dimulai pada
bimanual training penanganan konservatif dan sedative beberapa hari awal
b. Constraint induced dan penanganan  Diet adekuat kehidupan sang bayi.
movement therapy operatif. Sementara ada  Istirahat sampai Tujuannya adalah
c. Context focused therapy yang membagi kelompok suhu normal untuk mendapatkan kaki yang
d. Goal directed therapy penanganan menjadi beberapa hari, estetik, fungsional,
Tata laksana spastisitas observasi, orthosis, dan sebaiknya dicegah bebas nyeri dan
a. Fisioterapi operatif. aktifitas yang plantigrade (Bergerault,
b. Selective Dorsal a. Observasi berlebihan selama 2013). Prinsip
Rhizotomy (SDR) Tujuan dari 2 bulan kemudian terapimeliputi koreksi
c. Intervensi ortopedi penanganan non- diperiksa pasif yang gentle,
d. Penggunaan orthosis operatif adalah neurskeletal secara mempertahankan
dan alat bantu mencegah teliti koreksi untul periode
Terapi farmakologi progresi dari 2. Poliomielitis non waktu yang lama, dan
Beberapa obat dapat diberikan skoliosis. Derajat paralitik pengawasan
untuk mengatasi spastisitas, kurva yang  Sama seperti anakhingga usai masa
namun terdapat risiko efek kurang dari 20 aborif  pertumbuhan (Salter,
samping seperti sedasi dan dan tidak  Selain diberi 2009).
penurunan ambang kejang. menunjukkan analgetika dan
adanya progresi sedative dapat Pengawasan diperlukan
 Diazepam 0,01-0,3 diberikan karena walaupun telah
dikombinasikan
mg/kg/hari dibagi dua penanganan terkoreksi, 50% kasus
dengan kompres
atau tiga dosis observasi selama akan terjadi rekurensi
hangat selama 15-
 Baclofen 0,2-2 3 – 4 bulan 30 menit,setiap 2 – dan adanya kontraktur
mg/kg/hari dibagi dua b.Orthotic soft tissue
4 jam
atau tiga dosis. Baclofen Jika kurva yang dapatmenyebabkan
3. Poliomielitis paralitik
dapat diberikan secara dimiliki antara 20 terbatasnya pergerakan
 Perawatan dirumah
intrathecal pada kasus –30 ̊ dan sendi. Tata laksana non-
sakit
spastisitas berat progresif, operatif lebih disukai di
 Istirahat total
 Dantrolene 0,5-10 diperlukan  Selama fase akut berbagai belahan dunia
mg/kg/hari dibagi dua penanganan karena extensive
kebersihan mulut
dosis dengan surgery memiliki hasil
dijaga
 Levodopa 0,5-2 menggunakan yang buruk dalam
 Fisioterafi
mg/kg/hari dan brace. Ada dua jangka panjang
 Akupuntur
triheksilfenidil 0,25 macam bracing (Bergerault, 2013)
 Interferon
mg/kg/hari dapat yang seringkali
diberikan untuk digunakan yaitu:
mengatasi dystonia Milwaukee brace
 Reserpine 0,01-0,02
mg/kg/hari dibagi dua untuk menyokong
dosis maksimal 0,25 mg daerah thorakal,
sehari dan tetrabenazine terdiri dari korset
12,5-25 mg dibagi dua pada pelvis yang
atau tiga dosis diberikan dihubungkan
untuk gangguan gerakan dengan logam
hiperkinetik termasuk untuk menyokong
athetosis atau chorea cincin yang
 Injeksi toksin botulinum terletak pada
dapat diberikan pada daerah servikal
kelompok otot yang yang menyangga
mengalami spastisitas oksipital dan dagu
dan kelenjar saliva untuk dan Boston brace
mengurangi drooling. yang digunakan
Dosis yang biasanya untuk
diberikan adalah 4-16 menyokokng
U/kg[15] daerah lumbal
atau
thorakolumba
c. Operatif
Penanganan
operatif dilakukan
apabila kurva
telah lebih dari 30
̊ yang secara
kosmetik tidak
baik, dan untuk
deformitas yang
ringan namun
tidak 19membaik
setelah
menjalankan
penanganan
konservatif.
Tujuan dari
penanganan
operatif adalah
untuk meluruskan
kurva termasuk
komponen
vertebra yang
telah berotasi

Anda mungkin juga menyukai