0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan2 halaman
Calon perawat bernama Farwanta Yusi Fitasari dari kelas 1A Keperawatan menjelaskan beberapa intervensi non-farmakologi untuk menangani nyeri yang dapat dilakukan oleh perawat, seperti distraksi, relaksasi, guided imagery, dan reframing. Terapi-terapi ini tidak memerlukan keterampilan khusus dan dapat dilakukan untuk mengalihkan perhatian pasien dan menenangkannya.
Calon perawat bernama Farwanta Yusi Fitasari dari kelas 1A Keperawatan menjelaskan beberapa intervensi non-farmakologi untuk menangani nyeri yang dapat dilakukan oleh perawat, seperti distraksi, relaksasi, guided imagery, dan reframing. Terapi-terapi ini tidak memerlukan keterampilan khusus dan dapat dilakukan untuk mengalihkan perhatian pasien dan menenangkannya.
Calon perawat bernama Farwanta Yusi Fitasari dari kelas 1A Keperawatan menjelaskan beberapa intervensi non-farmakologi untuk menangani nyeri yang dapat dilakukan oleh perawat, seperti distraksi, relaksasi, guided imagery, dan reframing. Terapi-terapi ini tidak memerlukan keterampilan khusus dan dapat dilakukan untuk mengalihkan perhatian pasien dan menenangkannya.
Dari keseluruhan intervensi non farmakologis tidak semuanya dapat
dilakukan oleh perawat, namun harus ada kemampuan khusus atau dilakukan oleh tenaga ahli dalam bidangnya. Untuk itu dari sekian intervensi nyeri, intervensi non farmakologis jenis apa yang dapat dilakukan oleh calon perawat seperti Anda? Berikan alasannya. Kirim penjelasannya minimal 200 kata di kolom penugasan berikut ini. Jawaban.......... 1. Distraksi ( mengalikan perhatian kepada objek lain ) Alasan : karena terapi ini tidak ada penanganan yang khusus seperti alat bantu, disini kita cukup mengalihkan perhatian pasien terhadap apa yang disukainya ( hobi ) dan apa yang membuat pasien itu bisa bahagia sehingga bisa melupakan rasa nyerinya, perawat cukup memberikan kenyamanan dan memberikan rasa hubungan saling percaya terhadap pasien dan perawat, yang nantinya pasien akan merespon dengan baik apa yang sudah kita ajarkan.
2. Relaksasi ( menurunkan ketegangan fisiologis )
Alasan : karena terapi ini bisa dikatakan mudah untuk menangani pasien dan tidak menimbulkan resiko yang berat,yang mana perawat melakukan teknik ini untuk membuat pasien lebih rileks dan merasa nyaman terhadap lingkungan sekitarnya, disini perawat memeberikan pengarahan kepada pasien untuk berada diposisi yang nyaman dan mengistirahatkan beban pikiran yang ada di kepalanya sambil menikmati lingkungan sekitar. Dalam terapi ini kita harus pandai berbicara dan menjelaskan kepada pasien tentang terapi relaksasi tersebut membuat pasien bisa tenang dan akan mengurangi rasa sakit nyerinya.
3. Guided Imagery ( Mengalihkan pikiran pasien )
Alasan : karena terapi ini menggunakan teknik mengalihkan pikiran pasien ke hal hal yang menyenangkan, kita mengajak pasien untuk menceritakan suatu hal hal yang indah, disini pasien dipraktekkan untuk imajinasi yang minimal 5 menit 3x sehari, perawat akan mendampingi pasien untuk melakukan imajinasinya. Karena terapi ini tidak menggunakan alat hanya menggunakan pendekatan antara perawat dengan pasien, dan semua perawat bisa melakukannya asalkan perawat tersebut pandai berkomunikasi dengan baik terhadap pasien maupun keluarga pasien.
4. Reframing ( Memonitor untuk mengawasi pikiran yang negatif )
Alasan : Karena terapi ini tidak melakukan tindakan yang khusus yang mana perawat memberikan perubahan manset pikiran pasien yang mulanya negatif menjadi positif, lebih memberikan dukungan atau motivasi agar pasien memiliki semangat dan malelupakan rasa sakitnya. Dan juga perawat membatu pasien merubah pandangan terhadap penyakitnya, jika penyakitnya ini bisa sembuh. Dan calon perawat seperti kita bisa melakukanyya karena terapi ini membutuhkan komunikasi dan hubungan saling percaya yang baik terhadap pasien.
5. Cryotherapy Alasan : karena terapi ini menggunakan es atau metode kompres es kepada bagian yang nyeri yang tujuannya untuk mengurangi metabolisme, peradangan, dan nyeri lokal.