Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lansia merupakan seseorang dengan usia lanjut yang mengalami
perubahan biologis, fisik kejiwaan dan sosial. Perubahan akan memberikan
pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya. Oleh karena
itu kesehatan pada lanjut usia perlu mendapatkan perhatian khusus dengan
tetap memberikan motivasi agar lansia dapat hidup secra produktif sesuai
kekmampuannya (Darmajo, 2009).
Pada setiap orang fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik
dalam hal pancapaian puncak maupun penurunanya, untuk mempertahankan
fungsi kognitif pada lansia upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara
menggunakan otak secara terus-menerus dan diistirahatkan dengan cara tidur,
kegiatan seperti membaca, mendengarkan berita dan cerita melalui media
sebaiknya dijadikan sebuah kebiasaan hal ini bertujuan agar otak tidak
beristirahat secara terus-menerus (Departemen Kesehatan Rupublik
Indonesia, 2008).
Penurunan fungsi kognitif pada lansia dapat meliputi berbagai aspek
yaitu orientasi, registrasi, atensi dan kalkulasi, memori dan juga bahasa.
Penurunan ini dapat mengakibatkan masalah antara lain memori panjang
lansia akan kesulitan dalam mengungkapkan kembali informasi baru atau
cerita maupun kejadian yang tidak begitu menarik perhatiannya.
Terapi kognitif dikembangkan pada tahun 1960-an oleh Aeron Beck
dan berkaitan dengan terapi rasional emotif dari Albert Ellis. Terapi kognitif
akan lebih bermanfaat jika digbaung dengan pendekatan perilaku. Kemudian
terapi ini disatukan dan dikenal dengan terapiperilaku kognitif (cognitive
behavior therapy).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari terapi kognitif?
2. Apa saja tujuan terapi kognitif?
3. Apa saja manfaat dari terapi kognitif?
4. Apa saja macam-macam terapi kognitif?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari terapi kognitif.
2. Mengetahui tujuan terapi kognitif.
3. Mengetahui manfaat terapi kognitif.
4. Mengetahui macam-macam terapi kognitif.
1.4 Manfaat
Pembuatan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui
berbagai hal mengenai terapi kognitif mulai dari pengertian, tujuan, manfaat
macam-macam terapi dan agar nantinya pengetahuan yang diperoleh dapat
diterapkan pada lansia yang mengalami gangguan kognitif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Terapi Kognitif.


Terapi kognitif adalah terapi yang menggunakan pendekatan terstruktur,
aktif, direktif dan berjangka waktu singkat, untuk menghambati berbagai
hambatan dalam kepribadian, misalnya ansietas atau depresi (Gunarsa, 2007).
Pada setiap orang fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik
dalam hal pancapaian puncak maupun penurunanya, untuk mempertahankan
fungsi kognitif pada lansia upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara
menggunakan otak secara terus-menerus dan diistirahatkan dengan cara tidur,
kegiatan seperti membaca, mendengarkan berita dan cerita melalui media
sebaiknya dijadikan sebuah kebiasaan hal ini bertujuan agar otak tidak
beristirahat secara terus-menerus (Departemen Kesehatan Rupublik
Indonesia, 2008).
Penurunan fungsi kognitif pada lansia dapat meliputi berbagai aspek
yaitu orientasi, registrasi, atensi dan kalkulasi, memori dan juga bahasa.
Penurunan ini dapat mengakibatkan masalah antara lain memori panjang
lansia akan kesulitan dalam mengungkapkan kembali informasi baru atau
cerita maupun kejadian yang tidak begitu menarik perhatiannya.
Terapi kognitif dikembangkan Aeron Beck. Melalui terapi ini individu
diajarkan atau dilatih untuk mengontrol distorsi pikiran/gagasan/ide dengan
benar-benar mempertimbangkan factor dalam berkembangnya dan
menetapkan gangguan mood. (Townsend, 2009).
Terapi kognitif menjelaskan bahwa bukan suatu peristiwa yang
menyebabkan kecemasan dan tanggapan maladaktif melainkan harapan
masyarakat, penilaian, dan interpretasi dari peristiwa. Sugesti hahwa perilaku
maladaktif dapat diubah oleh berhubungan langsung dengan pikiran dan
keyakinan orang. (Stuart, 2009)
Tugas perawat adalah secara aktif dan langsung membantu klien
mempertimbangkan kembali sressor dan mengidentifikasi kembali pola
pikiran atau keyakinan yang tidak akurat untuk mengatasi masalah klien dari
persepektif kognitif.

2.2 Tujuan Terapi Kognitif


Menurut Setyoadi (2011) beberapa mekanisme koping dengan
menggunakan terapi kognitif adalah sebagai berikut :
1. Membantu kien dalam mengidentifikasi, menganalisis dan
menentang keakuratan kognisi negative klien.
2. Menjadikan atau melibatkan klien subjek terhadap uji realitas.
3. Memodifikasi proses pemikiran yang salah.
4. Membentuk kembali pikiran individu dengan menyangkal asumsi
yang maladaktif, pikiran yang mengganggu secara otomatif, serta
proses pikir tidak logis yang dibesar-besarkan.
5. Menghilangkan sindrom depresi dan mencegah kekambuhan
6. Membantu menargetkan proses berpikir serta perilaku yang
menyebabkan dan mempertahankan panik atau kcemasan.
7. Menempatkan individu pada situasi yang biasanya memicu perilaku
gangguan opsesif kompulsif dan selanjutnya mencegah responsnya.
8. Membantu individu mempelajari respons rileksasi, membentuk
hirarki situasifobia, dan kemudian secara bertahap dihadapkan pada
situasinya sambil tetap mmpertahnkan respons rileksasi.
9. Membantu individu memandag dirinya sebagai orang yang berhasil
bertahan hidup dan bukan sebagai korban.
10. Membantu mengurangi gejala klien dengan retruktulisasi sistem
keyakinan yang salah.
11. Membantu mengubah pemikiran individu dan menggunakan latihan
praktik untuk meningkatkan aktivitas sosialnya.
12. Membentuk kembali perilaku dengan mengubah pesan-pesan
internal.
2.3 Manfaat Terapi Kognitif
a. Menurunkan cemas
b. Teknik relaksasi
c. Biofeedback, menggunakan alat untuk menurunkan cemas dan
memodifikasi respons perilaku
d. Syistematic Desenzation, untuk menurunkan perilaku yang berhubungan
dengan stimulus spesifik.

2.4 Macam-Macam Terapi Kognitif


Menurut Yosep (2009) ada beberapa teknik kognitif, pengetahuan tentang
teknik ini merupakan syarat agar peran perawat bisa berfungsi secara optimal.
Dalam pelaksanaan teknik ini harus dipadukan dengan kemampuan lain
seperti teknik konter, milieu theraphy dan conseling.
a. Teknik restrukturisasi kognisi
b. Teknik penemuan fakta-fakta
c. Teknik penemuan alternatif
d. Dekatastropik
e. Reframing
f. Thought Stopping
g. Learning new behavior with modeling
h. Membentuk pola

Anda mungkin juga menyukai