B. Definisi
B. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik pada pneumonia menurut Linda Sowden, 2002
adalah:
1. Batuk
2. Dispnea Takipnea
3. Sianosis
4. Melemahnya suara nafas
5. Retraksi dinding thoraks
6. Nafas cuping hidung
7. Nyeri abdomen (disebabkan iritasi diafragma oleh paru terinfeksi di
dekatnya)
8. Batuk paroksismal mirip pertusis (umum terjadi pada anak yang lebih kecil)
9. Anak-anak yang lebih besar tidak tampak sakit.
C. Patofisiologi
E. Komplikasi
yaitu :
1. Efusi Pleura
2. Empiema
3. Abses Paru
4. Pneumothoraks
5. Gagal nafas
6. Sepsis
F. Pemeriksaan Penunjang
G. Pengkajian Fokus
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien pneumonia menurut Suyono, 2009;
Nursalam, 2005 dan Doengoes, 2000 :
1. Riwayat penyakit sekarang Hal
yang perlu dikaji :
a. Keluhan yang dirasakan klien
4. Demografi
a. Usia : Lebih sering pada bayi atau anak dibawah 3 tahun
Hal yang perlu dikaji yaitu kebersihan lingkungan, biasanya orang tua
menganggap anaknya benar-benar sakit jika anak sudah mengalami sesak
nafas.
b. Pola nutrisi dan metabolik
Data yang sering muncul adalah anak sulit tidur karena sesak nafas, sering
menguap serta kadang menangis pada malam hari karena
ketidaknyamanan.
e. Pola akitivitas-latihan
Tampak gambaran orang tua terhadap anak diam kurang bersahabat, tidak
suka bermain, ketakutan.
h. Pola peran-hubungan
Anak tampak malas kalau diajak bicara, anak lebih banyak diam dan selalu
bersama orang tuanya.
i. Pola seksual-reproduksi
Pada anak kecil masih sulit terkaji. Pada anak yang sudah puberta mungkin
tergangguan menstruasi.
j. Pola toleransi stress-koping
1) TD : hipertensi
2) Nadi : takikardi
4) Suhu : hipertermi
g. Paru :
H. Diagnosa Keperawatan
I. Perencanaan
7
36
Intervensi :
a. Auskultas area paru, catat area penurunan / tidak ada aliran udara dan
bunyi nafas lain.
Rasional : Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan.
Bunyi nafas bronkhial (normal pada bronkhus) dapat juga terjadi pada area
konsolidasi. Krekels terdengar pada inspirasi.
b. Kaji frekuensi / kedalaman pernafasan dan gerakan dada.
Rasional : Tachipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering
terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada/ atau cairan paru.
c. Atur posisi setengah fowler pada anak besar dan ekstensikan kepala pada
bayi.
Rasional : Posisi duduk memungkinkan upaya nafas lebih dalam dan lebih kuat.
37
a. RR = 30 - 40 x/menit
Intervensi :
Rasional : Tachipnea, pernafasan dangkal dan gerakan dada tak simetris sering
terjadi karena ketidaknyaman gerakan dinding dada.
c. Berikan bantal atau sokongan agar jalan nafas memungkinkan tetap terbuka
Rasional : Sokongan bantal akan membantu membuka jalan napas.
d. Ajarkan teknik relaksasi pada anak yang sudah memahami, sudah bisa atau
mengerti.
Rasional : Relaksasi akan membantu menurunkan kecemasan sehingga kebutuhan O2 tidak
meningkat.
e. Kolaborasi oksigen sesuai kebutuhan
c. N = 90 - 100 x/menit
e. PCO2 normal
39
Intervensi:
Rasional : Memberikan posisi yang nyaman seperti posisi semi fowler, membuat anak
bernafas dengan mudah.
c. Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku, catat adanya fianosis
perifer (kuku) atau sianosis sentral.
Rasional : Sianosis kuku menunjukkan vasokonstriksi atau respon tubuh terhadap
demam/ menggigil. Namun sianosis daun telinga, membran mukosa dan
kulit sekitar mulut menunjukkan hipoksemia sistemik.
d. Pertahankan istirahat tidur dorong menggunakan teknik relaksasi dan
aktivitas senggang.
Rasional : Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan/ konsumsi oksigen
untuk memudahkan perbaikan infeksi.
e. Kolaborasi pemberian therapi O2 dengan benar
f. Awasi GDA
b. Dyspnea berkurang
Intervensi :
c. Berikan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung selama fase akut
sesuai indikasi
Rasional : Menurunkan stres dan rangsangan berlebihan, meningkatkan
istirahat.
d. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya
keseimbangan aktivitas dan istirahat.
Rasional : Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan
kebutuhan metabolik, menghemat energi untuk penyembuhan.
e. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
b. Akral dingin
Intervensi :
Rasional : lingkungan dingin akan menurunkan suhu tubuh melalui kehilangn panas
pancaran
40
Intervensi:
Intervensi :
Kriteria Hasil :
b. BB stabil
d. IMT Stabil
Intervensi :