Anda di halaman 1dari 5

1.

TERAPI BIOFEEDBACK

Biofeedback adalah jenis terapi atau teknik yang dilakukan mengontrol


beberapa fungsi tubuh seperti denyut jantung, suhu tubuh, dan tekanan darah guna
mengobati dan meredakan penyakit tertentu. Terapi ini dapat digunakan untuk
menangani berbagai kondisi medis mulai dari nyeri kronis, tekanan darah tinggi,
sakit kepala tegang (tension headache) Saat menjalani terapi biofeedback, tubuh
Anda akan dihubungkan dengan sensor listrik yang akan mengeluarkan informasi
tentang seberapa baik fungsi tubuh berlangsung. Misalnya, jika detak jantung
tercatat lebih tinggi dari normal, terapis akan membantu pasien melakukan latihan
relaksasi untuk mengendalikannya dan membuatnya kembali normal.Contohnya,
denyut jantung, pernapasan, pengeluaran keringat, tekanan darah, ketegangan otot,
bahkan gelombang otak.Ketika pasien dapat mengendalikan fungsi-fungsi tubuh
tersebut, berbagai kondisi medis (baik fisik maupun mental) dapat diatasi.
a) Terapi biofeedback bisa digunakan untuk menangani kondisi-kondisi medis
berikut :

1. Nyeri kronis
2. Gangguan pada sendi rahang
3. Tekanan darah tinggi atau hipertensi
4. Masalah pencernaan, seperti sembelit
5. Inkontinensia urine, yakni tidak bisa menahan buang air kecil sehingga
mengompol
6. Inkontinensia feses, yaitu tidak bisa menahan buang air besar
7. Epilepsi
8. Ketergantungan alkohol atau obat-obatan
9. Kelumpuhan dan gangguan gerak lainnya
10. Cedera saraf tulang belakang
11. Gangguan tidur
12. Sindrom pramenstruasi (PMS)
13. Attention-deficit disorder (ADD) dan attention-deficit hyperactivity
disorder (ADHD)
14. Gangguan panik
15. Gangguan kecemasan

B) Satu sesi terapi biofeedback biasanya berlangsung selama 30 menit hingga satu
jam. Durasi dan jumlah sesi yang diperlukan akan tergantung pada berbagai faktor,
seperti respons pasien terhadap terapi, kondisi medis pasien, dan target
pengobatan.Terapi ini umumnya dilakukan sebanyak 4-6 sesi. Pada beberapa kasus,
jumlah terapi yang diperlukan bisa lebih banyak, yakni 8-10 sesi.
C) Beberapa jenis terapi biofeedback yang umum dilakukan meliputi :

1. Biofeedback dengan elektromiogram (EMG) untuk mengukur aktivitas


dan ketegangan otot
2. Neurobiofeedback dengan elektroensefalografi (EEG) untuk mengukur
gelombang otak
3. Biofeedback termal untuk mengukur suhu tubuh
4. Biofeedback dengan aktivitas elektrodermal (EDA) untuk mengukur
pengeluaran keringat
5. Biofeedback dengan mengukur variasi denyut jantung

D) Beberapa latihan relaksasi yang biasanya dilakukan dalam terapi biofeedback


meliputi:

1. Latihan pernapasan dalam


2. Latihan peregangan atau relaksasi otot
3. Memfokuskan pandangan pada gambar untuk membuat pasien lebih
relaks
4. Meditasi

Jika terapi biofeedback berhasil, pasien dapat mengendalikan gejala yang


disebabkan oleh kondisi medis atau mengurangi jumlah pengobatan yang dikonsumsi
akukan teknik biofeedback secara mandiri. Terapi biofeedback tergolong aman selama
dilakukan dengan bimbingan terapis profesional dan dokter.
2. TERAPI DIVERSIONAL
Okupasi Terapi (OT) adalah suatu upaya terapi yang melibatkan
penggunaan aktivitas terapetik dan diterapkan kepada pasien dengan gangguan
fisik maupun mental dengan tujuan untuk meningkatkan kemandirian,
mencegah kecacatan baru serta meningkatkan taraf kesehatan (Punwar,1988).
Tujuan terapi okupasi secara umum menurut Astati (1995:13) adalah
mengembalikan fungsi fisik, mental, sosial, dan emosi dengan mengembangkannya
seoptimal mungkin serta memelihara fungsi yang masih baik
Tujuan terapi okupasi menurut Martono (1992:2) (dalam Astati, 1995:11)
yaitu :
1. Diversional, menghindari neorosis dan memelihara mental
2. Pemulihan fungsional, mencakup fungsi-fungsi persendian, otot-otot
serta kondisi tubuh lainnya
3. Latihan-latihan prevokasional yang memberikan peluang persiapan
menghadapi tugas pekerjaan yang lebih sesuai dengan kondisinya.
dapat disimpulkan bahwa tujuan terapi okupasi yaitu memulihkan perkembangan
baik fisik, mental maupun emosionalnya agar berperan seoptimal mungkin agar
individu tersebut mampu berperan dalam aktivitas kehidupan kesehariannya
Area kinerja okupasional meliputi aktivitas kehidupan sehari-hari, produktivitas dan
pemanfaatan waktu luang (Keputusan Menteri Kesehatan No.571 tahun 2008 tentang
standar profesi okupasi terapis) :
1. Aktivitas kehidupan sehari-hari, yang meliputi : berhias (menyisir
rambut, memakai wangi-wangian), kebersihan mulut (sikat gigi), mandi
(dalam hal ini 2kali sehari), BAB/BAK dilakukan secara mandiri,
berpakaian, makan/minum, kepatuhan minum obat, sosialisasi,
komunikasi fungsional, mobilitas fungsional, ekspresi seksual.
2. Produktivitas yang meliputi : pengelolaan rumah tangga (menyapu,
mengepel), merawat orang lain, sekolah/belajar, dan aktivitas
vokasional.
Terapi okupasional dilaksanakan dalam bentuk fungsional okupasional terapi dan
supportif okupasional terapi (Kosasih, 2012;14) :
1. Fungsional terapi okupasi Fungsional okupasional terapi adalah
memberikan latihan dengan sasaran fungsi sensori motor, koordinasi,
dan aktivitas kehidupan sejarihari, yaitu seluruh kegiatan manusia, mulai
dari kegiatan bangun tidur sampai dengan tidur kembali.
2. Supportif okupasional terapi Supportif okupasional terapi adalah latihan-
latihan yang diberikan kepada anak dengan gangguan psikososial, emosi,
motivasi, cita-cita, dan kurang percaya diri.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.571 tahun 2008 terdapat 4 (empat)
tahapan terapi yakni:
1. Terapi komplementer
2. Terapi yang membuat klien mampu beraktivitas (enabling).
3. Terapi yang membuat klien mampu beraktivitas secara bermakna dan
bertujuan (purposeful activity).
4. Terapi yang membuat klien mampu beraktivitas dan berpartisipasi pada
area kinerja okupasional (occupation)
1) METODE
Okupasiterapi dapat dilakukan baik secara indivisual, maupun
berkelompok, tergantung dari keadaan pasien, tujuan terapi dan lain-lain:
1. Metode individual
a. Pasien baru yang bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak
informasi dan sekaligus untuk evaluasi pasien
b. Pasien yang belum dapat atau mampu untuk berinteraksi dengan
cukup baik
c. Pasien yang sedang menjalani latihan kerja dengan tujuan agar terapis
dapat mengevaluasi pasien lebih efektif

3. TERAPI HIPNOTIS
Hipnosis pada umumnya terkait dengan pengenalan sebuah prosedur
selama subjek tersebut disugesti untuk mengalami suatu pengalaman
imajinatif. Sebuah prosedur hipnosis biasanya digunakan untuk memberikan
dukungan dan mengevaluasi respon sugesti.Ketika menggunakan hipnosis,
seseorang (subjek) dipimpin oleh orang lain (hypnotist) untuk memberikan
respon terhadap sugesti untuk berubah pada pengalaman subjektifnya,
perubahan persepsi, sensasi, emosi, pikiran atau tingkah laku.

Proses Hipnoterapi
Tiga Bagian Pikiran Manusia, Pikiran manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Pikiran Tidak Sadar adalah pikiran yang mengoperasikan tubuh secara
otomatis, Misalnya detak jantung, reproduksi sel, penyembuhan luka,
sirkulasi darah dan sistem otomatis lainnya dikerjakan oleh Pikiran tidak
sadar. Pikiran Tidak Sadar selalu aktif, meskipun Anda tertidur pulas.
b. Pikiran Bawah Sadar yang merupakan bagian pikiran yang
sangat dominan dan sering kali mengendalikan diri. Pikiran Bawah
Sadar memuat kebiasaan, dorongan perasaan, keyakinan, persepsi,
dan memori permanen.
c. Pikiran Sadar adalah bagian pikiran yang selalu bersifat logis
dan rasional. Dengan berpikir logis dan rasional, manusia bisa
menciptakan kehendak atau keinginan untuk berubah. Contoh: seorang
perokok. Secara rasional dan logis, hampir semua perokok tahu bahwa
rokok adalah kegiatan yang merugikan diri sendiri.

Tujuan dari hipnoterapi adalah menghapus atau menanamkan program di


Pikiran Bawah Sadar supaya perubahan yang Anda alami berlangsung dari
dalam diri Anda sendiri
Syarat-Syarat Melakukan Hipnoterapi
1. Pasien sebagai subjek.
Orang yang dihipnotis sebenarnya tidak dalam keadaan tidur
sesungguhnya.Walaupun menggunakan perintah berupa kata 'tidur', kata itu tidak
membuat pasien tidur sesungguhnya. Pasien tetap dalam keadaan sadar, serta
mampu mengobservasi perilakunya selama dalam keadaan hipnotis Proses
hipnoterapi juga harus dilakukan dengan jelas, terbuka, dan tanpa paksaan.
Sebelum melakukan hipnotis, pasien harus terlebih dahulu menjalani
pemeriksaan fisik, dan bila perlu disusul dengan menjalani pemeriksaan
laboratorium (darah, urine, dll).
2. Terapis sebagai fasilitator
Terapis sebagai fasilitator dan pasien sebagai subjek perlu menjalani
kerjasama yang baik sebelum proses hipnotis dimulai. Pemahaman pasien akan
maksud dan tujuan hipnoterapi merupakan kunci efektifitas terapi Secara
konvensional, hypnotherapy dapat diterapkan kepada mereka yang memenuhi
persyaratan dasar, yaitu:
a. Bersedia dengan sukarela
b. Memiliki kemampuan untuk focus
c. Memahami komunikasi verbal.

TERAPI HUMOR
Humor adalah sesuatu yang lucu, yang dapat menggelikan hati atau yang dapat
menimbulkan kejenakaan atau kelucuan. Orang yang memiiki rasa humor yang tinggi,
yakni orang yang mudah tersenyum atau tertawa bila mendengar sesuatu yang
humoris disebut seorang humoris.

Hidup tertawa sangat terkait dengan hidup sehat. Meskipun tidak


semuanya yang tertawa jiwanya sehat. Tetapi, untuk menyehatkan jiwa orang
perlu tertawa. Sebagaimana ketika orang hendak menyehatkan raganya maka
dia membutuhkan olahraga, tertawa sendiri termasuk olahraga sekaligus olah
jiwa. (Ayu, 2011: 44).

Terapi tertawa atau humor adalah cara alami untuk menghadapi sakit
mental dan stres. Meskipun cara ini tidak dijamin berhasil untuk semua kasus,
dan keberhasilannya tergantung pada seberapa lama stres itu dialami, akan
tetapi setidaknya tersenyum akan membuat penderita lebih riang dan
sementara terbebas dari masalah (Ariana, 2006: 52).

Tertawa juga memiliki manfaat psikologis diantaranya memicu


pelepasan hormon endorfin, merilekskan pikiran dan mencairkan emosi yang
menyebabkan stres sehingga dapat mengurangi stres yang dirasakan.
Selanjutnya tertawa juga memiliki manfaat sosial yaitu dapat mempererat
hubungan sosial dengan memicu perasaan positif serta menumbuhkan koneksi
emosional, (Olivia dan Noverina, 2011: 84).

Anda mungkin juga menyukai