Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH KEPERWATAN JIWA

TAK Stimulasi Persepsi Umum

Dosen pembimbing : Ns. Indari, M.kep

Oleh :
Adellia Marchelina (17.1.001)
Amanda marliana (17.1.005)
Elsa Fajira (17.1.041)
Exy Parwitasari (17.1.045)
Firda rahmadanisa (17.1.054)
Ferdiansyah liazanto (17.1.019)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN RS Dr. SOEPRAOEN MALANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional,

psikologi dan sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal yang

memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan

kestabilan emosi. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan oleh perorangan,

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan,

lingkungan masyarakat yang didukung sarana pelayanan kesehatan jiwa

dan sarana lain seperti keluarga dan lingkungan sosial. Lingkungan

tersebut selain menunjang upaya kesehatan jiwa juga merupakan stressor

yang dapat mempengaruhi kondisi jiwa seseorang, pada tingkat tertentu

dapat menyebabkan seseorang jatuh dalam kondisi gangguan jiwa

(Videbeck,2008).

Meningkatnya pasien dengan gangguan jiwa ini disebabkan banyak

hal. Kondisi lingkungan sosial yang semakin keras diperkirakan menjadi

salah satu penyebab meningkatnya jumlah masyarakat yang mengalami

gangguan kejiwaan. Apalagi untuk individu yang rentan terhadap kondisi

lingkungan dengan tingkat kemiskinanterlalu menekan.

Penatalaksanaan keperawatan klien dengan gangguan jiwa adalah

pemberian terapi modalitas yang salah satunya adalah Terapi Aktifitas

Kelompok (TAK). Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi

modalitas yang dilakukan perawat pada sekelompok klien yang


mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan

sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan (Fortinash

& Worret, 2004).Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien

ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi

persyaratan tertentu fokus terapi adalah membuat sadar diri (self-

awareness). Peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan,

atau ketiganya.Kelompok adalah suatu system social yang khas yang

dapat didefinisikan dan dipelajari. Sebuah kelompok terdiri dari individu

yang saling berinteraksi, interelasi, interdependensi dan saling

membagikan norma social yang sama (Stuart & Sundeen, 1998).

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat

rumusan masalah yaitu sebagai berikut :

1.Apa pengertian aktifitas kelompok ?

2.Apa tujuan terapi aktifitas kelompok ?

3. Apa dampak terapeutik dari kelompok ?

4.Apa indikasi dan kontra indikasi dari terapi aktifitas kelompok ?

5.Bagaimana komponen kelompok ?

1.3 TUJUAN

Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan

tugas Keperawatan Jiwa yang berjudul ” Terapi Aktifitas Kelompok ”.

Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang

Terapi Aktifitas Kelompok dan agar penulis ataupun pembaca mengetahui


tentang konsep dasar teori Terapi Aktifitas Kelompok serta proses Terapi

yang diberikan kepada klien gangguan jiwa.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep presepsi umum

2.1.1 Pengertian persepsi umum

Persepsi umum merupakan suatu proses yang didahului oleh

penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat

reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu

dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh

individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu

menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera.

2.1.2 Faktor yang mempengaruhi persepsi umum

1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam diri

individu, yang mencakup beberapa hal antara lain :

 Fisiologis

Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang

diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk

memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera

untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga

interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda.

 Perhatian.
Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk

memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas

mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-

beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda

dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek.

 Minat

Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada

seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan

untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan

kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari

stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.

 Kebutuhan yang searah

Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu

mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai

dengan dirinya.

 Pengalaman dan ingatan.

 Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti

sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau

untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.

 Suasana hati. Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang,

mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu

yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam

menerima, bereaksi dan mengingat.

2.1.3 AKTIVITAS DAN INDIKASI


Aktivitas dibagi dalam empat bagian, yaitu mempersepsikan stimulus

nyata sehari-hari, stimulus nyata dan respon yang dialami dalam

kehidupan, stimulus yang tidak nyata dan respons yang dialami dalam

kehidupan, serta stimulus nyata yang mengakibatkan harga diri rendah.

Aktivitas Mempersepsikan Stimulus Nyata Sehari-hari.

a. Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi : menonton televisi.

b. Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi : membaca majalah/

Koran/ artikel.

c. Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi : melihat gambar.

Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien perubahan

sensoris persepsi dan klien menarik diri yang telah mengikuti TAKS.

Aktivitas Mempersepsikan Stimulus Nyata dan Respons yang Dialami

dalam Kehidupan. Aktivitas ini khususnya untuk klien prilaku kekerasan.

Aktivitas ini dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu

a. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mengenal kekerasan

yang biasa dilakukan (penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan;

akibat perilaku kekerasan);

b. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mencegah prilaku

kekerasan melalui kegiatan fisik;

c. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mencegah prilaku

kekerasan melalui interaksi social asertif;

d. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mencegah prilaku

kekerasan melalui kepatuhan minum obat;


e. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mencegah prilaku

kekerasan melalui kegiatan ibadah.

Klien mempunyai TAK ini adalah klien prilaku kekerasan yang telah

kooperatif. Aktivitas Mempersepsikan Stimulus Tidak Nyata dan Respons

yang Dialami dalam Kehidupan. Aktivitas mempersiapakan stimulus tidak

nyata dan respon yang dialami dalam kehidupan, khususnya untuk klien

halusinasi. Aktivitas dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat

dipisahkan, yaitu :

a. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mengenal halusinasi;

b. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mengusir/ menghardik

halusinasi;

c. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mengontrol halusinasi

dengan

melakukan kegiatan;

d. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mengontrol halusinasi

dengan

bercakap-cakap;

f. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi :mengontrol halusinasi

dengan patuh minum obat.

Klien yang mempunyai indikasi TAK ini adalah klien halusinasi.

Aktivitas Mempersepsikan Stimulus Nyata yang Menyebabkan Harga Diri

Rendah. Aktivitas ini dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat

dipisahkan, yaitu :
a. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mengidentifikasi aspek

yang membuat harga diri rendah dan aspek positif kemampuan yang

dimiliki selama hidup ( di rumah dan di rumah sakit.

b. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : melatih kemampuan

yang dapat digunakan di rumah sakit dan di rumah.


BAB III

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI UMUM

A TOPIK

TAKSP : Stimulasi Persepsi Umum

B. LATAR BELAKANG

Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung mayoritas merawat

pasien dengan diagnosa medis skizofrenia. Pasien dengan skizofrenia

70 % mengalami halusinasi dan 30 % mengalami waham.

Dikarenakan pasien di ruangan kutilang, banyak yang belum dapat

membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan, maka pasien

yang sudah koopereatif harus diajarkan untuk membedakan persepsi

nyata dengan yang tidak nyata.

Berkenaan dengan itu, kami mahasiswa politeknik kesehatan

tanjung karang akan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok Stimulus

Persepsi Umum agar dapat memantapkan kemampuan klien dalam

menghadapi masalah kesehatan jiwanya yang nantinya bias dilakukan

di rumahnya.

Dari data pengkajian di ruangan kutilang pada pasien sebanyak 49

orang, 80 % mengalami halisinasi baik halusinasi pendengaran


maupun halusinasi penglihatan. Oleh karena itu akan dilaksanakan

Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Umum.

Dengan Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Umum, klien

dilatih mempersiapkan stimulus yang disediakan atau stimulus yang

pernah dialami. Di TAK Stimulasi Persepsi Umum ini pasien akan

dievaluasi dan ditingkatkan kemampuan perrsepsi klien tentang realita.

Dengan adanya TAK ini, diharapkan respon dalam kehidupan menjadi

adaptif.

C. TUJUAN

1.Tujuan Umum

Klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang

diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.

2.Tujuan Khusus

a. Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya

dengan tepat seperti:

o Klien mampu memberi menyebutkan apa yang klien lihat.

o Klien dapat menyebutkan kembali isi bacaan.

o Klien dapat menyebutkan nama gambar yang dilihat.

o Klien dapat memberikan pendapat terhadap acara TV yang

ditonton, isi bacaan yang dibaca.

o Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien

lain.

b. Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus

yang dialami.
D. LANDASAN TEORI

Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu

sama dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma

yang sama(Stuart dan Laraia, 2001). Anggota kelompok mungkin

datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai

keadaannya, ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik(Yalom, 1995

dalam Stuart dan Laraia, 2001)Semua Kondisi Ini akan mempengaruhi

dinamika kelompok, ketika kondisi ini akan memberikan umpan balik

yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam kelompok.

Terapi aktivitas kelompok(TAK) stimulasi persepsi umum adalah

terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait

dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam

kelompok. Dalam hal ini klien di latih untuk mempersepsikan stimulus

dari luar secara nyata. Untuk terapi ini pasien seperti gangguan

persepsi sensori halusinasi.

Halusinasi adalah suatu keadaan diman seseorang mengalami

perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang datang(di

prakarsai dari internal dan eksternal) disertai dengan respon menurun

atau dilebih-lebihkan atau kerusakan respon pada rangsangan

ini(Townsed, 2005).
E. KLIEN

1. Kriteria Klien

 Klien yang mengalami gangguan persepsi sensori :

halusinasi pada tahap 1 dan 2

 Klien yang sudah kooperatoif

2. Proses Seleksi

 Mengkaji klien dengan tanda halusinasi

 Mengkomunikasikan dengan perawat ruangan untuk memilih

pasien yang sesuai

 Membuat kontrak dengan pasien yang sudah dipilih

3. Data klien

No Klien Kondisi
1
2
3
4
5

F. PENGORGANISASIAN

1. Sesi 1 (Menonton TV)

Hari :Rabu

Tanggal :30/10/2019

Pukul :10.30 WIB

Tempat :Ruang Kenanga Rst dr. Soepraoen Malang


Terapis

Leader : Elsa

Co leader : Firda

Observer :a. Adel

b.

Fasilitator :a. Amanda

b.Exy

c. Ferdi

d.

e.

Setting Tempat

 Terapis dan klien duduk menghadap ke televise

 Ruangan nyaman dan tenang

 Bagan Seetting

Keterangan:

⌂ : Leader

∆ : Co Leader

○ : Perawat/ Fasilitator

● : Pasien

☺ : Observer

◙ : TV
2. Sesi 2 (Membaca Mejalah)

Hari :Rabu

Tanggal :29/10/2019

Pukul :10.30 WIB

Tempat : Ruang Kenanga Rst dr Soepraoen Malang

Terapis

Leader : Elsa

Co leader : Firda

Observer :a. Adel

b.

Fasilitator :a. Amanda

b.Exy
●○●∆⌂○●
c.Ferdi ○ ○

● ●
d.
○ ○
e. ● ●

Setting tempat

 Terapis dan klien duduk membentuk lingkaran

 Ruangan nyaman dan tenang

 Bagan Seetting

Keterangan:
⌂ : Leader

∆ : Co Leader

○ : Perawat/ Fasilitator

● : Pasien

☺: Observer

◙: Majalah

3. Sesi 3 (Melihat Gambar)

Hari :Rabu

Tanggal :29/10/2019

Pukul :10 WIB

Tempat :Ruang Kutilang Rst dr Soepraoen

Terapis

Leader : Elsa

Co leader : Firda

Observer :a. Adel

b.

Fasilitator:a Amanda.

b.Exy

c.Ferdi
●○●∆⌂○●

d. ○ ○

● ●
e.
○ ○

● ●
Setting tempat

 Terapis dank lien duduk membentuk lingkaran

 Ruangan nyaman dan tenang

 Bagan seetting

Keterangan:

⌂ : Leader

∆ : Co Leader

○ : Perawat/ Fasilitator

● : Pasien

☺ : Observer

◙ : Gambar

G. ANTISIPASI MASALAH

Apabila pada saat TAK berlangsung, pasien tidak mau untuk

berbicara dan tidak mau untuk melakukan apa yang di arahkan

oleh leader maka:

 Leader harus memberikan pengarahan lebih baik dan

membujuk pasien

 Fasilitator harus mengarahkan pasien agar dapat ikut serta

dalam TAK dan dapat berbicara sesuai dengan apa yang

diarahkan oleh leader


Apabila pasaien tetap tidak mau berbicara maka pasien

disarankan untuk menuliskannya.

Apabila pasien tidak dapat menulis, fasilitator akan

membantu menuliskannya

Dan apabila pasien ingin keluar ruangan TAK sebelum TAK

selesai maka :

 Leader harus mengingatkan pasien akan kontrak yang sudah

dilakukan di awal TAK

 Fasilitator harus dapat mngarahkan pasien dan menyakinkan

pasien untuk tetap ikut TAK

H. KEGIATAN

SESI 1

1. Persiapan

a. Memilih dan membuat kontrakndengan klien sesuai dengan

indikasi: klien perubahan sensori persepsi dan klien menarik

diri yang telah mengikuti TAKS

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2 Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis

2. Perkenalan nama, dan panggilan terapis (pakai papan

nama)
3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien(beri papan

nama)

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan masalah yang dirasakan

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menonton TV dan

bercakap-cakap tentang TV yang ditonton

2. Menjelaskan aturan main berikut.

 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus

meminta izin pada terapis.

 Lama kegiatan 45 menit.

 Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap Kerja

a. Tentukan acara televise yang menarik dan mudah dimengerti

oleh klien.

b. Beri kesempatan bagi klien untuk menonton acara TV selama

10 menit dan setelah itu TV dimatikan

c. Tanyakan pendapat seorang klien mengenai acara TV yang

telah ditonton

d. Tanyakan pendapat klien lain, terhadap pendapat klien

sebelumnya.
e. Beri pujian/ Penghargaan atas kemampuan klien memberi

pujian

f. Ulangi c, d, dan e sampai semua klien mendapat

kesempatan.

g. Beri kesimpulan tentang acara TV yang ditonton

4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien untuk mkelatih kemampuan

mempersepsikan tayangan TV tertentu dan

mendiskusikannya pada orang lain.

2. Membuat jadwal nonton TV.

c. Kontrak yang akan dating

1. Menyepakati kegiatan TAK yang akan dating.

2. Menyepakati waktu dan tempat.

5. Evaluasi

Sesi 1: TAK (Menonton TV)

Stimulasi Persepsi Umum

Kemampuan persiapan:Menonton TV
Aspek yang Nama klien
No
dinilai
1. Memberi

pandapat

tentang nonton

TV
2. Memberi

tanggapan

terhadap

pendapat klien
3. Mengikuti

kegiatan

sampai selesai

Petunjuk:

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien

yang ikut TAK.

2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi

tanda √ jika ditemukan pada klien atau x jika tidak

ditemukan.

SESI 2 (Membaca Majalah)

1. Persiapan

a. Membuat kontrak dengan klien tentang TAK.

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terpeutik
Salam dari terapis kepada klien

b. Evaluasi/Validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini.

2. Menanyakan masalah yang dirasakan

3. Menanyakan Penerapan TAK yang lalu.

c. Kontrak

1.Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu membaca

majalah/Koran/artikel

2. Menjelaskan aturan main berikut.

 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,

harus meminta izin pada terapis.

 Lama kegiatan 45 menit.

 Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap Kerja

a. Tentukan bacaan yang akan dibaca.

b. Bacalah isi majalah/Koran/artikel/selama 10 menit(jika

mungkin berikan foto kopi bacaan pada klien).

c. Tanyakan pendapat klien mengenai isi bacaan.

d. Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien

sebelumnya.

e. Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien memberi

pendapat.
f. Ulangi c,d, dan e sampai semua klien mendapat

kesempatan.

g. Beri kesimpulan tentang bacaan.

4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

1.Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti

TAK.

2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

1.Menganjurkanklien untuk melatih kemampuan membaca

dan mendiskusikan pada orang lain.

2.Membuat jadawal membaca

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati kegiatan TAK yang akan dating.

2. Menyepakati waktu dan tempat.

5. Evaluasi

SESI 2: TAK

Stimulasi Persepsi Umum

Kemampuan persiapan:Bacaan
Aspek yang Nama klien
No
dinilai
1. Memberi

pandapat

tentang

Bacaan
2. Memberi

tanggapan

terhadap

pendapat klien
3. Mengikuti

kegiatan

sampai selesai
Petunjuk:

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien

yang ikut TAK.

2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi

tanda √ jika ditemukan pada klien atau x jika tidak

ditemukan.

 SESI 3

1. Persiapan

a. Memilih dan membuat kontrakndengan klien sesuai dengan

indikasi: klien perubahan sensori persepsi dan klien menarik

diri yang telah mengikuti TAKS

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan


2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis

2. Perkenalan nama, dan panggilan terapis (pakai papan

nama)

3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien(beri papan

nama)

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan masalah yang dirasakan

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu menonton TV dan

bercakap-cakap tentang TV yang ditonton

2. Menjelaskan aturan main berikut.

 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus

meminta izin pada terapis.

 Lama kegiatan 45 menit.

 Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap Kerja

a. Tentukan bacaan yang akan dibaca.

b. Bacalah isi majalah/Koran/artikel/selama 10 menit(jika

mungkin berikan foto kopi bacaan pada klien).


c. Tanyakan pendapat klien mengenai isi bacaan.

d. Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien

sebelumnya.

e. Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien memberi

pendapat.

f. Ulangi c,d, dan e sampai semua klien mendapat

kesempatan.

g. Beri kesimpulan tentang bacaan.

4. Tahap Terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti

TAK.

2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien untuk melatih melihat gambar(di

TV,Koran,majalah,album) dan mendiskusikan pada orang

lain.

2. Membuat jadawal melihat gambar

c. Kontrak yang akan datang

1. Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang.

2. Menyepakati waktu dan tempat.

5. Evalusai
SESI 3: TAK

Stimulasi Persepsi Umum

Kemampuan persiapan:Bacaan

No Aspek yang Nama klien

dinilai
1. Memberi

pandapat

tentang

gambar
2. Memberi

tanggapan

terhadap

pendapat klien
3. Mengikuti

kegiatan

sampai selesai

Petunjuk:

1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien

yang ikut TAK.

2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi

tanda √ jika ditemukan pada klien atau x jika tidak

ditemukan.
I. DOKUMENTASI

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan

proses keperawatan tiap klien.

a. Sesi 1

contoh:

klien mengikuti Sesi 1,TAK stimulusi persepsi (TV),klien mampu dan

benar memberikan pendapat tentang acara TV,tetapi belum mau

memberi tanggapan pada pendapat klien lain. Anjurkan menonton TV

bersama klien lain dan bercakap-cakap tentang acara TV(buat

jadwal).

b.Sesi 2

contoh catatan:

Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi(baca),klien mampu memberi

pendapat benar tentang bacaan dan memberikan tanggapan terhadap

pendapat klien lain serta mengikuti sampai selesai,anjurkan klien

membaca(buat jadwal).

c.Sesi 3

contoh catatan:

Klien mengikuti TAK stimulasi persepsi(melihat gambar),klien tidak

mampu mempresepsikan dan memberi tanggapan,namun mengikuti


kegiatan sampai selesai.Anjurkan pasien mengikuti TAK stimulasi

sensoris.

Naskah Role Play TAK Stimulasi Persepsi

Lampiran

1. Sesi I

a. Langkah kegiatan :

 Persiapan

Elsa : “Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu kita berkumpul di sini untuk melakukan

sebuah permainan dan nanti permainan dan nanti permainannya

akan saya jelaskan. Kita akan bermain ditempat ini ya Bapak dan

Ibu semuanya. Nah sekarang kita mulai ya”

 Orientasi

a) Salam Terapeutik

Elsa : “Selamat pagi Bapak dan Ibu semuanya.Perkenalkan nama

saya Elsa ,saya suster yang akan memimpin jalannya

permainan sampai dengan selesai dan rekan saya brudder

Amal, dan di antara bapak/ibu ada suster Hilda selaku observer


dan disamping ibu dan bapa jugaa ada suster Wayan dan

suster Bintang.” diri (nama dan nama panggilan) dimulai dari

sebelah kanan saya secara urutan searah jarum jam. Setelah

bapak/ibu selesai memperkenalkan diri, bapak/ibu yang lain

diharapkan untuk memberikan tepuk tangan ya.

Firda : “Apakah Bapak Ibu sudah mengerti?”

Firda :“Jika Bapak Ibu sudah mengerti silahkan kepada bapak/ibu yang

ada di sebelah kanan saya.

Firda : “ wah semuanya sudah baik memperkenalkan dirinya, mari pandu

positiv untuk kita semua”

Exy : Sekarang saya punya papan nama untuk bapak/ibu, saya bagikan

ya papan namanya dan bapak/ibu bisa langsung memakainya.

Elsa :“ Nah, sekarang kita mulai saja kegiatan kita. Kita akan membuat

suatu kegiatan. Nah sekarang disini ada tv, nanti bapak/ibu akan

menonton tv selama 10 menit. Lalu, di sini saya mempunyai

sebuah bola dan tape. Nanti bola ini akan saya edarkan

berlawanan dengan arah jarum jam. Bila musiknya berhenti

maka siapa yang memegang bola, maka dia harus menceritakan

apa yang sudah bapak/ibu tonton, setelah yang tadi bercerita

maka saya akan menawarkan pada bapak/ibu untuk menanggapi

temannya yang bercerita tadi.

Firda : “Apakah Bapak Ibu sudah mengerti?”

Firda : “Jika Bapak Ibu sudah mengerti kita akan memulai kegiatan ini”.
Firda : “ wah semuanya sudah baik menceritakan apa yang ditontonnya,

mari pandu positiv untuk kita semua”

 Tahap Terminasi

a) Evaluasi

Elsa : “Nah,bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah mengikuti kegiatan

ini?”.

Elsa :“Wah…….. bagus sekali, ternyata Bapak/Ibu sudah

bisa menceritakan apa yang bapak/ibu tonton dengan baik”.

b) Rencana Tindak Lanjut

Elsa : “Bapak dan Ibu jangan lupa ya jika telah menonton/melihat

sesuatu bapak/ibu dapat bercerita dengan teman-teman yang

lain dikamar nanti.

c) Kontrak yang akan datang

Elsa : “Baiklah Bapak/Ibu semuanya besok hari Rabu jam 07.30 WIB

kita berkumpul lagi disini untuk melanjutkan kegiatan

kita. Kegiatan kita besok adalah kita akan sama-

sama Membaca Majalah.

Elsa : “Baiklah Bapak/Ibu karena waktu kita sudah habis jadi

pertemuan kita sampai disini dulu. Terima kasih ya

Bapak/Ibu dan kepada observer saya persilahkan”.

Adel : “kegiatan hari ini cukup kooperatif, bapak dan ibu semua sudah

dapat menceritakan apa yang sudah bapa/ibu tonton dengan


baik, bukan hanya di sini saja bapak dan ibu bercerita tetapi di

lingkungan rumah sakit maupun lingkungan rumah juga

bapak/ibu dapat bercerita dengan teman” setelah menonton tv/

melihat sesuatu”

2. Sesi 2

a. Langkah Kegiatan

 Persiapan

Elsa :“Bapak/Ibu semuanya pagi kemarin kita kan sudah janji

bahwasannya pada hari ini kita akan melanjutkan kegiatan

kita. Sekarang kita mulai ya Bapak/Ibu semuanya”.

Leader mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

 Orientasi

a) Salam Terapeutik
Elsa : “Selamat pagi Bapak/Ibu semuanya,Masih ingat dengan kami?

kami perawat di sini yang akan memimpin jalannya aktivitas kita

pagi ini sampai dengan selesai”.

Elsa :“Nah,sekarang semuanya memakai papan namanya masing-

masing ya!

b) Evaluasi/validasi

Elsa : “Bagaimana perasaan Bapak/Ibu semuanya pagi ini?”

Elsa : “Bapak/Ibu semuanya sudah bisa bercerita pada teman-teman

yang lainnya kan tentang apa yang bapak/ibu lihat/ tonton?”

c) Kontrak

Elsa : “Baiklah Bapak/Ibu semuanya kita sudah berjanji bahwa pagi ini

kita akan melanjutkan kegiatan kita yaitu membaca majalah/artikel

Elsa :“Apabila Bapak/Ibu ingin BAK ataupun ingin ke kamar

mandi, Bapak/Ibu harus memberi tahu saya dulu dengan cara

menunjuk tangan tapi jangan lupa untuk kembali lagi kesini”.

Elsa : “Lamanya kegiatan kita ini adalah 45 menit dan Bapak/Ibu harus

mengikutinya dari awal hingga akhir”.

 Fase Kerja
Elsa : “Kita akan membuat suatu kegiatan. Di sini saya mempunyai

bacaan berupa majalah/artikel, bapak/ibu akan saya beri waktu 10

menit untuk membaca bacaan tersebut. Setelah waktunya habis,

lalu di sini saya mempunyai sebuah bola dan tape. Nanti bola ini

akan saya edarkan berlawanan dengan arah jarum jam. Bila

musiknya berhenti maka siapa yang memegang bola mendapat

giliran untuk menceritakan apa yang sudah bapak/ibu

baca dengan anggota lain, setelah yang tadi bercerita maka saya

akan menawarkan pada bapak/ibu untuk menanggapi cerita tadi.

Firda : “Apakah Bapak/Ibu sudah mengerti?”

Firda :“Nah………..kalau semuanya sudah mengerti kita mulai

permainannya”.

Firda : “Wah………..semuanya bagus sekali dan sekarang kita

berikan pandu positive untuk kita semua”.

 Tahap Terminasi

a) Evaluasi

Elsa : ”Nah,bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah mengikuti kegiatan

ini?”

Firda :“Apakah diantara Bapak Ibu ada yang ingin bercerita lagi dengan

anggota kelompok lainnya?”


Elsa : “Bapak/Ibu semuanya telah melakukan kegiatan dengan baik

sekali dan semuanya sudah mampu untuk menceritakan apa yang

sudah bapak/ibu baca.

b) Rencana tindak lanjut

Elsa : “Karena Bapak/Ibu sudah mampu membaca sebuah bacaan dan

menceritakan apa yang sudah bapak/ibu baca maka bapak/ibu

dapat mengisi waktu di kamar dengan membaca dan bercerita

dengan teman-teman sekamar bapak/ibu.

c) Kontrak yang akan datang

Elsa :“Baiklah Bapak/Ibu semuanya besok hari Kamis jam 07.30 WIB kita

berkumpul lagi disini untuk melanjutkan kegiatan kita. Kegiatan kita

besok adalah Melihat gambar

Elsa : “Jangan lupa ya Bapak/Ibu agar besok membawa papan

namanya.”

Elsa : “Baiklah Bapak/Ibu karena waktu kita sudah habis jadi pertemuan

kita sampai disini dulu. Terima kasih ya Bapak/Ibu dan kepada

observer saya persilahkan”.

Adel :”Kegiatan hari ini sudah sangat bagus, dan semoga

kegiatan hari ini dapat di praktekan pada untuk mengisi

aktifitas bapak/ibu dengan membaca dan bercerita tentang

bacaan yang telah dibaca pada teman-teman yang lain di

lingkungan rumah sakit maupun lingkungan masyarakat”


3. Sesi 3

a. Langkah Kegiatan

 Persiapan

Elsa :“Bapak/Ibu semuanya pagi kemarin kita kan kita sudah janji

bahwasannya pada hari ini kita akan melanjutkan kegiatan

kita. Sekarang kita mulai ya Bapak/Ibu semuanya.

Leader mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

 Orientasi

a) Salam Terapeutik

Elsa :“Selamat pagi Bapak/Ibu semuanya, Masih ingat dengan kami?

kami perawat du sini yang akan memimpin jalannya aktivitas kita

pagi ini sampai dengan selesai”.

Elsa :“Nah,sekarang semuanya memakai papan namanya masing-

masing ya!

b) Evaluasi/validasi

Elsa :“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu semuanya pagi ini?”

Elsa :“Bapak/Ibu semuanya sudah membaca koran/ artikel dan sudah

menceritakan dengan teman-teman yang lainnya kan?”


c) Kontrak

Elsa : “Baiklah Bapak/Ibu semuanya kita sudah berjanji bahwa pagi ini

kita akan melanjutkan kegiatan kita yaitu melihat gambar dan

menceritakan gambar tersebut dengan anggota kelompok lainnya

Elsa : “Apabila Bapak/Ibu ingin BAK ataupun ingin minum, Bapak/Ibu

harus memberi tahu saya dulu dengan cara menunjuk tangan tapi

jangan lupa untuk kembali lagi kesini”.

Elsa : “Lamanya kegiatan kita ini adalah 45 menit dan Bapak/Ibu harus

mengikutinya dari awal hingga akhir”.

 Tahap Kerja

Elsa : “Kita akan membuat suatu kegiatan. Sekarang saya punya

gambar di depan, dan saya akan memperlihatkan gambar tersebut

pada bapak/ibu. Lalu, di sini saya mempunyai sebuah bola dan

tape. Nanti bola ini akan saya edarkan berlawanan dengan arah

jarum jam. Bila musiknya berhenti maka siapa yang memegang

bola mendapat giliran untuk menceritakan gambar yang sudah

dilihat kepada temannya. Setelah yang tadi bercerita maka saya

akan menawarkan pada bapak/ibu untuk menanggapi cerita dari

gambar tadi.

Firda : “Apakah Bapak/Ibu sudah mengerti?”

Firda :“Nah………..kalau semuanya sudah mengerti kita mulai

permainannya”.
Firda :“Wah………..semuanya bagus sekali dan sekarang kita

berikanpandu positive”.

 Tahap Terminasi

a) Evaluasi

Elsa : ”Nah,bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah mengikuti kegiatan

ini?”

Elsa : “Apakah diantara Bapak Ibu ada yang ingin bercerita lagi tentang

gambar yang dilihat tadi kepada anggota kelompok lainnya?”

Elsa : “Bapak/Ibu semuanya telah melakukan kegiatan dengan baik

sekali dan semuanya sudah mampu untuk menceritakan gambar

yang sudah diperlihatkan tadi.

b) Rencana tindak lanjut

Elsa : Karena kegiatan kita sudah selesai semuanya tapi bapak/ibu

semuanya harus tetap melatih diri agar lebih baik lagi “Karena

Bapak/Ibu sudah mampu melihat gambar dan menceritakannya

kepada orang lain maka Bapak/Ibu harus mencoba bercerita

tentang gambar-gambar yang bapak/ibu lihat dengan teman lain di

kamar.”

Elsa : “Baiklah Bapak/Ibu karena waktu kita sudah habis jadi pertemuan

kita sampai disini dulu. Terima kasih ya Bapak/Ibu dan kepada

observer saya persilahkan”.


Adhel:” kegiatan hari ini cukup menarik, kita bisa tahu tentang cerita-cerita

dari gambar yang dilihat oleh bapak/ibu. Untuk bapak ibu semua

ternyata banyak sekali manfaat dari TAK selama 3 kali pertemuan

ini, semoga semua kegiatan selama 3 pertemuan ini dapat di

praktikkan dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan rumah ,

rumah sakit dan lingkungan masyarakat“

Anda mungkin juga menyukai