Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

STIMULASI SENSORI

Kelompok 2B
1. Dinda Rifqi Alifya
2. Eno Larian
3. Imang Budiati
4. Jenny Samudra Devi
5. Linda Lestari

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


TAHUN AKADEMIK
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan proposal yang berjudul stimulasi sensori

Dalam menyelesaikan proposal ini, kami banyak mendapatkan bantuan dari


berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
penulisan makalah kami ini.

Kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu


diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan dari pembaca demi kesempurnaan proposal ini, sehingga makalah ini dapat
bermanfaat seperti yang kami harapkan. sebagai akhir kata, kami harapkan semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2


DAftar isi ............................................................................................................................. 3
BAB I ................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
A. Latar belakang ....................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
C. Tujuan.................................................................................................................... 5
D. Manfaat.................................................................................................................. 5
E. Metode Penulisan .................................................................................................. 6
F. Sistematika Penulisan ............................................................................................... 6
BAB II .................................................................................................................................. 7
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 7
A. Landasan teori ....................................................................................................... 7
B. Tujuan.................................................................................................................... 7
C. Aktivitas dan Indikasi............................................................................................ 8
D. Jenis Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Sensori ............................................ 8
Terapi Stimulasi Sensori Suara Mendengar Musik .... Error! Bookmark not defined.
Pengorganisasiaan Dan Role Play ..................................... Error! Bookmark not defined.
A. Pengorganisasian ................................................. Error! Bookmark not defined.
Peran Dan Tugas ......................................................................................................... 12
B. Role Play ............................................................................................................. 13
BAB III .............................................................................................................................. 17
PENUTUP.......................................................................................................................... 17
A. Simpulan.............................................................................................................. 17
B. Saran .................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas


sebagai bentuk psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok klien dengan jalan
berdiskusi satu sama lain yang dipimpin dan diarahkan seorang terapis atau petugas
kesehatan jiwa yang terlatih. Salah satu jenis terapi aktivitas kelompok untuk klien
gangguan interaksi sosial : menarik diri adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi
sensori. Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua
pancaindra (sensori) agar memberi respon yang adekuat.(Kelliat B.A & Akemat,2004).
Terapi ini diberikan karena klien tidak mampu berespon dengan lingkungan sosialnya.

Rumah sakit jiwa Propinsi Bali merupakan pusat rujukan dalam merawat
klien dengan gangguan jiwa di Bali. Berdasarkan data yang peneliti didapatkan di RS
Jiwa Propinsi Bali, pada bulan Juli sampai dengan Desember tahun 2008 rata-rata
jumlah klien yang dirawat tiap bulan sebanyak 274 orang. Dari jumlah tersebut 266
orang atau 97,1% mengalami skizoprenia, dari 266 klien tersebut 52 orang atau 20%
mengalami kerusakan interaksi sosial.

Kerusakan interaksi sosial merupakan percobaan untuk menghindari


interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain atau suatu
tindakan melepaskan diri baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial
secara langsung (Rawlins, 1993). Kerusakan interaksi sosial terjadi apabila individu
menemukan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain.
Pemutusan proses hubungan terkait erat dengan ketidakpuasan individu terhadap proses
hubungan yang disebabkan oleh kurangnya peran serta dan tidak mampu berespon
dengan lingkungan sosialnya, kondisi ini dapat mengembangkan rasa tidak percaya diri
dan keinginan menghindar dari orang lain. Apabila tingkah laku tersebut tidak segera
ditanggulangi dapat menyebabkan klien mengalami gangguan jiwa yang lebih berat
seperti munculnya halusinasi, risiko mencederai diri dan orang lain dan penurunan
minat kebutuhan dasar psikologis. Asuhan keperawatan klien dengan kerusakan
interaksi sosial dilakukan dengan pendekatan individu dan pendekatan kelompok. Hal
ini dapat dilakukan terapi aktivitas kelompok, penggunaan kelompok dalam praktek
keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan kekambuhan
serta pemulihan harga diri klien selama dirawat di Rumah Sakit. Dinamika kelompok
membantu klien meningkatkan perilaku adaptif serta mengurangi perilaku maladaptif.

Berdasarkan uraian diatas penggunaan terapi aktivitas kelompok dapat


memberikan dampak positif dan dapat membantu klien meningkatkan perilaku adaptif
serta mengurangi perilaku maladaptif terutama pada pasien dengan kerusakan interaksi
sosial yang salah satunya disebabkan oleh ketidakmampuan berespon dengan
lingkungan sosialnya.

Salah satu terapi aktivitas kelompok yang mempunyai tujuan agar klien
mampu memberikan respon dan dapat mengekspresikan perasaan adalah terapi aktivitas
kelompok stimulasi sensori. Dengan terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori klien
dapat menggunakan semua panca inderanya untuk merespon stimulus yang diberikan,
sehingga klien dapat memberi respon yang adekuat, dengan kemampuan memberi
respon terutama terhadap lingkungan diharapkan klien mampu meningkatkan hubungan
sosial dengan orang lain.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana prinsip terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori sebagai


tindakan terapeutik asuhan keperawatan jiwa?

C. Tujuan

Untuk mengetahui prinsip terapi aktivitas kelompok: stimulasi sensori


sebagai tindakan terapeutik dalam asuhan keperawatan jiwa

D. Manfaat

Sebagai bahan acuan dan pemahaman konsep mengenai prinsip terapi


aktivitas kelompok: stimulasi sensori sebagai tindakan terapeutik dalam asuhan
keperawatan jiwa
E. Metode Penulisan

Makalah ini ditulis dengan teknik deskriptif kualitatif dimana data-data


bersifat sekunder. Makalah ini ditunjang dari dari data-data studi kepustakaan yaitu dari
buku-buku literattur penunjang masalah yang dibahas.

F. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Metode Penulisan
F. Sistematika Penulisan
Bab II Pembahasan
Bab III Penutup
A. Simpulan
B. Saran
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan teori

1. Terapi aktivitas kelompok : Stimulasi sensori adalah upaya untuk menstimulasi


semua pancaindera (sensori) agar memberi respon yang adekuat (Keliat, 2009)
2. Terapi aktivitas kelompok:stimulasi sensori merupakan aktivitas yang digunakan
untuk memberikan stimulasi pada sensori klien, kemudian diobservasi reaksi
sensori klien berupa ekspresi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh, ekspresi
muka, ucapan. Terapi aktivitas kelompok untuk menstimulasi sensori pada
penderita yang mengalami kemunduran fungsi sensoris. Teknik yang digunakan
meliputi fasilitas penggunaan pancaindera dan kemampuan mengekpresikan
stimulus baik dari internal maupun eksternal (Purwaningsih, 2009).
Jadi, terapi stimulasi sensori merupakan jenis terapi dengan menstimulasi sensori
klien untuk mendapatkan reaksi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh,
ekspresi, dan ucapan.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum:
Tujuan umum klien dapat berespon terhadap stimulus pancaindera yang diberikan
2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan kemampuan sensoris
b. Meningkatkan uupaya meningkatkan pusat perhatian
c. Meningkatkan kesegaran jasmani
d. Mengekspresikan perasaan
3. Tujuan khusus berdasarkan jenis Terapi Stimulasi Sensori:
a. Klien mampu berespon terhadap suara yang didengar
b. Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat
c. Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar.
C. Aktivitas dan Indikasi

Klien yang mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensori adalah klien isolasi


sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai dengan kurang komunikasi verbal.
Aktivitas Stimulasi sensori dapat berupa stimulus terhadap penglihatan, pendengaran
dan lain-lain, seperti gambar, video, tarian, dan nyanyian.

Hal yang harus diperhatikan:

1. Jika klien pergi atau meninggalkan ruangan terapis mengingatkan kontrak


yang telah disepakati.
2. Jika pasien diam fasilitator membujuk klien untuk berbicara jika klien tetap
tidak mau berbicara terapis atau leader meningkatkan motivasi klien dengan
mengatakan Yang lain bisa pasti Bapak bisa
3. Jika klien melakukan hal hal yang tidak di inginkan (amuk, Mengganggu
pasien lain, ribut ) terapis mengingatkan tentang aturan permainan.

D. Jenis Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Sensori

TAK stimulasi yaitu:

a) Sesi : mendengarkan musik


TAK STIMULASI SENSORI SUARA
MENDENGAR MUSIK

A. Latar Belakang
Harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negative, dan merasa
dirinya lebih rendah dari orang lain.
Dampak dari HDR yaitu dapat mengakibatkan isolasi sosial ; menarik diri, gangguan
persepsi sensori : halusinasi, risiko mncederai, defisit perawatan diri.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi dalam beberapa jangka waktu diharapkan klien bisa merubah
perilakunya dari yang maladaptif menjadi adaptif.
b. Tujuan Khusus
Klien mampu mengenali musik yang didengar
Klien mampu menikmati musik sampai selesai
Klien mempu menceritakan perasaan setelah mendengarkan musik

C. Terapist
1. Leader :
2. Co Leader :
3. Fasilitator :
4. Notulen :
5. pasien :

D. Setting
Peserta duduk melingkar

E. Alat
1. Tape recorder
2. Kaset lagu melayu ( dipilih lagu yang memiliki cerita yang bermakna. Dapat juga
lagu-lagu yang bermakna religius )
F. Metode
1. Diskusi
2. Sharing Persepsi

G. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai indikasi : klien menarik diri, harga diri
rendah
b. Mempersiapkan alat dan tempat

2. Orientasi
a. Salam teraupeutik : Terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi / validasi : Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
c. Kontrak :
1. Terapis menjelaskan tujuan kagiatan
2. Terapis menjelaskan aturan main yaitu :
Klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan akhir
Bila ingin keluar dari kelompok, klien harus meminta izin kepada terapis
Lama kegiatan 60 menit

3. Kerja
a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama dan nama
panggilan, serta asal), dimulai dari terapis secara beruntun searah jarum jam.
b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak klien untuk
bertepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, klien boleh berjoget sesuia irama lagu.
Setelah selesai lagu tersebut peserta akan menceritakan isi cerita dari lagu tersebut
dan perasaan klien setelah mendenar lagu
d. Terapis memutar lagu, klien mendengar, boleh juga berjoget
e. Secara bergantian, klien menceritakan isi lagu dan perasaannya secara bergiliran,
sesuai arah jarum jam, sampai semua peserta mendapat giliran.
f. Terapis memberikan pujian setiap klien selesai menceritakan perasaannya.
d. Terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok
b. Tindak lanjut : Terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan musik-musik yang baik
dan bermakna dalam kehidupan
c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya
2. Terapis menyepakati waktu dan tempat TAK

H. Evaluasi dan Dokumentasi


No Aspek Yang Dinilai Nama Peserta TAK
1 Mengikuti kegitan sampai akhir
2 Menjelaskan makna lagu
3 Menjelaskan perasaan setelah
mendengar lagu

Petunjuk : Dilakukan = 1 Tidak dilakukan = 0


PERAN DAN TUGAS
1. Leadear
Tugas :

a) Menyusun rencana TAK (proposal)


b) Mengarahkan kelompok dalam pencapaian tujuan
c) Memotivasi dan memfasilitasi anggota untuk mengekspresikan
perasaan, mengajukan pendapat dan memberikann umpan balik
d) Sebagai role model
e) Menjelaskan jalannya permainan dan melakukan kontrak waktu
2. Co Leader
Tugas:
a) Membantu leader dalam mengorganisir anggota kelompok
b) Menyediakan media
3. Fasilitator
Tugas:
a) Membantu leader dalam memfasilitsi anggota untuk berperan
aktif dan memotifasi anggota
b) Memfokuskan kegiatan
c) Membantu mengkoordinasi anggota kelompok
d) Duduk di sela-sela pasien
4. Observer
a) Mengobservasi semua respon klien
b) Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan
prilaku klien
c) Duduk tidak di lingkungan permainan/diluar
d) Mengevaluasi setiap keaktifan pasien
e) Mengevaluasi tugas leader, fasilitator, dan co leader
Role Play
Di sebuah ruangan pertemuan RSJ Bangli, akan dilakukan
terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori. Di RSJ Bangli di ruangan
perawat, para perawat berdiskusi untuk menentukan terapi aktivitas
kelompok yang akan dilakukan pada klien. Terapi yang akan dilakukan
adalh terapi mendengarkan musik.
Dan..di suatu pagi.
Leader : Selamat pagi teman-teman?
F dan O : Selamat pagi Pak.
Leader : Seperti yang telah kita rencanakan, kita akan melakukan
terapi stimulasi mendengarkan musik.
Co Leader : semoga kegiatan ini berjalan dengan maksimal dan
peserta juga sudah siap.
Leader : Baik karena kita sudah kontrak waktu kemarin sekarang
silakan teman-teman jemput mereka.
Fasilitator : Baik Pak
Leader : OK, mari kita mulai.

Para perawat segera memulai terapi sensori yang akan


dilaksanakan di ruang pertemuan Tiap fasilitator menemui klien untuk
mengajak mereka ke ruang pertemuan. Sementara leader dan Co
Leader serta observer menyiapkan segala perlengkapan yang
diperlukanuntuk kegiatan terapi nanti.
Dan.. di ruang Nakula, tiba-tiba

Fasilitator 1 : Selamat pagi ibu . Seperti janji kemarin, ibu ingat kan,
hari ini kita mendegarkan musik?
Klien 1 : Hah??? Saya mau.. apalagi kalau musik dangdut
Fasilitator 1 : Iya..bapakAyo Pak sekarang kita ke ruang
pertemuan.
Klien 1 : Oke2 (senyum-senyum kegirangan)
Dan.. hal serupa juga terjadi di ruang Dharmawangsa dimana
fasilitator sedang menjemput klien dengan Waham
Fasilitator 2 : Permisi ibu, selamat pagi.
Klien 2 : Suster tau gak.. saya sebernanya seorang penyanyi.
Fasilitator 2 : Sebentar pak.jangan terbang dulu, kita menggambar
dulu.
Klien 2 : saya tidak ingat? Kita mau menggambar di ruang
pertemuan kan? Ayo kita terbang kesana sekarang..
Fasilitator 2 : Iya, tapi saya tidak bisa terbang, tapi kita bisa berangkat
sama-sama
Beberapa detik kemudian.
Fasilitator 2 : Bagaimana bapak, coba lihat kaki Bapak ada dimana?
Menyentuh tanah bukan? Itu artinya Bapak tidak terbang,
tapi berjalan kaki.
Klien 2 : O iya ya suster.

Beberapa menit kemudian semua klien sudah berada di ruang


pertemuan
Leader : Baik Bapak selamat pagi, sudah tahu rupanya ya kita
sekarang akan melakukan kegiatan menggambar. Nanti
kegiatan ini akan kita laksanakan selama 45 menit.
Kegiatan ini akan membantu Bapak untuk melatih
ekspresi dan emosi Bapak. Nanti saya perawat Ditya dan
Perawat Ryan akan memandu bapak untuk mengikuti
kegiatan ini. Bukan begitu perawat Ryan?
Co Leader : Tentu saja..
Klien 1 : saya yang paling ganteng disini tau suster!!!!!
Co Leader : Oh iya.Bapak yang paling ganteng di sini.
Leader : Sudah-sudah, sekarang kita mulai saja ya Bapak,
menggambarnya.

Kegiatan menggambar akan dimulai Fasilitator membagikan


kertas dan pensil kepada klien dan mereka semua pun duduk
membentuk lingkaran.
Leader : Bapak,sudah pernah pegang kertas dan pensil kan
sebelumnya?
Klien 1 : Pisau kok di bilang pensil..
Fasilitaor 1 : Bapak ini bukan pisau Pak, ini pensil
Coba deh sekarang kalau ini ini pisau bisa gak dipakai
untuk memotong/?
Klien 1 : Mencoba memotong kertas memakai ini.!
Fasilitator 1 : Gimana, tidak bisa kan Pak
Klien 1 : Oh iya ya Berarti ini pensil ya suster.
Fasilitator 1 : Iya tentu itu pensil
Leader : Baiklah..sekarang kita mulai saya ya menggambarnya.
Bapak boleh menggambar apa saya yang Bapak mau,
nanti setelah selesai Bapak ceritakan apa
yang Bapak gambar. Ayo silahansilakan
Para klien pun mulai menggambar mereka didampingi oleh
fasilitatot.

Leader : Semua sudah selesai menggambar Bapak ?


Klien : (Semua klien menjawab)
Sudahh.
Leader : Sekarang silakan Bapak ceritakan apa yang Bapak
gambar dan arti dari apa yang bapak gambar
Di mulai dari Bapak Agung. Ayo silakan..
Klien 1 : Ayo-ayo semua liat gambar saya Bagus kan
Ganteng kan. Ini saya..
Leader : Sekarang Bapak ceritakan arti dari gambar Bapak
Klien 1 : Ini gambar saya sewaktu saya masih muda Saya
ganteng sekali mirip artis kan bu.Pacar saya
sangat sayang sama saya sebentar lagi kami akan
menikah
Tapi saya gak tahu kenapa dia belum jemut-jemput
saya.
(Klien terus menceritakan pengalamannya dimana Ia
kehilangan kekasih yang sangat disayanginya.)
Leader : Bapak Agung.. gambarnya sudah bagus sekali, ayo kita
beri tepuk tangan

Kemudian leader pun mendekati klien 2 lalu menanyakan arti


dari apa yang ia gambar
Leader : Bapak.. bagaimana dengan gambar Bapak?
WahBapak menggambar pesawat terbang,
kenapa Bapak menggambar ini?
Klien 2 : Gambar saya memang bagus. Sebenarnya saya bisa
terbangsama seperti pesawat gambar ini
Leader : Kenapa Bapak berkata seperti itu?
Klien 2 merenung sejenak, kemudian pelan-pelan ia mulai
menceritakan peristiwa yang di alaminya 2 tahun lalu dimana ketika Ia
tidak bisa melanjutkan kuliahdi jurusan penerbangan karena
ketidakmampuan ekonomi.
Klien 2 : Dulu saya mahasiswa jurusan penerbangan. Waktu itu,
6 bulan lagi saya akan lulus kuliah Cita-cita saya
menjadi seorang pilot tapi ekonomi keluarga tidak
mendukung
(Demikian seterusnya. Klien menceritakan sedikit demi
sedikit pengalaman masa lalunya).
Leader : Bagus ya teman-teman, ayo kita beri tepuk tangan.

Setelah selesai meceritakan gambarleader dan co leader


kemudian memberikan reinforcement positif terhadap kelompok
Co Leader : Bapak sekalian sudah bagus sekali apa yang sudah
Bapak kerjakan Semoga kegiatan ini bermanfaat.
Besok kita akan melanjutkan kegiatan yang sama, tetapi
bukan menggambar, melainkan menonton video
Terima kasih atas kesediaan Bapak sekalian Sampai
bertemu lagi besok Selamat pagi.
BAB III

PENUTUP

E. Simpulan
Terapi aktivitas kelompok merupakan timulasi sensori adalah upaya
untuk menstimulasi semua pancaindera (sensoori) agar member respon yang
adekuat. Tujuannya adalah agar klien dapat berespon terhadap stimulus
pancaindera yang diberikan. Aktivitas Stimulasi sensori dapat berupa stimulus
terhadap penglihatan, pendengaran dan lain-lain, seperti gambar, video,
tarian, dan nyanyian. Klien yang mempunyai indikasi TAK-Stimulasi Sensori
adalah klien isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai
dengan kurang komunikasi verbal.

F. Saran
Terapi aktivitas kelompok sudah sepantasnya masuk dalam standar
asuhan keperawatan jiwa dan menjadi integral dalam standar assuhan
keperawatan jiwa khususnya pada tindakan keperawatan jiwa yang diberikan
pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa utamanya di ruang rawat
inap rumah sakit jiwa. Dengan demikian menjadi kewajiban perawat untuk
memberikan terapi aktivitas kelompok secara rutin sesuai dengan kebutuhan
di berbagai tatanan pelayanan kesehatan jiwa dan menjadikannya sebagai
bagian dari budaya profesional sehingga dapat meningkatkan citra dan mutu
pelayanan keperawatan jiwa bagi pasien dan keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat,Budi Anna. 2004. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakara: EGC

Purwaningsih, Wahyu. 2009. Asuhan Keerawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika

Riyadi, Sujono. 2009. Asuhan Keeperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu

Stuart, Gail W. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Arifin, Yasir. 2009. Terapi Kelompok. 23 Mei 2009. Arifin Yasir: Blog (Diakses 28 April
2012). http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/05/terapi-
kelompok.html
Candra et al. n.d. Eksistensi Terapi Aktivitas Kelompok dalam Tindakan Keperawatan
Jiwa. (Diakses 28 April 2012).
http://kumpulanmaterikeperawatan.blogspot.com/2011/05/laporan-terapi-
aktivitas kelompok.html

Anda mungkin juga menyukai