Anda di halaman 1dari 17

NASKAH ROLEPLAY

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HALUSINASI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa

Dosen Pengampu: Muryati, S.Kep., Ners., M.Kes

Disusun oleh:

Kelompok 3

Hasanatusyifa A. (P17320119414)

Hasna Humaira S.P (P17320119415)

Kiki Widyasari (P17320119416)

M. Alfi Adfil M. (P17320119417)

Magfira Rizkilillah (P17320119418)

Mutia Febrianeu (P17320119419)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DAN PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG
POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
2021/2022
NASKAH ROLEPLAY

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HALUSINASI (PENDENGARAN)

P1 (Pasien 1): Agung

P2 (Pasien 2): Novi Tasyiriani

P3 (Pasien 3): Aditya Matinda

P4 (Pasien 4): Rossy Januari Halim

L (pemimpin): Ns. A

CL (co pemimpin): Ns. M

F1 (pendamping1): Ns. S

F2 (pendamping 2): Ns. E

O (observer): Ns. B

T (teknisi): Ns. F

CI: Ns. C

Suatu hari di Ruang Cendrawasih, RSJ X akan dilakukan Terapi Aktivitas Kelompok pada


klien dengan gangguan persepsi sensori pendengaran: halusinasi.” (posisi melingkar, duduk
di kursi masing-masing kecuali pemimpin dalam posisi berdiri dan observer mengamati dari
luar).

FASE PRA KELOMPOK

pemimpin : “assalamualaikum ibu”

CI : “waalaikumsalam ners, ada apa?”

pemimpin : “Izin perkenalan bu, saya Ns. A sebagai pemimpin pada kegiatan TAK pagi hari ini.
Saya dan tim meminta izin untuk melakukan tindakan TAK pada pasien bapak Agung, ibu Novi,
pak Aditya, dan bu Rossy yang mengalami gangguan persepsi sensori pendengaran: halusinasi.
Tujuan umumnya pasien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengendalikan halusinasi di
dalam kelompok secara bertahap. Adapun tujuan khususnya pasien dapat menyelesaikan masalah
yang timbul dari stimulus yang dialami dengan cara mengendalikan halusinasi tersebut (mengenal
halusinasi, mengendalikan halusinasi dengan menghardik, mengendalikan halusinasi dengan
melakukan kegiatan, mengendalikan halusinasi dengan bercakap-cakap, dan dapat memanfaatkan
obat dengan baik). Saya dan tim akan melakukan kegiatan di aula rumah sakit dengan posisi
melingkar di tempat duduk, dengan waktu sekitar 45 menit bu.

CI : oh baik bagus sekali, lalu bagaimana pembagian tugas pada tim TAK ini?

Pemimpin : saya Ns. A sebagai pemimpin yang bertugas memimpin dan bertanggung jawab selama
pelaksanaan TAK ini, ada co-pemimpin Ns. D yang membantu pemimpin untuk menjalankan
tugas/ mengoreksi bila ada kekeliruan selama pelaksanaan, selanjutnya ada 2 pendamping Ns. S
dan Ns. E untuk membantu pasien memahami materi, memotivasi pasien bila kurang aktif, dan
menenangkan/meluruskan klien jika mendominasi. Lalu ada teknisi membantu dalam penyetingan
tempat dan alat yang dibutuhkan selama kegiatan yaitu Ns. F, dan yang terakhir ada observer yang
mengamati jalannya TAK ini sampai akhir dari luar, mengobservasi dan mencatat semua perilaku
pasien dan peran anggota terapis, serta mengevaluasi bagaimana jalannya TAK ini.

CI : baiklah sudah bagus. Lalu bagaimana dengan anggota / peserta TAK ini?

Pemimpin : Peserta yang mengikuti TAK dengan kriteria anggota kelompok yang sesuai yaitu
pasien yang mengalami halusinasi pendengaran, pasien halusinasi pendengaran yang sudah
terkontrol, dan pasien yang kooperatif. Pada kesempatan kali ini ada 4 pasien yang mengikuti
TAK. Pertama ada Tn. Agung dengan (gangguan halusinasi, berhalusinasi seakan akan ada yang
menyuruhnya untuk memukul bosnya), lalu ada Ny. Novi Tasyiriani dengan (gangguan halusinasi,
berhalusinasi seakan akan mendengar ibunya sedang dipukuli oleh ayahnya), ada Tn. Aditya
Matinda dengan (gangguan halusinasi, berhalusinasi seakan akan ada yang memberitahukan bahwa
istrinya sedang berselingkuh), dan yang terakhir ada Nn. Rossy Januari Halim (gangguan
halusinasi, berhalusinasi seakan ada yang memberitahu kalau pacarnya menikah dengan perempuan
lain).

CI : baik, apakah dalam pelaksanaannya terdapat tata tertib?

Pemimpin : untuk pelaksaannya, kami menerapkan peraturan di mana setiap peserta yang
mengikuti TAK harus berperan aktif dan tidak boleh meninggalkan tempat TAK tanpa
sepengetahuan petugas kami.

CI : Lalu bagaimana jika pasien tidak mengikuti/ meninggalkan tempat selama pelaksanaan?

Pemimpin : Program antisipasi yang sudah kami buat yaitu sebisa mungkin para pendamping
memberikan pengertian dan penjelasan kepada pasien terkait kebermanfaatan kegiatan ini, agar
pasien tetap mengikuti kegiatan hingga akhir. Jika masih tidak bisa terkontrol maka kegiatan
dihentikan dan akan dilanjutkan pada lain waktu.

CI : “baiklah sudah bagus bila bisa mengatasinya degan baik. Bagaimana proses pelaksanaan
pada kegiatan ini?”

Pemimpin : “Kami sudah mempelajari dan memahami TAK Halusinasi yang akan dilaksanakan
sesuai SOP. Diawali fase awal kelompok/orientasi terdiri dari pemimpin membuka jalannya TAK,

mengorientasikan anggota, kontrak (topik, tujuan, waktu, dan tempat), menjelaskan kerahasiaan,
mengatur posisi/setting, menanyakan topik netral, evaluasi tindakan yang lalu. Langkah kedua
yaitu fase kerja kelompok terdiri dari 7 sesi:

Sesi 1: Pasien mampu mengenal isi, waktu, frekuensi halusinasi

Sesi 2: pasien mampu mengontrol dg cara menghardik

Sesi 3: pasien mendemonstrasikan cara mengontrol halusinasi dengan membuat jadwal kegiatan
harian

Sesi 4: pasien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap


bersama orang lain.

Sesi 5: Mengontrol dg patuh minum obat (mengetahui keuntungan minum obat dan kerugian tidak
minum obat)

Dan langkah terakhir fase terminasi, saya dan tim akan mengevaluasi TAK yang sudah dilakukan,
menyampaikan rencana tindak lanjut, dan kontrak yang akan datang kepada pasien. Dan tidak lupa
juga mendokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan. Alat yang akan digunakan pulpen dan
buku catatan serta metode yang digunakan yaitu diskusi. Namun walaupun sudah dipersiapkan
kekurangan dari kami yaitu masih ada perasaan gugup, karena ini pertama kalinya saya dan tim
melakukan kegiatan TAK Halusinasi bersama pasien. Untuk mengatasi kekurangan tersebut saya
dan tim menarik nafas dalam, mengucapkan basmallah, dan tentunya menyiapkan secara matang.
Alhamdulillah kelebihan kami sudah mempelajari dan memahami SOP TAK Halusinasi dan
komunikasi terapeutik ini saat di laboratorium bersama teman-teman.

CI : “ohiya baik sudah bagus persiapannya, semoga dilancarkan ya selama kegiatan,

semangat’’
Pemimpin : “baik ibu terima kasih, saya dan tim izin pamit ibu, assalamalaikum”

CI : “baik sama-sama waalaikumsalam”

FASE AWAL KELOMPOK

Pemimpin  : “Assalamu’alaikum wr. wb.”

Seluruh pasien : “Wa’alaikum salam wr. wb.”

L               : “Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama saya Ns. A bisa dipanggil


dengan Ns. A. Di sini saya akan bertugas sebagai pemimpin pada kegiatan kita hari ini. Sebelum
kita memulai kegiatan kita hari ini, saya tidak sendirian yah bapak ibu saya ditemani oleh rekan-
rekan saya yang ingin berkenalan terlebih dahulu dengan Bapak Ibu sekalian. Dimulai dari
sebelah kanan saya terlebih dahulu saya persilahkan”

CL            : “Selamat pagi. Perkenalkan nama  Ns. D bisa dipanggil Ns. D. Pada


kesempatan kali ini saya bertugas sebagai wakil pemimpin pada kegiatan kita hari ini.”

F1            : “Selamat pagi, perkenalkan nama saya Ns. S bisa dipanggil Ns. S. Saya
adalah pendamping yang akan menemani bapak Agung dan Ibu Novi. Terima kasih.”

F2            : “Selamat pagi, perkenalkan nama saya Ns. E bisa dipanggil Ns. E, saya


adalah pendamping dari bapak Aditya dan Ibu Rossy. Terima kasih.”

L : “Baik bapak ibu, pendamping ini akan menemani bapak ibu semua selama
kegiatan yah. Bila dari bapak ibu semua ada yang tidak mengerti ataupun kebingungan, bapak ibu
bisa menyampaikan langsung kepada saya ataupun kepada fasilitator masing-masing yah bapak
ibu. Baik, sampai di sini dapat dimengerti bapak ibu?”

Seluruh pasien : “mengertiiii”

L : “Alhamdulillah kalau begitu, saya lanjutkan yah bapak ibu. Ada juga
teman saya yang di luar namanya Ns. B yang memperhatikan jalannya kegiatan ini bapak ibu.
Dan yang terakhir adapun Ns. F sebagai teknisi yang menyiapkan tempat ini. Apakah bapak ibu
merasa nyaman di ruangan ini?”

Seluruh peserta : “iyah sudah”

L               : “Baik, bpak/ibu sekalian di sini kami semua akan melakukan kegiatan yah
namanya Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) tujuannya meningkatkan kemampuan diri dalam
mengendalikan halusinasi di dalam kelompok secara bertahap. Pelaksanaan kegiatan ini ada
beberapa aturan yang harus kita taati bersama, yaitu jika ada yang ingin meninggalkan kegiatan
harus meminta izin kepada saya selaku pemimpin atau bisa menyampaikannya kepada
pendamping yah. Kegiatan ini berlangsung selama 45 menit, setiap peserta mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir. Insya Allah kegiatan hari ini akan menyenangkan bapak ibu yah jadi tidak
perlu khawatir. Sampai di sini, apakah ada yang ingin ditanyakan bapak ibu?”

All : “Baik sus mengerti “

L : “Alhamdulillah. Di sini bapak ibu bisa bercerita mengenai masalah yang


dihadapi, Insya Allah kerahasiaan bapa ibu kita jaga kecuali kepada tenaga kesehatan yang
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bapa semua. Dan di sini bapak ibu mengalami
hal yang sama yaitu halusinasi jadi bapak dan ibu bisa saling bercerita antarsesama yang akan
dibimbing oleh kami selaku tenaga Kesehatan. Bagaimana apakah ibu bapa bersedia?’’

P3 : “siap sus saya bersedia ‘’

L : “bagaimana yang lainnya?”

All : “iya sus bersedia (menjawab dengan semangat).”

L : “Baik, semangat semua yah bapak ibu (senang). Selama kegiatan kita akan
melakukan diskusi di sini ya ibu dan bapa, di ruangan aula rumah sakit ini, sehingga bila ibu dan
bapa ingin meninggalkan tempat diwajibkan untuk meminta izin terlebih dahulu. Juga kita
duduknya melingkar seperti ini yah bapak ibu supaya bisa lebih dekat satu sama lain yah”

All : “baik sus”

L : “Sebelumnya ibu dan bapa sudah melakukan kegiatan apa saja nih?’’

P4 : “saya tadi sebelum kesini sudah jalan jalan sus di taman”

P3 : “saya tadi sudah nyanyi di kamar saya, suara saya bagus sekali.”

L : “Bagaimana dengan ny. Ira dan ny. Novi?”

P1 & P2 : “tadi kita sedang makan pagi sus ‘’

L : “wahh, masing-masing punya kesibukan yaa hebatt sekali. Bagaimana

perasaan bapak ibu setelah melakukan kegiatan tersebut? Silahkan dari

Bapak Agung terlebih dahulu.”

P1 : “saya merasa kenyang sudah makan”

L : “baik, selanjutnya dilanjutkan kepada bapak ibu yang lain.”

P2 : “sama saya juga sus dengan bapak Agung”


P3 : “kalau saya sihh merasa senang dan bangga dengan diri saya, karena suara

saya bagus sekali”

P4 : “saya merasa senang sus sudah melihat taman”

FASE KERJA KELOMPOK

SESI 1: Pasien memperkenalkan diri dan mengenal isi, waktu, frekuensi halusinasi, serta
perawat memakaikan kalung papan nama kepada setiap pasien

L : “alhamdulillah yah kalau begitu. Sebelumnya bapak ibu sudah saling

mengenal belum?”

P4 : “kenal sih sus, tapi gak tau namanya.”

P2 : “kalau saya gak tau sus”

P1 & P3 : “aku juga sama”

L : “Nah berhubung bapak ibu belum saling mengenal, kita kenalan terlebih
dahulu yah. Tadi saya dan tim saya sudah saling memperkenalkan diri. Sekarang giliran bapak dan
ibu untuk memperkenalkan diri masing-masing yah di tengah sini dengan menyebutkan nama
lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi.”

All : “baik sus”

L : “Baik yah bapak ibu, kita mulai saja dimulai dari bapak yang paling

ujung”

P1 : “Nama saya Agung Indrawan, biasa dipanggil Agung, asal Bandung,

hobinya memancing.”

L : “Baik terima kasih bapak Agung, silahkan dilanjutkan bapak ibu yang

lainnya.”

P2            : “Nama akyu Novi Tasyriani biasa dipanggil Qyza…Q-y-z-a, Hobi akyuu

jalan-jalan.”

P3            : “Saya Aditya Matinda biasa dipanggil Tya, Saya suka menyanyi..

la.la.laa.laaaa.”
P4            : (Dengan gaya cool dan sedikit ketus) “Perkenalkan nama saya Rossy

Januar Halim panggil saya Rossy.. hobi saya membaca.”

L                : “Oke, baiklah..semua telah memperkenalkan dirinya masing-masing.”

L : “Sekarang bapak ibu saling berkenalan yah yaitu bertanya satu sama lain.
Saya akan berikan contoh, silahkan Ns. E dan Ns. S saling berkenalan.”

F1 : “Halo selamat pagi, perkenalkan nama saya Ns. S, saya biasa dipanggil Ns.
S, asal saya Garut hobinya menonton. Kalau kamu siapa?”

F2 : “Halo selamat pagi juga, saya Namanya Ns. E dipanggil Ns. E asalnya dari
Bandung dan hobi membaca. Senang bisa berkenalan.”

F1 : “Terima kasih senang juga. Bagaimana kabarmu?”

F2 : “Baik, kalau kamu gimana?”

F1 : “Baik juga terima kasih.”

L : “Nah seperti itu yah bapak ibu, apakah bisa?”

All : “Bisa sus.”

P1 : “Dimulai dari sekarang sus?”

L : “boleh dari sekarang yah saling berkenalan.”

Semua peserta berkenalan satu sama lain dan para pendamping mendampingi pasien.

L : “baik alhamdulillah, sudah selesai bapak ibu?”

All : “sudah sus”

L : “Baik, sudah saling kenal yah. Sekarang saya mau tanya nih kepada Ibu
Novi.. Bapak di sebelah sana siapa Namanya?”

P2 : “Namanya bapak Agung”

L : “Apakah betul pak? (mengarah ke bapak Agung)”

P1 : “iyah betul”

L : “Baik yah Insya Allah sudah bisa semua dan saling mengenal. Kita

lanjutkan yah bapak ibu. Sekarang kita saling bercerita apa yang pernah

dialami oleh bapak ibu.”


All : “baik sus”

L : “Nah dimulai dari kejadian apa yang pernah dialami, waktunya kapan,
situasi datangnya pada saat apa, dan frekuensinya bagaimana. Dan apa yang dilakukan pada saat
kejadian itu muncul.”

Sesi 2 : mengenal pasien mampu mengontrol dg cara menghardik

(F1 dan F2 menanyakan kepada pasien)

F1 : “Bagaimana apakah ada yang ingin ditanyakan?”

All : (menggelengkan kepala)

F2 : “Baiklah kalau tidak ada yang ditanyakan, kita mulai yaa.. ayoo siapa

yang mau duluan?”

F1 : “sus, pak Agung katanya mau cerita duluan nih”

L : “silahkan bapak Agung”

P1 :” “iyaa sus, saya tuh sering mendengar ada yang membisikan saya untuk

memukul bos saya, saya takut”

F1 : “kapan suara itu datang pak?”

P1 : “gatau sus ga tentu”

F1 : “sehari berapa kali suara itu muncul pak?”

P1 : “sering, pokonya saat saya sendirian suaranya muncul”

F1 : “biasanya pak Agung melakukan apa saat suara itu muncul?”

P1 : “biasanya kalo suara itu datang saya teriak sambil berkata tidak dan

menyuruh mereka pergi.”

L : “Terima kasih pak Agung sudah mneceritakan kejadiannya.”

L : “Nah sekarang siapa lagi yang mau menceritakan?”

P2 : “saya takut sus, saya juga sering mendengar suara ibu saya teriak karena
sedang dipukuli oleh ayah saya, padahal saya tidak melihat keberadaan ibu saya disini, hanya
suara saja yg saya dengar.”

L : “kapan suara itu datang bu Novi?”


P2 : “biasanya di malam hari”

L : “sehari berapa kali suara itu muncul bu?”

P2 : “malam hari Ketika saya lagi melamun suara teriakan itu terdengar.”

L : “Ooh jadi begitu. Lalu apa yang ibu lakukan ketika suara itu terdengar?”

P2 : “saya juga berteriak karena saya takut sus.”

L : “baiklah bu Novi, terima kasih sudah berani mengungkapkan yaaa,

sekarang tinggal giliran pak Adit dan bu Rossy, siapa yang mau duluan.”

P3 : “saya sus”

L : “baik bapak silahkan ceritakan kejadian yang dialami oleh bapak.”

P3 : “saya juga mendengar bisikan dari seseorang bahwa istri saya berselingkuh

dengan mantannya, saya seringkali menuduh istri saya berselingkuh,

namun istri saya menyangkal itu.”

L : “kapan suara itu datang pak Adit?”

P3 : “sering sus”

L : “sehari berapa kali suara itu muncul?”

P3 : “saya mendengarnya pada saat istri saya sedang bekerja.”

L : “Baik pak. Lalu apa yang bapak lakukan ketika suara itu terdengar?”

P3 : “saya berusaha menghiraukannya tapi terkadang saya merasa kesal

sehingga memukul barang di sekitar.”

L : “baiklah pak Adit, terimakasih sudah berani mengungkapkannya yaaa”

L : “sekarang tinggal giliran giliran ibu Rossy yaa silahkan bu.”

P4 : “baik sus, jadi saya sering sekali mendengar bisikan bahwa pacar saya
sudah menikah dengan Wanita lain, tapi saya sebenarnya percaya sama pacar saya bahwa dia itu
tidak menikah dengan siapapun dan masih mencintai saya.”

F2 : “kapan suara itu datang bu Rossy?”

P4 : “kalo saya lagi melamun sendirian dikamar”

L : “sehari berapa kali suara itu muncul bu?”


L : “sering sekali apalagi kalo malam hari”

L : “Baik bu. Lalu apa yang kamu lakukan ketika suara itu terdengar?”

P4 : “saya suka berteriak sambal menangis karena saya takut kehilangan pacar

saya sus.”

F2 : “tenang yah ibu (Sambil mengelus pundaknya)”

L : “baiklah ibu, terima kasih sudah mengungkapkannya yaaa.”

L : “Nah tadi kan semuanya udah pada menceritakan apa yang sudah dialami.

Nah ibu bapak udah pada tahu belum, kejadian apa sebenarnya yang

bapak ibu alami itu?”

All : “Gak tahu suster (sambil geleng-geleng kepala)”

L : Nah jadi, kejadian yang dialami teman-teman itu adalah Halusinasi. Kalian

tau gak apa itu halusinasi?

F1 : “apakah dari bapak ibu ada yang tau?”

All : “Gak tau suster.”

L : “Nah jadi halusinasi yang dialami bapak ibu Namanya halusinasi


pendengaran yah. Jadi bapk ibu mendengar sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Coba liat suster
mau tanya (menunjuk Agung). Nah pak Agung kan tadi mendengar bisikan untuk memukul bos
bapa?”

P1 : “Iya suster.”

L : “bapak pernah liat orangnya langsung gak yang menyuruh bapak itu ?”

P1 : Gak pernah liat suster.. cuman dengar aja.

L : “Nah itu dia yang dianamakan halusinasi bapak ibu. Saya percaya apa
yang bapak alami itu, namun saya tidak mendengarnya yah pak bu. Jadi bapak ibu itu mendengar
suara yang sebenarnya gak ada. Nah tadi kan sudah pada cerita semuanya, bapak ibu tau gak apa
kesamaan diri dari bapak ibu? dan kenapa bapak ibu ada di sini?”

All : Enggak (geleng-geleng)

F1 : Jadi bapak ibu ada di sini sama-sama mengalami halusinasi yaa.

All : Mengangguk-angguk.
L : Coba katakan bersama yah, bapak ibu sama-sama mengalami apa?

All : Halusinasi.

L : “iyah betul, halusinasi pendengaran yah bapak ibu”

L : Jadi bagaimana perasaannya setelah menceritakan masing-masing tadi?”

F2 : “Ayo bapak ibu, apa ada yang bisa mengungkapkan?”

Sesi 3 : pasien mendemonstrasikan cara mengontrol halusinasi dengan membuat jadwal


kegiatan harian

P4 : Lega suster ..Lalu bagaimana Suster jika suara itu datang lagi?

L : “Nah sekarang suster akan mengajarkan apa yang harus bapak ibu lakukan
ketika suara itu datang, yang pertama yaitu dengan cara menghardik.
L : “disimak yah bapak ibu sekalian. Saya akan memberikan contoh kembali
yang akan dipergakan oleh pendamping”
All : “Baik sus”

F2 : Di sini kami selaku pendamping akan mencontohkan bagaimana cara


menghardik. Nanti dari bapak ibu masing-masing bergantian mempraktikkan cara menghardik
yah. Apakah dapat dimengerti pak bu?

All : Mengerti suster

F1 : “Apakah ada yang ingin ditanyakan sebelumnya?”

All : “belum ada sus”

Sesi 4 : pasien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-


cakap bersama orang lain
F2 : Baiklah kita mulai yaa.. ketika kita mendengar suara-suara itu datang,
tutup kedua telinga kita sambil katakan “Pergi pergi suara itu palsu” ulangi sebanyak 3 kali.
Katakan dengan suara yang emosi dan hanya kita saja mendengar Dan dipraktekkan saat suara itu
muncul.

F1 : “Nah seperti ini (memperagakan)”

F1 : “Baiklah mungkin bapak ibu bisa mengulangnya kembali ..


(semua pasien mengulang kembali )
L : “Nah tadi kan kalian sudah melihat bagaimana caranya.. kita akan
memulai dengan sebuah permainan. Permainan ini menggunakan bola dan handphone, jadi
bolanya akan berputar ke masing-masing teman-teman yang ada disini, nanti ketika bolanya sudah
berputar music akan mengiringi lewat handphone ini. Ketika music sudah dimatikan, bolanya kan
akan berhenti, siapapun yang memegang bola itu nanti langsung mempraktikkan cara menghardik.
Mengerti bapak ibu ?
(Perawat memainkan music dan saat music berhenti, bola ada di tangan P2 kemudian P2
mempraktikkan cara menghardik)
L : nah seperti itu cara mainnya, paham yaa?
All : iya paham suster
L : langsung saja ya kita coba seperti yang suster tadi lakukan, yukk mulaI

Lagupun dimainkan dan bola berputar, pada saat lagu berhenti dan bola ada di tangan Bu
Novi dan pasien memperkenalkan diri. Permainan dilanjutkan sampai semua pasien dapat
mempraktikkan cara menghardik).

L : “Baik bapak ibu sudah kebagian semua yah. Apakah sudah bisa semua
cara melakukannya?”

All : “sudah sus”

Pasien menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAK halusinasi yang telah
dilakukan

L : “Baik alhamdulillah semoga bisa dipraktekkan yah bapak ibu. Sekarang


saya mau tanya yah bapak ibu. Bagaimana pendapat bapak ibu tentang manfaat dari kegiatan kita
hari ini?”

F1 : “Silahkan bapak ibu ada yang ingin menyampaikan?”

P2 : “Saya sus”

L : “Silahkan ibu”

P2 : “Setelah saya mengikuti kegiatan hingga saat ini, pertama saya menjadi
lebih percaya diri saat mengobrol dengan orang lain. Karena sebelumnya saya tidak percaya diri
saat ngobrol dengan orang lain karena orang lain mengatakan saya ngomong sendiri dan
berteriak-teriak, saya sedih. Tapi sekarang saya sudah pede dan saya mendapatkan teman baru
yang dapat membantu saya sembuh. Saya juga mendapatkan cara untuk mengatasi masalah yang
saya hadapi. Terima kasih”
L : “Alhamdulillah wah hebat sekali yah bu Novi kerenn. Bagaimana dengan
bapak ibu yang lainnya?”

P1 : “kalau saya, mendapatkan cara mengendalikan emosi saya. Saya sering


mendengar hal-hal yang membuat saya marah, namun sekarang saya lebih bisa mengontrol diri
saya.”

L : “Wah bapak Agungb juga keren yah alhamdulillah.”

P2 & P3 : “saya juga sama jadi lebih tau yang saya dengar itu tidak ada dan tidak
nyaata”

L : “Alhamdulillah bapak ibu semua sudah menyampaikan pendapatnya yah.”

Sesi 5 : Mengontrol dg patuh minum obat (mengetahui keuntungan minum obat dan
kerugian tidak minum obat)

L : “ nah sekarang saya ingin tau nih, bagaimana pendapat ibu dan bapa mengenai minum obat? ‘’

P3 : ‘’ saya suka tidak ingin minum obat ners, obat itu banyak sekali, pahit‘’

P2 : “ tidak kok tidak pahit, saya suka ners saat minum obat, saya rasa setelah minum obat saya
merasa tenang ners”

P1&P4 : “ iya betul ”

L : ‘’ wah baik sekali ya, ibu bapa sudah mengetahui keuntungan meminum obat, nah jika ibu
bapa tidak meminum obat, apa yang ibu bapa rasakan?’’

P4 : ‘’ saya terkadang sedih ners, marah juga, saya semakin mendengar bisikan – bisikan itu”

P3 : “ iya ners, emosi saya kadang tidak terkontrol”

L : “ untuk itu, apakah kepatuhan minum obat itu penting menurut ibu dan bapa?’’

P1 : ‘’ iyaa ners penting sekali, saya senang disini saya selalu diingatkan perawat untuk meminum
obat, jadi saya merasa saya akan cepat sembuh”

P2 : “ iyaa ners saya jugaa”

L : “ wah baik sekali ya ibu bapa. Nah bagaimana bapa Aditya, apakah bapa meminum obat
sesuai jadwal ?

P3 : “ iya ners, meskipun saya terkadang menolak, tetapi perawat meyakinkan saya obat yang
saya minum itu demi kebaikan saya. Dan saya rasa semakin hari saya semakin baik “
L : “Alhamdulillah ya semuanya sudah memahami bagaimana pentingnya obat itu. Untuk itu
semuanya jangan lupa minum obat ya sesuai jadwal, perlu kita ketahui mengapa obat sangat
penting, seperti yang sudah disampaikan di awal untuk mengatasi halusinasi ini salah satunya
minum obat secara teratur yah pak bu. Manfaatnya untuk mengurangi halusinasi bapak ibu seperti
suara-suara yang bapak dengar yah pak bu. Selain itu juga untuk membuat bapak ibu semua
berada dalam kondisi yang sehat, membuat bapak ibu menjadi lebih tenang, pokoknya sangat
banyak sekali manfaat yang dapat diambil dalam minum obat tersebut. Mungkin nanti setelah
minum obat bapak ibu ada pusing, lemas, penglihatan kabur bapak bisa sampaikan kepada saya yah
pak bu. Bila itu terjadi karena efek terapi pada obat yang bapak ibu minum. Begitu yah pak bu.”

All : “ baik ners”

L : “coba sekarang siapa yang berani menyebutkan 1 saja manfaat dari minum obat?”

P1 : “saya ners, jadi manfaat minum obat itu salah satunya untuk membuat kita lebih tenang dan
sehat”

L : “wah pintar sekali, ada lg yg bisa menjawab?”

P2 : “untuk menghilangkan halusinasi yang sering dialami”

L : “ baik jawabannya sudah benar ya, sekarang ners mau tanya nih, kira-kira setelah bapak ibu
minum obat biasanya apa yang akan dirasakan selain manfaat tadi?”

P3 : “ setelah minum obat biasanya ada pusing, lemas, dan penglihatan kabur”

L : wahh luar biasa sekali jawabannya, coba 1 pertanyaan lagi nih, ada yang ingat kira-kira
pusing, lemas, dan penglihatan kabur itu karena apa?

P4 : “saya ingat ners, itu karena efek terapi obat yang kita minum ya nes?”

L : “betul sekali, alhamdulillah semuanya sudah sangat paham ya, ternyata bapak ibu ini pintar-
pintar, tepuk tangan untuk kita semua” (semua pasien tepuk tangan dengan sangat gembira)

FASE TERMINASI
L : “ Nah tadi kan kita sudah berkenalan semua, sebelum kita mengakhiri
kegiatan ini suster mau nanya dulu, bagaimana perasaan bapak ibu setelah kita melakukan
kegiatan hari ini? ada yang berani mengungkapkan?
F2 : “Ayoo ada yang berani mengungkapkan?
(F1 dan F2 menyuruh pasien untuk mengungkapkan perasaannya)

P3 : saya senang bisa bermain dan berkenalan serta mengerti cara menghardik
yang benar ketika halusinasi saya muncul kembali.
F1 : bagus sekali (sambil tepuk tangan) (semua tepuk tangan)
L : “apakah dari bapak ibu bisa menyampaikan kegiatan kita dari awal
sampai akhir?”
P4 : “saya sus”
L : “silahkan”
P4 : “jadi tadi kita sudah belajar memperkenalkan diri mulai dari nama
lengkap, panggilan, asala, dan hobi, lalu berkenalan dengan orang lain, dan tadi juga bercakap-
cakap dengan teman setelah berkenalan. Setelah itu melanjutkan bercerita masalah yang dihadapi
kami semua dan kami semua mempunyai kesamaan yaitu halusinasi pendengaran. Selain itu kita
diajarkan cara menghardik dengan seru tadi pake permainan, caranya mengatakan
“tidak..tidakk..itu tidak nyata”
L : “wahhh hebat sekali yahh bapak sudah betull, tepuk tangan untuk kita
semua”
L : Tidak terasa yah waktunya sudah habis. Sebelum saya mengakhiri
kegiatan ini, saya ingin menyampaikan kalau besok pagi kumpul lagi disini yaa, Rabu pukul
09:00 pagi untuk Kegiatan selanjutnya. Dan bapak ibu teruskan berlatih yah yang sudah kami
sampaikan tadi yaitu cara menghardik bila suara itu datang. Cukup sekian dari saya dan teman-
teman suster di sini, terima kasih atas kerja samanya. Assalamualaikum”
All : Wasalamualaikum wr.w

Anda mungkin juga menyukai