Disusun oleh :
Laeticia Naibaho
1804048
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Terapi Aktivitas Kelompok telah diteliti dan disetujui oleh preceptor
Pra Klinik akademik STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
dalam proses penulisan proposal ini. Penulis menyadari proposal ini jauh dari
sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
Penulis
Laeticia naibaho
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................iii
DAFTAR ISI.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Tujuan ...........................................................................................2
C. Manfaat .........................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................3
A. Konsep TAK Umum.....................................................................3
1. Definisi TAK...........................................................................3
2. Tujuan TAK.............................................................................3
3. Jenis TAK................................................................................5
4. Indikasi dan kontra indikasi.....................................................6
B. Konsep TAK Khusus...................................................................7
1. Definisi.....................................................................................7
2. Tujuan ......................................................................................7
3. Indikasi Tindakan......................................................................7
4. Setting .......................................................................................8
5. Perorganisasian dan tugas pelaksanaan.....................................8
6. Alat............................................................................................9
7. Metode.......................................................................................9
8. Sasaran dan Kriteria hasil.........................................................10
9. Susunan Kegiatan ......................................................................10
10. Evaluasi dan Dokumentasi.........................................................12
BAB III PELAKSANAAN TAK ....................................................................14
BAB IV PENUTUP...........................................................................................17
A. Kesimpulan......................................................................................17
B. Saran................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................18
Lampiran
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan jiwa merupakan asuhan keperawatan yang bersifat
spesifik, tetapi asuhan kepada klien harus tetap dilakukan secara holistic.
Pendekatan asuhan keperawatan selain harus difokuskan pafa perilaku
klien, kondisi fisik, sosial, budaya, dan spiritual klien. Berbagai terapi
keperawatan yang dikembangkan difokuskan kepada klien secara individu,
kelompok, keluarga ataupun komunitas.
B. Tujuan
Untuk melatih mahasiswa keperawatan menggunakan terapi aktivitas
kelompok kepada pasien gangguan jiwa khususnya pasien isolasi social,
harga diri rendah, dan kerusakan komunikasi verbal dalam mengubah
perilaku maladaptive menjadi adaptif. Sehingga pasien dapat kembali ke
masyarakat lagi dan melakukan interaksi sosial sesuai perannya.
C. Manfaat
Bagi mahasiswa STIKES Bethesda
Menambah wawasan khususnya sebagai calon perawat untuk memberikan
terapi modalitas bagi pasien gangguan jiwa.
vi
BAB I I
LANDASAN TEORI
viii
3. Jenis Terapi Aktivitas Kelompok
Beberapa ahli membedakan kegiatan kelompok sebagai tindakan
keperawatan pada kelompok dan terapi kelompok. Stuart dan Laraia
(2001) menguraikan beberapa kelompok yang dapat dipimpin dan
digunakan perawat sebagai tindakan keperawatan bagi klien, misalnya,
task groups, supportive groups, brief therapy groups, intensive problem
– solving groups, medication groups, activity therapy, dan peer support
groups. Wilson dan Kneisl (1992) menyampaikan beberapa terapi
kelompok seperti, analytic group psycho therapi, psycho drama, self-
help groups, remotivation, reeducation, dan client goverment groups.
Terkait dengan terapi aktiitas kelompok, Rawlins, Williams, dan Beck
(1993) membagi kelompok menjadi tiga, yaitu terapi kelompok,
kelompok terapeutik, dan terapi aktivitas kelompok.
a. Terapi Kelompok
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui
dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi
persyaratan tertentu. Fokus terapi kelompok adalah meningkatkan
kesadaran diri (self-awereness), meningkatkan hubungan
interpersonal, membuat perubahan, atau ketiga-tiganya.
b. Kelompok Terapeutik
Kelompok terapeutik membantu mengatasi stres emosi, penyakit
fisik kritis, memfasilitasi tumbuh-kembang, atau meningkatkan
penyesuaian sosial, (misalnya, kelompok wanita hamil yang akan
menjadi ibu, individu yang kehilangan, dan penyakit terminal).
Banyak kelompok terapeutik yang dikembangkan menjadi self-help-
group. Tujuan dari kelompok ini adalah sebagai berikut :
a. Mencegah masalah kesehatan;
b. Mendidik dan mengembangkan potensi anggota kelompok;
c. Meningkatkan kualitas kelompok. Antara anggota kelompok
saling membantu dalam menyelesaikan masalah.
c. Terapi Aktivitas Kelompok
Terapi aktivitas kelompok dibagi sesuai dengan kebutuhan yaitu,
stimulasi sensori, orientasi realita, dan sosialisasi. Terapi ini sering
dipakai sebagai terapi tambahan. Sejalan dengan hal tersebut,
Lancaster mengemukakan beberapa aktiitas yang digunakan pada
TAK, yaitu menggambar, membaca puisi, mendengarkan musik,
mempersiapkan meja makan, dan kegiatan sehari-hari yang lain.
Wilson dan Kneils (1992) menyatakan bahwa TAK adalah manual,
rekreasi, dan teknik kreatif untuk memfasilitasi pengalaman
seseorang serta meningkatkan respons sosial dan harga diri.
Aktivitas yang digunakan sebagai terapi di dalam kelompok, yaitu
membaca puisi, seni, musik, menari, dan literatur. Dari uraian
tentang aktivitas kelompok yang dikemukakan oleh Wilson, Kneils,
dan Lancaster ditemukan kesamaan dengan terapi kelompok
tambahan yang disampaikan oleh Rawlins, Williams, dan Beck
(1993).
x
B. Konsep TAK Khusus
1. Definisi TAK Sosialisasi (TAKS)
Terapi aktivitas kelompok (TAK); sosialisasi (TAKS) adalah upaya
memfasilitaasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah
hubungan sosial.
2. Tujuan TAKS
a. Tujuan umum TAKS, yaitu klien dapat meningkatkan hubungan
sosial dalam kelompok secara bertahap.
b. Tujuan khusus TAKS sesi 2 adalah sebagai berikut :
1) Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok dengan
menyebutkan identitas diri sendiri yaitu nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi.
2) Klien mampu menanyakan identitas diri anggota kelompok lain
yang meliputi nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.
5. Pengorganisasian Kelompok
1) Susunan
a) Leader: Laeticia Naibaho
b) Co Leader: Priskila
c) Fasilitator:
Jaya
Ratri
Ana
d) Observer: Desi
xii
2) Tugas
a) Leader:
Memimpin jalannya TAK.
Menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan TAK.
b) Co Leader:
Membantu pelaksanaan TAK.
Memotivasi peserta agar lebih aktif dalam kegiatan TAK.
c) Fasilitator:
Memfasilitasi jalannya kegiatan TAK.
Memotivasi klien untuk berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan
kegiatan TAK..
d) Observer:
Mengevaluasi jalannya kegiatan TAK.
6. Alat
1. Laptop
2. Lagu sejenis yang berirama riang.
3. Bola tenis.
4. Buku catatan dan pulpen.
5. Jadwal kegiatan harian klien.
6. Lembar observasi
7. Metode
1. Dinamika kelompok.
2. Diskusi.
3. Bermain peran/simulasi.
8. Sasaran dan Kriteria Pasien
9. Langkah Kegiatan
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi/validasi
2. Orientasi a. Menanyakan perasaan klien saat
ini.
b. Menanyakan apakah telah
mencoba memperkenalkan diri
pada orang lain. 5 menit
3. Kontrak
xiv
Tahap Kegiatan Waktu
1) Jika ada peserta yang akan
meninggalkan kelompok,
harus minta ijin kepada
terapis.
2) Lama kegiatan 30 menit
3) Setiap klien mengikuti
kegiatan dari awal sampai
ahkir.
xvi
Sesi 2: TAKS Kemampuan Berkenalan
Kemampuan verbal
No Jenis kegiatan Nama Klien
Sdr A Sdr D Sdr M Sdr R Sdr Y
1. Menyebutkan nama lengkap
2. Menyebutkan nama
panggilan
3. Menyebutkan asal
4. Menyebutkan hobi
8. Menanyakan hobi
Jumlah
Kemampuan nonverbal
No Aspek yang Nama Klien
diobservasi Sdr A Sdr D Sdr M Sdr R Sdr Y
1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan
bahasa tubuh yang
sesuai
4. Mengikuti kegiatan
dari awal sampai
akhir
Jumlah
b. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang klien miliki ketika mengikuti TAKS
pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, jika nilai klien 7
untuk verbal dan 3 untuk nonverbal, catatan keperawatan adalah; Klien
mengikuti TAKS Sesi 2, klien mampu berkenalan secara verbal dan
nonverbal, anjurkan klien berkenalan dengan klien lain, buat jadwal.
BAB III
PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
A. Waktu pelaksanaan
Terapi Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada:
1. Hari/Tanggal : Senin, 27 Mei 2019
2. Waktu : Pukul 10.00 – 10.30 Wib
3. Tempat : Ruang Laboratorium klinik Stikes Bethesda
B. Pengorganisasian kelompok
1. Leader : Laeticia Naibaho
2. Co Leader : Priskila
3. Fasilitator : Jaya. Ratri dan Ana
4. Observer : Desi
C. Setting tempat
1. Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
xviii
D. Evaluasi hasil dan dokumentasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAKS berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai tujuan TAKS.
Untuk TAKS Sesi 2, dievaluasi kemampuan dalam berkenalan secara verbal
dan nonverbal dengan mencapai tujuan sesi 2 yaitu Klien mampu
berkenalan dengan anggota kelompok dengan menyebutkan identitas diri
sendiri yaitu nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi dan klien mampu
menanyakan identitas diri anggota kelompok lain yang meliputi nama
lengkap, nama panggilan, asal dan hobi. Evaluasi perkembangan klien dapat
dilihat dalam tabel berikut.
Kemampuan verbal
No Jenis kegiatan Nama Klien
Ardianto Sdr Sdr M Sdr R Sdr Y
1. Menyebutkan nama √ √ √ √ √
lengkap
2. Menyebutkan nama √ √ √ √ √
panggilan
3. Menyebutkan asal √ √ √ √ ×
4. Menyebutkan hobi √ √ √ √ √
5. Menanyakan nama √ √ √ √ √
lengkap
6. Menanyakan nama √ √ √ √ √
panggilan
7. Menanyakan asal √ √ √ √ ×
8. Menanyakan hobi √ √ √ √ √
Jumlah
Kemampuan nonverbal
No Aspek yang Nama Klien
diobservasi Ardianto Sdr D Sdr M Sdr R Sdr Y
1. Kontak mata √ √ √ √ √
2. Duduk tegak √ √ √ √ √
3. Menggunakan √ √ √ √ √
bahasa tubuh yang
sesuai
4. Mengikuti kegiatan √ √ √ √ √
dari awal sampai
akhir
Jumlah
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mengalami
masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi
dan kelompk digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok
terjadi dinamika interaksi saling bergantung, saling membutuhka, dan
menjadi laboratorium tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif
untuk memperbaiki perilaku lama yang maladaptive. Pada pasien isolasi
sosial TAKS sangat penting dilakuka, sehingga akan meningkatkan
interaksi dengan orang lain.
B. SARAN
Dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok selanjutnya sebaiknya di
persiapkan dengan lebih baik dan setiap peran yang bertugas baik
sebagai leader, co leader, fasilitator dan observer dalam melaksanakan
tugas sesuai dengan perannya saat TAK
xx
DAFTAR PUSTAKA