Anda di halaman 1dari 11

SKILLS LAB 9

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

SKENARIO 1
Sekelompok Ners Muda yang terdiri dari 7 orang sedang praktik di Ruang Indragiri RS Jiwa
Tampan sudah 1 minggu ini melakukan tindakan keperawatan generalis kepada masing-masing
pasien kelolaannya. Hasil pengakajian kelompok didapatkan sebagian besar (75%) pasien yang
dirawat diruang tersebut mengalami masalah keperawatan isolasi Sosial, Strategi Pelaksanaan (SP)
generalis yang sudah dilakukan sampai SP 2 isolasi social (berkenalan dengan 1 orang) belum
menunjukkan hasil optimal. Dari data tersebut Kelompok menyimpulkan bahwa perlu dilakukan
terapi kelompok untuk mengoptimalkan pencapaian dari SP generalis yang sudah diberikan kepada
pasien tersebut.

PERTANYAAN
1. Apakah jenis Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yang dapat diberikan kepada Pasien
sesuai kasus tersebut ?
2. Bagaimanakah Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) tersebut dilakukan?
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
A. PENDAHULUAN
Penatalaksanaan keperawatan pasien dengan gangguan jiwa adalah pemberian
terapi modalitas yang salah satunya adalah Terapi Aktifitas Kelompok (TAK). Terapi
aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat pada
sekelompok pasien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan
sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai target asuhan (Fortinash & Worret, 2009).
Terapi aktivitas kelompok diperlukan dalam praktik keperawatan jiwa untuk
mengatasi gangguan interaksi dan komunikasi serta merupakan salah satu keterampilan
terapeutik. Terapi aktivitas kelompok merupakan bagian dari terapi modalitas yang
berupaya meningkatkan psikoterapi dengan sejumlah pasien dalam waktu yang bersamaan.
Terapi aktivitas kelompok memiliki dua tujuan umum, yaitu tujuan terapeutik dan tujuan
rehabilitatif.
Tujuan terapeutik untuk memfasilitasi interaksi, mendorong sosialisasi dengan
lingkungan (hubungan dengan luar diri pasien), meningkatkan stimulus realitas dan respon
individu, memotivasi dan mendorong fungsi kognitif dan afektif, meningkatkan rasa
dimiliki, meningkatkan rasa percaya diri, dan belajar cara baru dalam menyelesaikan
masalah. Sedangkan tujuan rehabilitatif untuk meningkatkan kemampuan untuk ekspresi
diri, meningkatkan kemampuan empati, meningkatkan keterampilan sosial, serta
meningkatkan pola penyelesaian masalah

B. STANDAR KOMPETENSI
Mahasiswa mampu melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang sesuai dengan kebutuhan
pasien gangguan jiwa.

C. KOMPETENSI DASAR
1. Mahasiswa mampu menentukan jenis Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) sesuai dengan
masalah yang dialami sekelompok pasien
2. Mahasiswa mampu menyusun proposal/perencanaan pelaksanaan TAK
3. Mahasiswa mampu melakukan role play TAK sesuai dengan peran masing-masing

D. TINJAUAN TEORI
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang
lain, saling bergantung dan meimiliki norma yang sama (Stuart & Laraia, 2005; Stuart,
2009). Anggota kelompok mungkin memiliki berbagai latar belakang yang harus ditangani
sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan,
ketidaksamaam, kesukaan, dan ketertarikan. Semua kondisi ini akan mempengaruhi
dinamika kelompok.
Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu
sama lain untuk menemukan cara menyelesaikan masalah. Kelompok merupakan
laboratorium tempat mencoba dan menemukan hubungan interpersonal yang baik serta
mengembangkan perilaku yang adaptif. Anggota kelompok merasa dimiliki, diakui, dan
dihargai eksistensinya oleh anggota kelompok yang lain (Keliat & Akemat, 2016).

Tujuan kelompok yaitu membantu berhubungan dengan orang lain serta mengubah
perilaku destruktif dan maladaptif menjadi perilaku yang konstruktif dan adaptif. Kekuatan
kelompok terletak pada kontribusi atau peran setiap anggota dan leader dalam mencapai
tujuannya

Fungsi kelompok sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu untuk
menemukan cara menyelesaikan masalah yang dihadapi. Merupakan tempat mencoba dan
menemukan hubungan interpersonal yang baik. Tempat mengembangkan perilaku yang
adaptif dan konstruktif

Komponen kelompok terdiri dari struktur kelompok menjelaskan batasan,


komunikasi, proses pengambilan keputusan dan hubungan otoritas dalam kelompok.
Leader, Co Leader, Observer, Fasilitator. Besar kelompok adalah kelompok kecil : 5 – 12
orang (Keliat & Prawirowiyono, 2016), 7 – 10 orang (Stuart & Laraia, 2001), 10 – 12
orang (Lancester, 1980), 5 – 10 orang (Beck, 1993). Lama sesi Kelompok baru (fungsi
kelompok masih rendah) optimal 20-40 menit. Kelompok yang sudah kohesif (fungsi
kelompok tinggi ) optimal 60- 120 menit.

Terapi aktivitas kelompok (TAK) pada pasien gangguan jiwa dapat dibagi menjadi empat,
yaitu :
1. TAK Stimulasi Kognitif/Persepsi
Pasien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah
dialami. Kemampuan persepsi pasien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Denga
proses ini diharapkan respons pasien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan
menjadi adaptif. Stimulus yang disediakan: baca artikel/majalah/buku/puisi, menonton
acara TV. Stimulus pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses persepsi pasien
yang maladaptif atau destruktif misalnya kemarahan, kebencian, putus hubungan,
pandangan negatif pada orang lain, atau halusinasi. Kemudian dilatih persepsi pasien
terhadap stimulus.

TAK Stimulasi Persepsi Umum


Aktivitas : mempersepsikan stimulus nyata sehari-hari
1. TAK stimulasi persepsi : menonton televisi
2. TAK stimulasi persepsi : membaca majalah/koran/artikel
3. TAK stimulasi persepsi : melihat gambar
Indikasi : pasien dengan gangguan sensori persepsi (halusinasi), pasien isolasi sosial
yang telah mengikuti TAK sosialisasi

TAK Stimulasi Persepsi: Perilaku Kekerasan


Aktivitas: mempersepsikan stimulus nyata dan respons yang dialami dalam kehidupan
1. TAK stimulasi persepsi: mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
(penyebab, tanda gejala, perilaku, dan akibat perilaku kekerasan).
2. TAK stimulasi persepsi: mencegah perilaku kekerasan dengan kegiatan fisik
3. TAK stimulasi persepsi: mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi sosial
asertif (secara verbal)
4. TAK stimulasi persepsi: mencegah perilaku kekerasan melalui kepatuhan
minum obat
5. TAK stimulasi persepsi: mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan ibadah
Indikasi: pasien dengan perilaku kekerasan yang sudah kooperatif

TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi


Aktivitas: mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respons yang dialami dalam
kehidupan
1. TAK stimulasi persepsi: mengenal halusinasi
2. TAK stimulasi persepsi: mengontrol halusinasi dengan menghardik halusinasi
3. TAK stimulasi persepsi: mengontrol halusinasi dengan kegiatan
4. TAK stimulasi persepsi: mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
5. TAK stimulasi persepsi: mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
Indikasi: pasien dengan gangguan persepsi sensori (halusinasi).

TAK Stimulasi Persepsi: Harga Diri Rendah


Aktivitas: mempersepsikan stimulus nyata yang menyebabkan harga diri rendah
1. TAK stimulasi persepsi: mengidentifikasi aspek yang membuat harga diri
rendah dan aspek positif kemampuan yang dimiliki selama hidup (di rumah
maupun di rumah sakit)
2. TAK stimulasi persepsi: melatih kemampuan yang dapat digunakan di rumah
sakit dan di rumah.
Indikasi: pasien dengan harga diri rendah

TAK Stimulasi Persepsi : Defisit Perawatan Diri


Aktivitas: stimulasi persepsi mengatasi defisit perawatan diri
1. TAK SP: Kebersihan diri (mandi)
2. TAK SP: Kebersihan diri (perawatan rambut/keramas)
3. TAK SP: Kebersihan diri (menyikat gigi)
4. TAK SP: Kebersihan diri (perawatan kuku)
5. TAK SP: Berdandan (berpakaian rapi)
6. TAK SP: Berdandan (berhias diri)
7. TAK SP: Tata cara makan
8. TAK SP: Tata cara minum
9. TAK SP: Tata cara BAB
10. TAK SP: Tata cara BAK

2. TAK Stimulasi Sensoris


Aktivitas digunakan sebagai stimulus pada sensoris pasien. Kemudian diobservasi
reaksi sensoris pasien terhadap stimulus yang disediakan berupa ekspresi perasaan
secara non verbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh). Aktivitas yang dijadikan stimulus
adalah musik, seni, menyanyi, menari.

TAK Stimulasi Sensori


Aktivitas yang dilakukan meliputi mendengarkan musik, melukis, menyanyi, menari.
Sesi 1 Mendengar musik
Sesi 2 Menggambar
Sesi 3 Menonton TV/Video
Indikasi: Pasien dengan isolasi sosial, harga diri rendah yang disertai dengan kurang
komunikasi verbal

3. TAK Orientasi Realitas


Pasien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitarnya, yaitu diri sendiri, orang
lain yang ada disekeliling pasien atau orang yang dekat dengan pasien, dan lingkungan
yang pernah memiliki hubungan dengan pasien. Demikian juga dengan orientasi waktu
saai ini, waktu yang lalu, dan rencana ke depan.

Aktivitas : pengenalan orang, tempat dan waktu


1. TAK orientasi realita: pengenalan orang
Pasien diorientasikan pada kenyataan yang ada di sekitar pasien yaitu diri
sendiri, orang lain di sekeliling pasien/orang dekat pasien dan lingkungan yang
berhubungan dengan pasien
2. TAK orientasi realita: pengenalan tempat
Orientasi tempat dan benda yang ada di sekitar serta semua kondisi nyata
3. TAK orientasi realita: pengenalan waktu
Orientasi waktu saat ini, waktu yang lalu dan rencana ke depan

Indikasi: pasien halusinasi, demensia, kebingungan, tidak mengenali dirinya, salah


mengenal orang lain, salah mengenal tempat dan waktu
4. TAK Sosialisasi
Pasien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitarnya.
Sosialisasi dapat dilakukan secara bertahap dari interpersonal, kelompok, dan massa.
Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.

Indikasi : pasien isolasi sosial yang telah melakukan interaksi interpersonal dan pasien
yang mengalami kerusakan komunikasi verbal.

Aktivitas : Dilaksanakan dalam tujuh sesi yang bertujuan melatih kemampuan


sosialisasi pasien.
1. TAKS 1 : Memperkenalkan diri (nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi)
2. TAKS 2 : Berkenalan dengan anggota kelompok, memperkenalkan diri dan
menanyakan identitas anggota kelompok yang lain (nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi)
3. TAKS 3 : Bercakap-cakap dengan anggota kelompok (bertanya dan menjawab
tentang kehidupan pribadi)
4. TAKS 4: Menyampaikan topik pembicaraan tertentu pada anggota kelompok
(menyampaikan, memilih, dan memberi pendapat tentang topik yang dipilih)
5. 5. TAKS 5 : Menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan orang lain
(menyampaikan masalah pribadi, memilih satu masalah untuk dibicarakan dan
memberikan pendapat
6. 6. TAKS 6 : Bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok (bertanya,
menjawab, meminta dan memberi pada orang sesuai kebutuhan)
7. 7. TAKS 7 : Menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan kelompok yang
telah dilakukan.

Peran Perawat dalam Pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)


1. Leader
Tugas:
a. Membuka kegiatan
b. Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok
c. Merencanakan dan mengontrol terapi aktivitas kelompok
d. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok

2. Co leader
Tugas:
a. Membantu leader mengorganisasi anggota
b. Apabila terapi aktivitas berjalan pasif dapat diambil alih oleh co leader
c. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
d. Menggerakkan anggota kelompok
e. Membacakan aturan main

3. Fasilitator
a. Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
b. Ikut serta dalam kegiatan kelompok untuk aktif dalam terapi
c. Memotivasi pasien yang kurang aktif
d. Memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dalam diskusi kelompok

4. Observer
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal pasien selama kegiatan berlangsung
c. Member umpan balik pada kelompok setelah terapi
d. Melakukan evaluasi pada terapi
e. Membuat laporan jalannya terapi

Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan
a. Memilih pasien sesuai indikasi (masalah keperawatan yang sama)
b. Mengingatkan kontrak dengan anggota kelompok
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
- Salam dari terapis
- Peserta dan terapis memakai name tag
b. Evaluasi dan validasi
- Menanyakan perasaan pasien saat ini
c. Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan
- Menjelaskan aturan main
- Berkenalan dengan anggota kelompok
- Jika ada peserta yang akan meninggalkan kelompok harus minta izin pada
pemimpin TAK
- Lama kegiatan lebih kurang 45 menit
- Setiap pasien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Tahap kerja
Tahap kerja disesuaikan dengan aturan main yang telah disiapkan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti kegiatan TAK
- Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Rencana tindak lanjut
- Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih aktivitas yang dilakukan saat
TAK (misalnya: berkenalan, menghardik, mengontrol marah) setiap hari
- Memasukkan kegiatan tersebut (misalnya: berkenalan, menghardik,
mengontrol marah) pada jadwal kegiatan sehari-hari.
c. Kontrak yang akan datang
Menyepakati kegiatan untuk pertemuan berikutnya, waktu dan tempat kegiatan
d. Salam penutup

Metode
1. Diskusi
2. Role play

Prosedur
1. Tiap kelompok mahasiswa dibagi menjadi 2 kelompok kecil (A dan B)
2. Kelompok A mempersiapkan penyusunan proposal dan role play TAK Sosialisasi sesi 5 yang
bertujuan pasien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi pada orang lain.
3. Kelompok B mempersiapkan penyusunan proposal dan role play TAK stimulasi persepsi
umum sesi 3 : melihat gambar
4. Setiap anggota kelompok membagi diri untuk melakukan role play dengan peran 5 orang
sebagai pasien, 1 orang sebagai leader, 1 orang sebagai co leader, 1 orang sebagai observer,
dan selebihnya sebagai fasilitator.
5. Persiapan proposal dilakukan secara mandiri diluar jadwal skills lab dan pelaksanaan role play
sesuai jadwal skills lab.
6. Setiap anggota kelompok memainkan peran dan menampilkan diri sesuai dengan peran yang
diterimanya (misal dalam hal kemampuan/kondisi pasien, kostum, dll).
7. Gunakan buku panduan (Keliat & Akemat. 2016. Keperawatan jiwa terapi aktivitas kelompok.
EGC : Jakarta) dengan MODIFIKASI/KREATIVITAS kelompok, misal pemakaian papan
nama khususnya untuk pasien dan PERHATIKAN bahwa TAK yang akan dilakukan adalah
sesi 5 dan sesi 3 sehingga diasumsikan sudah berjalan sesi sebelumnya.

Daftar Pustaka

Keliat, BA, & Akemat. (2016). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC
Stuart, GW. (2009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 9th Ed. Missouri : Mosby, Inc
Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2005). Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 8th ed.
Missouri : Mosby, Inc.
Standar Outline Proposal

RENCANA TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

A. TOPIK
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus

C. LANDASAN TEORITIS (memberikan justifikasi bahwa TAK dibutuhkan pada


kondisi pasien yang akan dilibatkan)

D. PASIEN
1. Karakteristik pasien
2. Proses seleksi

E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu : tanggal, hari, jam, waktu yang dibutuhkan untuk tiap langkah tindakan
2. Tim terapis : Leader, Co leader, fasilitator dan observer (uraian tugas)
3. Setting tempat
4. Metode dan media

F. PROSES PELAKSANAAN
1. Orientasi
a. Salam perkenalan
b. Penjelasan tujuan dan aturan main
2. Kerja
a. Langkah-langkah kegiatan
3. Terminasi
a. Evaluasi respon subyektif pasien
b. Evaluasi respon obyektif pasien (observasi perilaku selama kegiatan dikaitkan
dengan tujuan)
c. Tindak lanjut (apa yang dapat pasien lakukan setelah TAK)
d. Kontrak yang akan datang
G. LEMBAR/HASIL OBSERVASI
FORMAT PENILAIAN
Nama Mahasiswa :
NPM :
NO KEGIATAN NILAI
0 1 2
A Persiapan
1 Rencana/ proposal TAK
2 Kegiatan/ aktivitas sesuai untuk pasien
3 Persiapan pasien
4 Persiapan alat, setting & tempat
B Pelaksanaan TAK Fase orientasi
5 Mengucapkan salam terapeutik
6 Mengevaluasi/ memvalidasi kondisi pasien
7 Mengingatkan kontrak
8 Menjelaskan aturan main TAK
Fase kerja
9 Urutan kegiatan sesuai pedoman
10 Mengarahkan peserta untuk mengikuti kegiatan sesuai rencana
11 Mengatasi masalah-masalah yang timbul dgn pendekatan terapeutik
12 Menggunakan teknik komunikasi Terapeutik
13 Memberikan reinforcemen positif
Fase terminasi
14 Mengevaluasi kesan dan pencapaian peserta TAK
15 Menyampaikan tindak lanjut
16 Menyepakati kontrak berikutnya
C EVALUASI
17 Evaluasi struktur, proses, hasil
18 Laporan hasil pelaksanaan
TOTAL NILAI
Keterangan:
0: tidak dilakukan,
1: dilakukan tapi belum tepat,
2: dilakukan dengan tepat

………………….,…….……….2023
Pembimbing,

(………………………………….…)

Anda mungkin juga menyukai