Anda di halaman 1dari 30

 Kumpulan orang-orang yg memiliki hubungan

satu sama lain, saling ketergantungan dan


memiliki norma-norma yg sama (Stuart,
2013)

Terapi kelompok merupakan suatu


psikoterapi yang dilakukan sekelompok
pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi
satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan
oleh seorang therapist atau petugas
kesehatan jiwa yang telah terlatih.
Menurut Rawlins, Wiliams, dan Beck
1. Kelompok terpeutik
2. Terapi kelompok
3. Terapi Aktivitas Kelompok

Kelompok Terapeutik
Tujuannya :
Mencegah masalah kesehatan, mendidik dan
mengembangkan potensi, meningkatkan
kualitas kelompok dg anggota saling bantu
dlm menyelesaikan masalah.
Terapi aktivitas kelompok adalah metode
pengobatan ketika klien ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang
memenuhi persyaratan tertentu.

Fokus terapi aktivitas Kelompok adalah


 Membuat sadar diri (Self Awareness)
 Peningkatan hubungan interpersonal

 Membuat perubahan
 Umum
 Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan
(reality testing) melalui komunikasi dan umpan
balik dengan atau dari orang lain.
 Membentuk sosialisasi
 Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-
fungsi psikologis seperti kognitif dan afektif.
 Khusus
 Meningkatkan identitas diri.
 Menyalurkan emosi secara konstruktif.
 Meningkatkan keterampilan hubungan sosial
untuk diterapkan sehari-hari.
 Bersifat rehabilitatif: meningkatkan kemampuan
ekspresi diri, keterampilan sosial, kepercayaan
diri, kemampuan empati, dan meningkatkan
kemampuan tentang masalah-masalah kehidupan
dan pemecahannya.
 Mengembangkan stimulasi kognitif
 Mengembangkan stimulasi sensoris
 Megembangkan orientasi realitas
 Mengembangkan sosialisasi
 Struktur Kelompok
 Struktur kelompok menjelaskan batasan,
komunikasi, proses pengambilan keputusan dan
hubungan otoritas dalam kelompok.
 Struktur kelompok menjaga stabilitas dan
membantu pengaturan pola perilaku dan
interaksi.
 Struktur dalam kelompok diatur dengan adanya
pemimpin dan anggota, arah komunikasi dipandu
oleh pemimpin, sedangkan keputusan diambil
secara bersama.
 Besar kelompok.
 Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah
kelompok kecil yang anggotanya berkisar antara
5-12 orang.
 Jika angota kelompok terlalu besar akibatnya
tidak semua anggota mendapat kesempatan
mengungkapkan perasaan, pendapat, dan
pengalamannya.
 Jika terlalu kecil, tidak cukup variasi informasi
dan interaksi yang terjadi.
 Lamanya sesi.
Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-40
menit bagi fungsi kelompok yang rendah dan
60-120 menit bagi fungsi kelompok yang
tinggi. Banyaknya sesi bergantung pada
tujuan kelompok, dapat satu kali/dua kali
perminggu, atau dapat direncanakan sesuai
dengan kebutuhan (Kelliat & Akemat, 2013).
 Fase Prakelompok
 Dimulai dengan membuat tujuan, menentukan
leader, jumlah anggota,
kriteria anggota, tempat dan waktu kegiatan,
media yang digunakan.
 jumlah anggota kelompok yang ideal dengan cara
verbalisasi biasanya 7-8 orang. Sedangkan jumlah
minimum 5 dan maksimum 12.
 Kriteria anggota yang memenuhi syarat untuk
mengikuti TAK adalah : sudah punya diagnosis
yang jelas, tidak terlalu gelisah, tidak
agresif, waham tidak terlalu berat
 Fase Awal Kelompok
 Tahap Orientasi
Anggota mulai mencoba mengembangkan sistem
sosial masing-masing, leader menunjukkan
rencana terapi dan menyepakati kontrak dengan
anggota.
 Tahap Konflik
Merupakan masa sulit dalam proses kelompok.
Pemimpin perlu memfasilitasi ungkapan
perasaan, baik positif maupun negatif dan
membantu kelompok mengenali penyebab
konflik. Serta mencegah perilaku perilaku
yang tidak produktif
 Tahap Kohesif
Anggota kelompok merasa bebas membuka diri
tentang informasi dan lebih intim satu sama lain

 Fase Kerja Kelompok


 Pada fase ini, kelompok sudah menjadi tim.
Kelompok menjadi stabil dan realistis.
 Pada akhir fase ini, anggota klp menyadari
produktivitas dan kemampuan yang bertambah
disertai percaya diri dan kemandirian.
 Fase Terminasi
 Terminasi yang sukses ditandai oleh perasaan
puas dan pengalaman
kelompok akan digunakan secara individual pa
da kehidupan sehari-hari.
 Terminasi dapat bersifat sementara (temporal)
atau akhir.
 Upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi
sjmlh klien dgn mslah hubungan sosial.
 Tujuan Umum
 Meningkatkan hub.sosial dlm klp scra berthap.
 Tujuan Khusus
 Mampu meperkenalkan diri
 Mampu berkenalan dgn anggota klp
 Mampu bercakap2 dgn anggota klp
 Mampu menyampaikan & membicarakan topik
percakapan
 Mampu menyampaikan & membicarakan mslh
pribadi pd org lain
 Mampu bkrja sma dlm permainan sosialisasi klp
 Mampu menyampaikan pndpt ttg manfaat
kegiatan TAKS yg tlh dilakukan
 Indikasi
 Klien menarik diri yg tlah mulai melakukan
interaksi interpersonal
 Klien kerusakan komunikasi verbal yg telah
berespon sesuai dgn stimulus.

 Aktivitas
Sesi 1 : Kemampuan memperkenalkan diri
Sesi 2 : Kemampuan berkenalan
Sesi 3 : Kemampuan bercakap-cakap
Sesi 4 : Kemampuan bercakap-cakap topik tertentu
Sesi 5 : Kemampuan bercakap-cakap mslh pribadi
Sesi 6 : Kemampuan bekerja sama
Sesi 7 : Evaluasi kemampuan sosialisasi
 Terapi yg menggunakan aktivitas sbg stimulus
& terkait dgn pengamalan/kehidupan utk
didiskusikan dlm klp.
 Tujuan Umum
Klien mempunyai kemampuan utk menyelesaikan
mslh yg diakibatkan oleh paparan stimulus kpdnya.
 Tujuan Khusus
 Dpt mempersepsikan stimulus yg dipaparkan
kpdya dgn tepat.
 Dpt menyelesaikan mslh yg timbul dari stimulus
yg dialami.
 Aktivitas mempersepsikan stimulus nyata
sehari-hari
 TAK Stimulasi Persepsi : menonton televisi
 TAK Stimulasi Persepsi : membaca
majalah/koran/artikel
 TAK Stimulasi Persepsi : melihat gambar
 Indikasi : klien perubahan sensoris persepsi &
klien menarik diri yg tlah mengikuti TAKS.
 Aktivitas
Mempersepsikan Stimulus Nyata &
Respon yg Dialami dlm Kehidupan
 TAK Stimulasi Persepsi : mengenal kekerasan yg
biasa dilakukan (penyebab, tanda & gejala PK,
akibat PK)
 TAK Stimulasi Persepsi : mencegah PK melalui
kegiatan fisik
 TAK Stimulasi Persepsi : mencegah PK melalui
interaksi sosial asertif
 TAK Stimulasi Persepsi : mencegah PK melalui
kepatuhan minum obat
 TAK Stimulasi Persepsi : mencegah PK melalui
kegiatan ibadah
 Indikasi TAK : PK yg telah kooperatif
 Aktivitas
Mempersepsikan Stimulus Tdk Nyata
& Respons Yg Dialami Dlm Kehidupan.
 TAK Stimulasi Persepsi : mengenal halusinasi
 TAK Stimulasi Persepsi : mengusir/menghardik
halusinasi
 TAK Stimulasi Persepsi : mengontrol halusinasi
dgn melakukan kegiatan
 TAK Stimulasi Persepsi : mengontrol halusinasi
dgn bercakap-cakap
 TAK Stimulasi Persepsi : mengontrol halusinasi
dgn patuh minum obat
 Indikasi : klien halusinasi
 Aktivitas
Mempersepsikan Stimulus Nyata yg
Menyebabkan Harga Diri Rendah
 TAK Stimulasi Persepsi : mengidentifikasi aspek
yg membuat HDR & aspek positif kemampuan yg
dimiliki slm hidup (dirmh & di RS)
 TAK Stimulasi Persepsi : melatih kemampuan yg
dpt digunakan di rumah & di RS.
 Indikasi : klien gangguan konsip diri : HDR
 Upaya menstimulasi semua pancaindra
(sensori) agar memberi respons yg adekuat.
 Tujuan Umum
Klien dpt berespons trhdp stimulus pancaindra yg
diberikan.
 Tujuan Khusus
 Klien mampu berespons trhdp suara yg didengar
 Klien mampu berespons trhdp gambar yg dilihat
 Klien mampu mengekspresikan perasaan mll
gambar.
 Indikasi
 Klien isolasi sosial, menarik diri, harga diri
rendah yg disertai dgn kurang komunikasi verbal.
 Aktivitas
 Sesi 1 : mendengar musik
 Sesi 2 : menggambar
 Sesi 3 : menonton TV/Video
 Upaya utk mengorientasikan keadaan nyata
kpd klien, yaitu diri sendiri, org lain,
lingungan/tempat, dan waktu.
 Tujuan Umum
Klien mampu mengenali org, tempat, & waktu
sesuai dgn kenyataan.
 Tujuan Khusus
 Mampu mengenal tmpt ia berada dan prnh
berada
 Mengenal wktu dgn tepat
 Dpt mengenal diri sndiri & org-org di sekitarnya
dgn tepat.
 Indikasi
 Klien halusinasi
 Dimensia
 Kebingungan, tdk kenal dirinya,
 salah mengenal org lain, tempat & wktu.

 Aktivitas
 Sesi 1 : Pengenalan orang
 Sesi 2 : Pengenalan tempat
 Sesi 3 : Pengenalan waktu
 Mempersiapkan program TAK
sblm melaksnakan TAK, perawat hrs trlbh
dahulu membuat proposal.
 Tugas sbg leader dan coleader
 Menganalisa & mengobservasi pola2 komunikasi
yg trjdi dlm klp
 Mebantu anggota klp utk menyadari dinamisnya
klp, mjd motivator.
 Memimpin jlnya TAK
 Tugas sbg fasilitator
Perawat ikut serta dlm kegiatan klp sbg
anggota klp dgn tujuan memberi stimulus pd
anggota klp lain agar dpt mengikuti jlnnya
kegiatan.
 Tugas sbg observer
 mencatat serta mengamati respon penderita
 Mengamati jalanya proses TAK
 Menangani peserta klp yg drop out
 Tugas dlm mengatasi mslah yg timbul saat
pelaksanaan terapi
 Program antisipasi msalah.
Perawat yang memimpin kelompok
terapeutik dan TAK persyaratannya
adalah :
1. Harus mempunyai pengetahuan tentang
masalah klien
2. Mengetahui metode yang dipakai untuk
kelompok khusus
3. Terampil berperan sebagai pemimpin

Anda mungkin juga menyukai